PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10
BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012 (Skripsi)
Oleh: M. Syahrudin GS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(2)
ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10
BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh M.Syahrudin GS
Penelitian ini menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung diantaranya adalah kualitas pelaksanaan pembelajaran dan pemanfaatan sarana belajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif verifikatif dengan pendekatanEx Post Facto.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 261 orang, dengan menggunakan rumus Slovin denganprobability samplingdidapat sampel sebanyak 158 orang yang selanjutnya dilakukan alokasi proporsional sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa (1) Ada pengaruh yang positif dan signifikan kualitas pelaksanaan pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. (3) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kualitas pelaksanaan pembelajaran dan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran, Pemanfaatan Sarana Belajar dan Prestasi Belajar
(3)
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10
BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012 (Skripsi)
Oleh :
M. Syahrudin GS
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(4)
Judul Skripsi :PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama :
M. Syahrudin GS
Nomor Pokok Mahasiswa :0813031036
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Yon Rizal, M. Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.
NIP 19600818 1986031005 NIP 196008171986031003
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.
(5)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...
Sekretaris : Drs. Hi Nurdin, M.Si. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. R Gunawan S, S.E., M.M. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
(6)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : M. Syahrudin GS
NPM : 0813031036
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Oktober 2012
M. Syahrudin GS NPM 0813031036
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 05 November 1989 dengan nama lengkap M. Syahrudin GS. Penulis merupakan anak keenam dari 7 bersaudara, Putra dari pasangan Bapak Khairudin GS dan Ibu Rumsah.
Pendidikan formal yang diselesaikan penulis sebagai berikut. 1. SD Negeri 1 Pasir Gintung diselesaikan pada tahun 2001 2. SMP Negeri 10 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004 3. SMA Persada Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007
Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada bulan Januari 2011, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Solo-Yogyakarta-Semarang-Bandung-Jakarta. Pada bulan Juli, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Desa Lesung Bhakti Jaya, Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Selama Kuliah penulis aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan di Fakultas maupun Univeristas yaitu UKMF FPPI FKIP Unila sebagai Kabir Danus periode 2009-2010 dan Sekerataris Umum periode 2010-2011 dan UKM Birohmah Unila sebagai Sekretaris Umum periode 2011-2012.
(8)
Motto
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS.Al-anfal : 27)
“Rasulullah SAW bersabda: “ Dan barangsiapa yang berjalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)
“Lakukan semua kebaikan yang dapat anda lakukan, dengan segala kemampuan anda, dengan semua cara yang anda bisa, di segala tempat, setiap saat, kepada
semua orang selama anda bisa” (Samuel Wesley)
“Sesungguhnya setiap kita adalah mutiara yang memiliki pancaran keindahan kita masing-masing, seperti apapun adanya kita pada awalnya. Kita hanya harus menyepuhnya untuk membuatnya menjadi berharga. Dan proses menyepuh ini,
banyak cara dan jalannya” (M.Syahrudin. GS)
(9)
Persembahan
Alhamdulillah Hirobbil Alamin....Puji syukur kehadirat allah SWT atas izin dan ridho-Nya, hingga selesai karya kecil dari perjalanan akademikku.
Persembahan Untuk:
Abah tersayang...
Atas doa dan pengorbanan yang tiada terhingga. Semoga semua jerih payah keringat dan harapan abah, endin bisa jadi yang terbaik buat abah. Kelak endin dapat meringankan
langkah abah hingga akhir hidup endin.
Emak tercinta...
Terimakasih atas doa dan kasih sayang selama ini, dari endin kecil hingga endin dewasa tiada pernah berubah justru semakin bertambah baik. Aku akan menjadi yang terbaik buat emak.
Endin akan selalu mencoba membuat emak bahagia.
Kakak & Adik
(Teh Neti & A Anton, Teh Erni & Mas Ateng, Teh Ismi & Mas Joko, Teh Najah & A Asep, Teh Tika & K Bani,) serta Adek ku Merli
Terimaksih telah memberi jalan dan contoh yang baik untuk Endin serta dukungan baik moril maupun materil, dan selalu memberi keceriaan dalam keluarga. Jangan lupa untuk selalu
memberi yang terbaik untuk keluarga tercinta, keluarga adalah segalanya.
(10)
SANWACANA
Segala pujian dan syukur keharibaan Allah Subhanallahu Wataala atas segala rahmat, kasih sayang, dan kemurahan yang tiada pernah putus, hingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, terdapat begitu banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain dimasa-masa mendatang.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M. S., selaku Pembantu Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs.Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS
(11)
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan selaku Pembimbing Akademik serta pembimbing II yang telah membantu mengarahkan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
9. Ibu Hj. Nurhayati, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Negeri 10 Bandar Lampung dan Ibu/Bapak guru yang telah membantu mengumpulkan data penelitian serta staf pengajar SMP Negeri 10 Bandar Lampung.
10. Abah dan emak, teteh, adik, mas dan A’a tersayang, terimakasih atas semua yang telah diberikan untukku, doa, senyum, airmata, bahagia, kasih sayang, dan semua pengorbanan kalian untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun. Semoga kelak Allah menyediakan jannahnya untuk kalian, amin. 11. Teman-teman angkatan 2008 Wardani, Rudi, Oni,Galih, Diah, Rahma, Puji, Rosi, Santi, Elisa, Evo, Meyta, Dila, dan semua angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan semua terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah SWT.
12. Teman-teman KKN di Tulang Bawang Barat, Riki, Roby, Linda, Nurul, Niki, Mb Muji, Ratih, Fatin, Indarti, Agesty terima kasih untuk kebersamaannya.
(12)
13. Kakak tingkat 2005, 2006, 2007 yang telah memberikan masukan dan informasi dalam penyelesaian skripsi ini serta adik tingkat angkatan 2009, 2010 dan 2011.
14. Akhi FPPI dan Birohmah (Akh Usep, Akh Mirwan, Akh Bayu, Akh Dirman, Akh Samai, Akh Rizki, Akh Angga, Akh Wira, Akh Eko, Akh Kholil, Akh Agus, Akh Ferdi, Akh Bill, Akh Mario, Akh Budi, Akh Gamal) dan seluruh pengurusnya jazakumullah khoiron katsir atas ukhuwah selama meniti perjuangan dakwah.
15. My “Ther (Kak Rio,Trisu, Imam, Adin, Ali,Arif, Aan, Bayu, Miko, Abi) yang telah mewarnai kebaikan kalian disetiap aktivitas ku.
