Bab 8 | Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 121
ini semakin memancing amarah rakyat sehingga terjadilah pertempuran antara Tentara Keamanan Rakyat TKR
dengan tentara sekutu pada 26 Oktober 1945. Dalam pertempuran 26 November 1945, Letkol Isdiman pimpinan
pasukan TKR dari Puwokerto gugur di medan tempur. Beliau kemudian digantikan oleh Kolonel Sudirman.
Pada 15 Desember 1945 Kolonel Sudirman memimpin pertempuran dan pasukan Indonesia berhasil memukul
mundur pasukan sekutu dari Magelang dan Ambarawa ke Semarang. Sejak itu tanggal 15 Desember diperingati
sebagai Hari Infanteri dan untuk mengenang peristiwa tersebut di Ambarawa didirikan Monumen Palagan
Ambarawa.
Gambar 8.4
Palagan Ambarawa
Sumber: www.swaramuslim.net
Gambar 8.5
Tentara di pertempuran Medan Area
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1986
Barisan Pemuda Indonesia. Mereka merebut bekas senjata Jepang dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan. Pada 10 Oktober 1945 dibentuklah TKR Sumatra Timur yang anggotanya merupakan
bekas Giyugun dan Heiho. Seperti halnya di kota-kota lain di Indonesia, pasukan sekutu memberikan ultimatum pada rakyat
Medan untuk menyerahkan senjatanya. Selain itu, mereka juga melalukan teror pada rakyat. Hal tersebut memancing kemarahan rakyat Medan.
Pada 1 Desember 1945, pihak Inggris menetapkan secara sepihak batas-batas kekuasaan mereka dengan memasang papan-papan bertuliskan Fix Boundaries Medan Area di beberapa tempat. Sejak
saat itu rakyat terus berjuang mengadakan perlawanan terhadap Inggris dan Belanda. Perlawanan rakyat Medan tersebut dikenal dengan istilah Pertempuran Medan Area.
d. Peristiwa Bandung Lautan Api 23 Maret 1946
Pada 17 Oktober 1945, pasukan sekutu memasuki Kota Bandung. Pasukan sekutu yang diboncengi NICA menduduki dan menguasai kantor-kantor penting. Pasukan sekutu mengeluarkan ultimatum agar
Bandung Utara dikosongkan pada 21 November 1945. Sekutu juga memerintahkan rakyat dan para pejuang untuk menyerahkan senjata yang mereka rebut dari tentara Jepang. Akan tetapi, para pejuang
kita tidak menghiraukan ancaman ini sehingga terjadilah pertempuran sengit. Karena keterbatasan senjata, Bandung Utara dapat dikuasai oleh sekutu. Rakyat Bandung mengadakan perlawanan terhadap tentara
sekutu dan Belanda.
c. Pertempuran Medan Area 10 Desember 1945
Pada 9 Oktober 1945, pasukan Inggris yang dibantu oleh tentara NICA mendarat di Medan. Pasukan ini dipimpin oleh
Brigadir Jendral T.E.D. Kelly. Tugas pasukan Inggris yaitu membebaskan tentara Belanda yang menjadi tawanan
Jepang. Akan tetapi, tawanan yang telah dibebaskan ini dipersenjatai dan dibentuk menjadi tentara KNIL.
Tentara sekutu menduduki beberapa hotel dan gedung- gedung dalam kota Medan. Sikap tentara sekutu ini
memancing kemarahan rakyat Medan. Achmad Tahir, seorang bekas tentara Giyugun, memelopori pembentukan
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SDMI Kelas V 122
Pada 23 Maret 1946, sekutu kembali mengultimatum, kali ini mereka menginginkan agar rakyat dan pejuang mengosongkan Bandung Selatan. Berdasarkan ultimatum tersebut, pemerintah pusat
mengeluarkan maklumat yang berisi perintah pengosongan kota Bandung. Hal tersebut dilakukan untuk keberhasilan perundingan yang dilakukan pemerintah pusat dengan pasukan sekutu. Maklumat tersebut
harus dilaksanakan sampai batas waktu pukul 22.00. Seluruh rakyat harus sudah pergi meninggalkan kota Bandung, minimal sejauh 11 km.
Tokoh-tokoh Pejuang Bandung seperti Aruji Kartawirya, Suryadi Suryadarma, dan Kolonel Abdul Haris Nasution segera melakukan perundingan. Mereka kemudian sepakat untuk mematuhi perintah
pemerintah pusat untuk mengosongkan Bandung Selatan demi keselamatan rakyat. Akan tetapi, para pejuang tidak
mau begitu saja meninggalkan Bandung Selatan. Agar gedung-gedung dan bangunan di Bandung Selatan tidak
dapat dimanfaatkan tentara sekutu, sebelum meninggalkan Bandung Selatan para pejuang membumihanguskan kota
tersebut dengan cara membakar semua bangunan yang dapat dimanfatkan oleh tentara sekutu. Dalam peristiwa itu
tokoh pahlawan dari Bandung, yaitu Mohammad Toha gugur. Peristiwa pembumihangusan kota Bandung pada 23 Maret
1945 dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.
2. Perjuangan Secara Diplomasi
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan melalui perjuangan secara fisik, tetapi juga melalui perjuangan secara diplomasi atau melalui perundingan-perundingan.
a. Perundingan Linggajati
Perundingan Linggajati dilaksanakan pada 10 November 1946 di Linggajati yang terletak di sebelah selatan Cirebon. Perundingan ini merupakan perundingan pertama antara pihak Indonesia dengan Belanda.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sutan Syahrir, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhorn.
Pada 25 Maret 1947 hasil perundingan Linggajati ditandatangani. Isi perundingan ini jelas-jelas sangat merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit. Isi perundingan Linggarjati adalah sebagai berikut.
Gambar 8.6
Tentara Sekutu
Sumber: www.swaramuslim.net
Gambar 8.7
Peristiwa Bandung Lautan Api
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1986