Penetapan Pendapatan Dan Beban Pada PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

(1)

TUGAS AKHIR

PENETAPAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA

PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA

Oleh :

RAHMA YENNI DAMANIK 062102125

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Rahma Yenni Damanik : Penetapan Pendapatan Dan Beban Pada PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Sum Rahma Yenni Damanik : Penetapan Pendapatan Dan Beban Pada PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.


(3)

(4)

Rahma Yenni Damanik : Penetapan Pendapatan Dan Beban Pada PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Sum Rahma Yenni Damanik : Penetapan Pendapatan Dan Beban Pada PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penetapan Pendapatan dan Beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara” ini dengan baik.

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini antara lain kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Asber Sihole, SE selaku Deputi Manajer Akuntansi PT. PLN

(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dan kepada seluruh staf PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang telah


(6)

banyak meluangkan waktu guna membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Teristimewa buat kedua orang tuaku tercinta dan tersayang yaitu Ayahanda Alm. Hasan Damanik dan Ibunda Kasimah Saragih yang telah banyak membantu penulis baik dalam bentuk moril maupun materil dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun isi dari Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis berharap kiranya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2009 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Permasalahan ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Sistematika Penelitian 1. Jadwal Penelitian ... 5

2. Laporan Penelitian ... 6

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 8

B. Struktur Organisasi dan Personalia Perusahaan ... 10

C. Job Desription (Uraian Tugas) Perusahaan ... 10

D. Jaringan Usaha/Kegiatan Perusahaan ... 18

E. Kinerja Usaha Terkini Perusahaan ... 18

F. Rencana Kegiatan Perusahaan ... 21

BAB III : TOPIK PENELITIAN


(8)

B. Penggolongan Pendapatan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut ... 24 C. Pengukuran Pendapatan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut ... 25 D. Waktu Pelaporan Pendapatan pada PT. PLN (Persero)

Pembangkitan Sumbagut ... 27 E. Penggolongan Beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut ... 29 F. Penetapan Beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan

Sumbagut ... 35

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan... 41 B. Saran... 42

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendapatan adalah setiap aliran masuk atau pertambahan aktiva kedalam perusahaan, atau penyelesaian kewajiban, ataupun kombinasi dari keduanya, yang terjadi melalui pengiriman barang, atau dihasilkan barang, pemberian jasa atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi pokok perusahaan.Beban adalah setiap aliran keluar atau penggunaan aktiva, atau timbulnya kewajiban, ataupun kombinasi keduanya, dalam rangka pengiriman barang atau dihasilkan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya, dari operasi pokok perusahaan. Suatu perusahaan didalam melakukan aktivitasnya mempunyai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan suatu perusahaan adalah memperoleh atau menghasilkan laba, baik itu perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun perusahaan industri. Berkembangnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh laba atau pendapatan, sehingga perusahaan tersebut dalam usaha untuk memperoleh laba pasti akan mengeluarkan beban-beban yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan dua variabel saling berhubungan dalam melakukan kegiatan perusahaan, dimana pendapatan adalah hasil yang diperoleh perusahaan dari kegiatan usaha sedangkan beban merupakan suatu alat yang digunakan untuk


(10)

beban maka ini disebut laba dan apabila pendapatan lebih kecil dari beban hal ini disebut rugi.

Seorang pemimpin perusahaan dikatakan berprestasi apabila ia mampu meningkatkan pendapatan serta berusaha untuk menekan beban seminimal mungkin guna memperoleh laba yang ditargetkan. Meningkatnya laba dari tahun ketahun adalah merupakan kemajuan perusahaan dan sebaliknya laba yang menurun dari tahun ke tahun dapat dikatakan kemunduran perusahaan atau kegagalan pemimpin. Seorang pimpinan perusahaan juga akan selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatan yang diterima dengan menekan beban seminimal mungkin guna memperoleh laba sesuai dengan target yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Laba sendiri sangat penting fungsinya bagi perusahaan, karena dengan adanya laba maka perusahaan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

Dalam suatu transaksi perusahaan, penetapan terhadap pendapatan dan beban dilakukan secara bersamaan. Beban, termasuk jaminan dan biaya lain yang terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat diukur dengan andal jika kondisi lain untuk penetapan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Tetapi pendapatan tidak dapat ditetapkan apabila beban yang berkaitan tidak dapat diukur dengan andal.

Penetapan pendapatan dan beban yang selalu berubah akan berpengaruh terhadap Laba/Rugi perusahaan. Jika pendapatan dicatat terlalu tinggi maka perusahaan akan memperoleh laba yang cukup tinggi, begitu juga sebaliknya. Tetapi jika beban dicatat terlalu tinggi maka laba yang akan diperoleh perusahaan


(11)

akan rendah. Kekeliruan ini akan mempengaruhi pengambilan kebijakan oleh perusahaan yang berakibat terhadap kelangsungan perusahaan.

Oleh karena itu, diperlukan cara untuk menetapkan pendapatan dan beban tersebut karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha yang bersifat jangka panjang, yaitu mengetahui laba bersih yang akan diperoleh perusahaan untuk setiap periodenya. Dan selanjutnya mengukur tingkat kemajuan yang telah dicapai perusahaan dengan membuat suatu perbandingan yang tepat antara pendapatan dengan beban yang akan menggambarkan penetapan laba secara wajar dan layak. Pendapatan dan beban harus diperhatikan dengan teliti, sebab kesalahan dalam pencatatan pendapatan dan beban akan mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Apabila pencatatan pendapatan terlalu tinggi dan beban terlalu rendah maka akan mengakibatkan laba terlalu tinggi. Dan sebaliknya bila pencatatan pendapatan terlalu rendah dan beban terlalu tinggi maka akan menyebabkan laba terlalu rendah, atau bahkan perusahaan dapat mengalami kerugian.

Dari uraian diatas maka peneliti akan meneliti mengenai bagaimana cara perusahaan dalam menetapkan pendapatan dan beban sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 23, peneliti akan membahas tentang “PENETAPAN PENDAPATAN dan BEBAN pada PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA”.


(12)

B. Permasalahan

Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah menghasilkan laba maksimal dan pengeluaran yang seefesien mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan pengawasan terhadap penetapan pendapatan dan beban dalam perusahaan. Adapun permasalahan yang dipaparkan dalam tugas akhir ini adalah “apakah Penetapan Pendapatan dan Beban pada PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 23.”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Setelah penelitian dilakukan maka tujuan yang diperoleh peneliti yaitu: a. untuk mengetahui apakah perusahaan telah menetapkan penetapan

pendapatan dan beban sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No.23, b. untuk mengetahui bagaimana perusahaan menetapkan pendapatan dan

beban sehingga perusahaan dapat menyusun laporan keuangan dengan baik, c. sebagai salah satu syarat akademis guna memperoleh gelar Ahli Madya

pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi USU. 2. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian dilakukan maka manfaat yang diperoleh peneliti yaitu : a. bagi peneliti, sebagai bahan masukan jika sewaktu-waktu peneliti

dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan akuntansi khususnya dalam hal pendapatan dan beban,


(13)

b. bagi perusahaan, sebagai bahan masukan mengenai kondisi perusahaan yang berkaitan dengan pendapatan dan beban sehingga menghasilkan laba sesuai dengan yang diharapkan,

c. bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk mengadakan penelitian di tempat lain agar lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

D. Sistematika Penelitian

1. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dilakukan setelah peneliti menyelesaikan magang di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari persiapan melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel jadwal penelitian berikut ini.