16. BPH Mushola Ulul Albab FKIP, Kak Rian dan Tiyas yang telah berbaik hati untuk meminjamkan kamarnya untuk penyelesaian skripsi ini.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Bandar Lampung, 2012 Penulis,
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
I. PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan Penelitian ... 6
1.6 Kegunaan Penelitian ... 6
1.7 Ruang Lingkup Penelitian... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 8 2.1 Tinjauan Pustaka ... 8
2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran... 8
2.1.2 Komponen Pelaksanaan Pembelajaran ... 15
2.1.3 Pemanfaatan Sarana Belajar ... 20
2.1.4 Prestasi Belajar... 24
2.2 Penelitian Yang Relevan ... 27
2.3 Kerangka Pikir ... 27
2.4 Hipotesis.. ... 29
III. METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Metode Penelitian ... 30
3.2 Populasi dan Sampel ... 30
3.2.1 Populasi... 31
3.2.2 Sampel... 31
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel... ... 32
3.3 Variabel Penelitian... 33
3.3.1. Variabel Bebas... ... 34
(14)
Halaman
3.4 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel... .. 34
3.4.1 Prestasi Belajar IPS Terpadu ... .. 34
3.4.2 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran ... .. 35
3.4.3 Pemanfaatan Sarana Belajar ... .. 35
3.5 Kisi-Kisi Instrumen... .. 36
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.6.1 Observasi... 38
3.6.2 Dokumentasi ... 38
3.6.3 Studi Kepustakaan ... 38
3.6.4 Wawancara... 38
3.6.5 Angket... 39
3.7 Uji Persyaratan Instrumen... 39
3.7.1 Uji Validitas Angket ... 39
3.7.2 Uji Reliabilitas Angket ... 41
3.8. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 44
3.8.1. Uji Normalitas... . 44
3.8.2. Uji Homogenitas ... 45
3.9 Uji Asumsi Klasik... 46
3.9.1 Uji Linieritas Regresi ... 46
3.9.2 Uji Multikolinieritas... 48
3.9.3 Uji Autokorelasi... 49
3.9.4.Uji Heteroskedastisitas... 50
3.10 Teknik Pengujian Hipotesis ... 50
3.10.1 Regresi Linier Sederhana ... 51
3.10.2 Regresi Linier Multiple ... 52
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 54
4.1.1 Sejarah Berdirinya SMP Negeri 10 Bandar Lampung ... 54
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 10 Bandar Lampung .... 56
4.1.3 Situasi Umum dan Kondisi Sekolah... 58
4.1.4 Sarana dan Prasarana ... 59
4.1.5 Kondisi Siswa... 60
4.2 Deskripsi Data... 60
4.2.1 Data Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran (X1)... 61
4.2.2 Data Pemanfaatan Sarana Belajar (X2)... 64
4.2.3 Data Prestasi Belajar (Y) ... 66
4.3 Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data)... 68
4.3.1 Uji Normalitas ... 68
4.3.2 Uji Homogenitas ... 70
4.4 Uji Asumsi Klasik ... 71
4.4.1 Uji Kelinieran Regresi... 71
4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 73
(15)
Halaman
4.4.4 Uji Heteroskedastisitas ... 76
4.5 Pengujian Hipotesis ... 78
4.5.1 Pengujian Hipotesis Pertama (X1) ... 78
4.5.2 Pengujian Hipotesis Kedua (X2) ... 80
4.5.3 Pengujian Hipotesis Ketiga (X3) ... 82
4.6 Pembahasan... 85
4.6.1 Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu... 85
4.6.2 Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Sarana Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu…... 86
4.6.3 Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran dan Pemanfaatan Sarana Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu... 87
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 91
5.1 Kesimpulan………..………... ... 91
5.2 Saran ... ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
(16)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peta Keterkaitan Komponen-Komponen Pendidikan
Sebagai Suatu Sistem ... 11 2. Peta Proses Pembelajaran Secara Sistem ... 14 3. Keterkaitan Komponen-Komponen atau
Tahapan Instruksional ... 15 4. Keterkaitan Antara Input, Proses Pembelajaran dan output
(Skor atau Nilai Siswa) ... 20 5. Paradigma Pelaksanaan Pembelajaran (X1) dan Pemanfaatan
(17)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Ujian Semester Ganjil Kelas VII SMP Negeri 10
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2012 ... 2
2. Penelitian Yang Relevan ... 27
3. Data Jumlah Siswa Kelas VII di SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 31
4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas... 32
5. Indikator Dan Subindikator Variabel (Kisi-Kisi Instrumen)... 37
6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1... 40
7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2... 41
8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1... 43
9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2... 43
10. Ringkasan Anava keberartian dan kelinieran regresi ... 47
11. Data Primer Kepemimpinan Kepala Sekolah... 56
12. Jumlah dan Keadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan SMP Negeri 10 Bandar Lampung ... 59
13. Jumlah Siswa ... 60
14. Distribusi Frekuensi Kualitas Pelaksanaan Pemebelajaran (X1) di SMP Negeri 10... 62
(18)
Tabel Halaman
15. Kategori Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran (X1)………… 63
16. Distribusi Frekuensi Variabel Pemanfaatan Sarana Belajar (X2) .. 64
17. Kategori Pemanfaatan Srana Belajar (X2)………. 65
18. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar (Y) di SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ……… 67
19. Kategori Prestasi Belajar (Y) di SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012... 68
20. Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 69
21. Uji Homogenitas Sampel ... 70
22. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran(X1) ... 71
23. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Pemanfaatan Sarana Belajar (X2)... 72
24. Kesimpulan Hasil Uji Linearitas Garis Regresi ... 73
25. Hasil Uji Multikolinearitas... 74
26. Hasil Uji Autokorelasi ... 75
27. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 76
28. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas... 77
29. Hasil Uji Hipotesis Pertama... 78
30. Hasil Uji Hipotesis Kedua... 80
31. Koefisien Regresi Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Dan Pemanfaatan Sarana Belajar Terhadap Prestasi Belajar.... 82
(19)
Tabel Halaman 32. Anova Untuk Uji Hipotesis Pengaruh Kualitas Pelaksanaan
Pembelajaran dan Pemanfaatan Sarana Belajar Terhadap
Prestasi Belajar ... 83 33. Korelasi Regresi Pengaruh Kualitas Pelaksanaan
Pembelajaran dan Pemanfaatan Sarana Belajar Terhadap Prestasi
(20)
I. PENDAHULUAN
Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Lembaga Pendidikan merupakan salah satu tempat bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan harus dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku sehingga keberhasilannya searah dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana ditegaskan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
(21)
2 Penegasan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tersebut mengandung arti bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang menghasilkan lulusan yang memiliki prestasi yang tinggi. Kondisi SMP Negeri 10 Bandar Lampung telah mampu memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembelajaran di sekolah yakni dimilikinya lokal belajar yang reprensentatif, jumlah guru yang cukup, perpustakaan yang memadai, sarana laboraturium yang cukup dan tingkat pendidikan tenaga pengajar yang telah sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan sebagai guru SMP.
Namun demikian, masih dijumpai adanya prestasi belajar siswa yang kurang memenuhi standar ketuntasan belajar terutama dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dapat diketahui prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan
< 70 ≥ 70
VII A 27 3 30 Kriteria
Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 70
VII B 26 7 33
VII C 18 14 32
VII D 7 24 31
VII E 7 26 33
VII F 6 27 33
VII G - 31 31
VII H 21 17 38
siswa 112 149 261
% 42,912 57,088 100
(22)
3 Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat bahwa hasil belajar IPS Terpadu yang
diperoleh siswa kelas VII-A pada semester ganjil masih sangat belum optimal. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan adalah 70, jumlah siswa yang memperoleh nilai≥ 70 sebanyak 149 siswa. Belum optimalnya pencapaian prestasi belajar IPS Terpadu, diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya berasal dari dalam diri siswa (intern), dan dari luar siswa (ekstern). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya intelegensi, motivasi, minat, bakat, disiplin, kesehatan, tipe belajar siswa, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa diantaranya berasal dari keluarga, yaitu kondisi sosial ekonomi orang tua, cara mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak, bimbingan orang tua, dan suasana rumah atau kelurga, sedangkan yang berasal dari sekolah diantaranya berasal dari faktor guru, alat pelajaran, kurikulum, dan lain
sebagainya (Dalyono, 2007: 230).
