Syarat Menjadi Imam Syarat Menjadi Makmum Cara Melakukan Shalat Jama’ah

1. Setelah mengikuti bimbingan sholat berjamaah melalui ceramah, peserta didik, dapat memahami arti sholat berjamaah, dengan jelas 2. Setelah mengikuti bimbingan sholat berjamaah melalui pengamatan buku, peserta didik, dapat mengetahui hokum dan dalil sholat berjamaah, dengan jelas 3. Setelah mengikuti bimbingan sholat berjamaah melalui pengamat video, peserta didik dapat memperagakan sholat berjamaah, dengan baik dan benar 4. Setelah mengikuti bimbingan sholat berjamaah melalui praktek, peserta didik dapat membiasakan sholat berjamaah, dengan baik D. MATERI PEMBELAJARAN 1. Pengertian Shalat Jama’ah Jama’ah secara bahasa kumpulan atau bersama-sama. Menurut istilah shalat jama’ah adalah shalat yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, dan salah satunya menjadi imam, sedangkan lainnya menjadi makmum 2. Hukum dan Dalil Shalat Jama’ah Hukum berjamaah dalam shalat menurut jumhur ulama adalah sunnah muakad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan Nabi saw jarang sekali meninggalkannya. Hal sesuai hadits riwayat Muslim: ذ ذ ففللا ةفلص ف ل ل ض ل فلتف ةةع ف امفجفللا ةللص ف ل ف اقف مفللس ف وف هةيللفع ف هلللا ىللص ف هةللا ل ف وس ل رف ن ل أف رفمفعل ن ة بل هةلللا دةبلع ف ن ل ع ف ةةجفرفدف ن ف يرةش ل عةوف ععبلس ف بة Artinya : Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat. H.R. Muslim Walaupun sebagai ulama menyebutkan bahwa hukumnya adalah fardhu `ain, sehingga orang yang tidak ikut shalat berjamaah berdosa. Ada yang mengatakan fardhu kifayah sehingga bila sudah ada shalat jamaah, gugurlah kewajiban orang lain untuk harus shalat berjamaah. Ada yang mengatakan bahwa shalat jamaah hukumnya fardhu kifayah. Dan ada juga yang mengatakan hukumnya sunnah muakkadah. Adapun dalil berkaitan dengan shalat berjama’ah, Allah swt berfirman dalam surat al baqarah ayat 43:            Artinya: “dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku” QS. Al-Baqarah :43. Dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa kita diperingatkan untuk mengikuti shalat berjama’ah. Selanjutnya pada surat an-Nisa ayat 102       ...  Artinya: “Dan apabila engkau Muhammad berada di tengah-tengah mereka, lalu engkau hendak melaksankanakan shalat bersama mereka …” 3. Syarat Imam dan makmum

a. Syarat Menjadi Imam

Jika kamu melaksanakan sholat berjamaah, paling sedikit harus ada dua orang Email; fpkm.kemenag2013gmail.com atau lebih. Satu orang menjadi imam, dan yang lain menjadi makmum. Yang dimaksud imam dalam sholat adalah seseorang yang diangkat untuk memimpin pelaksanaan sholat berjamaah. Secara umum ketentuan untuk menjadi imam sholat meliputi: - Imam hendaklah orang yang lebih dalam ilmu agamanya - Imam hendaklah orang yang lebih fasih bacaan Al-Qurannya dan banyak hafalannya - Imam hendaklah orang yang lebih tua umurnya dan baik penampilannya - Imam hendaklah berdiri di depan makmun - Imam hendaklah orang yang berakhlak mulia - Imam hendaklah berniat menjadi imam

b. Syarat Menjadi Makmum

Makmum dalam sholat berjamaah adalah orang yang dipimpin oleh seorang imam dam menjadi pengikut di dalam sholat atau orang yang ikut bersembahyang di belakang imam. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi makmum dalah sholat berjamaah sebagai berikut. - Makmum hendaklah berniat menjadi makmum - Makmum hendaklah mengetahui dan mengikuti gerak gerik imam - Makmum hendaklah tidak mendahului imam dalam gerakan sholat - Makmum hendaklah berada dalam satu tempat dengan imam - Tempat berdiri makmum tidak lebih maju kedepan daripada imam

c. Cara Melakukan Shalat Jama’ah

Shalat berjama’ah hanya isa terwujud dengan cara-cara tertentu yang sudah dijelaskan para ulama, di antaranya sebagai berikut: 1. Tempat makmum tidak boleh di depan imam. Yang menjadi patokannya adalah tumit, yakni bagian belakang telapak kaki. Kalau makmum terdiri dari dua orang atau lebih , maka mereka semuanya berbaris di belakang imam. Tetapi, kalau hanya seorang maka dia berdiri di sebelah kiri imam agak mundur sedikit ke belakang. 2. Mengikuti imam dalam semua gerakannya. Makmum memulai pekerjaannya sesudah imam, sedang imam mendahulukan selesainya makmum dalam setiap pekerjaan. Apabila makmum tertinggal oleh imam selama satu rukun, maka makruh hukumnya. Bahkan dianggap shalatnya jika dia tertinggal dua rukun yang panjang misalnya imam sudah sujud dan bangkit, sementra makmum masih berdiri untuk sujud, padahal tidak ada udzur. Jika ada udzur seperti karena lambaat bacaannya atau factor fisik, maka itu tidak apa-apa. 3. Mengetahui perpindahan-perpindahan imam dengan cara melihat langsung atau melihat sebagian shaf, atau mendengar suara imam atau mubaligah. 4. Antara imam dan makmum tidak ada jarak tempat yang terlampau jauh, apabila kedua-duanya tidak berada dalam masjid. Adapun kalau berkumpul dalam satu masjid, maka jama’ah tetap sah. Kalau imam ada di masjid dan makmum berada di luar masjid, maka dipersyaratkan agar jarak antara keduanya tidak terlampau jauh 5. Makmum berniat berjama’ah atau menjadi makmun. Niat ini disyaratkan agar berbareng dengan takbiratul ihram. Jadi kalau ada seseorang tidak berniat menjadi makmum, namum demikian dia mengikuti gerakan-gerakan imam, maka shalatnya batal. Tetapi kalau mengikuti gerakan imam hanya karena kebetulan saja atanpa sengaja, maka shalatnya tidak batal. Email; fpkm.kemenag2013gmail.com Adapun tata cara pengaturan saf dalam shalat jama’ah sebagai berikut: - Jika makmum hanya seorang, maka ia berdiri di belakang sebelah kanan imam. Jika lebih dari seorang maka makmum berada di belakang imam, sehingga imam didepan saf tengah mereka.Saf hendaknya diluruskan dan dirapatkan dan jangan membuat saf baru ketika saf depan belum penuh. Apabila makmumnya terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak, maka laki-laki menempati saf paling depan, kemudian anak-anak dan saf wanita yang paling belakang. Wanita tidak boleh menjadi satu saf dengan laki-laki. - Gerakan-gerakan salat makmum, mulai dari takbiratul ihram sampai dengan selesai salam, selalu mengikuti gerakan-gerakan imam dan tidak boleh mendahului. - Dalam salat berjamaah ketika imam membaca ayat atau surat dengan suara keras, makmum tidak usah lagi membaca, cukup dengan mendengarkannya saja

d. Ketentuan Makmum Masbuk