Desentralisasi Pendidikan Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali T2 942009033 BAB II

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desentralisasi Pendidikan

Sejarah pendidikan di Indonesia sampai dengan awal tahun 2000 menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia bersifat sentralisasi, segala sesuatu di atur dari tingkat pusat dan berlaku sama diseluruh wilayah Indonesia tanpa memperhatikan kondisi dan situasi daerah. Segala bentuk kegiatan penyelenggaraan pendidikan dilakukan berdasarkan petunjuk dari pusat yang dituangkan dalam bentuk juklak petunjuk pelaksanaan dan juknis petunjuk teknis yang harus dipedomani oleh semua sekolah secara sama. Kurikulum yang digunakan di semua tingkat sekolah baik SD, SMP ataupun SMA dan SMK satu jenis, kita mengenal hanya satu kurikulum nasional yang berlaku sama dari Sabang sampai Merauke, daerah tidak mendapat ruang untuk mengembangkan kurikulumnya sesuai potensi daerah masing-masing. Segala sesuatu diatur secara rinci oleh pemerintah pusat, pemerintah di daerah hanya sebagai pelaksana kebijakan. Hal sentralisasi dan desentralisasi pendidikan, Tilaar2002 berpendapat sebagai berikut : kebijakan sentralisasi pendidikan telah mematikan berbagai jenis inovasi pendidikan dan menghasilkan manusia Indonesia yang tanpa inisiatif. Sentralisasi pendidikan tidak 2 memungkinkan lahirnya masyarakat terbuka yang demokratis dimana setiap manusia mempunyai kesempatan mengembangkan potensinya dan menyumbangkan sebesar- besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Desentralisasi pendidikan akan melahirkan warga negara yang inovatif, yang bisa bersaing tetapi yang juga dapat bekerja sama membangun suatu masyarakat yang demokratis. Desentralisasi menurut Maddick dalam Kuncoro,2004 didefinisikan sebagai proses dekonsentrasi dan devolusi. Dekonsentrasi adalah pendelegasian wewenang atas fungsi-fungsi tertentu kepada staf pemerintah pusat yang tinggal diluar kantor pusat, sedangkan devolusi merupakan penyerahan kekuasaan untuk melaksanakan fungsi- fungsi tertentu kepada pemerintah daerah. Pemerintah daerah pada umumnya dianggap sebagai manifestasi struktural dari desentralisasi. Dengan demikian desentralisasi berarti pendelegasian wewenang dan penyerahan kekuasaan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan fungsi- fungsi tertentu. Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada orang-orang pada level bawah daerah. Sentralisasi ataupun desentralisasi sebagai suatu sistem administrasi pemerintahan, berkaitan erat dengan proses perkembangan suatu negara. Sejak Indonesia merdeka tahun 1945 beberapa undang-undang tentang pemerintah daerah telah ditetapkan dan berlaku silih berganti. Pada masa Orde Baru, dalam kerangka struktur sentralisasi 3 kekuasaan politik dan otoritas administrasi ditetapkan Undang-undang No.5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah yang meletakkan dasar-dasar hubungan pusat-daerah. Pasca Orde Baru 1998 sampai sekarang yang dikenal dengan era Reformasi telah ditetapkan Undang-Undang No.22tahun 1999 yang mengatur tentang Pemerintah Daerah. Menurut UU N0. 22 tahun 1999 pasal 7 menyebutkan bahwa: Kewenangan kabupaten dan kota mencakup semua bidang pemerintahan yaitu pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, investasi, lingkungan hidup, urusan tanah, koperasi, tenaga kerja . Dengan demikian jelaslah bahwa kebijakan pendidikan berada di bawah kewenangan pemerintah kabupaten dan kota. Fattah2004 menyatakan bahwa: “desentralisasi pendidikan menempatkan sekolah sebagai institusi pendidikan yang mandiri, memiliki otoritas dan kewenangan yang tidak lagi tergantung pada kebijakan dari pusat”. Desentralisasi pendidikan tidak lagi menjadikan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang hanya menerima instruksi tanpa kreatifitas penyesuaian, yang dikendalikan secara ketat sehingga tidak memiliki keleluasaan bergerak dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Dengan pengalihan wewenang dalam keputusan dari pemerintah pusat ke tingkat sekolah 4 diharapkan sekolah menjadi lebih mandiri dan mampu menentukan arah pengembangannya yang sesuai dengan kondisi dan tuntutan lingkungan masyarakatnya. Berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah Otonom dalam bidang pendidikan dan kebudayaan disebutkan bahwa kewenangan pemerintah meliputi hal-hal antara lain: penetapan standar kompetensi siswa dan warga belajar, serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional, serta pedoman pelaksanaannya; penetapan standar materi pelajaran pokok; penetapan persyaratan perolehan dan penggunaan gelar akademik; penetapan pedoman pembiayaan penyelenggaraan pendidikan; penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun bagi pendidikan dasar, menengah, dan luar sekolah; pengaturan dan pengembangan pendidikap tinggi, pendidikan jarak jauh, serta pengaturan sekolah internasional. Dalam upaya menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi; standar proses; standar kompetensi lulusan; standar pendidik dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. 5 Standar Nasional Pendidikan menjadi dasar dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Desentralisasi pendidikan menurut Mulyasa 2002 memberikan kewenangan kepada sekolah dan masyarakat setempat untuk mengelola pendidikan. Hal ini memungkinkan adanya kerjasama yang erat antara staf sekolah, kepala sekolah, guru dan masyarakat dalam upaya pemerataan, efisiensi, efektivitas, peningkatan kualitas dan produktivitas pendidikan. Dalam praktiknya, desentralisasi pendidikan berbeda dengan desentralisasi bidang pemerintahan yang lain, karena desentralisasi di bidang pendidikan tidak berhenti pada tingkat kabupatenkota, tetapi justru sampai pada sekolah sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan. Dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran kurikulum yang digunakan di setiap sekolah tidak sama antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain, sekolah memiliki kewenangan untuk menyusun sendiri kurikulumnya, dalam hal ini dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Desentralisasi pendidikan diharapkan mendorong peningkatan pelayanan pendidikan kepada masyarakat, yang akhirnya akan menaikkan kualitas pengelolaan pendidikan di sekolah. 6

2.2 Manajemen Berbasis Sekolah

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Kecamatan Sayung Demak T2 942014061 BAB II

0 3 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali T2 942009033 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali T2 942009033 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali T2 942009033 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali

0 0 23

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro Boyolali T2 BAB II

1 3 20

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Tiga Kepala SMP Negeri Salatiga Tahun 2014 T2 BAB II

0 1 14

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Negeri 3 Demak T2 BAB II

0 0 32