Belum optimalnya prestasi belajar siswa tersebut diduga disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran dan pemanfaatan sarana belajar. Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah menyediakan fasilitas belajar yang dibutuhkan siswa dan para guru IPS Terpadu telah membuat persiapan
pembelajaran yang sesuai kebutuhan seperti menyusun rencana pembelajaran, melakukan evaluasi secara berkala. Upaya ini secara rutin dilakukan oleh pihak penyelenggara pendidikan agar terjadi peningkatan prestasi belajar siswa.
Faktor lain yang diduga berhubungan dengan prestasi belajar siswa adalah faktor eksternal atau faktor dari luar diri individu merupakan faktor yang penting dalam
(23)
4 proses belajar siswa. Salah satu dari faktor eksternal adalah sarana belajar siswa dirumah. Adanya kelengkapan sarana belajar siswa seperti perabotan belajar (meja, kursi, rak, buku), buku literatur, buku catatan, alat-alat tulis dan buku-buku lain yang berhubungan dengan mata pelajaran akan memberikan kemudahan bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Kekurangan sarana belajar dapat pula menganggu dan menghambat kegiatan belajar siswa mengatakan bahwa
kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar dan kurangnya alat-alat atau fasillitas belajar akan menghambat kemampuan belajarnya
(Dalyono, 2007: 241).
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian yang dilakukan ini mengambil judul “PengaruhPersepsi Siswa Tentang Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Dan Pemanfaatan Sarana Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1. Belum optimalnya prestasi belajar IPS Terpadu. Hal ini terlihat dari perolehan nilai semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
2. Sebagian besar prestasi siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
3. Sarana belajar yang dimiliki siswa belum memadai sehingga menghambat kegiatan belajar mengajar.
(24)
5 4. Belum optimalnya pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini dan juga mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran (X1), dan pemanfaatan sarana belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y).
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan
pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan
pembelajaran dan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?
(25)
6 1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sebuah acuan dalam melakukan kegiatan atau rambu-rambu dalam melakukan penelitian sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan
pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung.
2. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung.
3. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan
pembelajaran dan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung.
1.6 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini sebagai berikut.
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan informasi tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran dan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu.
2. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi pemikiran siswa-siswi SMP Negeri 10 Bandar Lampung untuk dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
(26)
7 1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Objek penelitian
Ruang lingkup objek penelitian adalah kualitas pelaksanaan pembelajaran (X1) dan pemanfaatan sarana belajar (X2) terhadap prestasi belajar IPS Terpadu (Y).
2. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII. 3. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian ini adalah SMP Negeri 10 Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian
(27)
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan
kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
2.1 Tinjauan Pustaka
Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan sarana dan prestasi belajar.
2.1.1 Persepsi Siswa Tentang Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
Kata persepsi berasal dari bahasa inggris“perception”yang berarti penglihatan atau tanggapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi diartikan sebagai: (1) tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan), (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal dari panca inderanya. Secara umum persepsi merupakan pengenalan, penilaian, dan tanggapan sesorang terhadap suatu objek.
(28)
9 Slameto (2003: 102) mengemukakan bahwa, persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera pengelihatan, peraba, perasa dan penciuman.
Persepsi menurut Hanna dan Wozniak (2001:102) mengatakan bahwa “persepsi adalah proses menyeleksi, mengorganisasi dan menginterprestasikan sensasi menjadi suatu keseluruhan yang penuh arti”. Persepsi merupakan suatu proses pengamatan terhadap suatu objek yang menyangkut tanggapan mengenai
kebenaran langsung, keyakinan terhadap objek tertentu. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga sebagai makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu satu dengan individu yang lainnya. Adanya perbedaan ini
menyebabkan mengapa seseorang menyukai suatu objek, sedangkan orang lain tidak menyukai objek tersebut. Hal ini tergantung bagaimana individu
menanggapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap dan tingkah laku ditentukan oleh persepsinya.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil dan proses. Segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas, apabila setidak-tidaknya sebagian besar (75 %) peserta didik terlibat secara aktif , baik fisik, mental, maupun dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan semangat belajar dan rasa percaya diri yang tinggi di antara peserta didik. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada peserta didik seluruhnya (Mulyasa, 2008: 101).
(29)
10 Jadi, persepsi kualitas pelaksanaan pembelajaran adalah sudut pandang seseorang (siswa) terhadap kualitas pelaksanaan pembelajaran. Dimana persepsi ini dapat menimbulkan sisi positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi hasil atau prestasi belajar siswa.
Harus diakui bahwa setiap upaya memperbaiki pendidikan baru bermakna optimal apabila pembaharuan menyentuh apa saja yang terjadi di kelas. Dengan kata lain upaya memperbaiki pendidikan pada akhirnya perlu bermuara pada apa yang dipelajari anak didik, dan bagaimana cara mempelajarinya. Pengertian ini tidak dapat dibalik bahwa perbaikan level sekolah dan daerah tidak urgen, namun harus didudukkan pada pengertian bahwa sentuhan perbaikan di kelas akan optimal bila terdapat korehensi dengan perbaikan pada level institusi satuan pendidikan dan jajaran birokrasi pendidikan.
Oleh karena itu untuk melakukan pembaharuan yang dapat menyentuh anak didik salah satunya adalah proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran tidaklah lepas dari peran seorang guru yang kemudian dijadikan sebagai sumber informasi sekaligus fasilitator pentransferan ilmu. Proses pembelajaran bisa menyenangkan ketika guru dapat memberikan sesuatu yang berbeda, berbeda dalam arti
memberikan inovasi-inovasi pembelajaran yang kreatif sehingga bisa
menimbulkan efek positif terhadap siswa dan tercapainya proses pentransferan ilmu. Selain itu juga untuk mencapai proses pembelajaran yang baik, guru harus membuat perencanaan proses pembelajaran seperti: mempersiapakan materi, mempelajari dan menguasai materi, membuat RPP dan perangkat-perangkat lain
(30)
11 guna mendukung proses pembelajaran di dalam kelas. Di bawah ini Gambar 2.1 peta keterkaitan antara komponen-komponen pendidikan sebagai sistem.
Gambar 2.1 Peta Keterkaitan Komponen-komponen Pendidikan sebagai suatu sistem (Syaodih S, dkk. 2006).
Sebagaimana kita pahami dan sadari bahwa proses pembelajaran dalam pendidikan, khususnya jenjang sekolah menengah memiliki peran yang sangat penting terhadap keberhasilan belajar siswa. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Oleh karena itu untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik, diperlukan proses pembelajaran yang
RAW Input
• Intelektual
• Fisik–kesehatan
• Sosio-efektif
• Peer group
Instrumental input:
• Kebijakan Pendidikan
• Program pendidikan (kurikulum)
• Personil (kepala sekolah, guru, staf TU.
• Sarana, fasilitas, media, biaya. Proses pendidikan: • Pengajaran • Pelatihan • Pembimbingan • evaluasi • Ekstrakurikuler • Pengelolaan
Environmental input:
• Lingkungan sekolah
• Lingkungan keluarga
• Masyarakat
• Lembaga sosial, unit kerja Output (lulusan) •Pengetahuan •Kepribadian •Performansi
(31)
12 berkualitas pula. Salah satu untuk meningkatkan strategi untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran adalah meningkatkan kekuatan proses pembelajaran yang telah direncanakan oleh seorang pendidik yang berkualitas pula. Sekolah yang memiliki program kependidikan sudah selayaknya
mempelopori pengembangan pembelajaran. Inovasi pembelajaran melalui adopsi atau adaptasi gagasan, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh seorang guru, kemudian dimodifikasi sesuai dengan keadaan pembelajaran di kelas. Inovasi pembelajaran akan memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran (Karyadi, 2005: 87-88).
Senada dengan pengertian pembelajaran di atas, Mulyasa (2008: 100)
mengemukakan bahwa: “Pembelajaran pada hakekatnya adalahproses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. SementaraSudirwo (2002:31) juga berpendapat bahwa: “pembelajaran merupakan interaksi belajar mengajar dalam suasana interaktif yangterarah pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan”.
Pengertian lain yang dikemukakan oleh Hamalik (2007: 10) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memperngaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboraturium. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio, dan vidio tape. Fasillitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya. Pembelajaran tersebut tidak terbatas dalam ruangan saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar
(32)
13 di kelas atau di sekolah, bahkan ruangoutdooryang bisa digunakan sebagai sarana belajar, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan untuk membelajarkan peserta didik.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu: (1) proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir, (2) pelajar membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Sagala : 2006: 86).
Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai dua kompetensi utama yaitu:
a. kompetensi subtansi materi pembelajaran atau penguasaan materi pelajaran. b. kompetensi metodologi pembelajaran.
Sebagaimana yang terjadi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka proses pembelajaran juga terjadi perkembangan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi itu sendiri. Dalam proses merespon
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentulah tidak memadai apabila sumber belajar dari guru dan media teks belaka. Dirasakan perlu ada cara baru dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan atau materi ajar dalam
pembelajaran yang baik dalam sistem yang mandiri maupun sistem yang terstruktural ( Sagala, 2006: 57). Proses pengajaran berlangsung dalam situasi
(33)
14 tertentu yaitu situasi belajar mengajar. Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi yang saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Dalam situasi ini terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan, yaitu tujuan mengajar, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode mengajar, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi pengajaran. Dalam proses pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran (Hamalik, 2007: 112). Proses belajar mengajar (proses pembelajaran) secara sistem dapat ditunjukan pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Proses pembelajaran secara sistem (Riduwan, 2004: 53). Tujuan
SBM
Perubahan tingkah laku Input
Kemampuan
Metode Media
Pembelajaran
Bahan Alat
PROSES
PEMBELAJARAN
(34)
15 Secara umum dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat tiga unsur pokok strategi mengajar, yaitu tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran
(Instruksional), dan penilaian dan tindak lanjut. Ketiga komponen atau tahapan pelaksanaan pembelajaran tersebut harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika satu komponen atau satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan terlah terjadi proses pengajaran. Keterkaitan antara ketiga komponen atau tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut (Sagala, 2006: 64).
Gambar.2.3 Keterkaitan Komponen-Komponen atau tahapan instruksional. Secara mendasar komponen pelaksanaan pembelajaran terdiri atas delapan komponen yang berupa persiapan, penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaat sumber belajar/media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa, dan penutup.
2.1.2. Komponen Pelaksanaan Pembelajaran
Bagian ini akan membahas tentang komponen pelaksanaan pembelajaran di antaranya: persiapan pembelajaran, penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar, evaluasi pembelajaran, pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa, penggunaan bahasa, dan penutup.
prainstruksional instruksional Penilaian dan
(35)
16 a. Persiapan Pembelajaran
Persiapan pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Persiapan ini
dimaksudkan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik, sehingga dalam kegiatan inti
pembelajaran peserta didik sudah siap untuk mengikuti pelajaran dengan seksama. Persiapan yang dilakukan harus memperhatikan karakteristik materi IPS Terpadu sehingga mampu membentuk suasana yang nyaman.
Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam persiapan pembelajaran ini di antaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif,
melaksanakan kegiatan apersepsi (apperception), dan penilaian awal (pre-test). Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara: mengecek atau memeriksa kehadiran peserta didik atau absensi (presense, attendance), menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik, dan membangkitkan perhatian peserta didik. Melaksanakan apersepsi dilakukan dengan menanyakan tentang materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dan memberikan tanggapan kepada peserta didik, dilajutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas. Melaksanakan penilaian awal dapat dilakukan dengan cara menanyakan secara lisan kepada beberapa peserta didik yang dapat mewakili seluruh peserta didik, bisa juga penilaian awal ini dalam prosesnya dipadukan dengan penilaian apersepsi (Departemen Pendidikan Nasional, 2006).
(36)
17 a. Penguasaan Materi
Materi pembelajaran IPS Terpadu bersifat sangat luas dan dinamis mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, guru IPS Terpadu yang profesional harus berkarakteristik: (1) menguasai disiplin ilmu secara benar dan baik dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, (2) menguasai metode pembelajaran dengan baik termasuk inovasi dalam pembelajarannya, (3) menguasai bahasa ilmiah termasuk bahasa internasional, (4) menguasai teknologi informasi, (5) memiliki komitmen dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, (6) profesinya dihargai secara layak, (7) menguasai metodologi penelitian, (8) memiliki kualitas moral yang baik, dan (9) memiliki sifat modernis (Karyadi, 2005: 77).
b. Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dalam belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut.
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. 2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkna aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakaukan evaluasi hasil belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpanbalik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan (Djamarah, 2002: 5-6).
(37)
18 c. Pemanfaatan Sumber/Media Pembelajaran
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampikan dapat dibantu dengan kehadiran media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media (Majid, 2007: 54).
d. Penilaian/Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evalusi pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar mahasiswa. Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain menggunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi belajar, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa. Dalam proses pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses dan evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua jenis evaluasi tersebut merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi kedua jenis
(38)
19 komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran (Universitas Sebelas Maret, 2007).
e. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa Soetjipto dan Kosasi (2004: 3) menjelaskan bahwa layanan instruksional merupakan tugas utama guru yang berupa: (1) penyelenggaraan proses belajar mengajar, yang menempati porsi terbesar dari profesi keguruan yaitu menguasai isi dan materi bidang studi yang diajarkan serta wawasan yang berhubungan dengan materi itu dan mampu merangsang murid mengembangkan kreativitasnya, (2) tugas yang berhubungan dengan membantu murid dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya, dan (3) guru memahami bagaimana sekolah itu dikelola, apa peran guru di dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut untuk kelancaran tugas-tugas sebagai guru. Proses pembelajaran diarahkan pada upaya untuk mengaktifkan peserta didik, bukan dalam arti fisik melainkan dalam keseluruhan perilaku belajar. Keaktifan ini dapat diwujudkan antara lain melalui: pemberian kesempatan menyatakan gagasan, mencari informasi dari berbagai sumber dan melaksanakan tugas-tugas yang merupakan aplikasi dari konsep-konsep kekinian.
