Hubungan Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional Menjelang Ujian pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Stambuk 2015

(1)

(2)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT DISPEPSIA DENGAN TINGKAT ANSIETAS MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STAMBUK 2015

Semua data yang terdapat pada kuesioner ini akan dirahasiakan dan hanya peneliti yang mengetahuinya. Mohon untuk mengisi semua bagian kuesioner ini dengan baik dan jujur. Apabila tedapat bagian yang kurang jelas, silakan menanyakan kepada peneliti.

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : laki-laki/perempuan*

3. Umur : tahun

4. Suku Bangsa : 5. Nomor Telepon : 6.Bertempat tinggal :

a. Bersama orangtua b. Kost

c. Asrama

d. Lain-lain, sebutkan : 7. Pola makan

7. 1. Bagaimana kebiasaan makan sehari-hari? a. Teratur

b. Tidak teratur

7. 2. Dalam sehari biasanya berapa kali Anda makan? a. 3 kali

b. 2 kali c. 1 kali


(3)

d. Kalau lapar

8. Apakah Anda mengkonsumsi rokok? a. Ya

b. Tidak

9.Apakah Anda mengkonsumsi alkohol? a. Ya

b. Tidak

10. Riwayat penyakit keluarga: a. Tidak

b. Ada, sebutkan:

11. Riwayat penggunaan obat-obatan saat ini selama 6 bulan terakhir : a. Tidak ada

b. Ada, sebutkan :

12. Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan endoskopi? a. Pernah

 Jika pernah, kapan terakhir kali dilakukan pemeriksaan, Sebutkan :

 Apa diagnosanya, sebutkan : b. Tidak


(4)

B. Tingkat Dispepsia

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Dalam 3 bulan terakhir ini, seberapa sering Anda merasa nyeri atau rasa tidak enak di bagian tengah dada? (tidak ada hubungan dengan gangguan jantung)

Tidak pernah

<1 kali dalam sebulan 1 kali dalam sebulan 2-3 kali dalam sebulan 1 kali dalam seminggu >1 kali dalam seminggu Setiap hari

2 Dalam 2 bulan terakhir, seberapa sering Anda merasa panas terbakar yang tidak nyaman/nyeri terbakar di dada?

Tidak pernah

<1 kali dalam sebulan 1 kali dalam sebulan 2-3 kali dalam sebulan 1 kali dalam seminggu >1 kali dalam seminggu Setiap hari

3 Dalam 3 bulan terakhir, seberapa sering Anda merasa kembung setelah makan dengan porsi normal/biasa?

Tidak pernah

<1 kali dalam sebulan 1 kali dalam sebulan 2-3 kali dalam sebulan 1 kali dalam seminggu >1 kali dalam seminggu Setiap hari

4 Apakah Anda mengalaminya selama 6 bulan atau lebih?

Ya Tidak

5 Dalam 3 bulan terakhir, seberapa sering Anda merasa cepat kenyang atau tidak sanggup menghabiskan makanan dengan

Tidak pernah

<1 kali dalam sebulan 1 kali dalam sebulan


(5)

porsi normal/biasa? 2-3 kali dalam sebulan 1 kali dalam seminggu >1 kali dalam seminggu Setiap hari

6 Apakah Anda mengalaminya selama 6 bulan atau lebih?

Ya Tidak

7 Dalam 3 bulan terakhir, adakah Anda merasa adanya nyeri atau panas terbakar di ulu hati/bagian perut sebanyak satu kali atau lebih dalam seminggu?

Tidak pernah

<1 kali dalam sebulan 1 kali dalam sebulan 2-3 kali dalam sebulan 1 kali dalam seminggu >1 kali dalam seminggu Setiap hari

8 Apakah anda mengalaminya selama 6 bulan atau lebih?

Ya Tidak

9 Apakah rasa nyeri atau panas terbakar terjadi dan kemudian menghilang pada hari yang sama?

Tidak pernah Kadang-kadang Sering

Hampir selalu Selalu

10 Biasanya seberapa patah rasa nyeri atau panas terbakar di ulu hati/bagian berut?

Sangat ringan Ringan Sedang Parah

Sangat parah

11 Apakah rasa nyeri atau panas terbakar berkurang setelah BAB atau buang gas?

Tidak pernah Kadang-kadang Sering


(6)

Hampir selalu Selalu

C. Tingkat Ansietas

Tidak n=0 Ringan n=1 Sedang n=2 Berat n=3 Sangat Berat n=4 1 Perasaan Ansietas - Cemas - Firasat buruk

- Takut akan pikiran sendiri - Mudah tersinggung

2

Ketegangan

- Merasa tegang - Lesu

- Tak bisa istirahat tenang - Mudah terkejut

- Mudah mengangis - Gemetar

- Gelisah

3

Ketakutan

- Pada gelap - Pada orang asing - Ditinggal sendiri - Pada binatang besar - Pada keramaian lalu lintas


(7)

- Pada kerumunan orang banyak

4

Gangguan tidur

- Sukar masuk tidur - Terbangun malam hari - Tidak nyenyak

- Bangun dengan lesu - Banyak mimpi-mimpi - Mimpi buruk

- Mimpi menakutkan

5

Gangguan kecerdasan - Sukar konsentrasi - Daya ingat buruk

6

Perasaan depresi

- Hilangnya minat

- Berkurangnya kesenangan pada hobi

- Sedih

- Bangun dini hari

- Perasaan berubah-ubah sepanjang hari

7

Gejala somatik (otot)

- Sakit dan nyeri otot-otot - Kaku

- Kedutan otot - Gigi gemertuk - Suara tidak stabil 8 Gejala somatik ( sensorik)


(8)

- Tinitus

- Penglihatan kabur - Muka merah atau pucat - Merasa lelah

- Perasaan ditusuk-tusuk

9

Gejala kardiovaskuler - Takhikardi - Berdebar - Nyeri di dada

- Denyut nadi mengeras - Perasaan lesu/lemas

seperti mau pingsan

- Detak jantung menghilang (berhenti sejenak)