No. Kegiatan

April Mei

Minggu Minggu

I II III IV I II III IV A. Persiapan

1. Pelaksanaan survei untuk mendapatkan topik tugas akhir.

√ 2. Bimbingan untuk pelaksanaan √


(14)

Tugas akhir.

B. Pelaksanaan

3. Bimbingan untuk pengolahan data perusahaan.

√ 4. Pengolahan data perusahaan

dalam penyusunan tugas akhir.

C. Pelaporan

5. Bimbingan untuk penulisan BAB I tugas akhir.

√ 6. Bimbingan untuk penulisan

BAB II tugas akhir.

7. Bimbingan untuk penulisan BAB III tugas akhir.

√ 8. Bimbingan untuk penulisan

BAB IV tugas akhir.

√ 9. Bimbingan tahap akhir dalam

penyusunan tugas akhir dan penyempurnaan tugas akhir.

2. Laporan Penelitian

Untuk mengarahkan dan mempermudah penyusunan tugas akhir ini peneliti membuat laporan penelitian yang terdiri dari BAB I, BAB II, BAB III dan BAB IV.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab I peneliti menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penelitian yang meliputi jadwal penelitian dan laporan penelitian.


(15)

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab II peneliti menguraikan mengenai sejarah ringkas, struktur organisasi dan personalia, job description (uraian tugas), jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan. BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab III peneliti menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh dari perusahaan dengan judul Penetapan Pendapatan dan Beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab IV peneliti menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran sesuai dengan topik penelitian yang nantinya dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti lain dimasa yang akan datang.


(16)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dibentuk berdasarkan surat

Keputusan Direktur Utama PT. PLN (Persero) Nomor 193.K/010/DIR/2003 tertanggal 24 Agustus 2004. Perusahaan ini bergerak dalam kegiatan pembangkitan tenaga listrik dengan menggunakan pembangkit jenis PLTA, PLTU, PLTD,PLTG yang tersebar di tiga propinsi yaitu di wilayah Sumatera Utara , Riau, dan Nanggroe Aceh Darussalam. Tujuannya, agar pengelolaan bisnis pembangkitan lebih fokus dan efisien guna meningkatkan keandalan dan keamanan pasokan listrik bagi masyarakat di wilayah Sumbagut.

Keberadaan PLN Kitsu sendiri, sebenarnya berawal dari pelaksanaan reorganisasi di tubuh PLN pembangkitan dan penyaluran Sumatera Bagian Utara (PLN Kitlur Sumbagut) yaitu dengan adanya pemisahan fungsi pembangkitan dan penyaluran di Sumatera. Sejalan dengan Surat Keputusan Direksi No.177.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus tentang organisasi pembangkitan Sumatera Bagian Selatan ( Sumbagsel), dan Surat Keputusan Direksi PLN. No. 178/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004, tentang organisasi PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dan Surat Keputusan Direksi PLN No. 179.K/010/DIR/2004, tanggal 24 Agustus 2004 tentang organisasi PT.PLN (Persero) penyaluran dan pusat pengatoran beban (P3B) Sumatera. Artinya melalui ketiga keputusan tersebut, organisasi PLN yang bergerak dalam bidang


(17)

pembangkitan di Sumatera dibuat menjadi dua bagian, yaitu Pembangkitan Sumbagut dan Pembangkitan Sumbagsel. Sedang di bidang penyaluran tergabung dalam satu unit, yaitu P3B Sumatera.

Adanya reorganisasi PLN Kitlur Sumbagut adalah dalam rangka peningkatan efektifitas pembangkitan di wilayah Sumatera bagian Utara Serta mengantisipasi perkembangan sistem penyaluran ketenagakerjaan se-Sumatera, sebagai upaya peningkatan pelayanan, mutu, keandalan, dan keamanan pasokan tenaga listrik di Sumatera, maka dibentuklah PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, yang resmi beroperasi pada tanggal 24 Agustus 2004.

Adapun visi,misi dan PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara antara lain sebagai berikut.

VISI

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertubuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada otensi islami.

MISI

Adapun yang menjadi misi dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut yaitu:

- menjalankan bisnis kelistrikan pembangkitan di Sumatera Bagian Utara yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham,

- menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di Sumatera Bagian utara,


(18)

- mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi di Sumatera Bagian Utara,

- menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

MOTO

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik ( Electricity for a better life ).

B. Struktur Organisasi dan Personalia Perusahaan

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, untuk itulah maka struktur organisasi harus dirancang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keadaan perusahaan. Struktur organisasi yang diciptakan haruslah mampu menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara optimal. Dengan demikian struktur organisasi yang baik akan dapat membagi seluruh tugas, wewenang dan tanggung jawab serta mampu mengatur tata hubungan yang harmonis antar unit-unit organisasi yang ada dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi yang terdapat pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dapat dilihat pada lampiran 1.

C. Job Description (Uraian Tugas) Perusahaan

Berikut akan diuraikan tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bidang dan audit internal yang terdapat pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut.


(19)

1. General Manager

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha, melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif, dan sinergis serta menjamin produksi tenaga listrik, peningkatan mutu, keandalan serta pelayanan.

2. Bidang Perencanaan

Tugas pokok Manajer Perencanaan adalah bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan jangka panjang, perencanaan sumber daya, perencanaan pengusahaan, serta perencanaan investasi, analisa dan evaluasi pengembangan pembangkit, pengelolaan kegiatan enjiniring, lingkungan hidup, perencanaan energi primer, pengembangan dan penerapan sistem teknologi informasi, tersedianya data dan pelaporan untuk kepentingan internal dan eksternal serta pengembangan usaha lain yang menunjang bisnis inti perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi perusahaan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya manajer perencanaan dibantu oleh deputi-deputi manajer berikut ini.

a. Deputi Manajer Perencanaan Pembangkitan

Tugas pokok Deputi Manajer Perencanaan Pembangkitan adalah menyusun rencana korporat perusahaan yang mencakup pengembangan dan penyediaan tenaga listrik baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, serta menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) serta mengadakan kerja sama dengan pihak-pihak lain dalam hal pengembangan dan penyediaan tenaga listrik. Untuk


(20)

melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Perencanaan Pembangkitan dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.

b. Deputi Manajer Perencanaan Pengusahaan

Tugas pokok Deputi Manajer Perencanaan Pengusahaan adalah menyusun rencana korporat perusahaan dalam bidang Pembangkitan jangka panjang, penyusunan rencana Anggaran (RKAP) menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapaian kinerja pengusahaan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Perencanaan Pengusahaan dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.

c. Deputi Manajer Sistem Teknologi Informasi

Tugas pokok Deputi Manajer Sistem Informasi adalah merencanakan pengembangan sistem dan teknologi informasi serta pengelolaannya, melakukan kajian terhadap perkembangan sistem dan teknologi informasi termasuk penyusunan anggaran biayanya. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Sistem Informasi dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.

