Mengukur Perilaku Agresif Agresivitas .1 Pengertian Agresivitas

16 Kekerasan yang terjadi dipengaruhi oleh tayangan pada televisi yang secara langsung memberikan ide maupun pengetahuan tentang suatu tindakan agresi yang dilihat pada tayangan televisi.

2.1.5 Mengukur Perilaku Agresif

Mengukur perilaku agresif dapat dilakukan melalui dua pendekatan umum yaitu observasi dan bertanya Baron dan Richardson dalam Krahe, 2005. Observasi yaitu tindakan-tindakan observasional pencatatan perilaku agresif pada saat perilaku itu berlangsung dalam konteks alamiah. 1 Observasi alamiah yaitu salah satu tujuan observasi dalam konteks alamiah adalah untuk mendapatkan gambaran tentang bentuk-bentuk agresi dalam setting tertentu dan frekuensi kejadiannya. Pendekatan ini biasanya disebut sebagai observasi naturalistik. Humpert dan Dann dalam Krahe, 2005 mencatat interaksi yang berhubungan dengan agresi selama pelajaran sekolah dengan menggunakan sistem pengkodean yang dikembangkan secara khusus, yang meliputi 10 kategori perilaku agresif. Dalam tipe penilaian ini, alur alamiah perilaku pertama-tama dicatat, kemudian dipecah menjadi unit-unit analisis yang lebih kecil, dan yang terakhir dimasukkan kedalam kategori- kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Pertanyaan tentang kapan dan dimana sampel perilaku itu diambil, dan bagaiman cara menetapkan unit-unit analisi dasar, itu semua sangat penting dalam pendekatan metodologis. 2 Eksperimen lapangan penelitian yang diarahkan untuk mengekplorasi situasi sehari-hari dengan cara yang tidak mencolok, untuk melihat hubungan antara 17 kondisi-kondisi anteseden tertentu dengan respon-respons agresif yang mengikutinya. Penelitian ini menggabungkan variasi sebuah variabel independen dan efeknya terhadap sebuah variabel dependen sehingga memenuhi kriteria eksperimen lapangan. Baron dalam Krahe, 2005 menggunakan situasi kemacetan lalu lintas biasa, reaksi agresif para pengemudi yang ditetapkan berdasarkan latensi dan durasi membunyikan klakson dikaji sebagai respons terhadap frustrasi karena seorang petugas eksperimen sengaja menghalangi mobilnya sehingga individu tidak mampu menjalankan mobilnya ketika lampu hijau menyala. 3 Eksperimen Laboratoris Beberapa contoh eksperimen laboratoris yang sangat menonjol dalam penelitian agresi dapat dilihat dari beberapa temuan seperti berikut: 1 Paradigma guru-murid Milgram dalam Krahe, 2005 menggunakan eksperimen belajar dengan cara menunjuk seorang untuk memainkan peran guru yang harus mempresentasikan tugas asosiasi kata kepada orang lain yang berperan sebagai murid. Untuk kesalahan yang dibuat oleh murid akan diberikan hukuman oleh guru dengan menerapkan stimulus advertif kepada murid. Penunjukan kedua peran ini dilakukan secara bergantian sehingga setiap responden berkesempatan memainkan peran guru, yang pilihan intensitas hukumannya merupakan indeks kritis bagi perilaku agresifnya. 18 2 Paradigma evaluasi esai Paradigma ini diperkenalkan pertama kali oleh Berkowitz dalam Krahe, 2005. Paradigma ini digunakan untuk menginvestigasi perilaku agresif sebagai respons terhadap frustrasi atau provokasi yang telah dialami sebelumnya. Subyek diminta menulis bagi sebuah tugas mengatasi masalah. Kemudian tugas tersebut akan dievaluasi yang akan diekspresikan dalam bentuk jumlah kejutan listrik. Tanpa mempedulikan kualitas solusi yang subjek tulis, masing – masing subjek akan menerima satu sampai tujuh kejutan listrik. Dalam fase kedua peran dibalik subjek mendapat kesempatan untuk mengevaluasi solusi yang dibut orang lain. Jumlah kejutan listrik yang diberilakan oleh subjek merupakan variabel dependen dan menunjukkan kekuatan respon agresif mereka. 3 Paradigma boneka Bobo Bandura, Ross, dan Ross dalam Krahe, 2005 dalam penelitiannya mengukur perilaku agresif dengan cara memperlihatkan seorang model yang bertindak agresif terhadap boneka Bobo. Selanjutnya perilaku anak terhadap boneka Bobo diobservasi dan diukur dalam bentuk frekuensi tindakan yang dilakukan. 