(sembilan) Kodam diseluruh Indonesia digunakan untuk lahan dengan Tupoksi-

pengelolaan 9 (sembilan) Kodam diseluruh Indonesia digunakan untuk lahan dengan Tupoksi-

pertanian/perkebunan oleh masyarakat dan TNI AD.

nya

b. Rumah dinas TNI AD sebanyak 379 unit di lingkungan Kodam III/ Siliwangi Bandung digunakan sebagai tempat usaha/bisnis pribadi dan disewakan kepada pihak III.

c. Aset tanah TNI AL seluas 67,89 ha minimal senilai Rp653,06 juta yang berlokasi di daerah Sunter Jakarta, Pangkalan Jati Pondok Labu, dan Sukolilo Surabaya digunakan untuk membangun perumahan/kavling pribadi oleh para c. Aset tanah TNI AL seluas 67,89 ha minimal senilai Rp653,06 juta yang berlokasi di daerah Sunter Jakarta, Pangkalan Jati Pondok Labu, dan Sukolilo Surabaya digunakan untuk membangun perumahan/kavling pribadi oleh para

Pemanfaatan BMN

1.25 Pemanfaatan BMN tanpa izin dari Menkeu, hasil sewa digunakan

tanpa ijin Menkeu,

langsung dan tidak/belum disetor ke Kas Negara, nilai sewa tidak wajar

hasil sewa diguna- kan langsung,

sehingga berpotensi merugikan keuangan negara sebagai berikut.

nilai sewa tidak wajar sehingga

(a) Aset tanah dan gedung dimanfaatkan pihak III, hasil sewa tidak disetor

berpotensi meru-

minimal sebesar Rp215,07 miliar dengan rincian, dilingkungan Mabes TNI

gikan keuangan

sebesar Rp65,57 miliar, TNI AD sebesar Rp56,69 miliar, TNI AL sebesar

negara

Rp31,08 miliar, TNI AU sebesar Rp61,01 miliar; (b) Pemanfaatan bangunan/gedung eks Mabesau di Pancoran kepada PT

Aldiron tanpa ijin Menkeu dengan nilai sewa tidak wajar sehingga berpotensi merugikan negara sebesar Rp377,98 miliar (periode 1995 s.d. 2003).

(c) Aset tanah TNI AD/Kodam III Siliwangi Bandung seluas 20,85 ha dimanfaatkan oleh Yayasan Unjani Bandung untuk pembangunan dan operasional Universitas Ahmad Yani (Unjani) tanpa melalui prosedur yang berlaku;

(d) Pemanfaatan aset Hanggar Pesawat Hercules C-130 TNI AU beserta ruang kantor dan fasilitas lain yang berada di areal pengamanan Ring I Lanud Husein Bandung oleh PT Lion Mentari Air tanpa ijin Menkeu dan Menhan/Panglima TNI.

Hal tersebut di atas mengakibatkan potensi kerugian negara sebesar Rp593,05 miliar, kerahasiaan dan keamanan alutsista pesawat dan suku cadang pesawat Hercules C-130 milik TNI AU tidak terjamin, biaya pemeliharaan dan penyusutan hanggar dan fasilitasnya menjadi lebih tinggi dan pengamanan aset negara menjadi lemah.

Pengamanan BMN

1.26 BMN di lingkungan Dephan/TNI belum dilakukan pengamanan secara

di lingkungan Dephan/ TNI belum

maksimal baik terhadap pengamanan fisik maupun hukum, dengan rincian

dilakukan secara

antara lain sebagai berikut.

maksimal baik se- cara fisik maupun

(a) Aset tanah milik Dephan/TNI dengan status sengketa/bermasalah dengan

hukum dan meru-

pihak ke III minimal 357 bidang seluas 51.471,25 ha sebesar Rp1,10 triliun

gikan keuangan negara minimal

dan belum bersertifikat minimal sebanyak 10.053 bidang seluas 324.665,63

sebesar Rp13,70

ha sebesar Rp4,56 triliun;

miliar.

(b) Aset tanah milik Dephan/TNI AU sebanyak 4 bidang di Jl. Melawai dan Jl. DI. Panjaitan Jaktim seluas 2,8 ha senilai Rp13,70 miliar telah disertifikatkan/beralih hak (sertifikat HGB) secara tidak sah kepada pihak

(c) Sebagian aset tanah dan bangunan/gedung milik Dephan digunakan oleh UPN Veteran belum didukung dengan status dan bukti kepemilikan aset yang sah. Pihak Dephan dan UPN Veteran serta Yayasan Dephan saling mengklaim sebagai pemilik aset, yaitu tanah seluas 52,14 ha senilai Rp59,63 miliar dan bangunan/gedung seluas 258,006 m2 senilai Rp73,51 miliar.

