yang dilakukan, 7 tingkat kualifikasi prestasi atau produk output yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan 8 arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
O. Penelitian Terdahulu
Mansouri 2009 dalam jurnalnya yang berjudul Audit Competence and Audit Quality: Case in Emerging Economy, menyatakan bahwa ada hubungan
yang positif antara kompetensi, dan independensi terhadap kualitas audit, penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Augustine 2014
yang menyatakan bahwa independensi berhubungan positif terhadap kualitas audit, hal ini terlihat dari hasil uji data yang menggunakan AMOS dimana
didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,536 angka ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 10 0.536, p 0.001,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Enofe 2013 dalam jurnalnya yang berjudul Audit Quality and Auditors Independence in Nigeria: An Empirical
Evaluation, dimana Enofe menggunakan perusahan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek Nigeria NSE sebagai populasi penelitian dan mengambil 20
laporan keuangan yang berakhir tahun 2011 sebagai sampel, dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa independensi berhubungan negatif terhadap
kualitas audit, hal ini terlihat dari uji t yang menunjukkan angka -1,836015 dengan probabiltas sebesar 0,0893 angka ini tidak signifikan dengan tingkat
signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 atau 0.05, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Soekarsono 2012 menyatakan bahwa motivasi
berhubungan positif terhadap kualitas hasil kerja auditor, dimana kualitas hasil kerja auditor juga dapat dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor,
hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi ry1 sebesar 0,499 angka korelasi tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi berhubungan positif terhadap kualitas hasil kerja auditor dapat teruji
kebenarannya.
P. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori maka dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Hubungan Kompetensi terhadap Kulitas Audit
Kompetensi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor, kompetensi bisa terlihat dari pengetahuan, keahlian dan
kemampuan yang dimiliki oleh auditor, dengan memiliki pengetahuan yang cukup seorang auditor akan lebih mudah dalam mengetahui berbagai
masalah yang timbul dalam proses audit, sedangkan dengan kemampuan serta keahlian yang dimiliki, akan lebih mudah bagi auditor untuk
menganalisa dan mencari penyebab permasalahan-permasalahan tersebut secara lebih mendalam. De angelo 1981 Efendy 2010, menyatakan
kualitas audit sebagai probabilitas atau kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien,
agar dapat menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien dibutuhkan kompetensi auditor, oleh karena itu seorang
auditor yang memiliki pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang memadai akan lebih mudah memahami dan mengetahui pelanggaran
ataupun perkembangan yang terjadi dalam lingkungan audit kliennya, sehingga mampu menghasilkan laporan hasil audit yang berkualitas baik.
2. Hubungan Independensi terhadap Kualitas Audit
Suhayati dkk 2010:51 independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi
hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Sikap mental independen meliputi independence infact dan independence in
appearance. Independen dalam kenyataan independence infact akan ada
apabila auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan audit, atau sebagai kejujuran yang tidak memihak
dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya, sedangkan independen dalam penampilan independence in appearance adalah auditor akan
dianggap tidak independen apabila auditor memiliki hubungan tertentu dengan klien yang dapat menimbulkan kecurigaan bahwa auditor akan
memihak klien atau tidak independen. Di Indonesia sendiri telah diatur dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2011 tentang
akuntan publik, dimana auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan audit dengan klien yang sama lebih dari 3 tahun, sedangkan untuk KAP
tidak diperbolehkan melakukan audit dengan klien yang sama melebihi 5 tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan
klien, sehingga dapat mencegah terjadinya skandal
akuntansi. Independensi auditor juga dapat terancam apabila dalam melaksanakan
audit, auditor mendapatkan tekanan dari klien, tekanan dari klien terjadi karena pihak klien mungkin ingin operasi perusahaannya atau kinerja
perusahaan tampak berhasil yang biasanya terlihat dari nilai laba perusahaan, untuk mencapai tujuan tersebut tidak jarang klien melakukan
tekanan kepada auditor dengan berbagai cara agar laporan audit sesuai dengan keinginan klien, dan apabila auditor yang bersangkutan tidak
mampu menolak dan tidak mampu bertahan dari tekanan yang diberikan oleh klien, maka independensi auditor dalam pelaksanaan audit akan
berkurang bahkan kemungkinan akan hilang, sehingga auditor menjadi tidak mampu memberikan laporan audit secara bebas dan objektif dan
tidak dapat memberikan laporan yang bebas dari benturan kepentingan sehingga kualitas audit yang dihasilkanpun menjadi tidak sesuai dengan
yang seharusnya serta dapat merugikan pengguna laporan keuangan. 3.
Hubungan Motivasi terhadap Kualitas Audit Goleman 2001 dalam Efendy 2010 mengemukakan bahwa
adanya motivasi, akan membuat seseorang mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada, dan akan
mendorong seseorang atau auditor untuk berprestasi, dan berkomitmen terhadap pekerjaannya serta memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja
keras, hal ini dikarenakan motivasi dalam pengauditan merupakan seberapa besar dorongan yang dimiliki auditor untuk melaksanakan audit
secara berkualitas, apabila auditor tidak memiliki motivasi yang mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membuatnya berkomitmen pada pekerjaannya maka hal tersebut akan berpengaruh pada hasil audit yang akan dihasilkan.
Ardini 2010 menyatakan bahwa kualitas audit akan tinggi apabila keinginan dan kebutuhan auditor yang menjadi motivasi kerjanya dapat
terpenuhi, motivasi bisa saja berupa penghargaan dari manager atau partner serta sesama rekan seprofesi atas suatu keberhasilan auditor dalam
proses menjalankan penugasan auditnya, hal tersebut dapat berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan karena auditor akan merasa bahwa
dirinya dapat memberikan manfaat bagi KAP serta merasa usaha dan kerja kerasnya dihargai, dengan adanya motivasi yang timbul atas hal tersebut
dalam diri seorang auditor akan menambah semangat kerja auditor untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas.
Berdasarkan dari uraian pengembangan hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dan kerangka pikir
penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Ada hubungan yang signifikan antara kompetensi dan kualitas
audit. H2: Ada hubungan yang signifikan antara independensi dan kualitas
audit. H3: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi auditor dan kualitas
audit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
+
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Kompetensi
Independensi
Motivasi Auditor
Kualitas Audit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus yang dilakukan pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta, karena penelitian ini
menggunakan data yang diperoleh secara langsung dari auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta. Jenis data yang
digunakan merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari skor jawaban kuesioner, dan hasil dari penelitian ini hanya berlaku pada KAP yang berada di
Yogyakarta.
B. Waktu dan tempat penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret, April dan Mei 2015, 2.
Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik KAP di Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah para auditor yang bekerja pada 5 KAP di Yogyakarta, sedangkan yang menjadi objek
penelitian adalah Kompetensi, Independensi, Motivasi Auditor, dan Kualitas Audit.