Ikan Tambra dan Penyebarannya Faktor Fisika Kimia Air

8 ikan ukuran kecil sampai sedangremaja dengan karakteristik sebagai berikut dasar perairan batuan berdiameter 50 cm, arus air sedang sampai deras, warna air jernih, lebar sungai 15-20m, kedalaman air 1 m, substrat tersusun dari kerikil dan pasir, penutupan kanopi 50-75. 3 Habitat ikan ukuran besarindukan, umumnya merupakan lubuk sungai dengan lebar sungai antara 15-20 m, panjang 20-60 m, arus tenang sampai lambat, kedalaman air 1,5 m, dasar perairan batuan, substrat tersusun dari pasir dan kerikil, warna airjernih dan penutupan kanopi 75. Habitat pemijahan ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu phytophils mempersyaratkan adanya vegetasi, lithophils mempersyarat dasar perairan batuan dan pasir dan pelagophils mempersyaratkan perairan terbuka. Berdasarkan kriteria tersebut maka ikan tambra termasuk ke dalam kelompok lithopils karena memijah pada sungai yang dasarnya batuan dan bersubstrat pasirkerikil Haryono Subagja, 2008.

2.3. Ikan Tambra dan Penyebarannya

Ikan sapan atau semah Tor tambroides lebih dikenal dengan nama baku „Tambra‟. Jenis ikan ini termasuk dalam suku Cyprinidae bersama-sama dengan ikan mas, tawes dan nilem. Kerabat ikan sapan Tor spp. di dunia telah diketahui sebanyak 20 jenis yang tersebar di kawasan Asia, sedangkan di Indonesia terdapat empat jenis, yaitu: Tor tambroides, T. tambra, T. Douronensis, dan T. soro. Sinonim dari genus Tor adalah Labeobarbus, untuk membedakan keempat jenis kerabatikan tambra yang berasal dari Indonesia sementara ini masih berdasarkan ada tidaknya cuping pada bibir bawah dan ukuran cuping itu sendiri. Tambra merupakan ikan konsumsi yang dagingnya tebal, rasanya enak, manis dan kaya minyak ikan, serta harganya sangat mahal. Ukuran tubuh ikan tambra sangat eksotik karena dapat mencapai di atas 30 kg dengan panjang tubuh lebih dari 1 m. Oleh karena ukuran tubuhnya yang sangat besar maka ikan tambra dijuluki sebagai „Kings of the rivers’ Haryono, 2006. Ikan tambra termasuk ke dalam marga Tor dengan jumlah anggota mencapai 20 jenis yang tersebar di kawasan Asia. Jenis ikan ini mempunyai beberapa sebutan “Mahseer, Kings of the rivers dan Fish of God” sedangkan nama lokal ikan tambra adalah sapan dan semah. Mahseer sangat dikenal sebagai ikan Universitas Sumatera Utara 9 konsumsi dan untuk olahraga memancing. Di Indonesia memiliki empat jenis, yaitu Tor soro, T. tambra, T. douronensis dan T. tambroides. Membedakan diantara jenis ikan tambra yang berasal dari Indonesia sementara ini masih berdasarkan ada tidaknya cuping pada bibir bawah dan ukuran cuping tersebut Haryono, 2007.