3. Bidang Produksi

Tugas pokok Manajer Produksi adalah bertanggung jawab atas perencanaan operasi dan pemeliharaan, pengadaan dan pengendalian bahan bakar dan in ventory, pembinaan operasi dan pemeliharaan, manajemen aset pembangkitan, keselamatan ketenagalistrikan, pencapaian target produksi tenaga listrik dengan efisiensi serta mutu dan keandalan yang baik, serta kepastian jadwal dan ketepatan waktu pemeliharaan aset pembangkit, pencapaian target


(21)

penjualan tenaga listrik dengan harga yang kompetitif dan berorientasi kepada kebutuhan pelanggan. Dalam melaksanakan tugas pokok manajer produksi dibantu deputi-deputi manajer berikut ini.

a. Deputi Manajer Thermal

Tugas pokok Deputi Manajer Thermal adalah merencanakan pola operasi dan pemeliharaan pembangkitan PLTU, PLTGU, PLTG dan PLTD termasuk penyusunaan anggaran biayanya, menganalisa hasil operasi dan pemeliharaan, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Thermal dibantu oleh staf yang terdiri dari : supervisor PLTU, supervisor PLTG/PLTGU dan supervisor PLTD.

b. Deputi Manajer Hidro

Tugas pokok Deputi Manajer Hidro adalah merencanakan pola operasi dan pemeliharaan Pembangkitan Tenaga air termasuk anggaran biayanya, menganalisa hasil operasi dan pemeliharaan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Hidro dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fugsional.

c. Deputi Manajer Energi Primer

Tugas pokok Manajer Energi Primer adalah merencanakan kebutuhan bahan bakar dan pelumas termasuk penyusunan anggaran biayanya, menganalisa dan mengevaluasi hasil pemakaian bahan bakar dan pelumas setiap unit pembangkit. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Energi Primer dibantu oleh staf yang terdiri dari : supervisor bahan


(22)

d. Deputi Manajer Pengendalian Kontrak & Perbekalan

Tugas pokok Deputi Manajer Pengendalian Kontrak & Perbekalan adalah untuk memantau dan mengendalikan kontrak pekerjaan di bidang pembangkitan serta mengawasi dan memantau serah terima material bawaan proyek, mengendalikan pemakaian material agar turn overnya sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Manajemen Proyek dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.

4. Bidang Keuangan

Tugas pokok Manajer Keuangan adalah bertanggung jawab atas perencanaan anggaran operasi dan investasi tahunan serta pengelolaan anggaran, pengelolaan keuangan, pengelolaan akuntansi, pengelolaan pajak dan asuransi, transaksi energi, terselenggaranya pengelolaan pendanaan dan pengelolaan arus kas secara akurat, pembinaan dan pengembangan sistem manajemen keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik, manajemen akurasi dan ketepatan waktu penyajian akuntansi dan pelaporan keuangan, serta menyusun, memantau dan mengevaluasi kinerja unit bisnis beserta unit-unit pelaksananya. Dalam melaksanakan tugas pokok manajer keuangan dibantu oleh deputi-deputi manajer berikut ini.

a. Deputi Manajer Anggaran

Tugas pokok Deputi Manajer Anggaran adalah merencanakan, menyusun, mengelola dan mengendalikan anggaran perusahaan serta menganalisa hasil


(23)

penyerapan anggaran. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajemen Anggaran dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.

b. Deputi Manajer Akuntansi

Tugas Pokok Deputi Manajer Akuntansi adalah menyusun laporan keuangan secara periodik berdasarkan ketentuan yang berlaku dan membuat analisa lapoan keuangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Akuntansi dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.

c. Deputi Manajer Keuangan

Tugas pokok Deputi Manajer Keuangan adalah mengelola dan mengendalikan kas/bank serta mengelola asuransi dan pajak, menganalisa arus kas, dan laporan keuangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Keuangan dibantu oleh staf yang terdiri dari : supervisor administrasi keuangan dan supervisor asuransi dan pajak.

5. Bidang SDM & Administrasi

Tugas pokok Manajer SDM & Administrasi adalah bertanggung jawab atas tersedianya Sumber daya Manusia yang berkualitas serta mempunyai kompetensi sesuai bidang tugasnya melalui penyelenggaraan rekrutmen, penempatan, pembinaan dan pengembangan Sumber daya Manusia secara komprehensif dan terencana serta pengembangan organisasi sesuai kebutuhan unit bisnis, pengelolaan kegiatan administrasi kepegawaian, termasuk penyelenggaraan analisa jabatan dan evaluasi jabatan, kebijakan dalam menghadapi masalah hukum yang timbul selama kegiatan perusahaan,


(24)

dan Community Development serta penyelenggaraan kesekretariatan dan rumah tangga kantor. Dalam melaksanakan tugas pokok, manajer SDM & administrasi dibantu oleh deputi-deputi manajer berikut ini.

a. Deputi Manajer Perencanaan Organisasi dan SDM

Tugas pokok Deputi Manajer Perencanaan Organisasi dan SDM adalah merencanakan pengembangan organisasi, penyusunan analisa jabatan, penetapan formasi jabatan dan formasi tenaga kerja serta perencanaan kebutuhan fasilitas kepegawaian termasuk penyusunan anggaran biayanya dan merencanakan diklat, melaksanakan rekrutmen, mengadakan konseling, menganalisa pelaksanaan mutasi jabatan dan pengembangan karir. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Perencanaan Organisasi dan SDM dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional, yang terdiri dari : supervisor pengembangan organisasi dan SDM dan supervisor diklat dan kompetensi.

b. Deputi Manajer Administrasi SDM

Tugas pokok Deputi Manajer Administrasi SDM adalah pengelolaan sistem administrasi SDM, kesejahteraan pegawai, emolument pegawai termasuk penyusunan anggaran biayanya, perhitungan pajak penghasilan pegawai. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Administrasi SDM dibantu oleh staf yang terdiri dari : supervisor administrasi SDM dan supervisor kesejahteraan pegawai.


(25)

c. Deputi Manajer Umum

Tugas pokok Deputi Manajer Umum adalah pengelolaan dan membina kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga kantor, keamanan lingkungan, melaksanakan proses pengadaan fasilitas dan sarana kantor serta melaksanakan tugas dan bantuan hukum yang berhubungan dengan perseroan. Untuk melaksanakan tugas pokoknya Deputi Manajer Umum dibantu oleh staf yang terdiri dari: supervisor secretariat dan supervisor rumah tangga.

d. Deputi Manajer Komunikasi dan Hukum

Tugas pokok Deputi Manajer Komunikasi dan Hukum adalah mengelola kehumasan dan bantuan hukum termasuk penyusunan anggaran biayanya, menganalisa hasil pelaksanaan kehumasan dan kebijakan-kebijakan hukum yang menyangkut dengan perseroan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Komunikasi dan Hukum dibantu oleh staf yang terdiri dari supervisor komunikasi dan supervisor hukum.

