BESAR SAMPEL Prevalensi Kebutaan Akibat Kelainan Refraksi Di Kabupaten Langkat

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini adalah Penelitian survey dengan pendekatan Cluster atau pengelompokan yang bersifat deskritif , artinya subjek yang diamati pada saat monitoring biologik dan pengukuran tingkat pengetahuan masyarakat dinilai dengan pengamatan pada saat bersamaan transversal atau dengan satu kali pengamatan pengukuran.

4.2. PEMILIHAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Kabupaten Langkat yang merupakan daerah dataran rendah dengan penentuan sampel secara purposive.

4.3. POPULASI PENELITIAN

Populasi penelitian adalah seluruh penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Langkat yang sesuai dengan kriteria penelitian, selanjutnya dilakukan pemeriksaan seluruh masyarakat desa dan dusun di wilayah kerja Puskesmas tersebut secara random sampling.

4.4. BESAR SAMPEL

Untuk mendapatkan data yang representatif yang mewakili satu Kabupaten Langkat, maka sampel diambil dari 10 kecamatan yang terpilih. Besarnya sampel adalah jumlah penduduk dari 10 kecamatan yang terpilih yang dianggap mewakili satu Kabupaten yang ada di wilayah kerja, jumlah sampel yang akan diambil, dihitung dengan rumus Stratified Random dengan Proportional Allocation Methode yaitu : Universitas Sumatera Utara Dimana : n = Jumlah sampel minimal yang akan diambil dalam penelitian ini. N = Jumlah populasi Z = Nilai baku normal dari tebal Z yang besarnya tergantung Pada nilai α = 0,05, nilai Zc = 1,96. σ 2 c = Varians populasi = ∑ ai + P mi 2 = ∑ ai 2 – 2P ∑aiMi + P 2 ∑mi 2 n – 1 n – 1 P = Proporsi kebutaan refraksi = ∑ ai ∑ mi G = Galat pendugaan, diasumsikan 3 . M = Rerata kejadian buta refraksi = ∑ mi n Dengan demikian, sampel jumlah untuk masing – masing Kecamatan yaitu : σ 2 c = Varians populasi = ∑ ai + P mi 2 = ∑ ai 2 – 2 P ∑ai Mi + P 2 ∑ mi 2 n – 1 n – 1 = 19345,13849 P = Proporsi kelainan refraksi = ∑ ai ∑ mi = 0,1 M = ∑ mi N Z 2 2 σ c n = N G 2 M 2 + Z 2 σ c 2 Universitas Sumatera Utara n = 968,5 mi = jumlah kebutaan secara nasional = 1,5 ai = banyak kebutaan akibat kelainan refraksi = 0.14 Tabel 4.5. Dengan demikian sampel masing – masing untuk tiap kecamatan adalah Kecamatan Jumlah penduduk Nh Jumlah Kebutaan mi Banyak Kebutaan ai mi 2 ai 2 ai x mi G = 3 Stabat 82.223 1.248 117 1.557.504 13.689 146.016 12 Hinai 47.077 706 66 498.436 4.356 46.596 7 Secanggang 68.565 1.028 96 1.028.196 9.216 98.688 10 Selesai 68.215 1.023 96 1.046.529 9.216 94.752 10 Kuala 38.429 576 54 331.776 2916 31.104 6 Babalan 63.830 957 89 915.849 7.921 85.173 10 Binjai 41.024 615 57 378.225 3.249 35.055 6 Gebang 47.991 720 67 518.400 4.489 48.240 7 Padang Tualang 52.930 794 74 630.436 5.476 58.756 8 Salapian 30.770 462 43 213.444 1849 19.866 5 Jumlah 542.054 8.131 911 7.118.795 61.277 664.246 81 Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara tahun 2008. Universitas Sumatera Utara

4.5. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI