masih rendah dan memiliki arah hubungan yang negatif terhadap kualitas audit, sedangkan apabila dilihat dari angka yang ditunjukkan oleh Sig. 1-
tailed sebesar 0,043, angka ini lebih kecil dibandingkan dengan 0.05 0,043 0.05 maka Ha diterima, jadi ada hubungan yang signifikan
antara independensi dan kualitas Audit. 3.
Uji hipotesis ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Auditor dan
Kualitas Audit.
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Auditor dan Kulitas Audit
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Auditor dan Kualitas Audit.
Pada tabel 5.7 di atas juga dapat dilihat bahwa tingkat hubungan motivasi auditor terhadap kualitas audit sangat rendah, yaitu sebesar -
0,040 dengan arah hubungan yang dihasilkan adalah negatif sedangkan
nilai sig. 1-tailed sebesar 0,418 angka ini lebih besar dibandingkan dengan 0.05 0,418 0,05 maka Ho diterima, jadi tidak ada hubungan
yang signifikan antara motivasi auditor dan kualitas audit.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data di atas, berikut akan dijelaskan mengenai hasil penelitian.
1. Ada hubungan yang signifikan antara Kompetensi dan kualitas audit
Pada uji Partial Corelation menunjukkan nilai sebesar 0,315
angka ini menunjukkan bahwa tingkat hubungan kompetensi terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kualitas audit masih rendah namun memiliki arah hubungan yang positif dan apabila dilihat dari nilai sig. 1-tailed sebesar 0,045 angka ini lebih
kecil dibandingkan dengan 0.05 0,045 0.05 maka hipotesis Ha diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara Kompetensi dan
Kualitas Audit. Kompetensi yang diukur dengan tiga dimensi yaitu pengetahuan,
keahlian dan kemampuan, memberikan arah hubungan yang positif terhadap kualitas audit dan diharapkan dapat menujang kualitas audit yang
akan dihasilkan, karena untuk meningkatkan kualitas audit sangat bergantung pada tingkat kompetensi yang dimiliki oleh seorang auditor,
sebagai seorang auditor yang merupakan pelaksana utama tugas audit, menjadikan kompetensi sebagai suatu hal yang wajib dimiliki dan sangat
dibutuhkan oleh auditor, auditor yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi dan lebih baik akan lebih mampu dalam menjalankan tugasnya
serta mampu menghasilkan kualitas audit yang jauh lebih baik, sehingga wajib bagi auditor untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mansouri 2009 yang menyatakan bahwa kompetensi memiliki hubungan
yang positif terhadap kualitas audit, dimana seorang auditor diharapkan untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan khusus yang
berhubungan dengan profesinya dan harus menerima pelatihan lebih lanjut baik formal maupun informal sepanjang karir mereka.
2. Ada hubungan yang signifikan antara Independensi dan Kualitas Audit.
Hasil uji Partial Corelation menujukkan angka sebesar -0.320
angka ini berarti bahwa independensi memiliki tingkat hubungan yang juga masih rendah dan memiliki arah hubungan yang negatif terhadap
kualitas audit, sedangkan apabila dilihat dari angka yang ditunjukkan oleh sig. 1-tailed yaitu sebesar 0,043 angka ini lebih kecil dibandingkan
dengan 0.05 0,043 0.05 sehingga hipotesis Ha diterima, ada hubungan yang signifikan antara independensi dan kualitas audit. Variabel
independensi yang diukur dengan 3 dimensi yaitu, hubungan dengan klien, tekanan dari klien dan juga independensi dalam pelaksanaan audit
menyebabkan independensi memiliki arah hubungan yang negatif terhadap kualitas audit hal ini dikarenakan auditor yang telah memiliki
hubungan yang lama dengan klien dan mendapatkan tekanan dari klien maka akan membuat auditor cenderung tidak tegas dalam menjalankan
prosedur audit, dan auditor menjadi tergantung pada pernyataan yang diberikan oleh pihak klien, kedua hal tersebut sangat rawan bagi seorang
auditor untuk tetap menjaga sikap independensinya pada saat melaksanakan audit dan juga tidaklah mudah bagi seorang auditor untuk
menghindari hal-hal tersebut sehingga menyebabkan auditor menjadi tidak mampu melaporkan hasil audit secara bebas dan objektif serta terbebas
dari benturan kepentingan, dan hal ini menjadikan independensi seorang auditor menjadi tidak maksimal, dan juga kualitas audit yang
dihasilkanpun menjadi kurang berkualitas bagi para pengguna laporan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keuangan, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakaukan oleh Enofe 2013, yang menyatakan bahwa independensi tidak mempunyai
hubungan yang signifikan terhadap kualitas audit dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap kualitas audit, namun tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Augustine 2014 yang menyatakan bahwa independensi memiliki hubungan yang positif terhadap kualitas
audit. 3.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Auditor dan Kualitas Audit.
Pada hasil uji Partial Corelation, menunjukkan angka sebesar
-0,040 angka ini menunjukan bahwa motivasi auditor memiliki tingkat hubungan yang sangat rendah terhadap kualitas audit, dan juga memiliki
arah hubungan yang negatif terhadap kualitas audit, sedangkan bila dilihat dari nilai sig.1-tailed adalah sebesar 0,418 angka ini lebih besar
dibandingkan dengan 0.05 0,418 0.05 maka hipotesis Ho diterima, jadi Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi auditor dan
kualitas audit. Motivasi auditor dalam penelitian tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kualitas audit, dan memiliki arah
hubungan yang negatif, dikarenakan motivasi pada penelitian ini hanya diukur dari 2 dimensi yaitu apresiasi dan juga lingkungan tempat bekerja,
tidak nyamannya lingkungan tempat bekerja menyebabkan auditor menjadi tidak maksimal dalam mengerjakan tugas-tugas auditnya serta
minimnya apresiasi menyebabkan auditor akan merasa hasil kerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kerasnya kurang dihargai oleh rekan-rekan seprofesi, selain itu kualitas audit juga tidak hanya bergantung pada seberapa besar tingkat motivasi
yang dimiliki oleh seorang auditor, melainkan bergantung pada tingkat kompetensi dan independensi yang dimiliki, dengan adanya motivasi yang
terlalu tinggi pada auditor akan menyebabkan auditor berkemungkinan besar akan melupakan independensinya dalam pelaksanaan audit, dan
cenderung hanya akan mengejar kepentingan pribadi saja. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Soekarsono
2012 yang menyatakan bahwa motivasi memiliki hubungan yang positif terhadap kualitas audit.
67
BAB V1 PENUTUP