6. Bidang Audit Internal

Tugas pokok Kepala Audit Internal adalah menyelenggarakan pembinaan dan penilaian sistem pengendalian manajemen, operasional maupun keuangan serta memberikan rekomendasi bagi perbaikan dan kemajuan perusahaan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala Audit Internal dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.


(26)

D. Jaringan Usaha/Kegiatan Perusahaan

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut (PLN Kitsu) adalah unit usaha

PLN yang bergerak dalam kegiatan pembangkitan tenaga listrik dengan menggunakan pembangkit PLTA, PLTU, PLTD, PLTG, dan PLTGU yang tersebar di tiga propinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Riau. Dengan kata lain PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa.

Kegiatan tersebut berupa penyedia tenaga listrik yang diperoleh dari sejumlah aset pembangkitnya. Untuk pembangkit yang bertenaga thermal, PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut memiliki aset mesin pembangkit sebanyak 59 unit, dengan rincian PLTG/U Belawan 10 unit, PLTG Paya Pasir 5 unit, PLTG Glugur 2 unit, PLTD Titi Kuning 6 unit, PLTD Lueng Bata 14 unit, PLTG Teluk Lembu 2 unit, PLTD Teluk Lembu 1 unit dan PLTD Teluk Dalam unit serta PLTD Gunung Sitoli 13 unit. Untuk yang bertenaga hidro (air) terdiri dari 13 PLTMH dan 3 PLTA. Untuk mikro hidro, memiliki kapasitas terpasang total sebesar 7,5 MW dengan daya mampu 6 MW dan untuk tenaga air adalah PLTA Sipansipahoras, Tapanuli Tengah, yang beroperasi akhir tahun 2004 dengan jumlah pasokan sebesar 50 MW, PLTA Lau Renun, Dairi berkapasitas 82 MW yang beroperasi sejak akhir 2005 lalu.

E. Kinerja Usaha Terkini Perusahaan

Sesuai dengan faksimile Direktur Pembangkitan 006/150/DIRKIT/2004-Fax, tanggal 5 Februari 2004, perihal Sertifikasi Pembangkitan berupa instruksi agar


(27)

semua Pembangkit sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001, ISO 14001 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesejahteraan Kerja (SMK3). Sehubungan dengan facsimile Direktur Pembangkitan tersebut, PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut telah menyelesaikan Sertifikat ISO 9001:2000, ISO 14001:2004. dan SMK3. Hal ini berdampak positif bagi perusahaan dimana terjadi peningkatan dari tahun 2004 hingga tahun 2006 dalam hal sertifikasi cabang-cabang baru di wilayah Sumatera Utara.

UNIT SERTIFIKASI

PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut

Kantor Induk ISO 9001:2000 Tanggal 24 Agustus 2006

Sektor Pembangkitan Belawan

ISO 9001:2000 ISO 14001:2004 SMK3 -PLTU/GU Belawan 16-09- 2004 10-11-2004 10-01-2006

ISO 9001:2000 ISO 14001:2004 SMK3 -PLTG Paya Pasir 10-10-2006 04-10-2006 Audit Sertifikasi

13 s/d17-11-2006

ISO 9001:2000 ISO 14001:2004 SMK3 -PLTG Glugur 10-10-2006 04-10-2006


(28)

-PLTG Paya Pasir 10-10-2006 04-10-2006 Audit Sertifikasi

13s/d17-11-2006

ISO 9001:2000 ISO 14001:2004 -PLTD Titi Kuning 10-10-2006 04-10-2006

Sektor Pembangkitan Lueng Bata

ISO 9001:2000 ISO 14001:2004 SMK3 PLTD Lueng Bata 18-04-2005 03-10-2006 Audit Sertifikasi

27s/d29-03-06

Sektor Pembangkitan Pekanbaru

ISO 9001:2000 ISO 14001:2004 SMK3 -PLTA Koto Panjang 16-10-2006 26-08-2005 03-01-2006

ISO 9001:2000 ISO 14001:2004 SMK3 -PLTD/G Teluk Lembu 16-10-2006 16-10-2006 Audit Sertifikasi

14s/d-03-2006

Sektor Pembangkitan Pandan

PLTA Sipansipahoras ISO 9001:2000 ISO 14001:2004 SMK3 & PLTMH tersebar : 05-07-2006 24-03-2005 03-01-2006 -PLTMH Batang Gadis


(29)

-PLTMH Tonduhan1&2 -PLTMH Aek Raisan 2 -PLTMH Kombih 1 -PLTMH Kombih 2 -PLTMH Aek Silang -PLTH Aek Sibundong

F. Rencana Kegiatan Perusahaan

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dalam menjalankan aktivitas

usahanya senantiasa melihat prospek kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilihat dari rencana-rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan meliputi rencana kegiatan penghijauan, perekrutan pegawai baru yang berpotensi di seluruh cabang PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut, mempersiapkan dua lokasi untuk tempat penampungan cadangan batu bara (buffer stock).

1. Rencana kegiatan penghijauan merupakan rangkaian penyelenggaraan program penanaman seribu pohon yang dicanangkan secara nasional. Penanaman pohon ini bertujuan untuk penghijauan dan pelestarian lingkungan, serta bermanfaat juga oleh masyarakat setempat.

2. Perekrutan pegawai baru yang berpotensi bertujuan untuk mewarnai dinamika pengelolaan perusahaan yang dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan menjadi perusahaan yang lebih baik.


(30)

3. PT. PLN mempersiapkan dua lokasi untuk tempat penampungan cadangan batu bara (buffer stock), kedua lokasi berada di bagian barat dan timur Indonesia, tujuan kegiatan ini yaitu untuk membantu PLN menghadapi situasi kekurangan pasokan, untuk mendapatkan pasokan batu bara dengan kualitas yang lebih baik, dan pemerintah akan memperoleh royalti sebesar 13,5% dari produsen batu bara dalam bentuk barang yang nantinya akan dijual pemerintah untuk memenuhi pasokan batubara PLN.


(31)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Definisi Pendapatan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut mendefinisikan pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selama suatu periode tertentu. Pendapatan terdiri dari arus masuk dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Dengan perkataan lain, pendapatan dikatakan baik sebagai inflow of net assets atau inflow of goods and services.

Penghasilan didefinisikan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK No. 23 ( per 1 Juni 1999), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi tertentu.


(32)

B. Penggolongan Pendapatan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut

PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut menggolongkan pendapatan menjadi dua bagian, yaitu pendapatan operasi dan pendapatan diluar operasi.

1. Pendapatan Operasi

Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan operasi PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari pendapatan lain-lain,contohnya yaitu pendapatan jasa yaitu jasa manfaat pensiun, koreksi penyisihan piutang YPK, koreksi hutang usaha, restitusi konsultan elipse, koreksi buku bank, pinalti daya mampu dan terlambat COD.