10

Gejala respiratori

- Rasa tertekan atau sempit di dada

- Perasaan tercekik - Sering menarik napas - Napas pendek/panjang

11

Gejala Gastrointestinal - Sulit menelan - Perut melilit

- Gangguan pencernaan - Nyeri sebelum dan

sesudah makan

- Perasaan terbakar pada perut


(9)

- Rasa penuh atau kembung - Mual

- Muntah

- Buang air besar lembek - Kehilangan berat badan - Sukar buang air besar

12

Gejala urogenital

- Sering buang air kecil - Tidak dapat menahan air

seni

- Amenorrhea - Menorrhea - Menjadi dingin - Ejakulasi prematur - Kehilangan libido - Impotensi

13

Gejala otonom - Mulut kering - Muka merah - Mudah berkeringat - Pusing, kepala berat - Bulu-bulu berdiri

14

Tingkah laku pada wawancara - Gelisah

- Tidak tenang - Jari gemetar - Kerut kening - Muka tegang


(10)

- Tonus otot meningkat - Napas pendek dan cepat - Muka merah


(11)

LEMBAR PENJELASAN

Hubungan Tingkat Dispepsia Fungsional dengan Tingkat Ansietas Menjelang Ujian pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU

Stambuk 2015

Saya adalah mahasiswa program S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian “Hubungan Tingkat

Dispepsia Fungsional dengan Tingkat Ansietas Menjelang Ujian pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Stambuk 2015”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan kejadian dispepsia pada mahasiswa.

Saya sangat mengharapkan kesediaan Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam menjawab kuesioner dalam penelitian ini. Data-data tersebut hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan segala kerahasiaan menjadi tanggungjawab peneliti dan tidak akan disebarluaskan. Sehingga saya mengharapkan jawaban yang saudara berikan sesuai dengan pendapat saudara dan jujur tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Medan, Sempember 2015 Peneliti


(12)

LEMBAR PERSETUJUAN (INFORM CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama :

Umur : Alamat :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta mamahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul penelitian : Hubungan Tingkat Dispepsia Fungsional dengan Tingkat Ansietas Menjelang Ujian pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Stambuk 2015

Nama peneliti : Farizky

Dengan ini menyatakan SETUJU untuk menjawab pertanyaan yang tertera pada kuesioner untuk disertakan ke dalam data penelitian.

Medan, 2015 Yang menyatakan,


(13)

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 11 22,0 22,0 22,0

Perempuan 39 78,0 78,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

Tingkat Ansietas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ringan 38 76,0 76,0 76,0

Sedang 10 20,0 20,0 96,0

Berat 2 4,0 4,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

Dispepsia Fungsional

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada 12 24,0 24,0 24,0

Tidak ada 38 76,0 76,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

Tingkat Ansietas * Dispepsia Fungsional Crosstabulation

Count

Dispepsia Fungsional

Total Ada Tidak ada

Tingkat Ansietas Ringan 6 32 38

Sedang 5 5 10

Berat 1 1 2


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Appendix A: Rome III Diagnostic criteria for functional gastrointestinal disorders.

http://www.romecriteria.org/criteria/

Baladewa, P. 2010. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Hernia Setelah Pemberian Informed Consent Pada Tindakan General Anestesi dan Regional Anestesi di RSUP dr. Moh. Hoesin Palembang. Yogyakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Djojoningrat, D. 2009. Dispepsia Fungsional.. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I edisi V. Jakarta : Internal Publishing. 441-442, 529-533

Geeraerts B. and Tack J. 2008. Functional Dyspepsia: Past, Present, and Future. Journal of Gastroenterology. 252

Sujono, H. 2002. Gastroenterologi. Bandung : P.T. Alumni. 67-80, 156-163

Hamilton, M. 1959. The Assessment of Anxiety States by Rating. Br J Med Psycho. l 32:50–55

Hawari, D. 2001. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : BP FKUI. 63-78 Huang, Zhen-Peng, 2014. Correlation Between Social Factors and

Anxiety-Depression in Functional Dyspepsia: Do Relationships Exist?: Departemen

Gastroenterologi Rumah Sakit Universitas Wuhan

Hutapea, M. N. 2013. Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Dispepsia Fungsional Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara

Kaplan dan Sadock., 2010. Sinopsis Psikiatri edisi ketujuh. jilid dua. Jakarta : Binarupa Aksara. 17-76

Maramis W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. 69-100, 307-323

Mudjaddid, E. 2009. Dispepsia Fungsional. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III edisi V. Jakarta : Internal Publishing. 2109-2110


(15)

Richter, J.E. 1991. Stres and Psychologic and Environmental Factor in Functional

Dyspepsia. 40-46

Stuart GW and Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Philadelphia : Elsevier Mosby

Susanti. A. 2011. Faktor Risiko Dispepsia pada Mahasiswa Institusi Pertanian Bogor: Institusi Pertanian Bogor

Tarigan. C. J. 2001. Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional dan Dispepsia Organik. Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 6-14


(16)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

2.2.Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep

2.3. Variabel dan Definisi Operasional

1. Tingkat ansietas

a. Definisi Operasional : Tingkat ansietas adalah kecemasan yang dialami mahasiswa sebelum ujian berdasarkan Hamilton Rating Scale for Anxiety b. Cara Ukur : Angket

c. Alat Ukur : Kuesioner, dengan menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yang terdiri atas 14 buah pertanyaan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian sebagai berikut :

1. Tidak ada diberi nilai 0 2. Ringan diberi nilai 1 3. Sedang diberi nilai 2 4. Berat diberi nilai 3 5. Berat sekali diberi nilai 4 d. Hasil Ukur :

1. Kecemasan ringan : nilai <17 2. Kecemasan sedang : nilai 18-24 3. Kecemasan berat : nilai >25 e. Skala Pengukuran : Ordinal

TINGKAT ANSIETAS MENJELANG UJIAN

KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN


(17)

2. Tingkat Dispepsia Fungsional

a. Definisi operasional : Tingkat dispepsia adalah tingkat gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang dan sendawa.

b. Cara Ukur : Angket

c. Alat ukur : kuesioner, dengan menggunakan kuesioner yang berdasarkan Rome

Criteria III.

