bebas ke tempat penyimpanan buku, memilih langsung dan mengambilnya sendiri sewaktu akan dibaca atau dipinjam.
b. Pelayanan yang bersifat tertutup closed-access, yaitu system pelayanan dimana setiap pemakai tidak boleh masuk ke
ruang buku, sedang untuk memilih buku untuk dipinjamdibaca harus menggunakan daftar buku katalog
yang disediakan dan dilayani oleh petugas.
Kedua sistem pelayanan tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Namun untuk keutuhan dan keteraturan
koleksi buku, sistem tertutup lebih baik. Sedangkan untuk pendidikan pemakai perpustakaan, sistem terbuka lebih baik. Karena
perpustakaan sekolah bertujuan untuk pendidikan, maka sistem yang digunakan sebaik-baiknya sistem pelayanan terbuka open -access.
Adapun jenis pelayanan yang ada diperpustakan adalah pelayanan teknis dan pelayanan informasi. Pelayanan teknis
merupakan pelayanan perpustakaan yang meliputi: pengadaan, pengolahan, pencatatan, pengkatalogan, pelabelan, dan penjajaran
atau pemajangan bahan pustaka. Sedangkan pelayanan informasi meliputi: pelayanan sirkulasi, referensi, minat baca, audio visual, dan
internet. Pada bahasan berikut ini akan dipaparkan layanan sirkulasi dan
layanan referensi.
a. Pelayanan sirkulasi
Pelayanan sirkulasi adalah pelayanan yang bekenaan dengan peminjaman dan pengembalian buku koleksi perpustakaan.
Kesibukan layanan sirkulasi ini dapat dipakai sebagai ukuran untuk
94
mengukur kegiatan suatu perputakaan. Tugas pokok pelayanan sirkulasi inni adalah:
1. melayani dan menyelesaiakan administrasi peminjaman dan pengembalian buku;
2. membuat tata tertib serta pengumuman tentang hal yang berkenaan dengan tata tertib pemakain ruang baca,
peminjaman dan pengembaliann buku; Ada beberapa bentuk peminjaman yang dapat dilakukan dalam
rangka layanan sirkulasi: 1. Sistem daftar ledger-system
Yaitu dengan memakai buku bergaris dan dibuatkan kolom untuk mencatat tanggal peminjaman, nama peminjam, dan
identitas lainnya. Cara ini paling sederhana dan sudah kuno. 2. Sistm bon book-system
Yaitu blangko peminjaman yang ditulis sendiri oleh peminjam dengan memakai karbon dan dapat disimpan sesuai dengan
keperlua. Pekerjaan ini terlalu lama dan kurang praktis. 3. Sistem kartu
Sistem ini paling praktis namun mahal
b. Pelayanan reference
Reference berasal dari kata “to refer” yang berarti “menunjuk kepada”. Biasanya koleksi reference ini memiliki tempat penyimpan
sendiri yang disebut ruang reference. Buku-buku reference ini sifatnya memberi petunjuk, sehingga harus selalu tersedia di perpustakaan
supaya dapat dipakai setiap saat. Oleh karena itu buku reference tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang. Bagi peminjam yang
memerlukan harus datang dan membacanya di ruang reference.
95
R. Implementasi layanan Perpustakaan pada Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah
Kegiatan belajar mengajar mencakup usaha penataan dan penggunaan sarana dan bahanmateri pelajaran pada sebelum,
sewaktu dan sesudah proses belajar mengajar itu berlangsung. Konsep ini penting dikemukakan untuk tidak menimbulkan kerancuan
dengan pengertian proses belajar mengajar, dimana yang terakhir ini memang hanya trjadi pada waktu jam-jam pelajaran efektif.
Secara umum, implementasi program perpustakaan terhadap kegiatan belajar mengajar dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1
Membantu menumbuhkan dan mengembangkan aktivitas anak, 2 Menurunkan kadar ketergantungan siswa pada guru, dan 3 Efisiensi
dan efektifitas upaya pencapaian tujuan pengajaran
1. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan aktivitas anak.
Pertumbuhan dan perkembangan aktivitas anak dapat terjadi jika anak merasa dapat mengikuti secara phisik dan psikhis
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah itu. Untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar terutama
untuk bidang studi yang sifatnya lebih banyak kognitif dan afektif, maka perlu tersedianya suatu “resources” inilah yang
bisa berupa bahan pustaka anak dapat berlonba untuk selalu siap mengikuti materi yang disampaikan. Media untuk dapat
selalu siap inilah yang dimaksudkan dengan tumbuh dan berkembangnya aktivitas anak.
1. Menurunkan kadar ketergantungan siswa pada guru. 96