2. Pendapatan Diluar Operasi

Pendapatan diluar operasi adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan diluar operasi perusahaan. Adapun jenis-jenis pendapatan diluar operasi perusahaan yaitu pendapatan, subsidi pemerintah, laba akibat selisih kurs.

a. Pendapatan, yang termasuk pada pendapatan ini adalah :

- jasa giro adalah pendapatan yang diperoleh dari bunga uang yang di tabung di bank,

- jasa pensiun adalah pendapatan yang diperoleh dari pegawai-pegawai yang telah pensiun,

- pendapatan dari biaya keterlambatan adalah pendapatan yang diperoleh dari denda-denda yang dikenakan oleh PT.PLN (Persero) Pembangkitan


(33)

Sumbagut kepada para pelanggan yang terlambat membayar listrik, denda susut BBM, pembelian listrik swasta,

- pekerjaan yang diberikan kepada pihak ketiga adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga yang memberi pekerjaan.

b. Subsidi pemerintah adalah pendapatan yang diperoleh dari bantuan yang diberikan oleh pemerintah.

c. Laba akibat selisih kurs adalah pendapatan yang diperoleh dari laba akibat penurunan nilsi kurs.

C. Pengukuran Pendapatan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut

Pengukuran pendapatan yang paling baik adalah dengan melihat ke dalam

nilai tukar produk atau servis perusahaan. Nilai tukar menggambarkan ekuivalen kas atau nilai sekarang yang dinilai kembali dari jumlah uang yang pada akhirnya akan diterima dari transaksi-transaksi pendapatan. Apabila masa pengumpulan piutang tersebut pendek maka diskon dapat diabaikan berdasarkan tiga alasan berikut :

1. pada tingkat diskon yang rendah maka jumlah diskon yang diberikan adalah kecil dan tidak akan mempengaruhi total pendapatan secara material,

2. karena bunga diklasifikasikan sebagai bagian dari total pendapatan, maka pengaruh pertama yang perlu diperhatikan adalah masalah waktu, bunga harus dicatat dalam urutan sesudah pencatatan transaksi pendapatan,


(34)

3. pengklasifikasian pendapatan yang timbul karena adanya masa menunggu (bunga) tidak akan berarti banyak dan oleh karena itu dapat dimasukkan ke dalam pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk.

Kriteria pengukuran pendapatan di atas menunjukkan kepada nilai sekarang dari uang atau ekuivalen yang pada akhirnya akan diterima sebagai hasil dari proses produksi atau transaksi pendapatan. Dari kriteria ini jelas bahwa semua return penjualan, reduksi-reduksi lain yang telah ditetapkan harus dikurangi dari pendapatan yang dihasilkan sebagai akibat adanya transaksi-transaksi khusus. Perlakuan terhadap potongan tunai dan rugi (losses) yang diakibatkan karena adanya perkiraan-perkiraan yang tidak tertagih mungkin tidak begitu jelas.

Dalam keadaan yang penuh dengan kepastian, jumlah kas sesungguhnya yang pada akhirnya akan diterima, didiskon secara wajar untuk keperluan selama periode menunggu harus dicatat sebagai pendapatan yang berasal dari transaksi. Sebaliknya dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian, prinsipnya masih tetap sama seperti diatas, tetapi diskon kas (cash discount) yang diperkirakan akan diambil dan perkiraan bad debt losses haruslah diestimasikan. Dengan demikian, pos-pos ini harus dikurangi dalam menghitung pendapatan.

FASB (Financial Accounting Standard Board) (1997) memberikan definisi pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai asset atau penyelesaian kewajiban dari entitas atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. Kapan pendapatan dianggap sebagai penghasilan. Suatu pendapatan akan diakui sebagai


(35)

penghasilan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. Dalam hal waktu yang dimaksud di sini ada empat alternatif yaitu selama produksi, pada saat proses produksi selesai, pada saat penjualan, pada saat penagihan kas. Keempat alternatif ini sama-sama dipakai dalam pengakuan pendapatan. Pengakuan pendapatan selama proses produksi berlangsung diterapkan pada proyek pembangunan jangka panjang. Pada saat selesainya produksi dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan, pada saat penjualan dipakai untuk barang perdagangan, pada saat penagihan diterapkan pada metode penjualan angsuran.

D. Waktu Pelaporan Pendapatan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut

Menurut penelitian yang telah dilakukan, PT. PLN (Persero) Pembangkitan

Sumbagut adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Perusahaan memberikan jasa kepada konsumen dan memperoleh imbalan dari jasa yang diberikan. Pendapatan diperoleh dari konsumen yang menggunakan jasa dari perusahaan yang bersangkutan.

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut melaporkan pendapatan dengan menggunakan metode akrual, dimana pendapatan ditetapkan pada saat jasa diberikan bukan pada saat kas diterima atau dalam kata lain pelaporan pendapatan dilakukan selama proses produksi di perusahaan berlangsung. Jumlah tuntutan (tagihan) biasanya ditentukan menurut perjanjian atau kontrak yang dilaksanakan


(36)

perusahaan, sekalipun klien atau pemakai jasa yang lain tidak akan diminta membayar paling tidak sampai dengan jumlah jasa yang dibutuhkan terpenuhi. PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangkitan. Oleh karena itu tidak terjadi penjualan pada perusahaan ini, perusahaan hanya memperoleh pendapatan dari pendapatan lain-lain atau pendapatan jasa. Contoh dari metode akrual tentang pengakuan pendapatan adalah bunga dari jasa giro, jasa pensiun, biaya keterlambatan. Bagian akuntansi akan mencatatnya sebagai pendapatan yang akan diterima, dalam hal ini perusahaan tersebut telah menetapkannya sebagai pendapatan walaupun kas belum diterima oleh bagian keuangan. Masing-masing contoh tersebut telah memenuhi kriteria dasar untuk laporan pendapatan. Pelayanan dianggap penting di mana jumlah pendapatan sudah ditetapkan dalam kontrak atas persetujuan yang sudah dibuat sebelumnya. Beban yang berhubungan biasanya dapat ditentukan secara bersamaan (simultan) dengan pendapatan. Sebagai tambahan, suatu yang valid terhadap langganan, klien atau pemakai-pemakai jasa lainnya timbul sekalipun tidak diperlukan surat-surat penagihan dan pembayaran biasanya kontan.

Menurut Warren Reeve Fess (2005), pendapatan dengan menggunakan metode akrual dicatat hanya ketika kas diterima. Jadi pada akhir periode akuntansi, mungkin saja terdapat pendapatan yang telah dihasilkan namun belum dicatat. Dalam kasus seperti ini, jumlah pendapatan harus dicatat dengan mendebit akun aktiva dan mengkredit akun pendapatan.


(37)

Pengakuan mengacu pada waktu pencatatan transaksi dalam pembukuan. Dua kriteria FSAB (2004) menyatakan bahwa pendapatan pada umumnya diakui ketika :

1. pendapatan atau keuntungan tersebut sudah direalisasi atau dapat direalisasi, 2. pendapatan atau keuntungan tersebut diperoleh dari penyelesaian secara

substansial atau aktivitas-aktivitas yang terkait dengan proses menghasilkan. Kedua kriteria tersebut secara umum dipenuhi pada saat penjualan, yang sering kali terjadi ketika barang telah dikirimkan atau ketika jasa telah diberikan ke pelanggan.

