Hubungan kompetensi, independensi dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN MOTIVASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

Nopitasari NIM: 102114116 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi, independensi dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.

Penelitian ini dilaksanakan pada 5 Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus, dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan teknik analisis data menggunakan korelasi partial.

Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Ada hubungan yang signifikan antara Kompetensi dan kualitas audit, (2) Ada hubungan yang signifikan antara independensi dan kualitas audit, (3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Auditor dan kualitas audit.

Kata Kunci: Hubungan, Kompetensi, Independensi, Motivasi Auditor, Kualitas audit.


(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMPETENCE, INDEPENDENCE, AND AUDITOR MOTIVATION ON AUDIT

QUALITY Nopitasari NIM: 102114116 Sanata Dharma University

Yogyakarta

The aim of this research was to find out the relationship between competence, independence, and auditor motivation on audit quality.

The research was done in 5 public accounting offices in Yogyakarta. The type of the research was case study with data collection technique using questionnaire, and data analysis technique using Partial Correlation.

The results of this research were: (1) there was significant relationship between competence and audit quality, (2) there was significant relationship between independence and audit quality, (3) there was no significant relationship between auditor motivation and audit quality.

Keyword : Relationship, Competence, Independence, Auditor Motivation, Audit Quality


(3)

HUBUNGAN KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN

MOTIVASI AUDITOR

TERHADAP KUALITAS AUDIT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Akuntansi

Oleh : Nopitasari Nim: 102114116

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

HUBUNGAN KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN

MOTIVASI AUDITOR

TERHADAP KUALITAS AUDIT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Akuntansi

Oleh : Nopitasari Nim: 102114116

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

Motto dan Persembahan

..Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Tim 1:7)

“Tidak penting seberapa kali kau terjatuh, seberapa kali kau merasakan yang namanya kegagalan, yang terpenting adalah seberapa kuat kau untuk terus berusaha berdiri dan melangkah lagi demi apa yang kau inginka”

(NS)

“No matter how you feel, get up, drees up and fight for your dreams”

(Unknown)

Jangan pernah mengatakan kata menyerah untuk sesuatu yang belum kau perjuangankan terlebih dahulu. (NS)

Skripsi ini ku persembahkan untuk: Tuhan Yesus Ayah dan Ibuku, serta semua keluargaku Sahabat-sahabatku, Septri, Lea, dan mas Iyan Serta orang-orang yang selalu mendukung dan terlibat dalam proses penyelesaian


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nopitasari menyatakan bahwa skripsi dengan judul HUBUNGAN KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN MOTIVASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT dan maju untuk diuji pada tanggal 30 September 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan saya selain, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin dan meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Nopitasari NIM : 102114116

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya mem berikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya dengan judul:

HUBUNGAN KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN MOTIVASI

AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kapada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingann akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Oktober 2015 Yang menyatakan

Nopitasari


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melipahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Kompetensi, Independensi

dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Penulisan skripsi ini

bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.sc., Ph. D, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar mengembangkan keperibadian kepada penulis.

2. Dr.H. Herry Maridjo, M.Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar lebih banyak tentang ilmu Akuntansi.

3. Dra.YFM.Gien Agustinawansari Ak.MM. Selaku dosen pembimbing 1, yang telah banyak membantu serta membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Josephine Wuri SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam proses pengujian dan menganalisis data dalam skripsi ini.


(11)

viii

5. Bapak dan ibu dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai harganya kepada penulis selama belajar di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Bapak/ibu/Saudara/saudari, Akuntan Publik di Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner.

7. Ayah dan Ibu tercinta, skripsi ini aku persembahkan untuk kalian. Terima Kasih untuk semua doa, dan kerja keras kalian untuk ku selama ini, untuk semua hal yang telah kalian berikan kepadaku, nasehat-nasehat yang selalu membuatku semangat kembali di saat aku mulai lelah dan mengeluh dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Kak Yupen dan Kak Ferdy, yang selalu menyemangati walaupun dengan kata-kata yang terkadang menyebalkan untuk didengar.

9. Koko Juliem, yang selalu memberi dukungan dan memotivasi.

10.Sahabat-sahabat terbaik dan seperjuangan, Septri, Lea, mas Yan, Mas Riaz, Puput. Terima kasih untuk kebersamaan, keceriaan dan kekonyolan yang akan menjadi kenangan terindah tak terlupakan. Ayo selalu jalani kehidupan dengan semangat masa muda, walupun nanti jadi tua...!!!!!! 11.Teman-Teman MPT yang selalu, memberikan semangat, dan dukungan,

terutama Nandus dan Angel, Terima Kasih untuk masukan-masukan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.


(12)

ix

13.Keluarga Kos, Pak Riwi, ibu Titiq, ibu Iin, Daddy, Ayu, Ocha, Kristy, Sandra, Abdi, yang selalu menemani hari-hari selama kuliah di Yogya. 14.Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 Oktober 2015


(13)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 3

C. Batasan penelitian ... 3

D. Tujuan penelitian ... 3

E. Manfaat penelitian ... 3

F. Sistematika penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. KAP ... 6

B. Kegiatan kantor akuntan publik ... 6

1. Kegiatan pembuktian atau pengujian ... 6

2. Penyuluhan pajak ... 6

3. Konsultasi manjemen ... 7

4. Jasa akuntansi ... 7

C. Kewajiban dan larangan KAP ... 7

D. Auditor ... 8


(14)

xi

2. Auditor pemerintah ... 9

3. Auditor internal ... 9

E. Tingkatan auditor dalam organisasi ... 10

1. Patner ... 10

2. Manajer ... 10

3. Auditor senior ... 11

4. Auditor junior ... 11

F. Jasa profesi akuntan publik (auditor) ... 11

1. Jasa atestasi ... 12

a. Jasa auditing ... 12

b. Pemeriksaan ... 12

c. Review ... 12

d. Prosedur ... 12

2. Jasa nonatestasi ... 12

G.Audit ... 13

H.Tujuan audit ... 14

I. Jenis-jenis audit ... 16

1. Audit laporan keuangan ... 16

2. Audit kesesuain ... 16

3. Audit operasional ... 16

J. Standar audit ... 17

1. Standar umum ... 18

2. Standar pekerjaan lapangan ... 18

3. Standar pelaporan ... 19

K.Kualitas audit ... 19

L. Kompetensi ... 21

M.Independensi ... 23

1. Independensi dalam program audit ... 24

2. Independensi dalam verifikasi ... 24

3. Independensi dalam pelaporan ... 25

N.Motivasi ... 25


(15)

xii

2. Beberapa teori tentang motivasi ... 26

O.Penelitian terdahulu ... 29

P. Perumusan hipotesis ... 30

1. Hubungan antara kompetensi terhadap kualitas audit ... 30

2. Hubungan antara independensi terhadap kualitas audit ... 31

3. Hubungan antara motivasi auditor terhadap kualitas audit ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis penelitian ... 35

B. Tempat dan waktu penelitian ... 35

C. Subjek dan objek penelitian ... 35

D. Sumber data ... 36

E. Teknik pengumpulan data ... 36

F. Definisi operasional variabel penelitian ... 37

G. Teknik analisis data ... 45

H. Uji asumsi klasik ... 46

I. Uji hipotesis ... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM KAP ... 49

A. KAP M. Kuncara Budi Santosa, SE, AK, MM, CPA ... 50

B. KAP Drs. Hadori Sugiarto & rekan ... 51

C. KAP Drs.Soeroso Donosapoetro ,MM ... 52

D. KAP Indarto Waluyo, M.acc.Ak, CPA ... 52

E. KAP Drs.Hadiono ... 52

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi responden ... 53

B. Analisis data ... 56

C. Uji asumsi klasik ... 59

D. Uji hipotesis ... 60


(16)

xiii

BAB VI PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Keterbatasan penelitian ... 68

C. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

A. Kuesioner ... 75

B. Rekap Kuesioner ... 84

C. Uji Validitas Kompetensi ... 92

D. Uji Reliabilitas Kompetensi ... 95

E. Uji Validitas Independensi ... 96

F. Uji Reliabilitas Independensi ... 98

G. Uji Validitas Motivasi Auditor ... 99

H. Uji Reliabilitas Motivasi Auditor ... 100

I. Uji Validitas Kualitas Audit ... 101

J. Uji Reliabilitas Kualitas Audit ... 104

K. Uji Normalitas ... 105

L. Uji Korelasi partial Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Auditor dan Kualitas Audit ... 106


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkatan Auditor dan Lama Pengalaman Kerja ... 11

Tabel 3.1 Interprestasi Nilai r ... 47

Tabel 4.1 Daftar KAP yang Aktif di Yogyakarta ... 49

Tabel 5.1 Data Respondence rate ... 53

Tabel 5.2 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Kuesioner yang diterima ... 54

Tabel 5.3 Pengisian indentitas Responden Kuesioner ... 55

Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas ... 56

Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabiltas ... 58

Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas ... 59

Tabel 5.7 Hasil Uji Partial Corelation Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Auditor terhadap Kualitas Audit ... 60


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hirarki kebutuhan Maslow ... 26

Gambar 2.3 Kerangka pemikiran ... 34

Gambar 5.1 Persentase pengembalian kuesioner ... 54


(20)

xvii ABSTRAK

HUBUNGAN KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN MOTIVASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

Nopitasari NIM: 102114116 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi, independensi dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.

Penelitian ini dilaksanakan pada 5 Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus, dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan teknik analisis data menggunakan korelasi partial.

Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Ada hubungan yang signifikan antara Kompetensi dan kualitas audit, (2) Ada hubungan yang signifikan antara independensi dan kualitas audit, (3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Auditor dan kualitas audit.

Kata Kunci: Hubungan, Kompetensi, Independensi, Motivasi Auditor, Kualitas audit.


(21)

xviii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMPETENCE, INDEPENDENCE, AND AUDITOR MOTIVATION ON AUDIT

QUALITY Nopitasari NIM: 102114116 Sanata Dharma University

Yogyakarta

The aim of this research was to find out the relationship between competence, independence, and auditor motivation on audit quality.

The research was done in 5 public accounting offices in Yogyakarta. The type of the research was case study with data collection technique using questionnaire, and data analysis technique using Partial Correlation.

The results of this research were: (1) there was significant relationship between competence and audit quality, (2) there was significant relationship between independence and audit quality, (3) there was no significant relationship between auditor motivation and audit quality.

Keyword : Relationship, Competence, Independence, Auditor Motivation, Audit Quality


(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi,2002:2). Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik juga mendapat sorotan dari masyarakat setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Maraknya skandal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri telah memberikan dampak besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik.

Akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen seharusnya mampu memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuanga. (Hutabarat,2012) menyatakan jika auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan yang dilakukan oleh klien maka yang bermasalah adalah kompetensi yang dimiliki oleh auditor, namun apabila yang terjadi adalah auditor ikut mengamankan praktik rekayasa tersebut maka yang bermasalah adalah independensi auditor, misalnya kasus Enron dan Worldcom


(23)

dimana akuntan publik tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan yang telah dilakukan oleh Enron dan Worldcom membuat kompetensi dan independensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan publik semakin dipertanyakan, karena kompetensi dan independensi merupakan dua karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan publik dalam mengaudit sebuah laporan keuangan. Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, independensi ini sangat penting karena banyaknya pengguna laporan keuangan bersedia mengandalkan laporan audit eksternal terhadap kewajaran laporan keuangan eksternal, karena ekspektasi mereka atas sudut pandang yang tidak bias dari akuntan publik.

Jusup (2010:97) menyatakan bahwa kompetensi akuntan publik atau auditor menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seseorang akuntan publik untuk memberikan kemudahan dan kecerdikan dalam menyelesaikan tugasnya, namun walaupun seorang auditor telah memiliki kompetensi dan independensi yang cukup, belum tentu bisa menjamin seorang auditor akan memiliki komitmen yang tinggi untuk berlaku jujur dan apa adanya saat melakukan audit, dalam hal ini dibutuhkan suatu motivasi yang dapat mendorong semangat juang auditor dalam menyelesaikan pekerjaan dan tidak menyalahgunakan kompetensi yang dimiliki serta mampu mempertahankan indepndensinya sehingga dapat memenuhi standar yang ada, dengan adanya


(24)

motivasi dalam diri seorang auditor akan sangat membantu auditor untuk lebih bersemangat, berperestasi dan berkomitmen, terhadap pekerjannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat ditarik rumusan masalah yaitu:

Bagaimana Hubungan Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit?

C. Batasan masalah

Penulis merasa perlu memberikan batasan masalah pada penelitian ini dengan maksud agar lebih fokus dan tidak meluas dari permasalahan yang akan dibahas, dalam skripsi ini penulis membatasi auditor yang dimaksud, adalah auditor eksternal pada KAP yang berada di wilayah Yogyakarta yang telah ditentukan oleh penulis.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui Hubungan Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Auditor

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan bahan evaluasi yang berguna bagi para auditor dalam melaksanakan tugas dan memberikan pelayanan jasa audit kepada masyarakat.


(25)

2. Bagi Program Studi Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan referensi bagi penulis selanjutnya dengan penelitian yang sejenis di masa mendatang.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini menambah informasi dan pengetahuan, tentang bagaimana hubungan kompetensi, independensi dan motivasi auditor terhadap kualitas audit .

F. Sistematika penulisan

Dalam penelitian ini, sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teori

Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan, dan perumusan hipotesis penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, sehingga dapat menjadi bahan pendukung dalam proses penelitian.


(26)

Bab III. Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang teknik penelitian, waktu dan tepat penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

Bab IV Gambaran Umum KAP di Yogyakarta

Bab ini berisi tentang gambaran umum 5 KAP yang berada di Yogyakarta sebagai tempat penelitian.

Bab V. Analisis dan Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian, yang meliputi analisis data, dan pembahasan untuk masing-masing masalah yang telah diteliti.

Bab VI. Penutup

Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang dianggap perlu untuk diberikan kepada para staf auditor,KAP, dan untuk peneliti selanjutnya.


(27)

6 BAB II

LANDASAN TEORI A. KAP

Kantor akuntan publik (KAP) merupakan wadah bagi para auditor dalam memberikan jasanya dan untuk melaksanakan tugasnya seorang auditor bekerja pada kantor akuntan publik (KAP). KAP sendiri menurut undang-undang tentang akuntan publik no 5 tahun 2011, adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan undang-undang akuntan publik no 5 tahun 2011. KAP ini bisa berbentuk usaha perseorangan, persekutuan perdata, firma, atau bisa juga berbentuk usaha lain sesuai dengan karakteristik profesi akuntan publik yang diatur dalam undang-undang.

B. Kegiatan Kantor Akuntan Publik

Kantor akuntan publik melaksanakan empat kategori jasa yang utama yaitu:

1. Kegiatan pembuktian atau pengujian meliputi semua kegiatan kantor akuntan dimana diterbitkannya suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan dari pernyataan tertulis yang merupakan tanggungjawab pihak lain. Kegiatan pembuktian ini meliputi audit atas laporan keuangan historis, dan tinjauan atas laporan keuangan historis. 2. Penyuluhan pajak, menyusun surat pemberitahuan pajak dari perusahan


(28)

3. Konsultasi manjemen, jasa ini berkisar dari pemberian saran sederhana, mengenai pembenahan sistem akuntansi sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran dan konsultasi asuransi.

