Pasir Kuarsa Silika SiO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasir Kuarsa

Pasir kuarsa dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti kuarsa dan feldsfar. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO 2 , Al 2 O 3 , CaO, Fe 2 O 3 , TiO 2 , CaO, MgO, dan K 2 O yang berwarna putih bening atau warna yang lain bergantung pada senyawa pengotornya Siswanto, et al., 2012. Gambar 2.1. Pasir Kuarsa Tabel 2.1. Sifat-sifat kuarsa Sifat-sifat Nilai Berat Jenis 2,651 Titik lebur o C 1728 Indeks bias 1,544 Sistem Kristal Heksagonal Belahan Kristal Sulit Konstanta Dielektrik 4,5 Norton, 1974 Universitas Sumatera Utara Pasir kuarsa biasanya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dengan berbagai ukuran tergantung aplikasi yang dibutuhkan seperti dalam industri ban, karet, gelas, semen, beton, keramik, tekstil, kertas, kosmetik, elektronik, cat, film, pasta gigi, dan lain-lain. Saat ini dengan perkembangan teknologi mulai banyak aplikasi penggunaan silika pada industri semakin meningkat terutama dalam penggunaan silika pada ukuran partikel yang kecil sampai ukuran mikron atau bahkan nanosilika. Kondisi ukuran partikel bahan baku yang diperkecil membuat produk memiliki sifat yang berbeda yang dapat meningkatkan kualitas Siswanto, et al., 2012. Pasir kuarsa digunakan secara luas dalam industri keramik dan metalurgi. Pasir kuarsa juga dapat digunakan dalam pembuatan batu bahan tahan api dan digunakan dalam skala besar sebagai pembentuk jaringan dalam industri kaca McColm, 1983.

2.2. Silika SiO

2 Silika merupakan salah satu dari modifikasi kristal yang paling dikenal sebagai kuarsa. Ada dua puluh dua fasa yang berbeda dari silika yang telah diidentifikasi. Pada suhu 573 o C 1063 o F kuarsa yang biasa atau α-kuarsa dapat berubah struktur secara reversible menjadi β- kuarsa yang memiliki densitas yang lebih rendah dan pada suhu 867 o C 1593 o F, β-kuarsa berubah menjadi suatu modifikasi k ristal yang berbeda yaitu β-tridimit yang masih lebih tinggi, pada suhu 1470 o C 2678 o F, β-tridimit menjadi suatu modifikasi ketiga yang disebut β-kristobalit Iller, 2007. Ada tiga bentuk polimorf dari silika berdasarkan kestabilannya terhadap kenaikan suhu tinggi McColm, 1983, yaitu : a. Kuarsa, sampai pada suhu 870 o C b. Tridimit, pada suhu 870-1470 o C c. Kristobalit, pada suhu 1470 o C sampai titik leburnya 1730 o C Tridimit merupakan bentuk silika yang jarang ditemui di alam tetapi penting dalam bahan tahan api. Sedangkan kristobalit merupakan bentuk lain dari silika. Kristobalit kurang murni dari kuarsa dan beberapa ahli geologi merasa bahwa zat pengotor ini telah mencegah pembentukan kristal kuarsa. Kristobalit tidak berlimpah di alam dan sedikit digunakan Universitas Sumatera Utara sebagai sumber dari silika tetapi penting sebagai bahan yang ditambahkan pada keramik tahan api Norton, 1974. Masing-masing dari ketiga bentuk diatas memiliki perubahan pada suhu tinggi dan rendah dimana strukturnya hanya sedikit berubah oleh perubahan yang sederhana pada orientasi dari SiO 4 yang relatif tetrahedral satu sama lain. Perubahan bentuk pada suhu tinggi memiliki simetri yang lebih tinggi atau memiliki unit sel yang lebih kecil daripada perubahan bentuk pada suhu yang rendah McColm, 1983. Perubahan bentuk Perubahan bentuk 867 o C 1470 o C Kuarsa Tridimit Kristobalit tinggi tinggi tinggi Perubahan Perubahan Perubahan struktur struktur struktur 573 o C 160 o C 200-270 o C Kuarsa Tridimit Kristobalit rendah sedang rendah Perubahan struktur 105 o C Tridimit rendah Gambar 2.2. Perubahan Polimorf dari Silika Barsoum,1997

2.3. Silikon