Kriteria diagnosis Dispepsia Fungsional

Salah satu atau lebih dari gejala-gejala dibawah ini : 1. Rasa penuh setelah makan

Rasa penuh setelah makan dengan porsi makan yang biasa lebih dari 1 kali/minggu (pertanyaan no.3)

Terjadi lebih dari 6 bulan yang lalu (pertanyaan no.4) 2. Perasaan cepat kenyang

Rasa cepat kenyang yang membuat tidak mampu menghabiskan porsi makan biasa lebih dari 1 kali/minggu (pertanyaan no.5)

Terjadi lebih dari 6 bulan yang lalu (pertanyaan no.6) 3. Nyeri ulu hati

Nyeri atau rasa terbakar di daerah epigastrium, setidaknya 1 hari/minggu (pertanyaan no.7)

Terjadi lebih dari 6 bulan yang lalu (pertanyaan no.8) 4. Rasa terbakar di ulu hati

(Kriteria ini tergabung dalam pertanyaan yang sama seperti nyeri epigastrium)

*Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan terakhir dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis. (pertanyaan no.8)


(18)

Kriteria diagnosis Postprandial Distress Syndrome Termasuk semua gejala di bawah ini :

a. Rasa penuh setelah makan dengan porsi makan yang biasa, lebih dari 1 kali/minggu (pertanyaan no.3)

b. Rasa cepat kenyang yang membuat tidak mampu menghabiskan porsi makan biasa, lebih dari 1 kali/minggu (pertanyaan no.5)

*Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan terakhir engan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis. (pertanyaan no.4 dan no.6)

Kriteria diagnosis Epigastric Pain Syndrome Termasuk semua gejala dibawah ini :

a. Nyeri atau rasa terbakar yang terlokalisasi di daerah epigastrium paling sedikit sekali dalam seminggu (pertanyaan no.7)

b. Tingkat keparahan sedang (pertanyaan no.10) c. Nyeri tumbul berulang ( pertanyaan no.9)

d. Tidak menjalar atau terlokalisasi di daerah perut atau dada selain daerah perut bagian atas epigastrium

Nyeri dada terjadi kurang atau sekali dalam sebulan (pertanyaan no.1) Rasa terbakar terjadi kurang atau sekali dalam sebulan (pertanyaan no.2) Tidak berkurang dengan BAB atau buang angin (pertanyaan no.11)

Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan terakhir dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis. (pertanyaan no.8)

3. Sebelum ujian

Maksud dari sebelum ujian adalah kondisi mahasiswa 2 hari sebelum menghadapi ujian.


(19)

4. Post prandial syndrome

Perasaan yang tidak nyaman seperti makanan berkepanjangan di perut.

5. Epigastric pain syndrome

Sensasi yang tidak menyenangkan yang berupa rasa sakit atau terbakar di ulu hati.

2.4. Hipotesis

Ada hubungan searah antara tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional menjelang ujian pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Stambuk 2015.


(20)

BAB IV

METODE PENELITIAN

2.3.Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan studi Cross

Sectional, yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu, di mana dilakukan

pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui hubungan tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional menjelang ujian pada mahasiswa.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-Desember tahun 2015. 4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran USU.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini terjangkau kepada mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran USU stambuk 2015.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran USU stambuk 2015 dan diambil dengan metode Simple Random Sampling, artinya sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada didalam populasi. Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi:

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU stambuk 2015


(21)

Kriteria eksklusi:

1. Pernah didiagnosis kelainan gastrointestinal (endoskopi) 2. Kuesioner yang diisi tidak lengkap

3. Alarm symptoms (perdarahan dari rektal dan melena, penurunan berat

badan>10%, anoreksia, muntah yang persisten, anemia, massa di abdomen atau limfadenopati, disfagia yang progresif atau odinofagia, riwayat keluarga keganasan saluran cerna bagian atas, riwayat keganasan atau operasi saluran cerna sebelumnya, riwayat ulkus peptikum, kuning/jaundice)

Besar sampel ditetapkan berdasarkan:

Keterangan:

n = besar sampel minimum N = jumlah di populasi (N=209)

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (d=0,1) p = harga proporsi di populasi (p=0,5 estimasi maksimal)

Z21- α /2 = nilai distribusi normal baku (Tabel Z) pada α tertentu (1,96)

Berdasarkan rumus diatas, maka didapatkan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 40 responden dan jumlah subjek yang diambil 50 responden.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk pengumpulan data primer digunakan instrument penelitian berupa kuisioner yang sebelum dipakai, terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Data sekunder dalam penelitian diperoleh melalui pencatatan dokumen dari administrasi Fakultas Kedokteran USU. Kuisioner yang sudah selesai diuji validitas digunakan langsung pada responden.


(22)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabel Kuesioner Variabel Nomor

pertanyaan

Total Pearson

Correlation Status Alpha Status

Dispepsia Fungsional

1 0,621 Valid

0,659

Reliabel

2 0,621 Valid Reliabel

3 0,587 Valid Reliabel

4 0,681 Valid Reliabel

5 0,760 Valid Reliabel

6 0,760 Valid Reliabel

7 0,760 Valid Reliabel

8 0,840 Valid Reliabel

9 0,783 Valid Reliabel

10 0,783 Valid Reliabel

11 0,528 Valid Reliabel

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan; tahap pertama adalah

editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta

memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua adalah

coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah

waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga adalah entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program analisa statistik, tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

Kemudian dilanjutkan dengan analisis chi-square untuk mengetahui hubungan tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional menjelang ujian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU stambuk 2015. Hasil penelitian ditampilkan


(23)

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik. Pengolahan data yang terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan software analisa statistik.


(24)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Dr. Mansyur No. 5 Medan, Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara, yang belokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Jumlah mahasiswa program Sarjana Kedokteran stambuk 2015 berjumlah 209 orang.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang terbagi atas 11 responden berjenis kelamin laki-laki (22,0%) dan 39 responden berjenis kelamin perempuan (78,0%).