4. Jasa akuntansi dan atministrasi pembukuan, ini dilakukan karena banyaknya klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyerahkan pembuatan laporan keuangan kepada kantor akuntan publik. (Sunyoto,2013).

C. Kewajiban dan Larangan KAP

Kewajiban dan larangan KAP menurut undang-undang tentang akuntan publik no 5 tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1. KAP atau cabang KAP wajib:

a. mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa dibidang akuntansi

b. mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha c. memiliki dan menjalankan sistem pengendalian mutu. d. memasang nama lengkap kantor pada bagian depan kantor.

KAP wajib menyampaikan secara lengkap dan benar laporan kegiatan usaha dan laporan keuangan untuk takwim sebelumnya dan wajib menyampaikan laporan program dan realisasi tahunan program pengembangan profesi akuntan publik (auditor) dan/atau dunia pendidikan bagi KAP paling lambat pada ahkir bulan April kepada menteri, dalam memberikan jasanya akuntan publik dan KAP wajib menjaga independensi serta bebas dari benturan kepentingan, yang meliputi kepentingan keuangan


(29)

atau memiliki kendali yang signifikan pada klien atau memperoleh manfaat ekonomis dari klien, memiliki hubungan kekeluargaan dengan orang yang memiliki posisi kunci di bidang keuangan, serta wajib menjaga kerahasian informasi yang diperoleh dari klien.

1. KAP dilarang untuk:

a. Melakukan kerja sama dengan KAPA (kantor akuntan publik asing) OAA (organisasi audit asing) yang telah melakukan kerja sama dengan KAP lain.

b. Mencantumkan nama KAPA atau OAA yang status terdaftar KAPA atau OAA tersebut pada menteri dibekukan atau dibatalkan. c. Memiliki rekan non-akuntan publik yang tidak terdaftar pada

menteri.

d. Membuka kantor dalam bentuk lain, kecuali bentuk kantor cabang e. Membuat iklan yang menyesatkan.

D. Auditor

Arens (1995) dalam Kurnia Rahayu, Suhayati (2010:13) mendefinisikan auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan perinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia. Auditor ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, adalah pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan


(30)

tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Kurnia Rahayu, Suhayati (2010:13), auditor terdiri dari 3 jenis yaitu: 1. Auditor independen

Auditor independen berasal dari kantor akuntan publik, bertanggungjawab atas audit laporan keuangan historis auditeenya.

2. Auditor pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang berasal dari lembaga pemeriksa pemerintah, di Indonesia lembaga yang bertanggungjawab secara fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan negara adalah badan pemeriksa keuangan (BPK).

3. Internal auditor

Internal auditor adalah pegawai dari suatu organisasi atau perusahaan yang berkerja di organisasi untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan yang bersangkutan dengan tujuan untuk membantu manjemen organisasi mengetahui kepatuhan para pelaksana operasional organisasi terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sedangkan Mulyadi dan Kanaka (1998) dalam Sunyoto, (2013:30), menyatakan 3 jenis auditor adalah :

a. Auditor independen, adalah auditor yang profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama dibuat dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai


(31)

informasi keuangan seperti kreditur, investor, calon kreditur, calon investor dan juga pemerintah.

b. Auditor pemerintah, auditor profesional yang berkerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertangungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintah atau pertangungjawaban yang ditujukan kepada pemerintah.

c. Auditor intren, adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan baik perusahaan negara, maupun perusahaan swasta yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen puncak telah dipatuhi.

E. Tingkatan Auditor dalam Organisai

Pada umumnya tingkatan auditor dalam pelaksanaan penugasan audit di dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi empat yaitu:

1. Partner, memiliki pengalaman kerja rata-rata menduduki jabatan tertinggi dalam penugasaan audit, bertanggungjawab atas hubungan dengan klien, bertanggungjawab secara menyeluruh dalam auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggungjawab dalam penagihan fee audit dari klien.

2. Manajer, bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, meriview kertas kerja, laporan audit dan mangement letter. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam


(32)

bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior

3. Auditor senior, bertugas untuk melaksanakan audit, bertangungjawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai rencana, bertugas untuk mengarahkan dan meriview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan menetap pada kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan

4. Auditor junior, melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. (Mulyadi dan Kanaka, 1998 dalam Sunyoto, 2013: 32).

Tabel 2.1

Tingkatan Auditor dan Lama Pengalaman Kerja Tingkatan Auditor Lama Pengalaman Kerja

Partner 10 tahun ke atas Manager 5-10 tahun Auditor senior 2-5 tahun Auditor junior 0-2 tahun Sumber: Arrens (2006:37) dalam Bahri (2010)

F. Jasa Profesi Akuntan Publik (Auditor)

Mulyadi dan kanaka (1998) dalam Sunyoto (2013:13) profesi akuntan publik (auditor) menghasilkan dua jasa bagi masyarakat yaitu jasa atestasi dan jasa nonatestasi. Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang signifikan, dengan kriteria yang telah ditetapkan,


(33)

untuk laporan keuangan historis asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 1. Jasa atestasi akuntan publik dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu:

a. Auditing, jasa auditing mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut, atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan PABU.

b. Pemeriksaan, istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat tentang keseuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan.

c. Review, jasa review berupa permintaan keterangan dan prosedur analistis terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atau asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut.

d. Prosedur yang disepakati, jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik.


(34)

2. Jasa nonatestasi, jasa nonatestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain kenyakinan. Jenis jasa nonatestasi yang dihasilkan akuntan publik (auditor) adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dalam jasa kompilasi auditor melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya pencatatan manual, dan berkomputer, transaksi keuangan klien sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada klien dalam pengisian surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT), pajak penghasilan dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi permasalahan pajak.

G. Audit

American Accounting Association (AAA) dalam Kurnia Rahayu, Suhayati (2010:1), audit merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan kriteria yang ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna informasi tersebut.

Alvin Arens, audit adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti atau pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang independen. (Suhayati, 2010:1).


(35)

Agoes (2008:3) dalam Aini (2010) menyatakan audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen serta pembukuan dan bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Singleton (2007:3) menyatakan bahwa audit adalah proses sistematis mengenai bagaimana mendapatkan dan mengevaluasi secara objektif bukti yang berkaitan dengan penilaian mengenai berbagai kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat keseuaian antara penilaian-penilaian tersebut dan membentuk kriteria serta menyampaikan hasilnya ke para pengguna yang berkepentingan.

Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut maka audit dapat disimpulkan sebagai suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk memeriksa dan mengevaluasi berbagai kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, dan kemudian melaporkan hasil penemuan dan hasil evaluasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. H. Tujuan Audit

Kell & Boynton (2002:6) dalam Aini (2010) tujuan audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha, serta arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.


(36)

Sedangkan tujuan audit spesifik ditentukan berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh manjemen, dalam Singleton (2007) pernyataan manajemen dapat dibagi kedalam lima kategoi yaitu:

1. Pernyataan keberadaan atau keterjadian 2. Pernyataan kelengkapan

3. Pernyataan hak dan kewajiban 4. Pernyataan valuasi atau alokasi

5. Pernyataan penyajian atau pengungkapan.

Mulyadi (2002:9) auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan untuk:

a. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.

b. Menetapkan tingkat kesesuaian. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti untuk menetapkan kesesuaian pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang telah ditetapkan dan dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa:

1) Peraturan yang ditetapkan oleh suatu legislatif.

2) Angaran atau prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen 3) Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.


(37)

I. Jenis-Jenis Audit

Jusup (2001) menyatakan bahwa audit dapat dikelompokan menjadi tiga golongan yaitu:

1. Audit laporan keuangan

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan, yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa, dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. pada umumnya kriteria yang digunakan adalah perinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU).

