1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan Mulyadi,2002:2. Kepercayaan yang besar dari pemakai
laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas
audit yang dihasilkannya. Kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik juga mendapat sorotan dari masyarakat setelah terjadi banyak skandal yang
melibatkan akuntan publik baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Maraknya skandal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri
telah memberikan dampak besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik.
Akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen seharusnya mampu memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan
keuanga. Hutabarat,2012 menyatakan jika auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan yang dilakukan oleh klien maka yang
bermasalah adalah kompetensi yang dimiliki oleh auditor, namun apabila yang terjadi adalah auditor ikut mengamankan praktik rekayasa tersebut maka yang
bermasalah adalah independensi auditor, misalnya kasus Enron dan Worldcom PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimana akuntan publik tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan yang telah dilakukan oleh Enron dan Worldcom membuat
kompetensi dan independensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan publik semakin dipertanyakan, karena kompetensi dan independensi
merupakan dua karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan publik dalam mengaudit sebuah laporan keuangan. Independensi dalam audit
berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, independensi ini sangat penting karena banyaknya pengguna laporan
keuangan bersedia mengandalkan laporan audit eksternal terhadap kewajaran laporan keuangan eksternal, karena ekspektasi mereka atas sudut pandang yang
tidak bias dari akuntan publik. Jusup 2010:97 menyatakan bahwa kompetensi akuntan publik atau
auditor menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seseorang akuntan publik
untuk memberikan kemudahan dan kecerdikan dalam menyelesaikan tugasnya, namun walaupun seorang auditor telah memiliki kompetensi dan independensi
yang cukup, belum tentu bisa menjamin seorang auditor akan memiliki komitmen yang tinggi untuk berlaku jujur dan apa adanya saat melakukan
audit, dalam hal ini dibutuhkan suatu motivasi yang dapat mendorong semangat juang auditor dalam menyelesaikan pekerjaan dan tidak
menyalahgunakan kompetensi yang dimiliki serta mampu mempertahankan indepndensinya sehingga dapat memenuhi standar yang ada, dengan adanya
motivasi dalam diri seorang auditor akan sangat membantu auditor untuk lebih bersemangat, berperestasi dan berkomitmen, terhadap pekerjannya.
B. Rumusan Masalah