(25)

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Variabel Frekuensi Persentase (%)

Usia

16 1 2,0

17 20 40,0

18 23 46,0

19 6 12,0

Jenis Kelamin

Laki-laki 11 22,0

Perempuan 39 78,0

Total 50 100

Subjek yang dipilih sebagai responden penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran stambuk 2015 yang aktif dan akan mengikuti ujian 2 hari kedepan.

5.1.3. Tingkat Ansietas

Tingkat ansietas dinilai menggunakan kuesioner dari Hamilton Rating Scale

for Anxiety (1959). Distribusi frekuensi tingkat ansietas dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Respoden Berdasarkan Tingkat Ansietas Tingkat

Ansietas

Laki-laki Perempuan Jumlah

n % n % n %

Ringan 9 18,0 29 58,0 38 76,0

Sedang 1 2,0 9 18,0 10 20,0

Berat 1 2,0 1 2,0 2 4,0


(26)

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa frekuensi terbanyak tingkat ansietas pada responden adalah ringan yaitu sebanyak 38 dari 50 responden (76,0%) sedangkan yang mengalami ansietas sedang sebanyak 10 responden (20,0%) dan yang mengalami ansietas berat sebanyak 2 responden (4,0%).

5.1.4. Kejadian Dispepsia Fungsional

Kejadian dispepsia fungsional dilihat dengan menggunakan kuesioner berdasarkan kepada Rome Criteria III.

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Dispepsia Fungsional Kejadian

Dispepsia

Laki-laki Perempuan Jumlah

n % n % n %

Ada 4 8,0 8 16,0 12 24,0

Tidak Ada 7 14,0 31 62,0 38 76,0

Total 50 100

Berdasarkan tabel 5.3. tampak bahwa sebanyak 4 responden laki-laki (8,0%) dan 8 responden perempuan (16,0%) mengalami dispepsia fungsional.

5.1.5. Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional

Distribusi frekuensi tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional dapat dilihat pada tabel dibawah.


(27)

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional

Dispepsia Non Dispepsia Jumlah

Tingkat Ansietas n % n % n %

Ringan 6 12,0 32 64,0 38 76,0

Sedang 5 10,0 5 10,0 10 20,0

Berat 1 2,0 1 2,0 2 4,0

Total 50 100

Berdasarkan tabel 5.4. tampak bahwa sebagian besar responden mengalami ansietas ringan dan tidak mengalami dispepsia fungsional yaitu sebanyak 32 dari 50 responden (64,0%).

5.1.6. Gejala Dispepsia

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Dispepsia

Gejala Dispepsia Laki-laki Perempuan Jumlah

n % n % n %

Post Prandial Syndrome 4 33,3 6 50,0 10 83,3

Epigastric Pain Syndrome 0 0 2 16,7 2 16,7

Total 12 100

Berdasarkan tabel diatas bahwa 10 dari 12 responden (20,0%) yang mengalami dispepsia fungsional mengalami gejala Post Prandial Syndrome dan sebanyak 2 responden mengalami gejala Epigastric Pain Syndrome.


(28)

5.2. Hasil Analisis Statistik

Analisis statistik digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional dengan menggunakan uji Chi - Square pada taraf α = 0,05.

5.2.1. Hubungan Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional

Untuk menggunakan uji chi-square frekuensi harapan masing-masing sel tidak boleh lebih kecil dari 5. Pada data tabel 5.4. didapati adanya nilai frekuensi harapan dibawah 5 maka dilakukan penggabungan kategori dalam rangka memperbesar frekuensi harapan seperti yang tertulis pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional

Dispepsia Non Dispepsia Jumlah

p

Tingkat Ansietas n % n % n %

Ringan 6 12,0 32 64,0 38 76,0

0,025

Sedang-Berat 6 12,0 6 12,0 12 24,0

Total 50 100

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa sebanyak 6 responden (12,0%) yang mengalami dispepsia fungsional dari 38 responden (76,0%) dengan tingkat ansietas ringan, sebanyak 5 responden (10,0%) yang mengalami dispepsia fungsional dari 10 responden (20,0%) dengan tingkat ansietas sedang, dan sebanyak 1 responden (2,0%)


(29)

yang mengalami dispepsia fungsional dari 2 responden (4,0%) dengan tingkat ansietas berat.

Nilai yang digunakan adalah nilai Fisher’s Extract Test. Pada analisis statistik, p value yang didapati 0,025 (0,025<0,05) maka hasil tersebut bermakna. Dari hasil analisa diatas maka didapatkan kesimpulan yaitu Ho ditolak atau ada hubungan antara tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional.

5.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015, yang merupakan angkatan mahasiswa yang baru mengikuti program kuliah, ternyata diperoleh bahwa sebagian besar hanya mengalami tingkat ansietas ringan yaitu sebanyak 38 responden (76,0%). Berbeda dengan penelitian Hutapea (2013) dimana penelitiannya dilakukan pada tempat yang sama namun pada beberapa tingkat responden mendapatkan bahwa sebanyak 67 dari 94 responden (71,3%) mengalami tingkat ansietas sedang. Perbedaan pada metode penelitian mungkin dapat menyebabkan perbedaan hasil penelitian.

Dari hasil penelitian, didapati angka kejadian dispepsia fungsional sebanyak 12 orang di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015. Pada tabel 5.3. menunjukkan jenis kelamin perempuan lebih banyak menderita dispepsia fungsional daripada laki-laki.

Penelitian yang dilakukan oleh Huang (2014) yang dilakukan di Rumah Sakit Universitas Wuhan di Cina, mendapatkan bahwa pasien dispepsia fungsional memiliki tingkat ansietas yang tinggi (p<0,01).


(30)

Dari hasil penelitian, didapati adanya hubungan antara tingkat ansietas sebelum ujian dengan kejadian dispepsia fungsional (p<0,05). Penelitian yang dilakukan Hutapea (2013) juga menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan kejadia dispepsia fungsional (p<0,05). Sedangkan dari penelitian yang dilakukan Susanti (2011) yang dilakukan pada mahasiswa IPD mendapatkan tingkat ansietas berhubungan nyata dengan gejala dispepsia (p<0,05).

