Tabel 6.2 Hasil Uji Linearitas
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. KDP
asertivitas Between
Groups Combined
3194.980 22 145.226 1.466
.139 Linearity
1263.026 1 1263.026 12.751
.001 Deviation
from Linearity
1931.953 21 91.998
.929 .560
Within Groups 4259.142 43
99.050 Total
7454.121 65 Hasil uji linearitas yang digunakan untuk menguji hubungan
asertivitas dengan kekerasan dalam berpacaran diperoleh nilai probabilitas pada penelitian sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel asertivitas dan kekerasan dalam berpacaran dapat dikatakan linier karena nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi
Pea rson Product Moment.
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui kecenderungan pola dalam satu variabel berdasarkan
kecenderungan pola dalam variabel yang lain. Jika kecenderungan dalam satu variabel selalu diikuti oleh kecenderungan dalam variabel
lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel memiliki hubungan
atau korelasi Santoso, 2010. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat
pada tabel berikut Tabel 6.3 Hasil Uji Korelasi
asertivitas KDP
asertivitas Pearson Correlation 1
-.412 Sig. 1-tailed
.000 N
66 66
KDP Pearson Correlation
-.412 1
Sig. 1-tailed .000
N 66
66 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed.
Measures of Association
R R Squared Eta
Eta Squared KDP asertivitas
-.412 .169
.655 .429
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi r sebesar - 0,412 dengan nilai signifikansi 0,000 karena nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,01 p0,01, maka ada hubungan antara tingkat asertivitas dengan kekerasan dalam berpacaran. Koefisien korelasi
hasil analisis memiliki nilai yang negatif, menunjukkan hipotesis penelitian ini yang mengatakan bahwa “Ada hubungan negatif
antara asertivitas dengan kekerasan dalam berpacaran yang dialami perempuan dewasa awal”.
Hasil koefisien determinasi r squared yang diperoleh dengan mengkuadratkan nilai r yaitu -0,412
2
adalah sebesar
0,169. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya sumbangan yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Hal ini
berarti hasil analisis menunjukkan asertivitas memiliki sumbangan terhadap kekerasan dalam berpacaran adalah sebesar 0,169 atau
sebesar 17 sedangkan 83 lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
2. Kategorisasi Tingkat Asertivitas dan Kekerasan dalam Berpacaran yang Dialami Perempuan Dewasa Awal
Norma berdasarkan pembagian wilayah dalam distribusi norma:
Tabel 6.4 Norma Kategorisasi Kategori
Rentan
Sangat Tinggi M + 1,50 SD X
Tinggi M + 0,50 SD X
≤ M + 1,50 SD Sedang
M – 0,50 SD X ≤ M + 0,50 SD
Rendah M
– 1,50 SD X ≤ M – 0,50 SD Sangat Rendah
X ≤ M – 1,50 SD
Tabel 6.5 Hasil Analisis Kategorisasi
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation KDP
66 27
79 42.42
10.709 asertivitas
66 58
92 71.53
5.936 Valid N listwise
66
Tabel 6.6 Hasil Kategorisasi Item Asertivitas Kategori
Rentan Jumlah subjek
Persentase
Sangat Tinggi 80,434 X
2 orang 3
Tinggi 74,498 X
≤ 80,434
14 orang 21
Sedang 68,626 X
≤ 74,498
40 orang 61
Rendah 62,626 X
≤ 68,562
8 orang 12
Sangat Rendah X
≤ 62,626 2 orang
3 Berdasarkan kategorisasi, diketahui bahwa tingkat asertivitas
pada perempuan dewasa awal, dari 66 subjek didapatkan 14 subjek 21 berada pada tingkat asertivitas yang tinggi, 40 subjek 61
berada pada kategori sedang, dan 8 subjek 12 berada pada tingkat rendah. Didapatkan kesimpulan bahwa rata-rata perempuan dewasa
awal khususnya yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat asertivitas yang sedang dengan persentase 61.
Tabel 6.7 Hasil Kategorisasi Item Kekerasan dalam Berpacaran Kategori
Rentan Jumlah subjek
Persentase
Sangat Tinggi 58,484 X
2 orang 3
Tinggi 47,7745 X
≤ 58,484
10 orang 15
Sedang 37,0655 X
≤ 47,7745
39 orang 59
Rendah 26,356 X
≤ 37,0655
15 orang 23
Sangat Rendah X
≤ 26,356 -
Berdasarkan kategorisasi, diketahui bahwa tingkat Kekerasan dalam Berpacaran pada perempuan dewasa awal, dari 66 subjek
didapatkan 10 subjek 15 berada pada tingkat tinggi, 39 subjek 59 berada pada kategori sedang, dan 15 subjek 23 berada pada
kategori rendah. Didapatkan kesimpulan bahwa rata-rata perempuan
dewasa awal khususnya yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat kekerasan dalam berpacaran yang sedang dengan
persentase 59.
3. Gambaran Proporsi Bentuk Kekerasan dalam Berpacaran Tabel 6.8 Hasil Proporsi Bentuk Kekerasan Dalam Berpacaran
No Bentuk KDP Jumlah Subjek
Persentase
1. Psikologis
65 orang 99
2. Seksual
54 orang 54
3. Sosial
44 orang 44
4. Ekonomi
42 orang 42
5. Fisik
31 orang 31
Hasil analisis didapatkan gambaran proporsi bentuk KDP yaitu hampir seluruh subjek mengalami kekerasan psikologi, sebagian dari
jumlah subjek mengalami kekerasan seksual, sedangkan kekerasan sosial, ekonomi, dan fisik dialami kurang dari setengah jumlah subjek.
4. Gambaran Hubungan antara Asertivitas dengan Kekerasan dalam Berpacaran dilihat dari Bentuk-Bentuk Kekerasan dalam
Berpacaran Tabel 6.9 Hubungan Asertivitas dengan Kekerasan dalam
Berpacaran dilihat dari Bentuk-Bentuk Kekerasan dalam Berpacaran
No. Bentuk KDP
Korelasi Signifikansi
1. Psikologis
-0,406 0,001
2. Seksual
-0,375 0,002
3. Sosial
-0,224 0,070
4. Ekonomi
-0,135 0,280
5. Fisik
-0,268 0,029
Berdasarkan hasil analisis didapatkan gambaran hubungan antara asertivitas dengan kekerasan dalam berpacaran secara spesifik dilihat dari
bentuk-bentuk kekerasan. Korelasi asertivitas dengan kekerasan psikologi -0,406 merupakan korelasi yang paling tinggi dari antara bentuk
kekerasan yang lain. Selain itu, korelasi tertinggi kedua yaitu dengan kekerasan seksual -0,375.Korelasi asertivitas dengan kekerasan secara
fisik sebesar -0,268 yang merupakan korelasi terendah dibandingkan bentuk kekerasan yang lainnya. Sedangkan untuk korelasi asertivitas
dengan kekerasan secara ekonomi dan sosial memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05, hal ini berarti asertivitas tidak berhubungan dengan
kekerasan secara ekonomi dan sosial.
E. Pembahasan