Pendekatan Pembelajaran Faktor-Faktor yang Memengaruhi Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika

Rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja seperti lapangan voli misalnya, akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

3. Pendekatan Pembelajaran

Dalam buku Psikologi Belajar yang ditulis oleh Muhibbin Syah 1999, disampaikan bahwa ada banyak pendekatan belajar yang dapat diajarkan kepada siswa untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang paling modern. Di antara pendekatan-pendekatan belajar yang dipandang representatif mewakili yang klasik dan modern itu ialah : a Pendekatan hukum Jost Menurut Reber, salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost J ost’s Law adalah siswa yang lebih sering mempraktekkan atau mempelajari materi pembelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Mempelajari sebuah materi yang panjang dan kompleks dengan alokasi waktu 2 jam per hari selama 4 hari akan lebih efektif daripada mempelajari materi tersebut dengan alokasi waktu 4 jam sehari tetapi hanya selama 2 hari. b Pendekatan Ballard dan Clanchy Menurut Ballard dan Clanchy, pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan attitude to knowledge . Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu : 1. Sikap melestarikan apa yang sudah ada concerving 2. Sikap memperluas extending Siswa yang bersikap conserving pada umumnya menggunakan pendekatan belajar “reproduktif” bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi. Bahkan di antara mereka yang bersikap extending cukup banyak yang menggunakan pendekatan yang lebih ideal yaitu pendekatan “spekulatif” berdasarkan pemikiran mendalam, yang bukan saja bertujuan menyerap pengetahuan melainkan juga mengembangkannya. c Pendekatan Biggs Menurut hasil penelitian Biggs, pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga prototipe bentuk dasar, yakni : 1. Pendekatan surface permukaanbersifat lahiriah 2. Pendekatan deep mendalam 3. Pendekatan achieving pencapaian prestasi tinggi Siswa yang menggunakan pendekatan surface ini dapat terjadi misalnya pada siswa yang mau belajar karena dorongan dari luar ekstrinsik antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Oleh karena itu, gaya belajarnya santai, asal hafal dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam. Sebaliknya, siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi memang karena dia tertarik dan merasa membutuhkannya intrinsik. Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi siswa ini, lulus dengan nilai baik adalah penting, tetapi lebih penting adalah memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya. Sementara itu, siswa yang menggunakan pendekatan achieving pada umumnya dilandasi motif ekstrensik yang berciri khusus yang disebut ego-enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar siswa ini lebih serius daripada siswa-siswa yang memakai pendekatan-pendekatan lainnya. Dia memiliki keterampilan belajar study skills dalam arti sangat cerdik dan efisien dalam mengatur waktu, ruang kerja dan penelaahan isi silabus. Baginya, berkompetisi dengan teman-teman dalam meraih nilai tertinggi adalah penting, sehingga ia sangat disiplin, rapi dan sistematis serta berencana untuk terus maju ke depan plans ahead. Tabel 2.1 Ragam Faktor dan Unsur-Unsurnya Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan Pembelajaran 1. Aspek Fisiologis - Tonus jasmani - Mata dan telinga 2. Aspek Psikologis - Intelegensi - Sikap - Minat Bakat - Motivasi 1. Lingkungan Sosial - Keluarga - Guru dan staf - Masyarakat - Teman 2. Lingkungan Nonsosial - Rumah - Sekolah - Peralatan - Alam 1. Pendekatan Tinggi - Speculative - Achieving 2. Pendekatan Menengah - Analytical - Deep 3. Pendekatan Rendah - Reproductive - Surface Tumbuh kembang manusia dan otak terjadi dalam dua cara sekaligus yaitu universal dan kontekstual. Universal dalam arti ada tahapan yang dialami oleh setiap manusia normal tanpa memandang konteks lokal atau spesifiknya. Contoh, semua anak akan mengalami perkembangan tahap demi tahap sejak dilahirkan sampai dapat berjalan dan berbicara. Tahapan ini dapat jadi sedikit berbeda antara satu anak dengan anak lainnya, tetapi semua anak normal akan melewati tahapan itu. Terkait aspek relatiflokalitas atau pengaruh kontekskultur terhadap perkembangan manusia danotak, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek kemanusiaan yang sangat dipengaruhi oleh konteks atau lingkungan tempat kita tumbuh kembang. Chiao ed. dalam Cultural Neuroscience: Cultural Influence On Brain Function menjelaskan bahwa plastisitas otak terkait dengan interaksi dinamik antara konteks sosial yang bersifat situasional dan kognisi serta perilaku individu dengan kultur dan plastisitas neural. Putra, 2012 : 25. Pola pendidikan anak di lingkungan memengaruhi emosi dan karakter anak dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi lingkungan di budaya Jawa mengarahkan anak untuk merendahkan diri apabila ia mampu melakukan banyak hal tetapi ada juga anak yang melakukan banyak hal hanya dengan keberanian yang dia miliki. Menurut hasil penelitian Damasio dan LeDoux menegaskan bahwa manusia bukanlah makhluk rasional yang memiliki emosi, tetapi makhluk emosional yang memiliki rasio. Atas dasar ini, Golleman menegaskan bahwa kecerdasan emosi lebih menentukan kemanusiaan manusia dan keberhasilan manusia dibandingkan dengan kecerdasan intelektual yang bersifat rasional. Putra, 2012 : 19. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang termasuk dalam jenis kualitatif. Penelitian kualitatif mencari dan mendapatkan masalah dengan cara induktif. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami pandangan individu, mencari, menemukan dan menjelaskan proses, membentuk atau merumuskan teori berbasis perspektif partisipan yang diteliti, dan menggali informasi mendalam tentang subjek atau latar penelitian yang mendalam dan juga untuk mengumpulkan data dan keseluruhan tahapan penelitian. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala bersifat holistik menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan, sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat place, pelaku actor, dan aktivitas activity yang berinteraksi secara sinergis. Sugiyono 2010:285. Pada penelitian ini peneliti akan fokus pada unit karakter kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dan faktor-faktor yang memengaruhi dalam menyelesaikan masalah matematika pada soal TIMSS grade 4 tipe menyelesaikan masalah. Peneliti mengambil soal TIMSS kemudian memberikan soal tersebut kepada siswa di SMP yang