Roman sebagai Karya Sastra

11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Roman sebagai Karya Sastra

Roman adalah suatu karya sastra yang disebut fiksi. Fiksi berarti sebuah karya khayalan atau rekaan. Goethe mengungkapkan bahwa roman adalah suatu bentuk dimana pengarang berusaha menggambarkan dunia menurut pendapatnya sendiri Der Roman ist eine Form, in welcher der Verfasser sich die Erlaubnis ausbittet, die Welt nach seiner Weise zu behandeln Zimmermann, 2001: 26. Berdasarkan definisi tersebut menunjukan bahwa pengarang menciptakan dunianya sendiri dalam suatu roman dan bebas mengekspresikan pikiran- pikirannya. Setiap karya sastra memiliki suatu informasi yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sesuatu berupa gagasan atau ide yang mendasari karya sastra, yakni tema. Tema pada sebuah roman biasanya menitikberatkan pada perkembangan tokoh utama baik secara kejiwaan dan batiniah. Sedangkan alurnya bercabang-cabang, banyak peristiwa-peristiwa lain yang tidak langsung berhubungan dengan peristiwa pokok. Alur dalam sebuah roman dibagi menjadi tiga bagian yaitu; perkenalan, permasalahan konflik, dan penyelesaian. Pertikaian di sini dapat diartikan sebagai permasalahan yang terjadi dalam diri tokoh, dan juga permasalahan yang dihadapkan pada nasib atau karena manusia dihadapkan pada masyarakat. Roman merupakan bagian dari epik panjang dalam suatu jenis karya sastra yang berbentuk prosa dan berupa cerita fiksi yang termasuk dalam golongan cerita panjang, isinya menceritakan kehidupan seseorang atau beberapa orang yang dihubungkan dengan sifat atau jiwa mereka dalam menghadapi lingkungan hidupnya. Biasanya roman bercerita tentang perjalanan seorang tokoh dari hidup hingga tokoh tersebut meninggal. Karakter tokoh yang disampaikan pun sangat mendetail dan juga memiliki alur yang kompleks. Sama seperti jenis-jenis karya sastra lainnya, roman memiliki unsur- unsur pembangunan fiksi, yakni unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra tersebut, sementara unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang terkandung dalam suatu karya sastra, sebagai contoh alur, tema, latar belakang, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa Nurgiyantoro, 2007: 23. Ruttkowski dan Reichman 1974: 23 mengatakan bahwa sebuah roman dapat dibedakan sesuai dengan penggambarannya. Roman yang lebih mengutamakan penggambaran seseorang atau beberapa orang tokoh, disebut Figurenroman, sedangkan jika menggambarkan sebuah dunia, disebut Raumroman, dan jika pembentukan suatu tindakan yang menarik disebut Handlungsroman. Selain itu, Gigl 2012: 59 membedakan roman menjadi beberapa bentuk. 1. Roman Pendidikan Bildungs-und Entwicklungsroman Tema dan isi cerita dalam roman ini menitikberatkan pada perkembangan pendidikan tokoh utama dalam cerita. Biasanya menggambarkan tokoh seorang pemuda hingga dewasa. Contoh: Wilhelm Mesiters Lehrjahre J.W. Von Goethe, 1795, Soll und Haben Gustav Freytag, 1855. 2. Roman Masyarakat Gesellschaftsroman Roman jenis ini lebih memusatkan cerita pada kondisi sosial masyarakat. Contoh: Irrungen Wirrungen Theodore Fontane, 1887, Effi Briest Thomas Mann, 1894. 3. Roman Sejarah Historischer Roman Menceritakan suatu sejarah yang dikemas dalam bentuk roman. Contoh: Ein Kampf um Rom Felix Dahn, 1876, Die vierzig Tage des Musa Dagh Franz Werfel, 1933. 4. Roman Kriminal Kriminalroman Mengisahkan suatu kejahatan beserta pencerahannya. Contoh: Der Richter und sein Henker Friedrich Dürenmatt, 1950, Selbs Justiz Bernhard Schlink, 1987. 5. Roman Seni Künstlerroman Tokoh penceritaan adalah seorang seniman dan menggambarkan siklus kehidupannya, serta konflik-konflik yang terjadi dengan kelompok borjuis. Contoh: Der Tod in Venedig Thomas Mann, 1912, Maler Nolten Eduard Mörike, 1832. 6. Roman Utopis Utopischer Roman Roman yang menceritakan mengenai masa depan, di sebuah tempat yang jauh dan belum dijelajahi. Contoh: Utopia Thomas Morus, 1516, Schöne neue Welt Aldous Huxley, 1932.

B. Tokoh dan Karakteristik