Teknik Pengolahan Data METODE PENELITIAN

analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh baik melalui hasil kuesioner dan bantuan wawancara ” Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian yaitu peran Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pengatur lalu lintas dan respon pengguna jalan. Deskriptif persentase ini diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100 , seperti dikemukan Sudjana 2001: 128 adalah sebagai berikut: P= F x 100 N Keterangan: P : Presentase jawaban F : Frekuensi nilai yang diperoleh dari seluruh item N : Jumlah responden 100 : Bilangan tetap Dalam penelitian ini yang menggunakan rumus presentase adalah jawaban dari kuesioner yang telah disebar, kemudian masing-masing jawaban di analisis dengan rumus presentase yaitu banyaknya jawaban dibagi dengan jumlah keseluruhan responden kemudian dikali dengan bilanngan tetap yaitu 100. Selanjutnya penentun kategori respon pengguna jalan terhadap peran Satuan Polisi Pamong Praja dianalisis secara kualitatif dan dengan melihat hasil-hasil penelitian terdahulu.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Satuan Polisi Pamong Praja

Keberadaan Polisi Pamong Praja dimulai pada era Kolonial sejak VOC menduduki Batavia di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter Both, bahwa kebutuhan memelihara ketentraman dan ketertiban penduduk sangat diperlukan. Karena pada waktu itu Kota Batavia sedang mendapat serangan secara sporadis baik dari penduduk lokal maupun tentara Inggris sehingga terjadi peningkatan terhadap gangguan ketenteraman dan keamanan.Untuk menyikapi hal tersebut maka dibentuklah Bailluw, semacam Polisi yang merangkap Jaksa dan Hakim yang bertugas menangani perselisihan hukum yang terjadi antara VOC dengan warga, serta menjaga ketertiban dan ketenteraman warga. Kemudian pada masa kepemimpinan Raaffles, dikembangkanlah Bailluw dengan dibentuk satuan lainnya yang disebut Besturss Politieatau Polisi Pamong Praja yang bertugas membantu Pemerintah di Tingkat Kawedanan, yang bertugas menjaga ketertiban dan ketenteraman serta keamanan warga. Menjelang akhir era Kolonial khususnya pada masa pendudukan Jepang Organisasi polisi Pamong Praja mengalami perubahan besar dan dalam prakteknya menjadi tidak jelas, dimana secara struktural Satuan Kepolisian dan peran dan fungsinya bercampur baur dengan Kemiliteran. Pada masa Kemerdekaan tepatnya sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Polisi Pamong Praja tetap menjadi bagian Organisasi dari Kepolisian karena belum ada Dasar Hukum yang mendukung Keberadaan Polisi Pamong Praja sampai dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1948, di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan pembentukan yang pertama pada tanggal 30 Oktober 1948 dari jawatan Praja Derah Istimewa Yogyakarta dengan nama “Detasemen Polisi Penjaga Keamanan Kapanewon”. Satuan Polisi Pamong Praja, disingkat Satpol PP, adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Satpol PP dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah KabupatenKota. Di Daerah Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, sedangkan di Daerah KabupatenKota, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada BupatiWalikota melalui Sekretaris Daerah.

Dokumen yang terkait

Tingkat Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara Bandar Udara Polonia Medan

2 61 69

IMPLIKASI METODE KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG

4 33 110

PERAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENJAGA KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG

33 248 40

ANALYSIS OF LOSS DUE TO TRAFFIC CONGESTION IN TERMS OF EMISSIONS OF MOTOR VEHICLES IN THE CENTRE OF THE CITY OF BANDAR LAMPUNG ANALISIS KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DITINJAU DARI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG

2 18 83

KOORDINASI ANTARA POLISI LALU LINTAS, DINAS PERHUBUNGAN, DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENGATURAN LALU LINTAS DI KOTA BANDAR LAMPUNG

2 25 68

KOORDINASI ANTARA POLISI LALU LINTAS, DINAS PERHUBUNGAN, DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENGATURAN LALU LINTAS DI KOTA BANDAR LAMPUNG

4 29 84

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN DAERAH (Studi Pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar Lampung) ANALYSIS OF LAW ENFORCEMENT BY CIVILIAN SERVANT INVESTIGATOR OF CIVIL

6 34 78

MANAGEMENT OF WASTE DISPOSAL IN THE CITY OF BANDAR LAMPUNG (Study at the Office of Waste and Landscaping in Municipal City of Bandar Lampung)

1 11 102

UPAYA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENANGGULANGI ANAK JALANAN YANG MENGGANGGU KETERTIBAN UMUM DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 0 11

ABSTRACT THE POLICE ROLE IN THE ERADICATION OF CRIMINAL ACT ONLINE PROSTITUTION BY HIGH SCHOOL STUDENTS IN BANDAR LAMPUNG (Study at Bandar Lampung Police) By Tutut Wuri Hastuti

0 0 16