2. Audit kesesuaian

Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikui prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

3. Audit operasional

Audit operasional adalah pengajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil dari audit operasional biasanya berupa rekomendasi kepada pihak manajeman untuk perbaikan operasi. Kurnia Rahayu, Suhayati (2010:9), audit terdiri dari:

a. Financial statement audits (audit laporan keuangan), audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku


(38)

umum, yang dimuat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). b. Operational Audits (Audit Operasional)

1) Memberikan informasi kepada manajemen mengenai efektivitas suatu unit atau fungsi.

2) Pengukuran efektivitas didasarkan pada bukti-bukti dan standar-standar.

3) Sifatnya investigatif

4) Objek pemeriksaaan meliputi semua aspek operasi perusahaan. c. Compliance Audits ( Audit Kepatuhan)

Audit kepatuhan bertujan untuk menentukan apakah Auditee telah mengikuti kebijakan prosedur dan peraturan yang ditentukan pihak yang otoritasnya lebih tinggi.

J. Standar Audit

Standar auditing terdiri dari sepuluh standar dan semua Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang berlaku. Sepuluh standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok standar yaitu: (1) standar umum, yang mengatur tentang syarat-syarat diri auditor, (2) standar pekerjaan lapangan, mengatur mutu pelaksanaan auditing, dan (3) standar pelaporan memberikan panduan bagi auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai informasi keuangan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).


(39)

Standar audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2001) adalah sebagai berikut:

1. Standar umum audit yang terdiri dari:

a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian teknis yang cukup sebagai audior

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap dan mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar pekerjaan lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya

b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat saat lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan, pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.


(40)

3. Standar pelaporan.

a. laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

b. Laporan auditor harus menunjukkan (jika ada) ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan priode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan keuangan.

d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau sesuatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak diberikan, maka alasannya harus dinyatakan, dalam hal mana auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan jika ada dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.

K. Kualitas Audit

De Angelo (1991) dan Kusharyanti (2003:25) dalam Aprianti (2010) mendefenisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya, kemungkinan auditor akan menemukan salah saji


(41)

tergantung pada kualitas pemahaman auditor, sedangkan untuk melaporkan salah saji tergantung pada independensi seorang auditor.

Kualitas audit sangat penting, karena kualitas audit yang baik merupakan dasar untuk pengguna laporan audit untuk mengambil suatu keputusan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutukan. Wooten, (2003) dan Mirna Dyah (2007) dalam Ardini (2010), auditor dengan kemampuan profesionalisme tinggi akan lebih melaksanakan audit secara benar dan cenderung menyelesaikan setiap tahapan-tahapan proses audit secara lengkap dan mempertahankan sikap skeptisme dalam mempertimbangkan bukti-bukti audit yang kurang memadai yang ditemukan selama proses audit untuk memastikan agar menghasilkan kualitas audit yang baik. Lee, dan Wang (1999) dalam Rahmawati (2013) menyatakan kualitas audit adalah probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material, selain itu hasil audit dianggap berkualitas jika auditor menjalankan tugasnya dengan berpedoman pada prinsif-prinsif profesi.

Simamora (2002) dalam Rahmawati (2013) menyatakan bahwa ada 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu:

1. Tanggungjawab profesi, dimana setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan 2. Kepentingan publik, setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan komitmen atas profesionalisme


(42)

3. Integritas, setiap anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

4. Objektivitas, setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalismenya. 5. Kompetensi dan kehatian-hatian, setiap anggota harus melaksanakan jasa

profesionalismenya dengan hati-hati kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional.

6. Kerahasian, setiap anggota harus menghormati kerahasian informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.

7. Perilaku profesional, setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang mendeskreditkan profesi.

8. Standar teknis, setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.

L. Kompetensi

Lee dan Stone (1995), dalam Efendy (2010) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Dreyfus (1986) dalam Aprianti (2010), mendefenisikan kompetensi sebagai keahlian seseorang yang berperan secara berkelanjutan yang mana pergerakannya melalui proses pembelajaran dari “mengetahui sesuatu”menjadi“ mengetahui bagaimana” seperti misalnya dari


(43)

sekedar pengetahuan yang tergantung pada aturan tertentu kepada pernyataan yang bersifat intuitif.

Susanto (2000) dalam Aprianti (2010) mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik-karakteristik yang mendasari individu untuk mencapai kinerja supervisor, kompetensi juga merupakan pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang berhubungan dengan pekerjaan dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan non rutin.

Tugiman (1997), menyatakan setiap pemerikasan (auditor) harus memiliki kecakapan dan pengetahuan sebagai berikut:

a. Memiliki keahlian, yang berarti kemampuan dalam menerapkan pengetahuan pada persoalan yang umumnya dihadapi dan menyelesaikan persoalan tersebut tanpa perlu mempelajari kembali secara luas dan bantuan atau asistensi yang berarti dari pihak lain. b. Keahlian dalam prinsip-prinsip dan teknik-teknik akuntansi yang

diperlukan oleh pemeriksa yang pekerjaannya secara luas berhubungan dengan berbagai catatan dan laporan keuangan. c. Memiliki pemahaman terhadap dasar dari berbagai pengetahuan

seperti akuntansi, ekonomi, hukum, perdagangan, perpajakan, keuangan, metode-metode kuantitatif, dan sistem informasi yang dikomputerisasi.

d. Harus mampu memahami hubungan antar manusia dan ,mengembangkan hubungan baik dengan pihak klien (yang diperiksa).


(44)

e. Memiliki kecakapan dalam komunikasi baik secara lisan dan tulisan sehingga mereka dapat secara jelas dan efektif menyampaikan berbagai hal seperti tujuan pemeriksaan, evaluasi, kesimpulan, dan rekomendasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulan bahwa kompetensi auditor adalah semua hal yang menyangkut, kemampuan, keahlian,pemahaman, dan kecakapan yang harus dimiliki seorang auditor dalam melakukan penugasannya untuk dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama.

M. Independensi

Arens (2000) dalam Efendy (2010) mendefinisikan independensi dalam pengauditan sebagai penggunaan cara pandang yang tidak bias dalam pelaksanaan pengujian audit, evaluasi hasil pengujian tersebut, dan pelaporan hasil temuan audit.

Mulyadi (1992) dalam Efendy (2010) mendefinisikan independensi sebagai keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain dan akuntan publik yang independen haruslah akuntan publik yang tidak terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan, dalam kode etik akuntan publik menyebutkan bahwa independensi sebagai sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam


(45)

melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

Mauts dan Sharaf (1993) dalam Aini (2010) menyatakan bahwa untuk dapat menjalankan kewajibannya harus ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh seorang auditor yaitu, kompetensi, independensi due profesional care mempertahankan perilaku independen bagi auditor dalam memenuhi tangungjawab mereka adalah penting, tetapi yang juga penting adalah pemakai laporan keuangan juga memiliki kepercayaan atas independensi tersebut. Definisi independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B.Wilcox dalam Apriayanti (2010) merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah krebilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.

Mautz dan Sharaf, dalam karya terkenal mereka, “The philosophy of auditing” dalam Sawayer’s (2005:35) independensi memiliki beberapa indikator diantaranya adalah:

1. Independensi dalam program audit

a. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit b. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit

c. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang disyaratkan untuk sebuah proses audit

2. Independensi dalam verifikasi

a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.


(46)

b. Mendapatkan kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit.

c. Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas yang diperiksa atau membatasi perolehan bahan bukti.

d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit. 3. Independensi dalam pelaporan

a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta-fakta yang dilaporkan.

b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan dalam laporan audit.

c. Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interprestasi auditor.

d. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.

N. Motivasi.

1. Pengertian motivasi

Kartono (1994:147) dalam Bahri (2010) istilah motivasi diambil dari bahasa latin motivus, yang artinya sebab, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia. Usmara (2006:14) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kumpulan kekuatan tenaga yang berasal baik dari dalam


(47)

maupun luar individu yang memulai sikap dan menetapkan bentuk, arah, serta intensitasnya.

