Jenis jenis handbody lotion Bahan penyusun Body Lotion

padat, yaitu media yang mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut akan menjadi padat. Komposisi Plate Count Agar PCA dapat bervariasi, tetapi biasanya mengandung : 0,5 trypton, 0,25 ekstrak ragi, 0,1 glukosa, 1,5 agar-agar. Plate Count Agar PCA mengandung glukosa dan ekstrak ragi yang digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri. Plate Count Agar PCA mengandung nutrisi yang disediakan oleh trypton, vitamin dari ekstrak ragi, dan glukosa yang digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme sehingga mendukung pertumbuhan dari bakteri. Plate Count Agar PCA bukan merupakan media selektif karena media ini tidak hanya ditumbuhi oleh satu jenis mikroorganisme tertentu Syamsuri, 1992

2.5 Jenis jenis handbody lotion

Lotion Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, definisi lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi yang digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk suspensi zat padat dalam serbuk halus dengan ditambah bahan pensuspensi yang cocok, emulsi tipe ow dengan surfaktan yang cocok. Pelembab tubuh moisturizer umumnya dibuat dengan karakteristik tersendiri sehingga memiliki kombinasi air, tipe minyak, dan emolien pengencer yang berbeda satu sama lainnya. Secara garis besar, ada tiga jenis pelembab tubuh : a. Body Lotion. Body Lotion mempunyai konsistensi paling encer dibandingkan dengan pelembab lainnya. Lotion yang baik adalah tidak terlalu greasyberminyak saat digunakan dan dapat menyerap dengan cepat saat dioleskan di kulit.Lotion merupakan pilihan paling tepat jika membutuhkan pelembab yang ringan atau bila 17digunakan untuk seluruh tubuh.Karena bentuknya ringan dan tidak meninggalkan residu, lotion bisa digunakan di pagi hari tanpa perlu khawatir bisa menempel di pakaian dan juga digunakan jika tinggal di iklim yang lembab atau ketika cuaca mulai panas. b. Body Cream. Body Cream bentuknya lebih pekat dibanding lotion dan mengandung lebih banyak minyak pelembab. Krim tubuh body cream ini paling baik digunakan di kulit yang kering, seperti lengan dan kaki, yang tak memiliki banyak kelenjar minyak. c. Body Butter. Body Butter memiliki proporsi minyak paling tinggi, sehingga sangat kental dan mirip margarin atau mentega. Biasanya body butter memiliki kandungan shea butter, cocoa butter, dan coconut butter. Bentuk pelembab seperti ini bisa jadi sangat berminyak dan sulit dioleskan, maka akan sangat baik jika dioleskan di daerah yang amat kering dan cenderung pecah misalnya sikut, lutut, dan tumit Voigt,1984.

