Teori Jarum Hypodermik Kerangka Berpikir

3. Negatif, yang artinya masyarakat tidak setuju atau tidak sependapat terhadap fakta yang terjadi dalam masyarakat.

2.3.4 Arah Tujuan Opini

Opini artinya dalam bahasa Indonesia adalah pendapat. Pendapat adalah pandangan seseorang mengenai sesuatu. Jadi, pendapat adalah subjektif. Dengan demikian, pendapat adalah evaluasi, penilaian, dan bukan fakta. Karena bukan fakta maka berubah atau diubah, tergantung situasi sosial yang berlaku . Opini- opini yang berkembang pada suatu masyarakat akan mencapai suatu konsensus yang matang dan menyatu dalam masyarakat yang membentuk opini publik. Opini yang berkembang di masyarakat yang kemudian ditangkap dan dirumuskan merupakan suatu bahan bagi pengambil keputusan untuk menentukan nilai kemungkinan setiap alternatif kebijakan yang akan diambil oleh para penentu kebijakan Sunarso, 2000.

2.4 Teori Jarum Hypodermik

Teori ini berkembang di sekitar tahun 1930 hingga 1940an. Dan ini merupakan teori media massa pertama yang ada. Teori ini mengasumsikan bahwa komunikator yakni media massa digambarkan lebih pintar dan juga lebih segalanya dari audience. Teori jarum hypodermik dapat juga diasumsikan bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang S dan menghasilkan tanggapan R yang kuat pula. Unsur- unsur yang terdapat dalam Teori jarum hypodermik adalah stimulus pesan dan response efek. Stimulus dapat diartikan sebagai pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Sehingga itu akan menjadi rangsangan kepada penerima pesan tersebut. Response diartikan efek sebagai hasil akhir dalam proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan perubahan kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan. Efek kognitif timbul setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan Effendy, 2003 : 255. Gambar 2.1 Model Teori Jarum Hypodermik Stimulus Response : Positif Netral Negatif Sumber : Effendy, 2003 : 257. Menurut gambar model di atas menunjukkan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa tayangan program acara infotaiment, film, drama, berita kontoversi, dan lain-lain. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan, maka akan terjadi respons terhadap pesan yang disampaikan baik itu respon positif, negatif ataupun keragu-raguan dalam memberikan suatu opini.

2.5 Kerangka Berpikir

Televisi merupakan media yang paling luas pengaruhnya. Dari sekian media yang ada seperti surat kabar, radio, internet dan lain-lain, televisi paling pas memiliki sifat media, yang dalam ilmu komunikasi disebut dengan ubiquity, yakni, segalanya ada di televisi. Tampilan-tampilan yang ada di televisi hanyalah potongan-potongan kecil kehidupan masyarakat, kulit luar dari realitas. Tawaran- tawarannya sangat menggugah, menyuguhkan kenikmatan, hidup senang dan hal- hal yang berbau surgawi lainnya. Padahal, kenyataan itu tidak sepenuhnya benar. Akan tetapi, hal tersebut tidak hanya memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat penonton. Jika acara-acara yang disampaikan oleh televisi tidak sesuai dengan aturan-aturan penyiaran yang telah ditetapkan dan dikemas dengan baik, maka hal tersebut akan memberikan implikasi yang negatif terhadap kehidupan masyarakat. Besarnya potensi media televisi terhadap perubahan masyarakat menimbulkan pro dan kontra. Pandangan pro melihat televisi merupakan wahana pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai positif masyarakat. Sebaliknya pandangan kontra melihat televisi sebagai ancaman yang dapat merusak moral dan perilaku desktruktif lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti membuat kerangka berpikir sebagai berikut: Gambar 2.2: Kerangka Berpikir Stimulus : Tayangan acara Good Morning di SBO TV: - Isi Siaran: -Bahasa - Tema -Penampilan presenter Response : Positif Netral Negatif Dari gambar tersebut, stimulus yang dimaksud adalah tayangan acara Good Morning di TV SBO, stimulus dengan indikator yang terdiri dari isi siaran, meliputi: bahasa, tema dan penampilan presenter. Setelah audience terkena stimulus, yang berupa isi siaran, yang meliputi: bahasa, tema dan penampilan presenter yang digunakan dalam program Good Morning, maka akan menghasilkan suatu response audience setelah menonton tayangan yang bersangkutan. Response dapat berupa response positif, netral, atau negatif dalam memberikan suatu opini terhadap program Good Morning.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Yang dimaksudkan dengan definisi operasional disini adalah suatu pembatasan atau perincian prosedur yang memungkinkan penegasan ada atau tidaknya realitas tertentu sebagaimana digambarkan menurut konsepnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang terjadi pada masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun ke atas yang menjadi objek penelitian, kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang situasi, kondisi, ataupun variabel tertentu. Bungin, 2001 ; 48. Dengan menggunakan metodologi kuantitatif yaitu metodologi yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian lebih mementingkan aspek keluasan data dibanding kedalaman data. Sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Hubungan riset dengan subjek jauh, sehingga alat ukur harus dijaga keobjektifannya. Periset tidak boleh membuat batasan konsep atau alat ukur sekehendak hatinya sendiri. Kriyanto : 2006 : 57.