2. Beberapa teori tentang motivasi a. Teori hirarki kebutuhan Maslow

Maslow berpendapat bahwa orang memiliki kebutuhan yang mereka perjuangkan untuk dipenuhi, bahwa kebutuhan mereka kompleks, dan bahwa kebutuhan mereka terus-menerus berubah.

Menurut maslow ada lima hirarki kebutuhan manusia yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Hirarki kebutuhan Maslow Sumber: Usmara (2006:18)

1) Kebutuhan Fisiologis, merupakan kebutuhan yang paling utama misalnya perumahan dan kebutuhan jasmani lainnya.

2) Kebutuhan akan rasa aman meliputi, keselamatan dan jaminan kerugian.

3) Kebutuhan akan kasih sayang meliputi, rasa memiliki, rasa diterima baik di lingkungan tertentu, persahabatan

Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan akan kasih sayang Kebutuhan akan rasa aman

Kebutuhan fisiologis Kebutuhan


(48)

4) Kebutuhan akan penghargaan meliputi, penghargaan dari orang lain, pengakuan, perhatian, peran, apresiasi atas suatu prestasi yang telah dicapai

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri meliputi, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan sendiri.

b. Teori ERG Alderfer

Clayton Alderfer mengemukakan bahwa ada tiga bentuk kebutuhan manusia yaitu:

1) Kebutuhan untuk eksistensi (existence needs).

Ini mencakup semua bentuk keinginan jasmaniah dan fisik. 2) Kebutuhan untuk berhubungan (relatedness needs)

Kebutuhan ini mencakup semua kebutuhan yang melibatkan hubungan dengan orang lain yang kita perhatikan.

3) Kebutuhan untuk bertumbuh (growth needs).

Mencakup kebutuhan yang melibatkan orang-orang yang membuat usaha kreatif terhadap diri sendiri dan lingkungan. c. Teori dua faktor

Teori ini dikemukakan oleh Herzberg, ada dua faktor yang memotivasi kerja yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang lebih banyak dilakukan oleh karyawan atau individu yang melaksanakan suatu pekerjaan. Faktor-faktor intrinsik terhadap pekerjaan terdiri dari:


(49)

1) prestasi

2) pengakuan atas prestasi 3) kerja itu sendiri

4) tanggungjawab

5) pertumbuhan atau kemajuan

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berada dibawah pengawasan supervisor atau pihak lain. Faktor-faktor eksentrik terhadap pekerjaan adalah:

1) kebijakaan

2) administrasi perusahaan 3) pengawasan

4) hubungan interpersonal 5) kondisi kerja

6) gaji 7) status 8) rasa aman

Abin Syamsuddin Makmun (2003) dalam Efendy (2010) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan, (2) frekuensi kegiatan, (3) persistensi pada kegiatan, (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan, (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan


(50)

yang dilakukan, (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan. O. Penelitian Terdahulu

Mansouri (2009) dalam jurnalnya yang berjudul Audit Competence and Audit Quality: Case in Emerging Economy, menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara kompetensi, dan independensi terhadap kualitas audit, penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Augustine (2014) yang menyatakan bahwa independensi berhubungan positif terhadap kualitas audit, hal ini terlihat dari hasil uji data yang menggunakan AMOS dimana didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,536 angka ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 10% (0.536, p < 0.001), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Enofe (2013) dalam jurnalnya yang berjudul Audit Quality and Auditors Independence in Nigeria: An Empirical Evaluation, dimana Enofe menggunakan perusahan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek Nigeria (NSE) sebagai populasi penelitian dan mengambil 20 laporan keuangan yang berakhir tahun 2011 sebagai sampel, dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa independensi berhubungan negatif terhadap kualitas audit, hal ini terlihat dari uji t yang menunjukkan angka -1,836015 dengan probabiltas sebesar 0,0893 angka ini tidak signifikan dengan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5% atau 0.05, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Soekarsono (2012) menyatakan bahwa motivasi berhubungan positif terhadap kualitas hasil kerja auditor, dimana kualitas hasil kerja auditor juga dapat dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor,


(51)

hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (ry1) sebesar 0,499 angka korelasi tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi berhubungan positif terhadap kualitas hasil kerja auditor dapat teruji kebenarannya.

P. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori maka dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Hubungan Kompetensi terhadap Kulitas Audit

Kompetensi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor, kompetensi bisa terlihat dari pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh auditor, dengan memiliki pengetahuan yang cukup seorang auditor akan lebih mudah dalam mengetahui berbagai masalah yang timbul dalam proses audit, sedangkan dengan kemampuan serta keahlian yang dimiliki, akan lebih mudah bagi auditor untuk menganalisa dan mencari penyebab permasalahan-permasalahan tersebut secara lebih mendalam. De angelo (1981) Efendy (2010), menyatakan kualitas audit sebagai probabilitas atau kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien, agar dapat menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien dibutuhkan kompetensi auditor, oleh karena itu seorang auditor yang memiliki pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang memadai akan lebih mudah memahami dan mengetahui pelanggaran


(52)

ataupun perkembangan yang terjadi dalam lingkungan audit kliennya, sehingga mampu menghasilkan laporan hasil audit yang berkualitas baik. 2. Hubungan Independensi terhadap Kualitas Audit

Suhayati dkk (2010:51) independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Sikap mental independen meliputi independence infact dan independence in appearance.

Independen dalam kenyataan (independence infact) akan ada apabila auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan audit, atau sebagai kejujuran yang tidak memihak dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya, sedangkan independen dalam penampilan (independence in appearance) adalah auditor akan dianggap tidak independen apabila auditor memiliki hubungan tertentu dengan klien yang dapat menimbulkan kecurigaan bahwa auditor akan memihak klien atau tidak independen. Di Indonesia sendiri telah diatur dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2011 tentang akuntan publik, dimana auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan audit dengan klien yang sama lebih dari 3 tahun, sedangkan untuk KAP tidak diperbolehkan melakukan audit dengan klien yang sama melebihi 5 tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien, sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi. Independensi auditor juga dapat terancam apabila dalam melaksanakan


(53)

audit, auditor mendapatkan tekanan dari klien, tekanan dari klien terjadi karena pihak klien mungkin ingin operasi perusahaannya atau kinerja perusahaan tampak berhasil yang biasanya terlihat dari nilai laba perusahaan, untuk mencapai tujuan tersebut tidak jarang klien melakukan tekanan kepada auditor dengan berbagai cara agar laporan audit sesuai dengan keinginan klien, dan apabila auditor yang bersangkutan tidak mampu menolak dan tidak mampu bertahan dari tekanan yang diberikan oleh klien, maka independensi auditor dalam pelaksanaan audit akan berkurang bahkan kemungkinan akan hilang, sehingga auditor menjadi tidak mampu memberikan laporan audit secara bebas dan objektif dan tidak dapat memberikan laporan yang bebas dari benturan kepentingan sehingga kualitas audit yang dihasilkanpun menjadi tidak sesuai dengan yang seharusnya serta dapat merugikan pengguna laporan keuangan. 3. Hubungan Motivasi terhadap Kualitas Audit

Goleman (2001) dalam Efendy (2010) mengemukakan bahwa adanya motivasi, akan membuat seseorang mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada, dan akan mendorong seseorang atau auditor untuk berprestasi, dan berkomitmen terhadap pekerjaannya serta memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja keras, hal ini dikarenakan motivasi dalam pengauditan merupakan seberapa besar dorongan yang dimiliki auditor untuk melaksanakan audit secara berkualitas, apabila auditor tidak memiliki motivasi yang mampu


(54)

membuatnya berkomitmen pada pekerjaannya maka hal tersebut akan berpengaruh pada hasil audit yang akan dihasilkan.