Penelitian ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yaitu berupa homogenitas responden dalam penelitian seperti kegiatan akademik yang sama dan terfokus kepada mahasiswa yang baru mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sehingga tingkat stres diperkirakan cukup seimbang antar sesama responden. Responden yang diambil juga memiliki tingkat pengetahuan yang cukup untuk dapat memahami dan mengisi kuesioner penelitian, dan juga diberi keterangan lanjut agar responden lebih memahami maksud dari kuesioner. Hal tersebut dapat mengurangi terjadinya bias dalam menjawab pertanyaan untuk keluhan dispepsia.

Penyebab dispepsia fungsional yang multifaktoral menjadi kekurangan karena pada penelitian ini hanya menilai faktor psikologis yaitu tingkat ansietas dengan terjadinya dispepsia fungsional.


(31)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Pada penelitian ini maka dapat disimpulkan :

1. Pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015 lebih banyak mengalami tingkat ansietas ringan dibandingkan tingkat ansietas sedang dan berat

2. Kejadian dispepsia fungsional pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015 tidak terlalu tinggi, dan gejala yang dialami berupa post prandial syndrome dan epigastric pain

syndrome.

3. Terdapat hubungan antara tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional menjelang ujian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015.

6.2. Saran

Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia dengan jumlah sampel yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat .

Terhadap mahasiswa disarankan untuk meluangkan waktu melakukan kegiatan yang mengurangi dampak negatif dari ansietas seperti liburan, mendengarkan musik, rekreasi, dll.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ansietas 2.1.1. Definisi

Kecemasan atau ansietas adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Kaplan and Sadock, 2010). Kecemasan berbeda dengan ketakutan. Dimana cemas merupakan kekhawatiran yang tidak jelas objeknya, tetapi takut adalah kekhawatiran yang memiliki objek yang jelas (Maramis, 2005). Kesimpulan yang dapat ditarik dari kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar, atau konfliktual (Kaplan and Sadock, 2010).

2.1.2. Epidemiologi

Jumlah penderita gangguan kecemasan baik akut maupun kronik diperkirakan mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1 (Hawari, 2001).

2.1.3. Tingkat Ansietas

Menurut Stuart dan Laraia (2005), ada empat tingkat kecemasan atau ansietas yang dialami oleh individu, yaitu:

1. Kecemasan ringan 2. Kecemasan sedang 3. Kecemasan berat 4. Panik


(33)

2.1.4. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala kecemasan menurut Hawari (2001), yaitu:

1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung. 2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. 4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan 5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

6. Keluhan-keluhan somatik.

2.1.5. Dampak Ansietas

Dampak kecemasan yaitu sulit konsentrasi, sulit memilih jawaban yang benar, khawatir, takut, gelisah, dan gemetar saat menghadapi ujian (Hawari, 2001).

2.1.6. Skor Ansietas HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety)

HRS-A dikembangkan oleh Dr. M. Hamilton tahun 1959. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, para peneliti tidak melakukan uji validitas dan reabilitas karena instrumen ini sudah baku (Baladewa, 2010). Nursalam (2003) juga telah melakukan uji validitas dan reliabilitas HRS-A. Hasil dari penelitiannya tersebut didapatkan korelasi dengan HRS-A (rhitung = 0,57-0,84) dan (rtabel = 0,349). Hasil koefisien reliabilitas dianggap reliable jika r > 0,40. Hal ini menunjukkan bahwa HRS-A cukup valid dan reliabel.

2.2. Dispepsia Fungsional 2.2.1. Definisi

Dalam konsensus Roma III (tahun 2006) yang khusus membicarakan tentang kelainan gastrointestinal, dispepsia fungsional didefinisikan sebagai:

1. Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri ulu hati/epigastrik, rasa terbakar di epigastrium


(34)

2. Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk didalamnya pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas) yang dapat menerangkan penyebab keluhan tersebut

3. Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakkan

(Djojoningrat, 2009)

2.2.2. Etiologi

Beberapa faktor yang diduga menyebabkan sindroma dispepsia yaitu: 1. Asam lambung

2. Dismotilitas lambung

3. Gastritis dan duodenitis kronis (peranan Helicobacter Pylori) 4. Stres psikososial

5. Faktor lingkungan dan lain-lain (makanan, genetik, dan obat-obatan)

(Mudjaddid, 2009)

2.2.3. Klasifikasi

Dispepsia fungsional menjadi beberapa subgrup berdasarkan pada keluhan yang paling mencolok atau dominan (Djojoningrat, 2001).

a. Dispepsia tipe seperti ulkus (ulcer like dispepsia) : bila gejalanya seperti terbakar, dominan nyeri di epigastrium (ulu hati) terutama saat lapar/ epigastric hunger

pain yang reda dengan pemberian makanan, antasida dan obat antisekresi asam,

disertai nyeri pada malam hari.

b. Dispepsia tipe seperti dismotilitas (dismotility like dispepsia) : dimana yang lebih dominan adalah keluhan kembung, mual, muntah, rasa penuh, cepat kenyang. c. Dispepsia tipe non-spesifik : dimana tidak ada keluhan yang bersifat dominan


(35)

Kelainan psikis, stres, dan faktor lingkungan juga dapat menimbulkan dispepsia fungsional (pengaruh dari nervus vagus) (Sujono, 2002).

2.2.4. Manifestasi klinis

Gejala dispepsia menurut konsensus Roma III:

1. Epigastric pain, nyeri subjektif, berupa sensasi yang tidak menyenangkan,

beberapa pasien merasa terjadi kerusakan jaringan.

2. Postprandial fullness, perasaan yang tidak nyaman seperti makanan

berkepanjangan di perut.

3. Early satiation, perasaan bahwa perut sudah terlalu penuh segera setelah mulai makan, tidak sesuai dengan ukuran makanan yang di makan, sehingga makan

tidak dapat diselesaikan. Sebelumnya, kata “cepat kenyang” digunakan, tapi

kekenyangan adalah istilah yang benar untuk hilangnya sensasi nafsu makan selama proses menelan makanan.

4. Epigastric burning, adalah perasaan subjektif yang tidak menyenangkan dari panas.

(Geeraerts and Tack, 2008).