f. Penggunaan Bahasa
Guru dalam melaksanakan pembelajaran perlu memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Penggunaan bahasa tersebut tidak hanya sebatas pada kepedulian terhadap diri guru sendiri tetapi juga terhadap peserta didik. Dalam proses pembelajaran IPS Terpadu banyak istilah-istilah asing yang harus dipahami oleh peserta didik. Bahasa asing tersebut selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari khususnya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, baik secara lisan maupun tulisan guru harus membiasakan penggunaan istilah-istilah khusus dalam IPS Terpadu secara baik dan benar.
g. Penutup
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh
(39)
20 berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu guru perlu mengatur dan
memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran terpadu di antaranya: (1) menyimpulkan pelajaran dan kegiatan refleksi, (2) melaksanakan penilaian akhir (post test), (3) melaksanakan tindak lanjut pembelajaran melalui kegiatan pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materi pelajaran tertentu, dan memberikan motivasi atau bimbingan belajar, dan (4) mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang, dan menutup kegiatan pembelajaran (Departemen Pendidikan Nasional, 2006).
Sebagaimana dipahami bahwa permasalahan yang lebih spesifik dalam upaya proses pembelajaran yaitu belum tersedianya instrumen yang dapat digunakan sebagai sarana untuk merekam proses pembelajaran, sehingga pada akhir kegiatan pembelajaran guru dapat membuat keputusan tentang skor atau nilai yang harus diberikan kepada masing-masing siswa. Skor atau nilai tersebut menggambarkan seberapa banyak keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Persoalan yang berkaitan dengan bagaimana melihat kemampuan peserta didik pada akhir proses dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut.
Gambar 2.4 Keterkaitan antara Input, Proses Pembelajaran, dan Output (Skor atau Nilai Siswa) (Karyadi, 2005: 21).
2.1.3 . Pemanfaatan Sarana Belajar
Sarana adalah alat atau media yang digunakan dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dalam kurikulum sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Input (Kemampuan Awal)
Proses (Pembelajaran)
Output (Kemampuan Akhir)
(40)
21 Nasution (2005: 76) mengemukakan bahwa untuk memperbaiki mutu pengajaran harus didukung oleh berbagai fasilitas, sumber, dan tenaga pembantu. Antara lain diperlukan sumber-sumber dan alat-alat yang cukup untuk memungkinkan murid belajar secara individual. Hal ini didukung oleh pendapat Suryosubroto (1997: 292) bahwa proses belajar akan berjalan dengan lancar jika ditunjang dengan sarana yang memadai, baik jumlah, keadaan maupun kelengkapannya. Sarana belajar di sini dimaksudkan sebagai sebuah fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak demi
pencapaian tujuan.
Imron (1996:35) “Sarana belajar adalah alat bantu yang termasuk unsur dinamis dalam belajar kedudukannya juga penting, dapat membantu kegiatan belajar anak”.
Hal ini didukung oleh Hamalik (2004: 196) yang menguraikan fungsi instruksional yaitu program instruksional yang merupakan suatu lingkungan pengajaran atau pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pengajaran, dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa. Selanjutnya pendapat Bafadal (2003: 2), sarana belajar adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Ibrahim dan Syaodih (2006: 64) yang mengemukakan bahwa “Sarana-sarana dan alat bantu pelajaran menjadi
(41)
22 dalam diri anak apabila disediakan tempat atau ruang khusus serta dilengkapi dengan sarana belajar yang diperlukan. Pendapat ini serupa dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2002: 249) sarana pembelajaran meliputi buku
pembelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboraturium sekolah, dan berbagai media pelajaran lain. Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.
Sarana belajar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian sebagai berikut. 1. Ruang tempat belajar siswa
Ruang belajar yang baik adalah ruang khusus untuk belajar dengan fasilitas yang lengkap, seperti meja, kursi, lemari buku, dan penerangan yang cukup. Menurut Slameto (2003: 76) mengungkapkan bahwa:
a. ruang belajar harus bersih dan tidak mengganggu konsentrasi belajar b. ruang cukup terang, tidak gelap dan dapat mengganggu mata
c. cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut, sarana belajar dalam hal ini ruang untuk belajar sangat diperlukan oleh siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar. Jika ruangan belajar terpenuhi maka fokus atau tingkat konsentrasi siswa akan lebih baik sehingga apa yang dipelajari oleh siswa akan lebih optimal. Hal ini maka akan meningkatkan prestasi atau hasil belajarnya.
(42)
23 2. Alat perlengkapan belajar
Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk
membantu mahasiswa melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar menjadi efektif dan efisien (Hamalik, 2007: 51).
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima materi yang diajarkan tersebut. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan mempelancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka kegiatan belajar akan menjadi lebih giat dan maju. Sarana belajar sangat penting dalam menunjang dan memperlancar proses belajar siswa, karena dengan tersedianya sarana belajar di sekolah atau rumah yang lengkap atau memadai maka siswa akan dapat belajar dengan baik sehingga mempengaruhi prestasi belajar yang akan diperoleh.
Adapun indikator-indikator sarana belajar yang dapat dirumuskan berdasarkan pendapat di atas sebagai berikut.
1. Memiliki ruangan khusus untuk belajar. 2. Memiliki penerangan yang baik.
3. Memiliki sumber buku, yaitu buku panduan, buku penunjang dan buku catatan. 4. Memiliki alat tulis yang lengkap.
(43)
24 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana belajar merupakan segala sesuatu sarana yang ada di luar diri seseorang dan memungkinkan
memudahkan proses belajar mengajar, dalam belajar sangatlah diperlukan adanya sarana belajar, tanpa adanya sarana belajar maka proses belajar mengajar tidak akan mungkin berlangsung secara baik. Parameter keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari, keaktifan siswa dan guru menggunakan dan memanfaatkan sarana-sarana yang ada disekolah untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
2.1.4. Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda“prestatie”kemudian dalam bahasa indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha. Kata ini banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan antara lain: olah raga, kesenian, dan pendidikan. Dunia pendidikan setiap periode waktu tertentu, diadakan tes untuk mengetahui daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya guru mengadakan penilaian terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses belajarnya (Ahmadi, 2001: 2).
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa prestasi merupakan hasil atau perolehan yang diperoleh seseorang atas usaha yang telah dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan yang ada.
(44)
25 Tu’u (2004:75) merumuskan prestasi belajar sebagai berikut.
a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama di nilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.
c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan tes atau ujian yang ditempuh.
Menurut Hendrawati (1997: 20) pengertian belajar dan karakteristik prestasi belajar adalah sebagai berikut.
1. Prestasi belajar merupakan suatu perubahan yangmeasurable(dapat diukur). Untuk mengukur perubahan perilaku tersebut dapat dilakukan dengan tes hasil belajar (achievement).
2. Prestasi menunjukkan kepada individu sebagai sebab artinya individu sebagai pelakunya.
3. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan menurut standar maupun yang ditetapkan menurut kelompok. 4. Prestasi belajar menunjukkan kepada hasil dari kegiatan yang dilakukan
secara sengaja dan disadari.
Berdasarkan uraian di atas, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat diukur melalui tes yang berupa pertanyaan atau tugas individu.