E. Penggolongan Beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut

Penggolongan beban atas dasar fungsi pokok dari kegiatan perusahaan pada PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dapat digolongan kedalam:

1. fungsi pembangkitan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan dan penyediaan tenaga listrik baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang,

2. fungsi administrasi dan umum, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara menyeluruh,

3. fungsi transmisi,

4. fungsi tata usaha langganan,


(38)

6. fungsi pendukung, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan tata usaha, gudang, persediaan bahan, bengkel, laboratorium jasa-jasa tekhnik, wisma dan rumah dinas, telekomunikasi, rupa-rupa jasa umum, pendidikan dan latihan. Atas dasar fungsi pokok kegiatan perusahaan tersebut diatas, biaya dapat dikelompokkan menjadi, yaitu :

a. biaya produksi (manufacturing cost), yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi tenaga listrik,

b. biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum,

c. biaya keuangan, yaitu biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan yang mencakup biaya pinjaman luar negeri/dalam negeri.

Penggolongan biaya atas dasar periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan terdiri dari :

a) pengeluaran modal (capital expenditure), yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi (biaya satu tahun) misalnya pengeluaran untuk pembelian mesin,

b) pengeluaran penghasilan ( revenue expenditure), yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan yang hanya bermanfaat dalam satu periode akuntansi ( kurang atau sama dengan satu tahun).

Penggolongan beban yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut, yaitu beban operasi dan pendapatan diluar operasi.


(39)

1. Beban Operasi

Beban operasi adalah beban yang dikorbankan untuk membiayai semua pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan. Adapun jenis-jenis beban operasi antara lain pembelian tenaga listrik, bahan bakar dan pelumas,biaya pemeliharaan, biaya kepegawaian, biaya administrasi lainnya, biaya penyusutan aktiva tetap.

a. Pembelian Tenaga Listrik (Transfer Price)

Sebagaimana yang telah diuraikan terlebih dahulu mengenai gambaran umum perusahaan yang menjelaskan bahwa pada tahun 1996 adanya pemisahan tugas antara PT.PLN (Persero) Pembangitan Sumbagut dengan PT.PLN (Persero) Wilayah II, dimana PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut mempunyai tugas sebagai distributor.

b. Bahan Bakar Minyak dan Pelumas

Biaya bahan bakar dan pelumas adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut untuk membeli bahan bakar minyak dan pelumas yang akan digunakan oleh pembangkit-pembangkit tenaga disel yang ada didaerah yang masih terisolasi.

c. Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat semua aset-aset yang dimiliki oleh PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut. Adapun biaya-biaya pemeliharaan pada perusahaan ini adalah sebagai berikut :


(40)

- biaya pemeliharaan mesin pembangkit dan perlengkapannya, - biaya pemeliharaan jaringan transportasi dan perlengkapannya, - biaya kendaraan bermotor dan alat-alat mobil,

- biaya jasa borongan. d. Biaya Kepegawaian

Adapun yang termasuk biaya kepegawaian sebagai berikut :

- gaji pegawai adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan secara continue setiap bulannya sebagai imbalan jasa para pegawai perusahaan,

- beban PPh jasa giro dan deposito, - beban pajak,

- biaya pinjaman, - bonus.

e. Biaya Administrasi Lainnya

Biaya administrasi lainnya adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan ini sehubungan dengan kegiatan sehari-hari. Contohnya adalah sebagai berikut :

- biaya insentif inventarisasi,

- biaya pembersihan rumah manajer,

- biaya partisipasi penerbitan buku dan tabloid potensi, - biaya rekrutmen pegawai,


(41)

f. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap

Adapun yang termasuk pada biaya penyusutan aktiva tetap adalah sebagai berikut :

- biaya penyusutan gedung, - biaya penyusutan komputer.

2. Beban Diluar Operasi

Adapun yang termasuk kedalam biaya non operasi adalah sebagai berikut : a. biaya pensiun,

b. biaya bantuan uang duka,

c. biaya ganti rugi pada pihak ketiga,

d. biaya penyusutan BBM akibat pengeringan tengki,

e. biaya bunga dan keuangan tahun 2008 dan tahun 2007 mengalami kenaikan 14%, sebagai akibat adanya beban pinjaman hutang jangka panjang dalam mata uang asing atas proyek PLTU Labuhan Angin yang bersumber dari :

- BNP Paribas & Cr Agricole Indsz – 1776, - China Exim Bank – 1181,

- Japan Bank for Int. Coopr – IP 526 – 1198,

f. biaya selisih kurs bersih tahun 2008 dan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 35 %, sebagai akibat adanya perubahan nilai kurs atas pinjaman hutang jangka panjang dalam mata uang asing atas proyek PLTU Labuhan Angin,


(42)

g. beban lain-lain luar operasi tahun 2008 dan tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 34%, sebagai akibat adanya penyusutan dipercepat atas ditariknya sejumlah aset operasi.

Penggolongan biaya yang tepat menurut Abdul Halim (1999) adalah dengan menggunakan konsep “different costs for different purposes”, yang maksudnya bahwa biaya digolongkan atas dasar tujuan penggunaan dari data biaya tersebut. 1. Berdasarkan hubungan dengan produk, biaya digolongkan atas biaya produksi

dan biaya periodik.

a. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan di periode mana produk itu dijual.Yang termasuk biaya produksi yaitu biaya bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead.

b. Biaya periodik adalah biaya-biaya yang lebih berhubungan dengan waktu dibanding dari unit yang diproduksi (produk). Contoh dari biaya ini adalah biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran (biaya iklan/promosi, biaya upah).

2. Berdasarkan hubungannya dengan volume produksi/kegiatan perusahaan biaya digolongkan atas biaya variabel, biaya semi variabel, biaya tetap.

a. Biaya variabel adalah biaya-biaya yang selalu berubah secara proporsional (sebanding) sesuai dengan perbandingan volume kegiatan perusahaan. Contohnya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, sebagian dari biaya overhead seperti biaya listrik, gas dan air yang dibayar sesuai


(43)

dengan pemakaian, depresiasi yang dihitung atas dasar unit produksi (satuan unit output).

b. Biaya semi variabel adalah biaya yang selalu berubah tetapi perubahannya tidak proposional (sebanding) dengan perubahan kegiatan/volume perusahaan. Contoh biaya ini yaitu gaji salesman/salesgirl, yang sistem penggajiannya dengan gaji tetap plus persentase tertentu dari penjualan, biaya reparasi dan pemeliharaan dan lain-lain.

c. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan perusahaan. Contohnya yaitu biaya penyusutan yang dihitung dengan metode garis lurus, upah yang tetap untuk beberapa periode tertentu.