2.2.5. Patofisiologi

Berbagai hipotesis mekanisme telah diaujkan untuk menerangkan patogenesis terjadinya gangguan ini, antara lain:

1. Sekresi asam lambung

Kasus dengan dispepsia fungsional disuga adanya peningkatan sensitivitas mukosa lambung terhadap asam yang menimbulkan rasa tidak enak diperut (Djojoningrat, 2009).

2. Helicobacter pylori (Hp)

Peran infeksi Helicobacter pylori pada dispepsia fungsional belum sepenuhnya dimengerti dan diterima. Dari berbagai laporan kekerapan H. pylori pada dispepsia fungsional sekitar 50% dan tidak berbeda bermakna


(36)

dengan angka kekerapan H. pylori pada kelompok orang sehat. Mulai ada kecenderungan untuk melakukan eradikasi H. pylori pada dispepsia fungsional dengan H. pylori positif yang gagal dengan pengobatan konservatif baku (Djojoningrat, 2009).

3. Dismotilitas gastrointestinal

Berbagai studi melaporkan bahwa pada dispepsia fungsional terjadi perlambatanpengosongan lambung, adanya hipomotilitas antrum (sampai 50% kasus), gangguanakomodasi lambung saat makan, dan hipersensitivitas gaster. Salah satu dari keadaanini dapat ditemukan pada setengah atau duapertiga kasus dispepsia fungsional.Perlambatan pengosongan lambung terjadi pada 25-80% kasus dispepsia fungsionaldengan keluhan seperti mual, muntah, dan rasa penuh di ulu hati (Djojoningrat, 2009).

4. Ambang ransang persepsi

Dinding usus mempunyai berbagi reseptor, termasuk reseptor kimiawi, reseptor mekanik dan nociceptor. Dalam studi tampak kasus dispepsia mempunyai hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon di gaster atau duodenum. Bagaimana mekanismenya masih belum dipahami (Djojoningrat, 2009).

5. Disfungsi otonom

Disfungsi persarafan vagal diduga berperan dalam hipersensitivitas gastrontestinal pada kasus dispepsia (Djojoningrat, 2009).

6. Diet dan faktor lingkungan

Adanya intoleransi makanan dilaporkan lebih sering terjadi pada kasus dispepsia fungsional (Djojoningrat, 2009).

7. Psikologis

Adanya stress akut dapat mempengaruhi fungsi gastrointestinal dan mencetus keluhan pada orang sehat. Dilaporkan adanya penurunan kontraktil lambung yang mendahului keluhan mual setelah stimulus stres


(37)

sentral. Tapi korelasi antara faktor psikologik stres kehidupan, fungsi otonom dan motilitas tetap masuh kontroversi (Djojoningrat, 2009).

Gangguan psikis dan faktor lingkungan dapat menimbulkan dispepsia fungsional (Tarigan, 2001). Faktor psikis dan emosi (ansietas) dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna dan mengakibatkan perubahan sekresi asam lambung, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung serta menurunkan ambang rangsang nyeri. Pasien dispepsia umumnya menderita ansietas, depresi, dan neurotik lebih jelas dibandingkan orang normal (Mudjaddid, 2009).

Peran faktor psikososial pada dispepsi fungsional sangat penting karena dapat menyebabkan hal-hal di bawah ini:

1. Menimbulkan perubahan fisiologi saluran cerna

2. Perubahan penyesuaian terhadap gejala-gejala yang timbul 3. Mempengaruhi karakter dan perjalanan penyakitnya 4. Mempengaruhi prognosis

(Mudjaddid, 2009)

2.3. Hubungan Dispepsia dengan Ansietas

Faktor psikis dan emosi seperti pada kecemasan dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna dan mengakibatkan perubahan sekresi asam lambung, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung serta menurunkan ambang rangsang nyeri. Pasien dispepsia umumnya menderita ansietas lebih jelas dibandingkan orang normal (Mudjaddid, 2009).

Rangsangan psikis/emosi sendiri secara fisiologi dapat mempengaruhi lambung dengan dua cara yaitu:


(38)

1. Jalur neurogen: Rangsangan konflik emosi pada kortek serebri mempengaruhi kerja hipotalamus anterior dan selanjutnya ke nukleus vagus, nervus vagus dan kemudian ke lambung.

2. Jalur neurohumoral: Rangsangan pada kortek serebri diteruskan ke hipotalamus anterior selanjutnya ke hipofisis anterior yang mengeluarkan kortikotropin. Hormon ini merangsang korteks adrenal dan kemudian menghasilkan hormon adrenal yang selanjutnya merangsang produksi asam lambung


(39)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluhan dispepsia merupakan keadaan klinik yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Dalam konsensus Roma III (tahun 2006) dispepsia funsional didefinisikan sebagai adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri ulu hati/epigastrik, rasa terbakar di epigastrium selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakkan, serta tidak ada bukti kelainan struktural yang dapat menyebabkan keluhan tersebut (endoskopi saluran cerna atas) (Djojoningrat, 2009).

Faktor psikis dan emosi (seperti pada ansietas dan depresi) dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna dan mengakibatkan perubahan sekresi asam lambung, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung serta menurunkan ambang rasa nyeri (Djojoningrat, 2009). Kelainan psikis, stres, dan faktor lingkungan dapat menimbulkan dispepsia fungsional (Richter, 1991).

Di negara-negara Asia belum banyak data tentang dispepsia tetapi diperkirakan dialami oleh sedikitnya 20% dalam populasi umum. Data Depkes tahun 2004 menempatkan dispepsia di urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3% (Harahap Y, 2009). Sementara di Indonesia, berdasarkan penelitian pada 120 mahasiswa Institut Pertanian Bogor telah menunjukkan bahwa tingkat stres berhubungan dengan munculnya dispepsia (Susanti, 2010).

