Keamanan algoritma RSA terletak pada sulitnya memfaktorkan bilangan yang besar menjadi faktor-faktor prima.
2.5.3 Pembangkitan Kunci Pada RSA
Pembangkitan pasangan kunci pada RSA mengikuti algoritma sebagai berikut : a. Pilih dua bilangan prima, a dan b rahasia
b. Hitung n = ab. Besaran n tidak perlu dirahasiakan. c. Hitung m = a
β 1b β 1. d. Pilih sebuah bilangan bulat untuk kunci publik, sebut namanya e, yang relatif
prima terhadap m. e. Hitung kunci dekripsi, d, melalui ed
οΊο
1 mod m atau de mod m = 1.
2.5.4 Proses Enkripsi pada RSA
Proses selanjutnya setelah pembangkitan kunci pada RSA adalah proses Enkripsi. Enkripsi adalah proses mengubah pesan asli plaintext menjadi pesan rahasia
chipertext.
Pada proses ini pesan asli terlebih dahulu diubah kedalam bentuk desimal, kemudian pesan yang sudah berbentuk desimal kemuadian di bagi-bagi menjadi
beberapa blok desimal secara teratur. Setiap blok desimal akan memiliki nilai yang harus lebih kecil dari nilai n yang disebut P.
Rumus yang digunakan untuk melakukan proses Enkripsi pada RSA adalah : C = P
e
mod n. 2.7
Dimana P = blok pesan asli C = Chipertext
e = kunci publik n = kunci publik ab
Universitas Sumatera Utara
2.5.5 Proses Dekripsi Pada RSA
Proses dekripsi pada RSA mirip dengan proses enkripsinya, hanya saja pada proses dekripsinya menggunakan kunci private d. Rumus untuk proses dekripsi pada RSA
adalah sebagai berikut : P = C
d
mod n, 2.8
Dimana P = Plainteks pesan asli
C = cipertext d = kuci private kunci dekripsi
n = kunci publik ab
2.5.6 Kelebihan dan Kelemahan RSA
Kekuatan algoritma RSA terletak pada tingkat kesulitan dalam memfaktorkan bilangan menjadi faktor primanya, dalam hal ini memfaktorkan n menjadi p dan q. Karena jika n
berhasil difaktorkan, maka menghitung nilai m adalah perkara mudah. Selanjutnya, walau nilai e diumumkan, perhitungan kunci d tidaklah mudah pula karena nilai m
yang tidak diketahui.
Kelebihan lain algoritma RSA terletak pada ketahanannya terhadap berbagai bentuk serangan, terutama serangan brute force. Hal ini dikarenakan kompleksitas
dekripsinya yang dapat ditentukan secara dinamis dengan cara menentukan nilai p dan q yang besar pada saat proses pembangitkan pasangan kunci, sehingga dihasilkan
sebuah key space yang cukup besar, sehingga tahan terhadap serangan.
Namun demikian, kelebihan tersebut sekaligus menjadi kelemahan dari sistem ini. Ukuran kunci privat yang terlalu besar akan mengakibatkan proses dekripsi yang
cukup lambat, terutama untuk ukuran pesan yang besar. Oleh karena itu, RSA
Universitas Sumatera Utara
umumnya digunakan untuk meng-enkripsi pesan berukuran kecil seperti kata kunci dari enkripsi simetris seperti DES dan AES yang kemudian kunci tersebut dikirim
secara bersamaan dengan pesan utama.
2.6 Teori Bilangan