3 Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang
air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak dan tempat anak-anak bermain serta lebih kurang 10 meter dari
sumber air, hindari buang air besar tanpa alas kaki Depkes RI, 2006. f.
Membuang Tinja Bayi yang Benar Banyak orang beranggapan bahwa tinja anak bayi itu tidak berbahaya. Hal
ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orangtuanya. Tinja bayi harus dibuang secara bersih dan
benar, berikut hal-hal yang harus diperhatikan: 1
Kumpulkan tinja anak kecil atau bayi secepatnya, bungkus dengan daun atau kertas koran dan kuburkan atau buang di kakus.
2 Bantu anak untuk membuang air besarnya ke dalam wadah yang bersih
dan mudah dibersihkan. Kemudian buang ke dalam kakus dan bilas wadahnya atau anak dapat buang air besar di atas suatu permukaan
seperti kertas koran atau daun besar dan buang ke dalam kakus. 3
Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci tangannya Depkes RI, 2006.
F. Pneumonia
1. Defenisi Pneumonia
Menurut American Academy of Pediatric 2005, kata pneumonia berarti “infeksi pada paru”. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru alveoli, biasanya disebabkan oleh bakteri paling banyak : streptococcus pneumonia dan haemophylus influenza yang bisa diobati dengan
antibiotika. Pada anak, pneumonia sering terjadi bersamaan dengan terjadinya proses infeksi pada bronkhus dan disebut “bronchopnemonia”
keduanya
Universitas Sumatera Utara
disebut pneumonia.Anak yang menderita pneumonia bisa meninggal karena kekurangan oksigen atau karena racun yang disebabkan oleh infeksi. Infeksi
pada jaringan paru-paru akan menyebabkan : pengeluaran cairan lendir yang mengisi rongga udara paru-paru
anak sulit bernafas
udara yang masuk paru-paru sedikit
nafas menjadi cepat. Semakin berat pneumonia, udara semakin sulit masuk ke paru-paru, sehingga memerlukan upaya yang lebih
besar untuk memasukkan udara ke paru-paru, yang ditandai oleh penarikan dinding dada sebelah bawah ke perut Rudolph, Hoffman, Rudolph, 2006
2. Tanda dan Gejala Pneumonia
Seperti banyak infeksi lainnya, pneumonia biasanya menyebabkan demam yang membuat anak berkeringat, kedinginan, kulit memerah, dan
ketidaknyamanan secara umum. Menurut American Academy of Pediatric 2005, karena pneumonia menyebabkan kesulitan bernafas, maka terdapat
tanda gejala yang khas seperti: a.
Batuk b.
Pernafasan sulit dan cepat c.
Peningkatan aktivitas otot pernafasan di bawah dan antara iga serta bagian atas tulang sekangka
d. Membesarnya pelebaran lubang hidung
e. Mengi
f. Bibir atau kuku jari menjadi biru.
3. Klassifikasi Pnemonia Klasifikasi pneumonia bedasarkan MTBS 2008, dan klasifikasi ini bukanlah
merupakan diagnosa medis hanya bertujuan untuk membantu para medis untuk menentukan tindakan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat gejala :
1 Ada tanda bahaya umum, seperti anak tidak bisa minum atau menetek,
selalu memuntahkan semuanya, kejang atau anak letargistidak sadar. 2
Terdapat tarikan dinding dada ke dalam. 3
Terdapat stridor suara napas bunyi ‘grok-grok’ saat inspirasi . b.
Pneumonia apabila terdapat gejala napas cepat. Batasan napas cepat adalah : 1
sumur 2 -11 bulan :
≥50 x menit 2
umur 12 - 59 bulan :
≥40 x menit c.
Pnemonia : adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekuensi nafas nafas cepat
d. Batuk bukan pneumonia, apabila tidak ada tanda-tanda pneumonia atau
penyakit sangat berat. b
Faktor risiko yang meningkatkan insidens pneumonia : a
Umur 2 bulan b
Kurang gizi c
Bayi dengan berat lahir rendah BBLR d
Bayi yang selalu dibedong dengan ketat. e
Tidak mendapat ASI yang memadai f
Polusi udara, asap. g
Kepadatan tempat tinggal h
Tidak mendapat imunisasi lengkap terutama yang tidak mendapat imunisasi campak
i Kekurangan Vitamin A
c Cara mencegah pneumonia
Universitas Sumatera Utara
a Memberikan gizi yang cukup yaitu memberikan ASI saja untuk bayi kurang
dari enam bulan dan ASI diberikan sampai dengan usia dua tahun, setelah umur enam bulan bayi diperkenalkan dengan pemberian makanan tambahan
pendamping ASI. b
Jika anak batuk tanpa napas cepat, anjurkan ibu untuk memberikan kecap manis atau madu dengan jeruk nipis madu tidak dianjurkan untuk anak
kurang dari 1 tahun. Tidak dianjurkan memberikan obat batuk yang dibeli di toko obat.
c Lakukan imunisasi lengkap di Posyandu atau Puskesmas.
d Jauhkan Balita dari penderita batuk, asap, debu, serta bahan-bahan lain yang
mengganggu pernafasan. e
Bersihkan lingkungan rumah terutama ruangan tempat tinggal Balita serta usahakan ruang memiliki udara bersih dan ventilasi cukup Panduan
Pelatihan MTBS-BM.
G. Demam