Ardini (2010) menyatakan bahwa kualitas audit akan tinggi apabila keinginan dan kebutuhan auditor yang menjadi motivasi kerjanya dapat terpenuhi, motivasi bisa saja berupa penghargaan dari manager atau partner serta sesama rekan seprofesi atas suatu keberhasilan auditor dalam proses menjalankan penugasan auditnya, hal tersebut dapat berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan karena auditor akan merasa bahwa dirinya dapat memberikan manfaat bagi KAP serta merasa usaha dan kerja kerasnya dihargai, dengan adanya motivasi yang timbul atas hal tersebut dalam diri seorang auditor akan menambah semangat kerja auditor untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas.

Berdasarkan dari uraian pengembangan hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dan kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Ada hubungan yang signifikan antara kompetensi dan kualitas audit.

H2: Ada hubungan yang signifikan antara independensi dan kualitas audit.

H3: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi auditor dan kualitas audit.


(55)

+

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Kompetensi

Independensi

Motivasi Auditor


(56)

35 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus yang dilakukan pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta, karena penelitian ini menggunakan data yang diperoleh secara langsung dari auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta. Jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari skor jawaban kuesioner, dan hasil dari penelitian ini hanya berlaku pada KAP yang berada di Yogyakarta.

B. Waktu dan tempat penelitian 1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret, April dan Mei 2015, 2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. C. Subjek dan Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah para auditor yang bekerja pada 5 KAP di Yogyakarta, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Kompetensi, Independensi, Motivasi Auditor, dan Kualitas Audit.


(57)

D. Sumber Data 1. Sumber data

Sumber data pada penelitian ini adalah primer, data primer diperoleh secara langsung dari KAP atas jawaban kuesioner (daftar pernyataan) yang telah diserahkan kepada responden.

2. Populasi dan penentuan sampel

a. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Jogiyanto, 2007). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 orang auditor yang bekerja pada 5 Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta.

b. Penentuan sampel menggunakan Convenience sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara bebas sesuai keinginan peneliti (Jogiyanto, 2007:76), jadi sampel dalam penelitian ini hanya diambil berdasarkan kemudahan saja sehingga sampel dalam penelitian ini hanya para auditor yang dapat dijumpai dan bersedia mengisi kuesioner, dari 40 orang auditor yang dijadikan sebagai populasi hanya 30 auditor yang dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah Kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara membuat daftar pernyataan dengan menyediakan opsi jawaban, yang kemudian akan diberikan kepada responden, untuk mengisi dan memilih opsi jawaban sesuai dengan yang mereka inginkan, kemudian memberikan tanda centang ( , pada penelitian ini kuesioner mengunakan skala likert dari 1-5 dimana setiap angka


(58)

mencerminkan pernyataan tidak setuju sampai dengan sangat setuju dengan kolom penilian sebagi berikut. Nilai 1 untuk pernyataan sangat tidak setuju (STS) nilai 2 untuk pernyataan tidak setuju (TS) nilai 3 untuk pernyataan netral (N) nilai 4 untuk pernyatan setuju (S) nilai 5 untuk pernyatan sangat setuju (SS).

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan metode penelitian yang telah ditentukan maka definisi operasional pada penelitian ini adalah:

a. Kompetensi

Kompetensi dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas yang ditunjukan dalam pengalaman audit, kompetensi dapat juga diartikan sebagai suatu kualifikasi yang dibutuhkan auditor untuk melakukan audit dengan baik dan benar. Variabel kompetensi diukur dengan 4 dimensi yaitu:

1) Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang telah diketahui dan dimiliki oleh sesorang, pengetahuan dalam konteks audit dapat diperoleh melaui pendidikan formal ataupun pelatihan khusus di bidang audit. Dimensi pengukuran pengetahuan meliputi 5 indikator sebagai berikut:

a) Pengetahuan tentang jenis industri klien sebelum melakukan audit.


(59)

b) Pengetahuan tentang prosedur-prosedur standar yang yang akan dilakukan

c) Pengetahuan dari pendidikan formal dan pelatihan dibidang audit.

d) Pengetahuan tentang standar akuntansi keuangan (SAK) dan standar profesional akuntan publik (SPAP)

e) Pengetahuan tentang kondisi perusahaan klien 2) Keahlian dapat diartikan sebagai kecakapan atau kelebihan

yang dimiliki auditor dalam menggunakan kemampuan dan kreatifitasnya dalam rangka menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan bermanfaat. Keahlian diukur dengan 4 indikator yaitu:

a) Keahlian yang cukup dibidang sistem informasi yang terkomputerisasi

b) Keahlian dalam mengoperasikan komputer

c) Keahlian dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan

d) Keahlian dalam penggunaan teknik-teknik dan prinsip akuntansi

3) Kemampuan, merupakan suatu kekuatan dan kesanggupan dalam diri seseorang auditor dalam melaksanakan suatu kegiatan ataupun melaksanakan pekerjaannya dengan


(60)

penuh tanggung jawab. Kemampuan meliputi 4 indikator yaitu:

a) Kemampuan dalam membuat laporan audit dan mempresentasikan.

b) Mampu mengembangkan hubungan baik dengan pihak klien.

c) Mampu menganalisis resiko potensial saat melakukan audit.

d) Mampu mendeteksi dan mengidentifikasi adanya gejala kecurangan (fraud) pada saat melakukan audit.

b. Independensi

Independensi adalah sikap yang diharapkan ada pada seorang auditor, untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi yang bertentangan dengan kode etik profesi. Independensi dapat juga diartikan sebagai suatu sikap auditor yang jujur, bebas dari benturan kepentingan, sehingga dapat melaporkan temuan-temuan audit berdasarkan bukti yang ada. Variabel independensi diukur dengan 3 dimensi yaitu:

1) Hubungan auditor dengan klien, dapat berpotensi mengurangi independensi seorang auitor, hal ini bisa disebabkan karena ada kemungkinan seorang auditor akan melaksanakan penugasan audit dalam jangka waktu yang lama, atau dengan klien yang mungkin saja telah memiliki


(61)

hubungan pribadi (teman, sahabat, atau keluarga) dengan auditor, sehingga auditor menjadi kurang ketat dalam melaksanakan prosedur audit, lama hubungan klien dan auditor diukur dengan 4 indikator sebagai berikut:

a) Auditor sebaiknya melakukan penugasan audit untuk klien yang sama paling lama 3 tahun.

b) Tetap berupaya bersifat independen walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien.

c) Tidak semua kesalahan klien diungkapkan pada laporan audit dikarenakan klien merupakan kenalan baik auditor.

d) Fasilitas yang diberikan oleh klien kepada auditor dalam penugasan audit, membuat auditor sungkan dan merasa kurang bebas melakukan audit.

e) Auditor memberikan opini yang memuaskan karena selama penugasan audit, klien bersikap sangat baik pada auditor.

2) Tekanan dari klien, merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi independensi auditor, klien biasanya berharap agar laporan keuangan yang dibuat pihak klien mendapatkan opini yang memuaskan bagi klien sehingga klien melakukan banyak cara agar auditor tidak


(62)

menemukan kesalahan pada laporan keuangan. Tekanan dari klien meliputi 5 indikator.

a) Hasil audit harus memuaskan pihak klien agar auditor tidak mendapatkan sanksi dari klien

b) Auditor tidak berani melaporkan kesalahan klien karena takut posisinya akan digantikan oleh auditor lain.

c) Selama melaksanakan audit auditor selalu di awasi pihak klien, sehingga auditor menjadi kurang fokus pada pekerjaannya.

d) Agar tidak kehilangan klien, auditor terkadang bertindak tidak jujur.

e) Auditor tidak melaporkan semua kesalahan klien, karena mendapatkan peringatan dari klien.

c.Motivasi

Motivasi merupakan suatu kekuatan-kekuatan yang bekerja dalam diri seseorang dan mengarahkan perilaku individu tersebut agar lebih bersemangat dalam melaksanakan pekerjaannya. Motivasi diukur dengan 2 dimensi sebagai berikut :

1) Lingkungan tempat kerja, dapat berdampak pada motivasi karena apabila lingkungan tempat berkerja tidak nyaman dan aman maka besar kemungkinan auditor akan merasa tidak


(63)

betah dan tidak fokus pada pekerjaannya. Lingkungan tempat bekerja di ukur dengan 3 indikator sebagai berikut:

a) Rekan kerja, memperlakukan auditor dengan baik b) Lingkungan tempat bekerja terasa nyaman dan aman c) Lingkungan tempat bekerja menyenangkan.