Selain itu, pendorong utama untuk memperoleh prestasi yang baik harus ditunjang dengan motivasi belajar yang tinggi serta selalu memanfaatkan kesempatan
belajar dengan sebaik-baiknya. Sarana yang memadai juga memiliki andil yang besar dalam menciptakan prestasi yang ingin dicapai.
(45)
26 Hal tersebut dipertegas oleh Syah (2003: 132-139), yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut.
a. Faktor internal siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi dua aspek yaitu: 1. aspek fisiologis (jasmaniah): kondisi organ-organ siswa misalnya panca
indera, apabila salah satu panca indera tersebut ada yang terganggu maka proses belajar juga akan terganggu, dan
2. aspek psikologis (rohaniah): tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.
b. Faktor eksternal siswa
Faktor yang berasal dari luar diri siswa, dibedakan menjadi:
1. lingkungan sosial: guru, staf administrasi, teman sekelas, teman sepermainan, lingkungan keluarga dan orang tua itu sendiri, dan 2. lingkungan sosial: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga dan rumahnya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjukan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Pendekatan belajar ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. pendekatan tinggi
a. speculative: mencari kemungkinan-kemungkinan dan penjelasan baru, berspekulasi dan membuat hipotesis.
b. acieving:mengoptimalkan pengaturan waktu dan usaha. 2. pendekatan sedang
a. analitic:berpikir kritis mempertanyakan, menimbang dan berargumen.
b. deep:memaksimalkan pemahaman dengan berpikir, banyak membaca dan berdiskusi.
3. pendekatan rendah
a. reproductive: menghafal, menjelaskan, dan meringkas materi, b. surface: memusatkan pada rincian-rincian materi
2.1.5 Penelitian yang relevan
Pada bagian ini diungkapkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini, baik sebagai latar belakang atau sebagai bahan bahasan, lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
(46)
27 Tabel 2. Penelitian yang relevan
2.2 Kerangka Pikir
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas adalah persepsi siswa tentang kualitas pelasanaan pembelajaran (X1) dan ketersediaan sarana belajar (X2), sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar IPS terpadu (Y).
No Nama Judul Penelitian Hasil penelitian
1. 2 3 Fera Ony Wijayanti Tamrin Jaya Enti Adyanti Pengaruh Kualitas Pelaksanaan pembelajaran, Ketersediaan Sarana Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011
Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas Belajar Terhadap prestasi belajar IPS terpadu Siswa Kelas VIII SMP negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Pengaruh Motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Wiyata Karya Natar Tahun Pelajaran 2012/2011.
Ada pengaruh positif dan signifikan Kualitas Pelaksanaan pembelajaran,
Ketersediaan Sarana Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 Ada Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas Belajar
Terhadap prestasi belajar IPS terpadu Siswa Kelas VIII SMP negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Ada Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas Belajar
Terhadap prestasi belajar IPS terpadu Siswa Kelas VIII SMP negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010.
(47)
28 Keberhasilan seorang siswa dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Hasil belajar pada masing-masing individu tentunya berbeda. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, diantaranya adalah kualitas pelaksanaan
pembelajaran, pemanfaatan sarana belajar di rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ginting (1997: 3), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: (1) faktor dari dalam termasuk kecerdasan, bakat, minat, dan perhatian serta motivasi, (2) faktor dari luar termasuk lingkungan fisik, dan sosial, kampus/sekolah serta fasilitas belajar. Pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas dan pemanfaatan sarana belajar di rumah merupakan faktor penting dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut.
Gambar 2.5 Paradigma Penelitian Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran (X1) dan Pemanfaatan Sarana Belajar(X2) Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu (Y).
Pemanfaatan Sarana Belajar
(X2) Persepsi Siswa Tentang Kualitas
Pelaksanaan Pembelajaran (X2)
Prestasi Belajar
(Y) r1
r2 R
(48)
29 2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dan perlu dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan data atau fakta yang ada dan terjadi di lapangan.
Berdasarkan kerangka pikir pada Gambar 2.5 di atas, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
Berdasarkan kerangka pikir dan landasan teori di atas, rumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Ada pengaruh yang signifikan tentang persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS Terpadu kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.
2. Ada pengaruh yang signifikan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.
3. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran dan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.
(49)
III. METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini akan membahas metodologi penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, uji persyaratan analisis data, uji persyaratan regresi linier ganda, dan pengujian hipotesis. Adapun pembahasan akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto. Penelitian ex post facto
yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi dan kemudian menurut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2005: 7).
Bila dilihat dari eksplanasinya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2005: 11). Tipe penelitian regresi unit analisis siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung dengan jumlah 261 orang.
3.2 Populasi dan Sampel
Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.
(50)
31 3.2.1 Pengertian Populasi
Menurut Sugiyono (2011: 61), populasi adalah wilayah yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.
Populasi dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh siswa SMP Negeri 10 Bandar Lampung yang berjumlah 261 orang.
Tabel 3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 VII A 17 13 30
2 VII B 13 20 33
3 VII C 10 22 32
4 VII D 15 17 32
5 VII E 15 18 33
6 VII F 12 21 33
7 VII G 15 16 31
8 VII H 14 24 38
Jumlah 111 151 261
(Sumber:TU SMP Negeri 10 Bandar Lampung)
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2011: 62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probability sampling
dengan menggunakan simple random sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan
(51)
32 dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011: 63-64).
Tabel 4.Perhitungan Jumlah sampel untuk masing-masing kelas
Kelas Perhitungan Sampel
VII A n = 30/261x158 = 18,16 18 VII B n = 33/261x158 = 19,97 20 VII C n = 32/261x158 = 19,37 19 VII D n = 32/261x158 = 19,37 19 VII E n = 33/261x158 = 19,97 20 VII F n = 33/261x158 = 19,97 20 VII G n = 31/261x158 = 18,76 19 VII H n = 38/261x158 = 23,00 23
Jumlah 158
3.2.3 Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Dikatakan sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel
(Arikunto, 2006: 131). Menurut Sugiyono (2005: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Dalam penelitian ini, besarnya sampel dari populasi dihitung berdasarkan rumus
Slovin, yaitu:
n= 2
1 Ne N
keterangan:
n = jumlah sampel
(52)
33 e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan dan persen kelonggaran
ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sample yang masih bisa ditolerir tingkat signifikansi (0,05).
Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin adalah sebagai berikut.
n= 2
1 Ne N
n 2
) 05 . 0 ( 261 1
261 n
n 158 siswa
Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 158 siswa. 3.3 Variabel Penelitian
Sugiyono (2005: 32) mengemukakan bahwa variabel adalah objek
penelitian/atribut, atau apa yang menjadi variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Di dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu varibel bebas (independent) dan terikat (dependent).
3.3.1 Variabel Bebas (independent)
Variabel bebas dilambangkan dengan X adalah variabel penelitian yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
(53)
34 persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran (X1), dan
pemanfaatan sarana belajar (X2).
3.3.2 Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat dengan lambang Y adalah variabel yang akan di ukur untuk mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya sangat bergantung pada variabel lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah prestasi belajar IPS Terpadu (Y).
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variable dan konstak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur (Basrowi dan Kasinu, 2007: 179).