Mahasiswa merasa dituntut untuk meraih pencapaian yang telah ditentukan, baik oleh pihak fakultas atau universitas maupun dari mahasiswa itu sendiri. Tuntutan ini dapat memberi tekanan yang melampaui batas kemampuan mahasiswa itu sendiri dan dapat memicu terjadinya ansietas pada mahasiswa. Oleh karena itu peneliti tertarik


(40)

Kejadian Dispepsia Fungsional Menjelang Ujian Pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran USU Stambuk 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah ada hubungan antara tingkat ansietas dengan tkejadian dispepsia fungsional menjelang ujian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui adanya hubungan antara tingkat dispepsia fungsional dengan tingkat ansietas menjelang ujian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015.

1.3.2 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran tingkat ansietas mahasiswa/mahasiswi menjelang ujian 2. Mengetahui gambaran kejadian dispepsia fungsional mahasiswa/mahasiswi

menjelang ujian

3. Mengetahui jenis gejala dispepsia fungsional yang dialami mahasiswa/mahasiswi yang mengalami dispepsia fungsional

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat mengetahui adanya hubungan antara tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional menjelang ujian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015.


(41)

2. Bagi Institusi Pendidikan, dapat dijadikan masukan untuk memperkaya bahan pustaka yang berguna untuk pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya. Serta dapat dijadikan motivasi untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai bahan referensi atau sumber data untuk penelitian sejenis berikutnya yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode dan variabel yang lebih kompleks.


(42)

ABSTRAK

Dispepsia fungsional merupakan suatu kondisi dengan gejala berupa rasa penuh setelah makan atau cepat kenyang (post prandial syndrome) dan nyeri epigastrium atau rasa terbakar di ulu hati (epigastric pain syndrome) tanpa adanya penyebab kelainan struktural.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya dispepsia fungsional, dimana salah satunya adalah faktor psikologis, khususnya ansietas. Adanya tekanan ketika akan menjalani ujian dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya ansietas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ansietas mahasiswa, angka kejadian dispepsia fungsional dan hubungan antara tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional tersebut.

Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross sectional study). Subjek penelitian diperoleh dengan menggunakan metode

simple random sampling dari populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara stambuk 2015 dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Seluruh responden telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan bersedia menandatangai persetujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan uji statistik dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil penelitian, responden yang mengalami dispepsia fungsional dengan tingkat ansietas ringan sebanyak 6 orang (50,0%) dan tingkat ansietas sedang-berat sebanyak 6 orang (50,0%). P value yang didapat dari hasil uji Fischer’s Exact

Test adalah 0,025 (p<0,05) maka ada hubungan antara tingkat ansietas dengan

kejadian dispepsia fungsional sebelum ujian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015. Saran bagi responden untuk lebih memperhatikan keluhan dan meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ansietas.


(43)

ABSTRACT

Functional dyspepsia is a condition with symptoms such as postprandial fullness or early satiety (post prandial syndrome) and epigastric pain or heartburn (epigastric pain syndrome) with no cause structural abnormalities.

There are some factors which raising of functional dyspepsia, one of those is psychological factors. The existence of pressure before exam can be one of the causes of anxiety. Therefore, this study aims to determine the students levels of anxiety, the incidence of functional dyspepsia and the correlation between levels of anxiety with the incidence of functional dyspepsia.

This study is an analytic study with cross-sectional study design. The respondents of this study are acquired with simple random sampling method from 2015 students of the Faculty of Medicine of University of Sumatera Utara with the number of the respondents 50 people. All of the respondent have met the inclusion and exclusion criteria and have signed an informed consent. This study use a statistical analysis with a chi-square test.

This study shows that 6 respondents (50.0%) have functional dyspepsia with mild anxiety level and 5 respondents (50.0%) have functional dyspepsia with moderate-severe anxiety level. P values is obtained from Fisher’s Exact Test with the extract value is 0.025 (p<0.05) which means there is a correlation between levels of anxiety with the incidence of functional dyspepsia on 2015 students of the Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara. It is better for respondents to pay more attention to signs and symptoms and to do activity that may reduce anxiety.


(44)

HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN USU STAMBUK 2015

Oleh: FARIZKY 120100233

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(45)

HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN USU STAMBUK 2015

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai

Salah satu syarat memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh: FARIZKY 120100233

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(46)

(47)

ABSTRAK

Dispepsia fungsional merupakan suatu kondisi dengan gejala berupa rasa penuh setelah makan atau cepat kenyang (post prandial syndrome) dan nyeri epigastrium atau rasa terbakar di ulu hati (epigastric pain syndrome) tanpa adanya penyebab kelainan struktural.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya dispepsia fungsional, dimana salah satunya adalah faktor psikologis, khususnya ansietas. Adanya tekanan ketika akan menjalani ujian dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya ansietas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ansietas mahasiswa, angka kejadian dispepsia fungsional dan hubungan antara tingkat ansietas dengan kejadian dispepsia fungsional tersebut.

Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross sectional study). Subjek penelitian diperoleh dengan menggunakan metode

simple random sampling dari populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara stambuk 2015 dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Seluruh responden telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan bersedia menandatangai persetujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan uji statistik dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil penelitian, responden yang mengalami dispepsia fungsional dengan tingkat ansietas ringan sebanyak 6 orang (50,0%) dan tingkat ansietas sedang-berat sebanyak 6 orang (50,0%). P value yang didapat dari hasil uji Fischer’s Exact

Test adalah 0,025 (p<0,05) maka ada hubungan antara tingkat ansietas dengan

kejadian dispepsia fungsional sebelum ujian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2015. Saran bagi responden untuk lebih memperhatikan keluhan dan meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ansietas.


(48)

ABSTRACT

Functional dyspepsia is a condition with symptoms such as postprandial fullness or early satiety (post prandial syndrome) and epigastric pain or heartburn (epigastric pain syndrome) with no cause structural abnormalities.

There are some factors which raising of functional dyspepsia, one of those is psychological factors. The existence of pressure before exam can be one of the causes of anxiety. Therefore, this study aims to determine the students levels of anxiety, the incidence of functional dyspepsia and the correlation between levels of anxiety with the incidence of functional dyspepsia.

This study is an analytic study with cross-sectional study design. The respondents of this study are acquired with simple random sampling method from 2015 students of the Faculty of Medicine of University of Sumatera Utara with the number of the respondents 50 people. All of the respondent have met the inclusion and exclusion criteria and have signed an informed consent. This study use a statistical analysis with a chi-square test.