2) Apresiasi, dapat berdampak pada motivasi dikarenakan apresiasi merupakan suatu penghargaan atau penilaian positif yang diberikan kepada seseorang auditor atas hasil kerjanya yang memuaskan. Apresiasi diukur dengan 4 indikator sebagai berikut:

a) Laporan hasil audit memuaskan dan mendapat pujian dari rekan kerja dan atasan.

b) Mendapatkan bonus setiap auditor mampu menyelesaikan audit tepat waktu.

c) Evaluasi hasil kerja auditor, selalu mendapatkan hasil yang memuaskan.

d. Kualitas audit

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan (Irawati, 2011).


(64)

untuk mengukur kuliatas audit dilakukan dengan menggunakan 3 dimensi pengukuran sebagai berikut:

1) Kesesuaian dengan standar audit, dibutuhkan oleh auditor sebagai langkah-langkah yang akan digunakan oleh auditor dalam pelaksanaan penugasaan auditnya, hal ini dikarenakan kesesuaian dengan standar audit berdampak pada laporan auditan dan kualitas audit yang akan dihasilkan oleh auditor. Kesesuaian dengan standar audit diukur dengan 5 indikator sebagai berikut:

a) Bukti audit diperoleh melalui inpeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan audit.

b) Saat menerima penugasan audit, auditor harus membuat atau menetapkan sasaran, ruang lingkup audit dan prosedur audit yang akan dilakukan. c) Menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

d) Semua hasil pekerjaan auditor diriview oleh manager sebelum laporan hasil audit dibuat.

e) Auditor selalu menyajikan laporan audit yang memuat penjelasan atau tanggapan atau pihak objek audit tentang hasil audit


(65)

2) Prinsip kehati-hatian, adalah prinsip seorang auditor dalam pelaksanaan penugasan audit dimana seorang auditor harus bersikap hati-hati dan tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien tanpa adanya bukti yang mendukung, serta berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Prinsip kehati-hatian diukur dengan 3 indikator sebagai berikut:

a) Selama penugasan audit auditor tidak pernah percaya sepenuhnya pada pernyataan klien

b) Auditor selalu hati-hati dan mempertimbangkan segala resiko yang mungkin akan terjadi, sebelum mengambil suatu keputusan

c) Semua bukti audit yang diperoleh auditor digunakan dengan sebaik-baiknya.

3) Hasil audit atau laporan hasil audit merupakan tahap akhir dan penting dari suatu pekerjaan audit, dimana dalam laporan hasil audit akan dikemukaan semua hal yang menurut pertimbangan auditor cukup penting untuk di laporkan. Laporan hasil audit diukur dengan 4 indikator sebagai berikut:

a) Laporan audit yang dihasilkan harus akurat, lengkap.


(66)

c) Laporan hasil audit yang disajikan secara, jelas, ringkas serta tepat waktu agar informasi yang diberikan bermanfaat secara maksimal.

d) Laporan audit yang dihasilkan selalu memuat temuan-temuan audit.

e) Laporan hasil audit yang dihasilkan memuat kesimpulan audit.

f) Laporan hasil audit memuat rekomendasi yang menyakinkan.

g) Auditor menggunakan bahasa dan kalimat yang jelas, mudah dipahami serta tepat sasaran dalam melaporkan hasil audit agar tidak menyesatkan pemakai laporan auditan.

h) Laporan audit yang dihasilkan harus mampu mengemukakan tentang adanya pelanggaran atau tindakan perbaikan yang telah dilakukan oleh klien.

G. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52).


(67)

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui dan mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47). Uji reliabilitas dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada kelompok yang sama, dengan alat ukur yang sama.

Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan cronbach alpha. Jika hasil cronbach alpha memiliki nilai diatas 0,6 maka dikatakan bahwa data tersebut mempunyai keandalan atau reliabel.

H. Uji Asumsi Klasik

Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak , hal ini sebagai syarat digunakannya analisis parametrik (Priyatno, 2012: 85)

Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya. Sedangkan melalui pola penyebaran, plot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat


(68)

dikatakan data berdistribusi normal, uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov.

I. Uji hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi partial analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara dua variabel dengan mengendalikan variabel lain yang dianggap mempengaruhi. Koefisien korelasi biasanya dilambangkan dengan r sedangkan arti nilai r akan dijelaskan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.1

Interprestasi Koefisien Nilai r

Interval Koefisisen Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangkat rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 -0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat Sumber: Sugiyono,(2001) dalam Nugroho (2011:68)

Langkah-langkah uji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Ho dan Ha, pada penelitian ini, Ho dan Ha adalah sebagai

berikut:

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Kompetensi dan Kualitas Audit.

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Independensi dan Kualitas Audit


(69)

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Auditor dan Kualitas Audit.

Sedangkan untuk Ha adalah sebagai berikut:

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara Kompetensi dan Kualitas Audit Ha: Ada hubungan yang signifikan antara Independensi dan Kualitas Audit Ha: Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Auditor dan Kualitas

Audit.

2. Menentukan taraf nyata atau tingkat signifikansi yang digunakan, pada penelitian ini tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% (0,05)

3. Menentukan kriteria pengujian, Ho dan Ha diterima atau ditolak. Ho diterima apabila nilai Ho lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 dan Ho ditolak apabila nilai Ho lebih kecil dari 0,05 sedangkan Ha diterima apabila nilai Ha lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, Ha ditolak apabila nilai Ha lebih besar dari 0,05.

4. Membuat kesimpulan dari hasil uji Ho dan Ha diterima atau di tolak. Jika Ho < dari 0,05 maka Ho ditolak, dan hipotesis Ha diterima artinya bahwa Ada hubungan yang signifikan antara Kompetensi, Independensi, Motivasi Auditor dan Kualitas Audit, sedangkan apabila Ho > besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Kompetensi, Independensi, Motivasi Auditor dan Kualitas Audit.


(70)

49 BAB IV

GAMBARAN UMUM

Ada 8 KAP yang aktif di wilayah Yogyakarta, KAP-KAP tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar KAP yang aktif di Yogyakarta

N Nama KAP Alamat

1.