3.4.1 Prestasi Belajar IPS Terpadu a. Definisi Konseptual
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai setelah
mengikuti proses pembelajaran yang dapat diukur melalui tes yang berupa pertanyaan atau tugas individu.
b. Definisi Operasional
Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses mengajar (Hamalik, 2004: 48). Indikator yang digunakan yaitu berdasarkan nilai rapor semester ganjil.
(54)
35 3.4.2 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran (X1)
a. Definisi Konseptual
Perpaduan komponen pendukung kualitas pelaksanaan pembelajaran yang baik.
b. Definisi Operasional
Pengertian ini tidak dapat dibalik bahwa perbaikan pada level sekolah dan daerah tidak urgen, namun harus didudukkan pada pengertian bahwa sentuhan perbaikan di kelas akan optimal bila terdapat koherensi dengan perbaikan pada level institusi satuan pendidikan dan jajaran birokrasi pendidikan (Sumarno, 2003: 32). Indikator yang digunakan yaitu. 1. Persiapan
2. Penguasaan materi 3. Strategi Pembelajaran
4. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
5. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 6. Penggunaan bahasa
7. Penutupan
3.4.3 Pemanfaatan Sarana Belajar a. Definisi Konseptual
Sarana belajar adalah alat bantu yang termasuk unsur dinamis dalam belajar kedudukannya juga penting, dapat membantu kegiatan belajar anak.
(55)
36 b. Definisi Operasional
Sarana belajar adalah segala kebutuhan logistik tertentu yang dibutuhkan dalam belajar seperti ruang belajar yang bebas dari gangguan, situasi dan suhu udara yang baik dan penerangan serta perlengkapan yang baik dan cukup (Hasbullah, 1999: 48). Indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut.
1. Sarana belajar memadai 2. Referensi cukup
3. Alat belajar lengkap 4. Kenyamanan
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasional variabel tentang variabel-variabel, indikator-indikator dan skala pengukuran yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.
3.5 Kisi-Kisi Instrumen
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasianal variabel tentang variabel-variabel, indikator-indikator, dan skala pengukuran yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Data ketiga variabel diperoleh melalui angket dalam bentuk skala Likert.
(56)
37 Tabel 5. Kisi- Kisi Instrumen
Variabel Indikator Skala Pengukuran No butir Kualitas
pelaksanaan pembelajaran (X1).
1. Persiapan
2. Penguasaan materi 3. Strategi
pembelajaran 4. Pemanfaatan sumber
belajar/media pembelajaran 5. Pembelajaran yang
memicu dan memelihara keterlibatan siswa 6. Penggunaan bahasa 7. Penilaian proses dan
hasil belajar 8. Penutupan
Interval
Pemanfaatan sarana belajar (X2)
Prestasi belajar (Y)
1. Perpustakaan 2. Laboraturium
3. Ruang belajar sesuai dengan aturan pengelolaan kelas 4. Ruang belajar yang
mendukung
5. Adanya papan tulis, kursi dan meja 6. Bangunan sekolah 7. Sarana internet
8. Buku LKS 9. Kenyamaan ruang
belajar 10.Buku panduan 11.Tata ruang Kondisi
ruang belajar 12.Penerangan
Tersedianya meja,kursi, dan alat tulis
Nilai raport kelas VII semester ganjil
Interval
(57)
38
3.6Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut.
3.6.1 Observasi
Purwanto dalam Basrowi dan Kasinu (2007: 166-167), observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
3.6.2 Dokumentasi
Menurut Basrowi dan Kasinu (2007: 166), dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah penduduk, dan sebagainya.
3.6.3 Studi Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mencari, menganalisis, mengumpulkan, mempelajari buku-buku, tulisan-tulisan umum atau literatur yang sesuai sebagai referensi penelitian.
3.6.4 Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam dan mengumpulkan informasi mengenai
pemanfaatan sarana belajar di rumah dan di sekolah siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012.
(58)
39
3.6.5 Angket
Angket merupakan suatu alat pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada subyek/responden penelitian (Basrowi dan Kasinu, 2007: 149). Angket digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pemanfaatan sarana belajar di rumah dan di sekolah.
3.7 Uji Persyaratan Instrumen
Uji mendapatkan data yang lengkap, maka alat instrumennya harus memenuhi persyaratan yang baik. Suatu instrumen yang baik dan efektif adalah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.
3.7.1 Uji Validitas Angket
Validitas merupakan suatu alat ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur, yaitu dengan cara menghitung korelasi masing-masing pertanyaan dengan skor total (Arikunto, 2007: 160).
Selanjutnya, Arikunto (2007: 146) menyatakan bahwa untuk mengukur validitas angket digunakan rumus korelasi product moment, yaitu:
rxy=
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 22 X N Y Y
X N Y X XY N
(59)
40 Keterangan:
rxy = koefisien antar variabel X dan variabel Y N = jumlah sampel yang diteliti
X = skor butir soal Y = skor total
Dengan kriteria pengujian, apabila rhit > rtab dengan dk = N = 30 maka alat ukur tersebut valid, jika sebaliknya rhit < rtab maka alat ukur tersebut tidak valid (Arikunto, 2007: 160). Berikut disajikan Tabel 6 hasil uji validitas angket pada 30 responden dengan 24 pernyataan.
Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas angket untuk variabel X1
Item Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
1 0,504 0,361 Valid
2 0,211 0,361 Tidak Valid
3 0,504 0,361 Valid
4 0,604 0,361 Valid
5 0,576 0,361 Valid
6 0,532 0,361 Valid
7 0,54 0,361 Valid
8 0,41 0,361 Valid
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 0,785 0,588 0,628 0,59 0,506 0,76 0,627 0,444 0,536 0,79 0,807 0,108 0,553 0,828 0,528 0,79 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
(60)
41 Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut dinyatakan
valid dan sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari 24 soal tersebut terdapat 2 soal yang dinyatakan tidak valid dan soal tersebut di perbaiki. Dengan demikian angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 24 soal.
Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas angket untuk variabel X2
Item Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
1 0,59 0,361 Valid
2 0,57 0,361 Valid
3 0,54 0,361 Valid
4 0,71 0,361 Valid
5 0,35 0,361 Tidak Valid
6 0,57 0,361 Valid
7 0,72 0,361 Valid
8 0,51 0,361 Valid
9 0,75 0,361 Valid
10 0,44 0,361 Valid
11 0,67 0,361 Valid
12 0,62 0,361 Valid
13 0,63 0,361 Valid
14 0,53 0,361 Valid
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut dinyatakan
valid dan sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari 14 soal tersebut terdapat 1 soal yang dinyatakan tidak valid dan soal tersebut di perbaiki. Dengan demikian angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 14 soal.
3.7.2 Uji Reliabilitas Angket
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus
(61)
42 r11=
22 1 1 t b k k Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
2b
= banyaknya butir pertanyaan 2
t
= varians total (Arikunto, 2007: 193)
Selanjutnya untuk menginterprestasikan nilai r: 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah 0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah
Dengan kriteria pengujian, apabila rhit > rtab dengan dk = n = 30 maka pengukuran tersebut reliabel, jika sebaliknya rhit < rtab maka pengukuran tersebut tidak reliabel. Apabila ternyata data yang diperoleh dinyatakan reliable, maka kriteria penafsiran indeks korelasinya (r) dapat dilihat sebagai berikut. 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi
0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah 0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah (Riduwan, 2004: 110).
