Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
56
Penyusunan angket sebagai instrumen penelitian juga diawali dengan penyusunan kisi-kisi angket penelitian. Kisi-kisi angket disusun dengan tujuan
untuk menjelaskan gambaran tentang instrumen angket dan isi dari butir-butir angket yang akan disusun. Kisi-kisi angket kemandirian belajar dan motivasi
berprestasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Penelitian
Variabel Indikator
Butir Jumlah
Kemandirian belajar
Percaya diri 1,2,3,4,5,6
6 Mampu bekerja sendiri
7,8,9, 10,11,12
6
Menguasai keahlian
dan ketrampilan belajar
13,14,15, 16,17,18
6
Mengehargai waktu 19,20,21,
22,23,24 6
Bertanggung jawab 25,26,27,
28,29,30 6
Motivasi berprestasi
Mempunyai tanggung jawab 1,2,3,4,5,6,7
7 Berorientasi untuk sukses
8,9,10,11,12, 13,14,15
8
Membutuhkan umpan balik 16,17,18,19,
20,21,22 7
Inovatif 23,24,25,26,
27,28,29,30 8
Pada suatu penelitian, instrumen atau alat ukur harus memenuhi kriteria sebagai instrumen yang valid dan reliabel. Karena itu, sebelum
melakukan analisis terhadap data yang diperoleh, maka perlu diadakan pengujian instrumen atau alat ukur dalam pengambilan data penelitian.
Pengujian pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
57
a. Uji Validitas Uji validitas merupakan alat uji yang digunakan untuk mengukur
keakuratan data yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud. Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 212, pada dasarnya terdapat 2 macam validitas, yaitu validitas logis dan
validitas empiris. Uji validitas instrumen yang dilakukan pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
1 Validitas Logis Suharsimi Arikunto 2010: 212 menjelaskan bahwa validitas
logis merupakan validitas yang diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai
suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Validitas logis yang dilakukan adalah validitas konstruk, yang merupakan validitas untuk
mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa-apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus
atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun
tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebut dalam tujuan instruksional khusus. Pencapaian validitas konstruk dilakukan
melalui
â
x
ã â
ä
t judgement dengan dosen pakar yang dijadikan sebagai
validator.