Latar Belakang Penerapan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Narkotika ( Studi Putusan No. 847 Pid.B 2013 PN.MDN)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejahatan pencucian uang money laundring belakangan ini makin mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan, yang bukan saja dalam skala nasional, tetapi juga meregional dan mengglobal melalui kerja sama antar negara- negara. Gerakan ini terpicu oleh kenyataan di mana kini semakin maraknya kejahatan money laundering dari waktu ke waktu, sementara kebanyakan negara belum menetapkan sistem hukumnya untuk memerangi atau menetapkannya sebagai kejahatan yang harus diberantas. Sebegitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara, sehingga negara -negara di dunia dan organisasi internasional merasa tergugah dan termotivasi untuk menarik perhatian yang lebih serius terhadap pencegahan dan pemberantasan kejahatan pencucian uang. Hal ini didorong karena kejahatan money laundering mempengaruhi sistem perekonomian khususnya menimbulkan dampak negatif baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Guy Stessen terdapat tiga alasan mengapa pencucian uang menjadi bentuk kejahatan yang harus diperangi dan dinyatakan sebagai tindak pidana. Per tama , pencucian uang memberi dampak negatif pada sistem keuangan dan ekonomi yang dapat mengganggu stabilitas perekonomian dunia. Kedua , atas dampaknya yang begitu besar bagi perekonomian dunia maka penetapan pencucian uang sebagai tindak pidana merupakan usaha untuk menghentikan aliran dana hasil kejahatan asal. Hal ini akan memudahkan bagi aparat penegak hukum untuk menyita hasil tindak pidana yang seringkali sulit terjamah hukum. Dengan demikian orientasi pemberantasan pencucian uang beralih dari menindak Universitas Sumatera Utara pelakunya kearah menyita hasil tindak pidana. Melakukan kriminalisasi terhadap pencucian uang dapat menjadi landasan bagi aparat penegak hukum untuk memidanakan pihak ketiga yang dinilai menghambat upaya penegakan hukum. Ketiga , dengan dinyatakannya pencucian uang sebagai tindak pidana maka melahirkan sistem pelaporan transaksi dalam jumlah tertentu yang menghasilkan berbagai transaksi mencurigakan. Tujuannya agar aparat penegak hukum mampu menyelidiki kasus pidana sampai menjurus kepada tokoh-tokoh dibelakangnya. Dinamika atau perubahan ekonomi yang akselerasif berimplikasi pula pada sistem sosial, serta sesuai dengan sendirinya memasuki wilayah hukum. Dengan demikian hukum sebagai salah satu subsistem sosial, tidak bisa lepas dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, termasuk didalamnya perubahan ekonomi. Globalisasi hukum, mengharuskan Indonesia untuk segera melahirkan ketentuan perundang-undangan yang menjadi tuntutan internasional, salah satu kebutuhan mendasar tersebut adalah Undang-Undang Pencucian Uang. Tindak pidana pencucian uang sebagaimana terdapat dalam penjelasan umum menerangkan bahwa berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh orang perorangan maupun oleh korporasi dalam batas wilayah suatu Negara maupun yang dilakukan melintasi batas wilayah Negara lain makin meningkat. Kejahatan tersebut antara lain berupa tindak pidana korupsi, penyuapan bribery, penyelundupan barang, penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigran, perbankan, perdagangan gelap, narkotika dan psikotropika, perdagangan budak, wanita dan anak, perdagangan senjata dan berbagai kejahatan kerah putih white collar crime. Kejahatan-kejahatan tersebut telah melibatkan atau menghasilkan harta kekayaan yang sangat besar jumlahnya. Harta kekayaan yang berasal dari berbagai kejahatan atau tindak pidana tersebut, pada umumnya tidak Universitas Sumatera Utara langsung dibelanjakan atau digunakan oleh para pelaku kejahatan, karena apabila langsung digunakan akan mudah dilacak oleh penegak hukum mengenai sumber diperolehnya harta kekayaan tersebut. Biasanya para pelaku kejahatan terlebih dahulu mengupayakan agar harta kekayaan yang diperoleh dari kejahatan tersebut masuk ke dalam sistem keuangan Financial System. Dengan cara demikian asal usul harta kekayaan tersebut diharapkan tidak dapat dilacak oleh para penegak hukum. Upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini dikenal sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini dikenal sebagai pencucian uang money laundering. 2 Sabagaimana kejahatan-kejahatan yang disebut diatas, kejahatan peredaran gelap narkoba memang sejak lama diyakini memiliki kaitan erat dengan proses pencucian uang. Sejarah perkembangan tipologi pencucian uang menunjukkan bahwa perdagangan obat bius merupakan sumber yang paling dominan dan kejahatan asal predicate crime yang utama yang melahirkan kejahatan pencucian uang. Organized crime selalu menggunakan metode pencucian uang ini untuk menyembunyikan, menyamarkan atau mengaburkan hasil bisnis haram itu agar nampak seolah-olah merupakan hasil dari kegiatan yang sah. Selanjutnya, uang hasil jual beli narkoba yang telah dicuci itu digunakan lagi untuk melakukan kejahatan serupa atau mengembangkan kejahatan-kejahatan baru. Sejarah mencatat pula bahwa kelahiran rezim hukum internasional yang memerangi kejahatan pencucian uang dimulai pada saat masyarakat internasional merasa frustrasi dengan upaya memberantas kejahatan perdagangan gelap narkoba. Pada saat itu, rezim anti pencucian uang dianggap sebagai paradigma 2 Pathorang Halim, Penegakan Hukum terhadap Pencucian Uang di Era Globalisasi , Total Media, Yogyakarta, 20013, hlm. 9 Universitas Sumatera Utara baru dalam memberantas kejahatan yang tidak lagi difokuskan pada upaya menangkap pelakunya, melainkan lebih diarahkan pada penyitaan dan perampasan harta kekayaan yang dihasilkan. Logika dari memfokuskan pada hasil kejahatannya adalah bahwa motivasi pelaku kejahatan akan menjadi hilang apabila pelaku dihalang-halangi untuk menikmati hasil kejahatannya. Melihat korelasi yang erat antara kejahatan peredaran gelap narkoba sebagai predicate crime dan kejahatan pencucian uang sebagai derivative-nya, maka sangat jelas bahwa keberhasilan perang melawan kejahatan peredaran gelap narkoba di suatu negara sangat ditentukan oleh efektivitas rezim anti pencucian uang di negara itu. Meski tindak pidana narkotika dan tindak pidana pencucian memiliki keterkaitan, meski demikian ada yang hanya terjerat kasus narkotika saja atau tindak pidana pencucian uang saja. Sebernya apa itu tindak pidana narkotika dan tindak pidana pencucian uang tersebut, lalu bagaimana peraturan yang ada di Indonesia tentang tindak pidana pencucian uang jika dikaitkan dengan tindak pidana narkotika, dan bagaimana penanganan terhadap tersangka kasus tersebut, itulah yang akan dibahas dalam skripsi ini.

B. Rumusan Masalah