(62)
43 Berikut disajikan Tabel 8 hasil uji reliabilitas angket pada 30 responden dengan 24 item pernyataan.
Tabel 8 . Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1
Cronbach’s Alpha N of Items
0,913 24
(Sumber: Hasil Pengolahan data 2012)
Berdasarkan informasi Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel X1 > 0,514, maka dapat disimpulkan bahwa angket atau alat
pengukur data tersebut bersifat reliabel. Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X1 dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Berikut disajikan Tabel 9 hasil uji reliabilitas angket pada 30 responden dengan 14 item pernyataan.
Tabel 9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2
Cronbach’s Alpha N of Items
0,847 14
(Sumber: Hasil pengolahan data 2012)
Berdasarkan informasi Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel X2 > 0,514, maka dapat disimpulkan bahwa angket atau alat
pengukur data tersebut bersifat reliabel. Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X2 dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
(63)
44 Berdasarkan analisis uji reliabilitas angket pada variabel persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran (X1) memiliki reliabilitas dengan kategori
tinggi dimana rhitung > rtabel sebesar 0,913 > 0,514. Sementara itu, untuk uji angket
pada variabel pemanfaatan sarana belajar (X2) juga memiliki reliabilitas dengan
kategori tinggi dimana rhitung > rtabel sebesar 0,847 > 0,514.
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas angket untuk variabel persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran (X1), pemanfaatan sarana belajar (X2),
kedua variabel tersebut memiliki nilai rhitung > rtabel. Selain itu, kedua variabel
tersebut memiliki item pernyataan yang reliabel sehingga alat ukur ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.
3.8 Teknik Analisis Data/Uji Hipotesis 3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data penelitian yang telah dilakukan. Untuk mengetahui apakah datanya normal, mendekati normal atau tidak normal. Data yang normal atau mendekati normal menandakan data dapat digunakan dalam penelitian. Untuk mengetahui apakah datanya normal,
mendekati normal atau tidak normal pengujian normalitas data hasil penelitian dengan uji Kolomogrov-Smirnov, dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut.
a). Perumusan hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1: sampel berasl dari populasi berdsitribusi tidak normal b). Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar
(1)
Setelah menguji hipotesis regresi linier sederhana dilanjutkan dengan uji
signifikan dengan rumus uji t. Menggunakan rumus uji t karena simpangan baku populasinya tidak diketahui. Simpangan baku dapat dihitung berdasarkan data yang sudah terkumpul. Jadi rumus yang tepat untuk uji signifikan dalam penelitian ini adalah uji t, dengan rumus sebagai berikut.
=
Keterangan: =
b = koefisien arah regresi Sb = Standar deviasi
Kriteria pengujian hipotesis yaitu:
jika tØ>ttabelmaka Ho ditolak dan jika tØ<ttabel maka Ho diterima. Ttabel diperoleh
dari daftar distribusi t dengan peluang (1-) dan dk = n-2.
3.10.2 Regresi Linier Multipel
Untuk pengujian hipotesis ketiga yaitu untuk mengetahui pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kualitas pelaksanaan pembelajaran dan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa menggunakan rumus regresi linier multiple, yaitu:
Ŷ = a + b1X1 +b2X2+ b3X3 Keterangan:
Untuk memprediksi (meramalkan) keadaan variabel dependen (kriterium), dengan dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor.
(2)
53 Keterangan:
Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstanta)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu (Sugiyono, 2011: 261-262).
Kemudian untuk menguji signifikan simultan dilakukan uji F dengan rumus:
= /( − − 1)/
Keterangan:
( ) = ∑ + ∑ + ∑
( ) = − ( )
n = banyaknya responden k = banyaknya kelompok Dengan Ft = F (k : n – k – l) Keterangan:
= tingkat signifikansi k = banyaknya kelompok n = banyaknya responden (Sudjana, 2005: 355-356).
Dengan kriteria uji adalah “tolak Ho jika Fhitung>Ftabel dan demikian pula sebaliknya, jika Fhitung<Ftabel maka Ho diterima. Ftabel untuk dk pembilang = k dan dk penyebut = (n – k – l) dengan taraf signifikansi = 0,05”.
(3)
Bagian kelima ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan kualitas pelaksanaan pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan kualitas pelaksanaan pembelajaran dan prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
(4)
92 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh persepsi siswa tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran dan pemanfaatan sarana belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012, maka peneliti menyarankan sebagai berikut.
1. Sebaiknya untuk mendukung kualitas pelaksanaan pembelajaran, guru dan murid saling bekerja sama dengan memperhatikan proses yang ada guna mencapai pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas.
2. Guru sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mentransfer ilmu kepada murid, hendaknya mampu untuk memanfaatkan dan memaksimalkan sarana belajar yang ada di sekolah.
3. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya dapat mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas serta memanfaatkan sarana belajar yang baik dan efektif. Karena dengan mengetahui kedua hal tersebut dengan baik dan efektif, maka siswa akan mendapatkan hasil (prestasi) belajar yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika siswa tidak mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran serta memanfaatkan sarana belajar dengan baik dan efektif maka siswa akan gagal atau tidak akan mendapatkan hasil (prestasi) belajar yang baik.
(5)
Adyanti, Enti. 2006.Pengaruh motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar mata pelajaran akuntansi keuangan siswa kelas XI Akuntansi SMK Wiyata Karya Natar TP 2010/2011. Universiats Lampung.
Ahmadi, Abu. 2001.Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evluasi Pendidikan.PT Ardadizya
Jaya: Jakarta.
Bafadal, Ibrahim. 2008.Manajemen Perlengkapan Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta
Dalyono,Muhammad. 2007.Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Depdikbud. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Dimiyati dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B. dan Zais, A. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Jakarta.
Firdaus, Mohamad. 2003.Metode Penelitian. Cetakan ke-5. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Jaya, Tamrin. 2011.Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas Belajar, dan
Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Universitas Lampung.
Kadir. 2010.Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta: Rosemata Sampurna.
Karyadi, Benny..2005. Konsep Dasar Dan Karakteristik Penelitian Peningkatan
Kualitas Pembelajaran.Batam.
Kasinu dan Basrowi. 2007. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yayasan Kampusina. Surabaya.
(6)
94
Majid, Abdul. 2007.Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, HE. 2008.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
Kemandirian GurudanKepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
PT Raja Grafindo Persada (Rajawali Pers).
Riduwan. 2004.Kegiatan-Belajar-Dan-Prestasi. Diakses 23 Januari 2012 (http://.wordpress.com/ /)
Rusman, Teddy.2011.Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Pendidikan Ekonomi: Universitas Lampung.
S, Syaodih dkk. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem.Bumi Aksara. Jakarta.
Sagala, 2006.Interaksi Dan Proses Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Jakarta
Sudarmanto, Gunawan.2005.Analisis Regresi Linear Ganda Dengan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana. 2002. MetodaStatistika. Tarsito. Bandung
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfa Beta. Bandung
Suryosubroto. 2001. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Thabrany, Hasbulah. 1999.Rahasia Sukses Belajar.. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Tu’u,Tulus.2004.Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:grasindo.
Universitas Lampung. 2011. Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Wijayanti ,Ony Fera. 2011.Pengaruh Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran,
Ketersediaan Sarana Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X I IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.Universitas Lampung.