2.4 Bahan penyusun Body Lotion

Body lotion merupakan campuran dari air, pelembut, humektan, bahan pengental, pengawet, dan pewangi Mitsui 1997. Air merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam pembuatan body lotion. Air yang digunakan dalam pembuatan lotion adalah air murni yang berfungsi sebagai pelarutDepartemen Kesehatan 1993. Emolient pelunak, zat yang mampu melunakkan kulit didefinisikan sebagai sebuah media yang jika digunakan pada lapisan kulit kering akan mempengaruhi kelembutan kulit. Bahan ini mengisi ruang antar sel kulit, membantu menggantikan lemak sehingga dapat melembutkan dan melumasiMariani 2007. Farage 2007 menyatakan bahwa emolient yang digunakan dalam body lotion dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit kulit seperti dermatitis. Lotion dengan emolient dapat membuat kulit terasa nyaman, kering,dan tidak berminyak. Rasa nyaman setelah pemakaian body lotion disebabkan emolient memiliki titik cair yang lebih tinggi dari suhu kulit. Oleh karena itu, dalam membuat formula body lotion harus diperhatikan fungsi utama dari body lotion yaitu melembutkan, mudah dan cepat menyerap pada permukaan kulit, tidak meninggalkan lapisan tipis, tidak menimbulkan rasa lengket pada kulit setelah pemakaian, tidak mengganggu pernafasan, antiseptis, memiliki bau yang khasmenyegarkan, serta memiliki warna menarik dan tetap. Bahan-bahan yang berfungsi sebagai emolient adalah minyak mineral, ester isopropil, turunan lanolin, trigliserida, dan asam lemak Schmitt 1996. Humektan merupakan salah satu bagian terpenting pada body lotion karena merupakan zat yang melindungi emulsi dari kekeringan dengan mempertahankan kandungan air produk saat pemakaian pada permukaan kulit. Humektan berpengaruh terhadap kulit yaitu melembutkan kulit dan mempertahankan kelembaban kulit agar tetap seimbang. Humektan ditambahkan pada body lotion dan produk dengan tipe emulsi minyak dalam air lainnya untuk mengurangi kekeringan ketika disimpan pada suhu ruang Mitsui 1997. Humektan yang dapat digunakan dalam body lotion yaitu gliserin, propilen glikol, dan sorbitol dengan kisaran penggunaan 0,5-15 Schmitt 1996. Bahan pengental thickener digunakan untuk mengatur kekentalan dan mempertahankan kestabilan produk dengan mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water soluble polymers yang digunakan sebagai bahan pengental diklasifikasikan sebagai polimer natural, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis Mitsui 1997. Pengental polimer seperti gum-gum alami,derivatif , dan karbomer lebih sering digunakan dalam emulsi dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan thickener dalam pembuatan body lotion biasa digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu di bawah2,5 Schmitt 1996. Emulsifier atau pengemulsi merupakan bahan yang penting dalam pembuatan body lotion karena memiliki gugus polar maupun non polar dalam satu molekulnya, sehingga pada satu sisi akan mengikat minyak yang non polar dan disisi lain juga akan mengikat air yang polar. Hal ini berhubungan dengan hidrofillipofil balance yaitu keseimbangan antara komponen yang larut air dan larut minyak Schmitt 1996. Emulsifier akan membentuk lapisan tipis film yang menyelimuti partikel dan mencegah partikel tersebut bersatu dengan partikel sejenisnya. Emulsi mengandung lebih dari satu emulsifier karena kombinasi dari beberapa emulsifier akan menambah kesempurnaan sifat fisik maupun kimia dari emulsi. Untuk mendapatkan sistem emulsi yang stabil, dipilih emulsifier yang larut dalam fase yang dominan, yaitu fase pendispersi. Asam stearat, gliseril monostearat, dan setil alkohol merupakan emulsifier yang dapat digunakan dalam produk emulsi Suryani et al. 2000. Gliserin atau sorbitol yang merupakan sumber karbon dan substansi lain seperti turunan asam amino dan protein biasanya ditambahkan pada pembuatan body lotion. Bahan-bahan ini merupakan sumber nitrogen bagi mikroorganisme. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan untuk menghindari deteriorasi produk Mitsui 1997.Pengawet dapat ditambahkan pada produk sebesar 0,1-0,2. Pengawet juga harusditambahkan pada suhu yang tepat pada saat proses pembuatan, yaitu antara 35-45 o C agar tidak merusak bahan aktif yang terdapat dalam pengawet tersebut. Pengawet yang baik memiliki persyaratan, yaitu efektif mencegah tumbuhnya berbagai macam organisme yang dapat menyebabkan penguraian bahan, dapat larut dalam berbagai konsentrasi yang digunakan, dan tidak menimbulkan bahaya pada kulit. Pengawet yang biasanya digunakan dalam kosmetika yaitu metilparaben dan propil paraben Schmitt 1996. Pewangi ditambahkan pada lotion sebagai upaya meningkatkan nilai produk. Jumlah pewangi yang ditambahkan harus serendah mungkin, yaitu berkisar antara 0,1-0,5. Pada proses pembuatan body lotion, pewangi dicampurkan pada suhu 35 oC agar tidak merusak emulsi yang sudah terbentuk Schmitt 1996.

e. Cara pembuatan lotion