F. Penetapan Beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut

Sesuai dengan hasil penelitian pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut, perusahaan menetapkan beban dengan dua cara yaitu pada saat kas dikeluarkan (cash basis) dan kas belum dikeluarkan (accrual basis) dengan cara melihat transaksinya terlebih dahulu. Penetapan beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut ada pada saat uang kas tersebut dikeluarkan oleh bagian keuangan untuk biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Contoh dari metode cash basis meliputi biaya pemeliharaan dan biaya perlengkapan dan accrual basis meliputi biaya gaji.


(44)

1. Biaya Pemeliharaan

Ditetapkan sebagai biaya pada saat perusahaan mengeluarkan uang kas dari bagian keuangan untuk membayar biaya tersebut, maka pada saat itulah bagian akuntansi menetapkannya sebagai biaya.

2. Biaya Perlengkapan

Ditetapkan sebagai biaya perlengkapan pada saat kas dikeluarkan oleh bagian keuangan untuk membayar pembelian perlengkapan tersebut bukan pada saat perlengkapan itu digunakan.

3. Biaya Gaji

Biaya gaji ditetapkan secara sah sebagai biaya pada saat daftar gaji telah dibuat, meskipun uang kas belum dikeluarkan oleh bagian keuangan untuk biaya tersebut.

Menurut Kusnadi HMA (1997), beban timbul bilamana barang atau jasa

dikonsumsikan atau dipakai dalam proses memperoleh pendapatan. Waktu atau pembuatan laporan beban akan ditampakkan dengan mencatat aktivitas-aktivitas (pemakaian) dalam perkiraan atau memasukkannya ke dalam laporan keuangan. Laporan biaya mungkin dilakukan pada saat yang sama dengan aktivitas pemakaian barang dan jasa, dilakukan sesudahnya, laporan tersebut sebelum barang atau jasa dipakai.

Menurut Stice Skousen (2004) pengakuan beban dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pengaitan atau penandingan langsung (direct matching), alokasi secara sistematik dan rasional dan pengakuan dengan segera (immediate recognititon).


(45)

a. Pengaitan atau Penandingan Langsung

Mengaitkan atau menghubungkan beban pada pendapatan tertentu sering disebut proses pengaitan atau penandingan. Misalnya, harga pokok penjualan jelas merupakan beban langsung yang dapat dikaitkan atau ditandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan barang dan dilaporkan pada periode yang sama dengan pengakuan pendapatan.

b. Alokasi Sistematik dan Rasional

Kategori pengakuan beban ini melibatkan aktiva yang memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

c. Pengakuan dengan Segera

Banyak beban yang tidak terkait dengan pendapatan tetapi terjadi untuk mendapatkan barang dan jasa yang secara tidak langsung membantu menghasilkan pendapatan.

Setelah peneliti melakukan penelitian pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa penetapan pendapatan dan beban pada perusahaan telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 23. Ini dapat dilihat dari penetapan pendapatan dan beban yang diakui pada saat terjadinya transaksi bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh atau dari perusahaan.


(46)

PERTANYAAN MENGENAI PENETAPAN PENDAPATAN DAN BEBAN

Nama Peresponden : Asber Sihole, SE Bagian : Akuntansi

Perusahaan : PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda ( ) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai berikut ini :

No. Pertanyaan

Pilihan Jawaban

STS KS R S SS

1. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

2. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

3. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar

imbalan yang diterima atau yang dapat

diterima.

4. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut.

5. Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke


(47)

perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan karena itu harus dikeluarkan dari pendapatan.

6. Jika hasil dari suatu transaksi tidak dapat diestimasi dengan andal dan kecil kemungkinan biaya yang terjadi akan diperoleh kembali, maka pendapatan tidak diakui dan biaya yang terjadi diakui sebagai beban.

7. Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

8. Dalam penetapan pendapatan dan beban

metode akrual sangat efektif untuk memudahkan bagian akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan.

9. Perubahan jumlah estimasi kewajiban, sebagai proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi dengan biaya yang dibayarkan diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan.

10. Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan yang diakui hanya berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.

11. Dalam penetapan pendapatan dan beban

bagian akuntansi dan keuangan sangat berperan penting dalam penyusunan laporan keuangan khususnya dalam penyusunan laporan laba rugi.

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju KS : Kurang Setuju R : Ragu-ragu S : Setuju


(48)

Kriteria Penilaian :

11 - 18 = Tidak Efektif 19 - 26 = Kurang Efektif 27 - 34 = Cukup Efektif 35 - 42 = Efektif

43 - 50 = Sangat Efektif

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan dari jawaban pertanyaan responden perusahaan tentang penetapan pendapatan dan beban, maka dalam perumusan masalah peneliti yang berisi apakah penetapan pendapatan dan beban yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut sudah sangat efektif. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan kriteria penilaian yang mencapai skor 41 dengan 11 pertanyaan yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Dapat disimpulkan bahwa PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dalam menetapkan pendapatan dan beban telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 dan sudah dikatakan Efektif.


(49)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan topik penelitian mengenai penetapan pendapatan

dan beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dan setelah peneliti melakukan riset pada perusahaan tersebut, maka dalam hal ini peneliti menarik beberapa kesimpulan antara lain, yaitu:

1. penetapan pendapatan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 23, hal ini dapat dilihat dari metode yang digunakan pada perusahaan yaitu metode akrual, menurut metode akrual pendapatan ditetapkan pada saat jasa diberikan bukan pada saat kas diterima atau pelaporan pendapatan ditetapkan selama proses produksi berlangsung,

2. pengukuran pendapatan yang paling baik adalah dengan melihat ke dalam nilai tukar produk atau servis perusahaan, nilai tukar menggambarkan ekuivalen kas atau nilai sekarang yang dinilai kembali dari jumlah uang yang pada akhirnya akan diterima dari transaksi-transaksi pendapatan, tingkat bunga dan diskon diklasifikasikan sebagai bagian dari total pendapatan maka pengaruh pertama yang perlu diperhatikan adalah masalah waktu,

3. penetapan beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, hal ini dapat dilihat dari metode


(50)

ditetapkan sebagai biaya meskipun kas belum dikeluarkan dari perusahaan contohnya adalah biaya gaji, dan metode cash basis dimana beban ditetapkan sebagai biaya pada saat kas dikeluarkan dari perusahaan contohnya adalah biaya perlengkapan dan biaya pemeliharaan,

4. PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut menggolongkan pendapatan menjadi dua yaitu pendapatan operasi dan pendapatan diluar operasi, dan menggolongkan beban menjadi dua yaitu beban operasi dan beban diluar operasi.

