73
d Setiap kelompok mempresentasi hasil eksperimen secara urut dari
kelompok I. e
Siswa secara urut sesuai urutan kelompok diberi kesempatan guru untuk bertanya kepada teman kelompok lain yang sedang
presentasi. f
Siswa dan guru mendiskusikan hasil eksperimen dari setiap kelompok.
g Siswa membahas satu per satu materi dalam LKS untuk
pemahaman konsep. h
Siswa dibimbing guru menyimpulkan hasil eksperimen. i
Siswa memperhatikan guru memberikan penguatan. j
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3 Kegiatan Akhir
Siswa diingatkan guru untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari.
c. Observasi Tindakan Siklus II
1 Kegiatan Guru
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus II sudah lebih baik daripada siklus I. Selama proses pembelajaran pada siklus II guru sudah
melakukannya dengan baik sesuai dengan langkah-langkah metode eksperimen yang sudah dimodifikasi. Guru sudah melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang
74
telah disusun dan yang telah dimodifikasi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 4 berikut.
Gambar 7. Guru membimbing dan mengawasi siswa saat kegiatan eksperimen berlangsung.
Selain itu guru dibantu oleh 3 pengamat melakukan pengamatan terhadap siswa menggunakan lembar observasi siswa. Guru dan pengamat melakukan
hal tersebut setiap pertemuan. Untuk lebih jelasnya hasil rerata sikap menghargai siswa dari pertemuan pertama hingga ketiga dapat dilihat pada
tabel 12.
75
2 Kegiatan Siswa
Kegiatan yang dilakukan siswa pada siklus II sudah menunjukkan kemajuan dalam setiap pertemuan. Proses pembelajaran sudah membuat
siswa tenang dalam kelompok masing-masing dalam melakukan eksperimen. Selain itu siswa sudah terlihat kompak saat berkelompok dan melakukan
tugas di dalam kelompoknya yang membuat siswa dapat menyelesaikan LKS tepat pada waktunya. Siswa sedang membahas materi dalam LKS satu per
satu sehingga siswa dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 8. Kegiatan siswa saat mengerjakan LKS
76
Gambar 9. Siswa sudah melakukan tugas masing-masing dalam kelompoknya.
d. Refleksi Tindakan Siklus II
Secara umum dalam pelaksanaan siklus II tidak ditemukan kendala yang berarti, karena pelaksanaan siklus II ini merupakan perbaikan dari saran-
saran yang dikemukakan pada siklus I serta hasil diskusi dengan teman sejawat. Guru peneliti melakukan modifikasi pada metode eksperimen. Hal
tersebut berdampak pada penanaman konsep dan sikap menghargai siswa yang terus meningkat di setiap tindakan. Pada siklus II mengalami
peningkatan dibanding siklus I, yaitu pada siklus I hasil observasi tingkat pemahaman konsep siswa rata-rata 66,67 meningkat menjadi 80,56. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 10 dan grafik berikut.
77
Tabel 11. Rata-rata Nilai IPA Pada Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus II
56,11 66,67
80,56
20 40
60 80
100 Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Kondisi Awal
56,11 Siklus I
66,67 Siklus II
80,56
Gambar 10. Diagram perbandingan rata-rata nilai IPA pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II
Pada siklus II ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan yang semula 44,44 meningkat menjadi 66,67 pada siklus I dan pada
siklus II meningkat menjadi 83,33. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 13 dan grafik berikut.
78
Tabel 12. Persentase Ketuntasan Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus II
44,44 66,67
83,33
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
Kondisi Awal
44,44 Siklus I
66,67 Siklus II
83,33
Gambar 11. Diagram Perbandingan Persentase Hasil Ketuntasan Siswa Pada Kondisi Awal dan Siklus I
Pada sikap menghargai juga mengalami peningkatan yang semula 38,85 pada siklus I meningkat menjadi 60,37 dan pada siklus II
meningkat menjadi 72,96. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 14 dan grafik berikut.
79
Tabel 14. Rata-rata Sikap Menghargai Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus II
38,85 60,37
72,96
10 20
30 40
50 60
70 80
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
Kondisi Awal
38,85 Siklus I
60,37 Siklus II
72,96
Gambar 12. Diagram Rata-rata Sikap Menghargai Siswa pada Kondisi Awal dan siklus I
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD N 2 Karangturi ini menerapkan kriteria keberhasilan tingkat
sikap menghargai dan pemahaman konsep yaitu ≥ 80 siswa. Rata-rata sikap menghargai mencapai ≥ 70 dan untuk pemahaman konsep mencapai nilai ≥
65, serta untuk rata- rata nilai IPA yaitu ≥ 70. Tingkat sikap menghargai dan
pemahaman konsep pada siklus II sudah mencapai ≥ 80 siswa. Pada sikap menghargai sudah mencapai rata-rata 72,96 dan pada pemahaman konsep
80
sudah mencapai 83,33 siswa serta untuk rata-rata nilai IPA sudah meningkat menjadi 80, 56.
B. Pembahasan
Suriasumantri Patta Bundu, 2006: 3 mengemukakan bahwa pembelajaran IPA seharusnya membiasakan anak didik menggunakan metode
ilmiah scientific method dalam mempelajari sains. Kegiatan pembelajaran tidak hanya berfokus pada penyampaian materi atau konsep tetapi
menekankan bagaimana siswa dapat membentuk sikap ilmiah. Pada kondisi awal pembelajaran tersebut belum diterapkan di kelas IV SD N 2 Karangturi,
kegiatan masih banyak terfokus pada guru walaupun terkadang guru juga melakukan pembelajaran secara kelompok.
Pembelajaran yang dilakukan guru selama ini dirasa belum cukup untuk membuat hasil belajar siswa menjadi baik. Hal tersebut dapat dilihat
dari prosentase anak yang mencapai KKM masih rendah yaitu 44,44, sedangkan untuk rata-rata nilai IPA mencapai 56,11, dan untuk sikap
menghargai siswa mencapai 38,85. Keadaan tersebut membuat guru berfikir untuk menggunakan metode lain agar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Menurut
Winarno 1993:77,
metode eksperimenpercobaan
dimaksudkan sebagai kegiatan guru atau siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati dengan mata kepala sendiri proses dan hasil
percobaan. Dari batasan ini dapat ditandai bahwa metode ini berpusat pada pengamatan terhadap proses dan hasil eksperimen jika dipandang perlu dapat