2.4. Faktor Fisika Kimia Air

Menurut KPPL 1992 bahwa suhu perairan yang baik bagi kehidupan ikan kurang dari 30 C, kandungan oksigen terlarut DO 5 ppm, kekeruhan 50mgl, kesadahan 60 mgl, alkalinitas 25-40 mgl, nitrat10, besi 1 mgl, merkuri 0,002 mgl Haryono Subagja, 2008. Kandungan oksigen terlarut merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada konsentrasi lebih rendah dari 50 ℅ konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen dalam air kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati lemas. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakkan Fitria, 2012. Suhu memegang peranan penting dalam mempengaruhi laju pertumbuhan organisme air tawar. Suhu air dapat berpengaruh terhadap sistem kerja enzim dan derajat metabolisme dalam tubuh organisme air. Suhu yang melebihi kisaran suhu optimal dapat meningkatkan konsumsi 0 2 yang disebabkan peningkatan suhu tubuh serta laju metabolisme Kurniasih, 2008. Pengaruh suhu secara tidak langsung dapat menentukan stratifikasi massa air, stratifikasi suhu di suatu perairan ditentukan oleh keadaan cuaca dan sifat setiap perairan seperti pergantian pemanasan dan pengadukan, pemasukan atau pengeluaran air, bentuk dan ukuran suatu perairan. Suhu air yang layak untuk budidaya ikan adalah 27-32 o C. Kenaikan suhu perairan juga menurunkan kelarutan oksigen dalam air, memberikan pengaruh langsung terhadap aktivitas ikan disamping akan menaikkan daya racun suatu polutan terhadap organisme perairan. Suhu air berkisar antara 35-40 o C merupakan suhu kritis bagi kehidupan organism yang dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia, suhu udara rata-rata pada siang hari di berbagai tempat berkisar antara 28,2 o C sampai 34,6 o C dan pada Universitas Sumatera Utara 10 malam hari suhu berkisar antara 12,8 o C sampai 30 o C. Keadaan suhu tersebut tergantung pada ketinggian tempat dari atas permukaan laut. Suhu air umumnya beberapa derajat lebih rendah dibanding suhu udara disekitarnya. Secara umum, suhu air di perairan Indonesia sangat mendukung bagi pengembangan budidaya perikanan Haetami et al. 2005. Ikan semah hidup di perairan hulu sungai, berair deras dan jernih, kadar oksigen lebih dari 6 mgl, pH=7. Induk dewasa sering tinggal di lubuk sungai, saat memijah mencari perairan yang berbatu, larva semah sering dijumpai di sela-sela batu Utomo Krismono, 2006. Toleransi untuk kehidupan akuatik terhadap pH bergantung kepada banyak faktor meliputi suhu, konsentrasi oksigen terlarut, adanya variasi bermacam- macam anion dan kation, jenis dan daur hidup biota. Perairan basa 7-9 merupakan perairan yang produktif dan berperan mendorong proses perubahan bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diassimilasi oleh fotoplankton, pH air yang tidak optimal berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan, menyebabkan tidak efektifnya pemupukan air di kolam dan meningkatkan daya racun hasil metabolisme seperti NH 3 dan H 2 S, pH air berfluktuasi mengikuti kadar CO 2 terlarut dan memiliki pola hubungan terbalik, semakin tinggi kandungan CO 2 perairan, maka pH akan menurun dan demikian pula sebaliknya. Fluktuasi ini akan berkurang apabila air mengandung garam CaCO 3 Haetami et al. 2005. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisma dan respirasi. pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion aluminium, pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan amoniak dalam air akan terganggu. Kenaikan pH diatas netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme Barus, 2004. Amoniak NH 3 merupakan hasil perombakan asam-asam amino oleh berbagai jenis bakteri aerob dan anaerob. Jika kadar amoniak dalam air terlalu tinggi, karena proses perombakan protein tidak berlangsung dengan baik, Universitas Sumatera Utara 11 sehingga menghasilkan nitrat, maka air dikatakan mengalami pengotoran. Amoniak dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan dan organisme perairan lainnya. Kadar amoniak yang rendah baik untuk kehidupan ikan tetapi kadar amoniak 2 sampai 7 ppm dapat mematikan beberapa jenis ikan. Kadar amoniak yang baik untuk kehidupan ikan dan organisme perairan lainnya adalah kurang dari 1 ppm. Tetapi kalau kadar amoniak di suatu perairan kurang dari 0,5 ppm, maka pertumbuhan ikan akan terlambat Sriharti, 2012. Kadar amonia dan nitrit pada pengukuran awal cukup tinggi dan berada di atas ambang batas aman untuk ikan, sedangkan pada periode akhir menunjukkan kondisi yang cukup aman. Kadar ammonia yang tidak merugikan kelangsungan hidup ikan dalam jangka waktu yang panjang adalah 0,025 mg.l -1 , sedangkan kadar nitrit yang aman untuk kondisi sistem akuarium adalah 0,1 mg.l -1 . Tingginya kadar nitrit dan ammonia pada periode awal diduga sebagai akibat sistem filter masih baru, yang mana pada filter masih terjadi proses mineralisasi. Pada tahap awal, di dalam filter biologi akan berlangsung proses mineralisasi senyawaan organik oleh bakteri heterofilik yang mengkonversinya menjadi ammonia Lukman et al. 2012. Universitas Sumatera Utara 12

BAB 3 BAHAN DAN METODE