B. Saran

Setelah ditemukan beberapa kesimpulan, maka sebagai penutup tugas akhir ini peneliti akan mencoba memberi saran yang kiranya bermanfaat bagi perkembangan perusahaan ini, yaitu:

1. disarankan agar PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut tetap menggunakan metode akrual (accrual method) dalam menetapkan waktu pelaporan pendapatan selama proses produksi, karena metode tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No.23 dimana pendapatan ditetapkan pada saat jasa diberikan bukan pada saat kas diterima hal ini akan memudahkan bagian akuntansi untuk mengestimasi hasil transaksi sehingga lebih mudah dalam menyusun laporan keuangan,

2. untuk memudahkan perusahaan dalam mengklasifikasikan tingkat bunga dan diskon yang termasuk bagian dari pendapatan maka hendaknya perusahaan perlu mencatat tingkat bunga dan diskon dalam urutan sesudah pencatatan


(51)

transaksi pendapatan, hal ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan dalam mengestimasi seluruh transaksi perusahaan yang berhubungan dengan pendapatan,

3. sebaiknya PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dalam menetapkan beban menggunakan metode accrual basis meskipun ada juga metode cash basis karena metode tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana beban ditetapkan sebagai biaya meskipun kas belum dikeluarkan dari perusahaan sehingga memudahkan bagian keuangan untuk mengoptimalkan seluruh pengeluaran pada perusahaan,

4. disarankan agar PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dalam menggolongkan pendapatan dan beban hendaknya dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, hal ini akan memudahkan bagian akuntansi untuk menyusun laporan keuangan sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang maksimum.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K, Usry, Milton F, 2006, Cost Accounting, Edisi ke-13, Cetakan Pertama, Diterjemahkan oleh Krista, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Halim, Abdul, 1999, Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, Penerbit Badan Percetakan Fakultas Ekonomi UGM: Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit

Salemba Empat, 1999.

Kusnadi, Kertahadi dan Syamsudin, Lukman, 1997, Teori Akuntansi, Edisi Kesatu, Cetakan Pertama, Penerbit Usaha Nasional: Surabaya.

Rosjidi, 1999, Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Fakultas Ekonomi UI: Jakarta.

Stice, Earl K, Stice, James D and Skousen, K. Fred, 2004, Intermediate

Accounting, Edisi ke-15, Cetakan Pertama, Diterjemahkan oleh Safrida

Rumondang Perulian dan Ahmad Maulana, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Warren, Carl S, James M, Reeve and Philip E. Fees Skousen, 2005, Accounting, Edisi ke-21, Cetakan Pertama, Diterjemahkan oleh Palupi Wariati, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.


(53)

(1)

Kriteria Penilaian :

11 - 18 = Tidak Efektif 19 - 26 = Kurang Efektif 27 - 34 = Cukup Efektif 35 - 42 = Efektif

43 - 50 = Sangat Efektif

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan dari jawaban pertanyaan responden perusahaan tentang penetapan pendapatan dan beban, maka dalam perumusan masalah peneliti yang berisi apakah penetapan pendapatan dan beban yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut sudah sangat efektif. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan kriteria penilaian yang mencapai skor 41 dengan 11 pertanyaan yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Dapat disimpulkan bahwa PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dalam menetapkan pendapatan dan beban telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 dan sudah dikatakan Efektif.


(2)

41 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan topik penelitian mengenai penetapan pendapatan dan beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dan setelah peneliti melakukan riset pada perusahaan tersebut, maka dalam hal ini peneliti menarik beberapa kesimpulan antara lain, yaitu:

1. penetapan pendapatan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 23, hal ini dapat dilihat dari metode yang digunakan pada perusahaan yaitu metode akrual, menurut metode akrual pendapatan ditetapkan pada saat jasa diberikan bukan pada saat kas diterima atau pelaporan pendapatan ditetapkan selama proses produksi berlangsung,

2. pengukuran pendapatan yang paling baik adalah dengan melihat ke dalam nilai tukar produk atau servis perusahaan, nilai tukar menggambarkan ekuivalen kas atau nilai sekarang yang dinilai kembali dari jumlah uang yang pada akhirnya akan diterima dari transaksi-transaksi pendapatan, tingkat bunga dan diskon diklasifikasikan sebagai bagian dari total pendapatan maka pengaruh pertama yang perlu diperhatikan adalah masalah waktu,

3. penetapan beban pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, hal ini dapat dilihat dari metode yang digunakan pada perusahaan yakni metode accrual basis dimana beban


(3)

ditetapkan sebagai biaya meskipun kas belum dikeluarkan dari perusahaan contohnya adalah biaya gaji, dan metode cash basis dimana beban ditetapkan sebagai biaya pada saat kas dikeluarkan dari perusahaan contohnya adalah biaya perlengkapan dan biaya pemeliharaan,

4. PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut menggolongkan pendapatan menjadi dua yaitu pendapatan operasi dan pendapatan diluar operasi, dan menggolongkan beban menjadi dua yaitu beban operasi dan beban diluar operasi.

B. Saran

Setelah ditemukan beberapa kesimpulan, maka sebagai penutup tugas akhir ini peneliti akan mencoba memberi saran yang kiranya bermanfaat bagi perkembangan perusahaan ini, yaitu:

1. disarankan agar PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut tetap menggunakan metode akrual (accrual method) dalam menetapkan waktu pelaporan pendapatan selama proses produksi, karena metode tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No.23 dimana pendapatan ditetapkan pada saat jasa diberikan bukan pada saat kas diterima hal ini akan memudahkan bagian akuntansi untuk mengestimasi hasil transaksi sehingga lebih mudah dalam menyusun laporan keuangan,

2. untuk memudahkan perusahaan dalam mengklasifikasikan tingkat bunga dan diskon yang termasuk bagian dari pendapatan maka hendaknya perusahaan perlu mencatat tingkat bunga dan diskon dalam urutan sesudah pencatatan


(4)

43

transaksi pendapatan, hal ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan dalam mengestimasi seluruh transaksi perusahaan yang berhubungan dengan pendapatan,

3. sebaiknya PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dalam menetapkan beban menggunakan metode accrual basis meskipun ada juga metode cash basis karena metode tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana beban ditetapkan sebagai biaya meskipun kas belum dikeluarkan dari perusahaan sehingga memudahkan bagian keuangan untuk mengoptimalkan seluruh pengeluaran pada perusahaan,

4. disarankan agar PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dalam menggolongkan pendapatan dan beban hendaknya dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, hal ini akan memudahkan bagian akuntansi untuk menyusun laporan keuangan sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang maksimum.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K, Usry, Milton F, 2006, Cost Accounting, Edisi ke-13, Cetakan Pertama, Diterjemahkan oleh Krista, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Halim, Abdul, 1999, Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, Penerbit Badan Percetakan Fakultas Ekonomi UGM: Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit

Salemba Empat, 1999.

Kusnadi, Kertahadi dan Syamsudin, Lukman, 1997, Teori Akuntansi, Edisi Kesatu, Cetakan Pertama, Penerbit Usaha Nasional: Surabaya.

Rosjidi, 1999, Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Fakultas Ekonomi UI: Jakarta.

Stice, Earl K, Stice, James D and Skousen, K. Fred, 2004, Intermediate Accounting, Edisi ke-15, Cetakan Pertama, Diterjemahkan oleh Safrida Rumondang Perulian dan Ahmad Maulana, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Warren, Carl S, James M, Reeve and Philip E. Fees Skousen, 2005, Accounting, Edisi ke-21, Cetakan Pertama, Diterjemahkan oleh Palupi Wariati, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.


(6)