4 Agresi verbal Baron dan Richardson dalam Krahe, 2005 pengukuran perilaku agresif dilakukan dengan cara subjek dihadapkan pada sejumlah manipulasi yang dirancang untuk memunculkan respon agresif. Setelah itu reaksi verbal mereka dicatat, baik secara respons bebas yang nantinya akan dianalisis isi agresifnya maupun sebagai evaluasi terstandar dari orang yang memprovokasi reaksi agresif. 19 Bertanya difokuskan tidak pada perilaku, tetapi pada variabel-variabel internal, seperti pikiran dan khayalan agresif, yang juga tidak dapat diobservasi. Pengumpulan data di lakukan menggunakan strategi-strategi dibawah ini; 1 Laporan diri tentang perilaku behavioral self-report Dalam metode ini, subjek diminta untuk memberikan keterangan verbal mengenai perilaku agresif mereka sendiri, baik dalam konteks survei berskala besar maupun sebagai bagian dari penelitian uji hipotesis. Berdasarkan tujuan pertanyaannya, subjek dapat diminta untuk melaporkan pola perilaku agresifnya secara umum, atau hanya tindakan khusus pada ranah tertentu. Ukuran perilaku agresif umum itu diukur, misalnya dengan skala agresi fisik dan verbal dari kuesioner agresi aggression questionnaire yang disusun oleh Buss dan Perry 1992. Laporan diri mengenai perilaku agresif dapat dikombinasikan dengan laporan lain, misalnya untuk mengukur korespondensi antara laporan diri dan laporan orang lain. Contoh skala yang dapat digunakan adalah skala taktik konflik conflict tactics scale yang dikembangkan oleh Straus dalam Krahe, 2005 untuk mengukur kekerasan rumah tangga 2 Nominasi orang lainteman sebaya, masalah social-desirability agak kurang menojol bila orang-orang lain yang tahu banyak mengenai subyek diminta untuk menyumbangkan informasinya mengenai orang lain misalnya guru, orang tua, dan teman sebaya. Tentunya yang memiliki pengetahuan mengenai perilaku agresif orang yang dimaksud. 20 3 Catatan arsip dari pada dengan cara menanyai individu mengenai perilakunya sendiri atau perilaku orang lain, peneliti bisa mendapatkan informasi mengenai perilaku agresif dari data arsip yang aslinya dikumpulkan untuk keperluan lain. 4 Digunakan dua pendekatan, pendekatan pertama ada dalam pengembangan skala kepribadian terstandar dimana responden diminta untuk mendiskripsikan tentang keadaan yang ada dalam dirinya saat ini atau disposisi yang bersifat lebih menetap. Kuesioner agresi yang dikembangkan oleh Buss dan Perry dalam Krahe, 2005 berisi dua skala semacam itu, yaitu mengukur amarah dan permusuhan. Perbedaan antara keadaan saat ini dan ciri sifat yang stabil dicerminkan dalam state trait anger scale yang dikembangkan oleh Spielberger, Jacobs, Russel, dan Crane dalam Krahe, 2005. Pendekatan kedua untuk mengeksplorasi faktor pendukung intrapersonal perilaku agresif melibatkan teknik-teknik proyektif. Dalam metode ini subjek dihadapkan pada stimulus yang ambigu, seperti bercak- bercak tinta pada tes Rorschach atau picture frustration test . 2.2 Penyesuaian Sosial 2.2.1 Pengertian Penyesuaian Sosial

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Penyesuaian Sosial dengan Agresivitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga T1 132009098 BAB I

0 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Penyesuaian Sosial dengan Agresivitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga T1 132009098 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Penyesuaian Sosial dengan Agresivitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga T1 132009098 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Penyesuaian Sosial dengan Agresivitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Penyesuaian Sosial dengan Agresivitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kreativitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga T1 132009023 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kreativitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga T1 132009023 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kreativitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga T1 132009023 BAB IV

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kreativitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga T1 132009023 BAB V

0 0 2

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga T1 BAB II

0 0 18