This study shows that 6 respondents (50.0%) have functional dyspepsia with mild anxiety level and 5 respondents (50.0%) have functional dyspepsia with moderate-severe anxiety level. P values is obtained from Fisher’s Exact Test with the extract value is 0.025 (p<0.05) which means there is a correlation between levels of anxiety with the incidence of functional dyspepsia on 2015 students of the Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara. It is better for respondents to pay more attention to signs and symptoms and to do activity that may reduce anxiety.


(49)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul „Hubungan Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional Menjelang Ujian pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Stambuk 2015‟. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang sarjana kedokteran, penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan. Penulis rasakan semua itu sebagai suatu ujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis. Hanya kesabaran, keteguhan dan ketekunan yang penulis coba lakukan untuk terselesainya karya ini hingga terselesaikannya laporan hasil penelitian ini.

Penulis sadar dengan kekurangan diri penulis untuk melakukan banyak hal sendirian maka itu penulis telah melibatkan beberapa orang, kelompok atau elemen lain untuk membantu, mendukung, dan memberikan saran yang sangat berharga bagi penulis. Kepada merekalah penulis ucapkan banyak terimakasih. Beberapa yang dapat penulis sebut telah mempunyai peranan yang sangat besar dalam penulisan ini penulis akan sebut sebagai berikut:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(50)

ini yang telah meluangkan waktu dan atas segala bimbingan, saran, kesabaran ilmu yang telah diberikan.

3. Kedua Orangtua Penulis, Antoni Lubis dan Hazmiani Harahap atas

segala pengorbanan dan kasih sayangnya yang diberikan kepada penulis. Tetaplah iringi ananda dengan doa dan kasih sayang kalian.

4. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan penelitian ini. Kepada semua pihak tersebut penulis haturkan banyak terima kasih.

Akhir kata penulis Ucapkan Terima Kasih atas semua dan apapun yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Tuhan selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Medan, Desember 2015 Penulis,

Farizky 120100233


(51)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.4.Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4


(52)

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Epidemiologi ... 4

2.1.3. Tingkat Ansietas ... 4

2.1.4. Manifestasi Klinis ... 5

2.1.5. Dampak Ansietas ... 5

2.1.6. Skor Ansietas HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) ... 5

2.2. Dispepsia Fungsional ... 5

2.2.1. Definisi ... 5

2.2.2. Etiologi ... 6

2.2.3. Klasifikasi ... 6

2.2.4. Manifestasi Klinis ... 7

2.2.5. Patofisiologi ... 7

2.3. Hubungan Dispepsia dengan Ansietas ... 9

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL... 11

3.1.Kerangka Konsep Penelitian ... 11

3.2.Variabel dan Definisi Operasional ... 11

3.3.Hipotesis ... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN... 15

4.1.Jenis Penelitian ... 15

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian ... 15

4.3.1. Waktu Penelitian ... 15

4.3.2. Tempat Penelitian ... 15

4.3.Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

4.3.1. Populasi Penelitian ... 15

4.3.2. Sampel Penelitian ... 16


(53)

4.5.Pengolahan dan Analisis Data ... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 19

5.1.Deskripsi Hasil Penelitian ... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitan ... 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 19

5.1.3. Tingkat Ansietas ... 20

5.1.4. Kejadian Dispepsia Fungsional ... 20

5.1.5. Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional ... 21

5.1.6. Gejala Dispepsia ... 22

5.2. Hasil Analisis Statistik ... 23

5.2.1. Hubungan Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional ... 23

5.3. Pembahasan ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 26

6.1. Kesimpulan ... 26

6.1. Saran ... 26

DAFTAR PUSKATA ... 27 LAMPIRAN


(54)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabel Kuesioner 17 5.1. Distribusi Karakteristik Responden 20 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Ansietas 20 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Dispepsia

Fungsional 21

5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Ansietas

dengan Kejadian Dispepsia Fungsional 22 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Dispepsia 22 5.6. Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Tingkat Ansietas


(55)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(56)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ethical Clearance Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Lembar Penjelasan Lampiran 4 Informed Consent Lampiran 5 Output Data


(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.4.Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4


(2)

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Epidemiologi ... 4

2.1.3. Tingkat Ansietas ... 4

2.1.4. Manifestasi Klinis ... 5

2.1.5. Dampak Ansietas ... 5

2.1.6. Skor Ansietas HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) ... 5

2.2. Dispepsia Fungsional ... 5

2.2.1. Definisi ... 5

2.2.2. Etiologi ... 6

2.2.3. Klasifikasi ... 6

2.2.4. Manifestasi Klinis ... 7

2.2.5. Patofisiologi ... 7

2.3. Hubungan Dispepsia dengan Ansietas ... 9

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL... 11

3.1.Kerangka Konsep Penelitian ... 11

3.2.Variabel dan Definisi Operasional ... 11

3.3.Hipotesis ... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN... 15

4.1.Jenis Penelitian ... 15


(3)

4.5.Pengolahan dan Analisis Data ... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 19

5.1.Deskripsi Hasil Penelitian ... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitan ... 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 19

5.1.3. Tingkat Ansietas ... 20

5.1.4. Kejadian Dispepsia Fungsional ... 20

5.1.5. Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional ... 21

5.1.6. Gejala Dispepsia ... 22

5.2. Hasil Analisis Statistik ... 23

5.2.1. Hubungan Tingkat Ansietas dengan Kejadian Dispepsia Fungsional ... 23

5.3. Pembahasan ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 26

6.1. Kesimpulan ... 26

6.1. Saran ... 26

DAFTAR PUSKATA ... 27 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabel Kuesioner 17 5.1. Distribusi Karakteristik Responden 20 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Ansietas 20 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Dispepsia

Fungsional 21

5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Ansietas

dengan Kejadian Dispepsia Fungsional 22 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Dispepsia 22 5.6. Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Tingkat Ansietas


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ethical Clearance Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Lembar Penjelasan Lampiran 4 Informed Consent Lampiran 5 Output Data