M.Kuncara Budi Santosa, SE, AK, MM,CPA

Jl.Godean Km 5, No 104 Yogyakarta

2

Drs. Soeroso Donosapoetro Jl.Beo 49 Demangan Baru, Yogyakarta

3

Drs. Henry Susanto Jl.Gajah Mada no. 22, Yogyakarta

4

Drs. Hadiono Gedung Griya HDN, jl. Kusbini no.27 Yogyakarta 5

Drs. Hadori Sugiarto & rekan Jl.Dr. Sarjito no.9, Yogyakarta 6

Drs. J.Tanzil & associate Jl.Raya Seturan, Catur Tunggal, Depok, Sleman- Yogyakarta

7

Dra. Suhartati & rekan Perum Nogotirto no.11, Gamping- Sleman

8

Indarto Waluyo, M.Acc.Ak, CPA

Jl. Ringroad Timur no.33 Sumber: Data yang peroleh selama penelitian

dari 8 KAP yang aktif tersebut hanya 5 KAP yang bersedia menerima kuesioner KAP-KAP tersebut adalah :


(1)

Output uji Validitas dan Reliabilitas kualitas audit

Correlations

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 total

1 Pearson Correlation

1 ,659*

*

,508*

*

,085 ,327* ,444*

*

-,056 ,110 ,167 ,000 -,185 ,149 ,195 ,195 ,361* ,195 ,420*

Sig. (1-tailed) ,000 ,002 ,328 ,039 ,007 ,383 ,282 ,189 ,500 ,164 ,216 ,151 ,151 ,025 ,151 ,010

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 2 Pearson

Correlation

,659*

*

1 ,312* ,172 ,261 ,247 -,107 ,186 ,247 -,048 ,081 ,326* ,378* ,378* ,431** ,164 ,484**

Sig. (1-tailed) ,000 ,047 ,181 ,082 ,094 ,287 ,163 ,094 ,401 ,335 ,040 ,020 ,020 ,009 ,193 ,003 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 3 Pearson

Correlation

,508*

*

,312* 1 ,426*

*

,536*

*

,649*

*

,139 ,451** ,649*

*

,489*

*

,323* ,184 ,227 ,227 ,292 ,117 ,633**

Sig. (1-tailed) ,002 ,047 ,009 ,001 ,000 ,232 ,006 ,000 ,003 ,041 ,166 ,114 ,114 ,059 ,268 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 4 Pearson

Correlation

,085 ,172 ,426*

*

1 ,813*

*

,508*

*

,139 ,312* ,367* ,049 ,323* ,184 ,117 ,117 ,076 -,213 ,422*

Sig. (1-tailed) ,328 ,181 ,009 ,000 ,002 ,232 ,047 ,023 ,399 ,041 ,166 ,268 ,268 ,346 ,130 ,010 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 5 Pearson

Correlation

,327* ,261 ,536*

*

,813*

*

1 ,736*

*

,259 ,396* ,464*

*

,189 ,342* ,188 ,135 ,135 ,292 ,028 ,587**


(2)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 6 Pearson

Correlation

,444*

*

,247 ,649*

*

,508*

*

,736*

*

1 ,508*

*

,384* ,444*

*

,433*

*

,277 ,043 ,087 ,087 ,255 ,195 ,601**

Sig. (1-tailed) ,007 ,094 ,000 ,002 ,000 ,002 ,018 ,007 ,008 ,069 ,412 ,325 ,325 ,087 ,151 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 7 Pearson

Correlation

-,056 -,107 ,139 ,139 ,259 ,508*

*

1 ,451** ,367* ,636*

*

,480*

*

,076 ,117 ,117 ,076 ,337* ,435**

Sig. (1-tailed) ,383 ,287 ,232 ,232 ,084 ,002 ,006 ,023 ,000 ,004 ,346 ,268 ,268 ,346 ,034 ,008 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 8 Pearson

Correlation

,110 ,186 ,451*

*

,312* ,396* ,384* ,451*

*

1 ,796*

*

,523*

*

,385* ,326* ,378* ,378* ,326* ,164 ,650**

Sig. (1-tailed) ,282 ,163 ,006 ,047 ,015 ,018 ,006 ,000 ,002 ,018 ,040 ,020 ,020 ,040 ,193 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 9 Pearson

Correlation

,167 ,247 ,649*

*

,367* ,464*

*

,444*

*

,367* ,796** 1 ,722*

*

,585*

*

,361* ,411* ,411* ,468** ,303 ,770**

Sig. (1-tailed) ,189 ,094 ,000 ,023 ,005 ,007 ,023 ,000 ,000 ,000 ,025 ,012 ,012 ,005 ,052 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 10 Pearson

Correlation

,000 -,048 ,489*

*

,049 ,189 ,433*

*

,636*

*

,523** ,722*

*

1 ,693*

*

,110 ,150 ,150 ,221 ,487*

*

,561**

Sig. (1-tailed) ,500 ,401 ,003 ,399 ,159 ,008 ,000 ,002 ,000 ,000 ,281 ,215 ,215 ,120 ,003 ,001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 11 Pearson

Correlation

-,185 ,081 ,323* ,323* ,342* ,277 ,480*

*

,385* ,585*

*

,693*

*


(3)

Sig. (1-tailed) ,164 ,335 ,041 ,041 ,032 ,069 ,004 ,018 ,000 ,000 ,050 ,292 ,117 ,159 ,117 ,002 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 12 Pearson

Correlation

,149 ,326* ,184 ,184 ,188 ,043 ,076 ,326* ,361* ,110 ,306* 1 ,877*

*

,960*

*

,837** ,629*

*

,727**

Sig. (1-tailed) ,216 ,040 ,166 ,166 ,160 ,412 ,346 ,040 ,025 ,281 ,050 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 13 Pearson

Correlation

,195 ,378* ,227 ,117 ,135 ,087 ,117 ,378* ,411* ,150 ,104 ,877*

*

1 ,916*

*

,795** ,663*

*

,726**

Sig. (1-tailed) ,151 ,020 ,114 ,268 ,239 ,325 ,268 ,020 ,012 ,215 ,292 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 14 Pearson

Correlation

,195 ,378* ,227 ,117 ,135 ,087 ,117 ,378* ,411* ,150 ,224 ,960*

*

,916*

*

1 ,877** ,663*

*

,756**

Sig. (1-tailed) ,151 ,020 ,114 ,268 ,239 ,325 ,268 ,020 ,012 ,215 ,117 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 15 Pearson

Correlation

,361* ,431*

*

,292 ,076 ,292 ,255 ,076 ,326* ,468*

*

,221 ,188 ,837*

*

,795*

*

,877*

*

1 ,795*

*

,796**

Sig. (1-tailed) ,025 ,009 ,059 ,346 ,059 ,087 ,346 ,040 ,005 ,120 ,159 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 16 Pearson

Correlation

,195 ,164 ,117 -,213 ,028 ,195 ,337* ,164 ,303 ,487*

*

,224 ,629*

*

,663*

*

,663*

*

,795** 1 ,635**

Sig. (1-tailed) ,151 ,193 ,268 ,130 ,441 ,151 ,034 ,193 ,052 ,003 ,117 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30


(4)

total Pearson Correlation

,420* ,484*

*

,633*

*

,422* ,587*

*

,601*

*

,435*

*

,650** ,770*

*

,561*

*

,516*

*

,727*

*

,726*

*

,756*

*

,796** ,635*

*

1

Sig. (1-tailed) ,010 ,003 ,000 ,010 ,000 ,000 ,008 ,000 ,000 ,001 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 57,7

Excludeda 22 42,3

Total 52 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(5)

Output uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 4,88083572 Most Extreme Differences Absolute ,096

Positive ,080

Negative -,096 Kolmogorov-Smirnov Z ,526 Asymp. Sig. (2-tailed) ,945

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(6)

Output Hasil Uji Korelasi Partial Kompetensi, Independensi, Motivasi Auditor, terhadap Kualitas Audit secara bersama-sama.

Correlations

kompetensi independensi

Motivasi

auditor kulitas audit

kompetensi Pearson Correlation 1 -,224 -,344* ,315*

Sig. (1-tailed) ,117 ,031 ,045

N 30 30 30 30

independensi Pearson Correlation -,224 1 -,173 -,320* Sig. (1-tailed) ,117 ,180 ,043

N 30 30 30 30

Motivasi auditor Pearson Correlation -,344* -,173 1 -,040 Sig. (1-tailed) ,031 ,180 ,418

N 30 30 30 30

kulitas audit Pearson Correlation ,315* -,320* -,040 1

Sig. (1-tailed) ,045 ,043 ,418

N 30 30 30 30