Hal tersebut mengakibatkan tanah milik Dephan/TNI tidak dapat dipergunakan secara optimal, potensi kehilangan, pemborosan sumber daya untuk pengurusan sengketa secara hukum, kepemilikan atas tanah lemah dan membuka peluang terjadinya sengketa, pengambilan alihan dan/atau pemanfaatan tanah oleh pihak III serta merugikan keuangan negara minimal sebesar Rp13,70 miliar.

1.27 Penilaian BMN milik Dephan/TNI belum dilakukan sesuai dengan Penilaian BMN

ketentuan yang berlaku, antara lain sebagai berikut.

belum dilakukan sesuai dengan

(a) BMN hasil renovasi/perbaikan belum dikapitalisasi sebesar Rp742,92 ketentuan yang

berlaku.

miliar, terdiri dari bangunan/gedung sebesar Rp449,94 miliar dan mesin/ peralatan/ranmor sebesar Rp292,98 miliar.

(b) BMN dilaporkan tanpa nilai dalam Daftar Inventaris BMN terdiri dari, aset tanah sebanyak 1.389 bidang seluas 3.013,22 ha, bangunan/gedung sebanyak 263 unit seluas 77.150 m2 dan aset barang bergerak sebanyak 67.257 unit.

Hal tersebut mengakibatkan aset tanah/gedung/bangunan yang dilaporkan unit organisasi (UO) Dephan tidak mencerminkan nilai aset yang sebenarnya dan nilai peralatan/mesin di lingkungan UO Dephan belum dapat diyakini kewajarannya serta laporan Neraca Dephan belum menggambarkan kondisi sebenarnya.

1.28 Pemindahtanganan BMN cq TNI AD dan TNI AU tidak sesuai dengan Pemindahtanganan ketentuan yang berlaku dan di antara aset tersebut telah beralih hak kepada BMN belum dila- kukan sesuai

pihak lain, antara lain terdiri dari:

dengan ketentuan yang berlaku dan

(a) Pemindahtanganan aset tanah TNI AD/Kodam V/Brawijaya Surabaya berpotensi sebanyak 19 bidang dengan cara dijual tidak sesuai ketentuan dan hasil merugikan penjualan sebesar Rp28,62 miliar tidak disetor ke Kas Negara, sebagian keuangan negara

telah digunakan langsung; sebesar Rp44,63

miliar.

(b) Pemindahtanganan tanah TNI AU seluas 19,5 ha sebesar Rp31,29 miliar di Padang Bulan Kodya Medan kepada PT PJ dilakukan secara tidak sah dan prosedural sesuai ketentuan. Pihak PT PJ telah mensertifikatkan tanah tersebut menjadi HGB dan telah memperjualbelikan kepada pihak lain;

(c) Hibah tanah TNI AD cq Kodam V/Brw seluas 8,8 ha untuk pembangunan jalan Tol Simpang Susun Waru Surabaya Tahun 1998 merugikan keuangan

Hal tersebut mengakibatkan pelepasan aset okupasi oleh pejabat yang tidak berwenang membuka peluang terjadinya kolusi dan penjualan kepada pihak yang tidak berhak, penggunaan dana tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh Brigjen Purn S sebesar Rp1,75 miliar, Kodam sebesar Rp1,47 miliar dan selisih penggunaan dana yang tidak jelas peruntukannya sebesar Rp3,92 miliar, serta berpotensi merugikan keuangan negara sebesar Rp44,63 miliar (Rp31,29 miliar + Rp13,34 miliar).

Penatausahaan

1.29 Penatausahaan BMN di lingkungan Dephan/TNI belum sepenuhnya

BMN di lingkung- an Dephan /TNI

dilakukan secara tertib, antara lain; BMN berupa bangunan/gedung, mesin/

belum sepenuh-

peralatan/ranmor hasil pengadaan dan hibah belum dicatat dalam buku

nya dilakukan

inventaris tahun yang bersangkutan masing-masing sebesar Rp2,05 triliun,

secara tertib.

USD5,17 ribu dan sebesar Rp542,43 miliar, AUD798,68 ribu, USD1,50 ribu serta yang sudah di hapus tetapi masih dicatat dalam buku inventaris senilai Rp2,22 miliar, mengakibatkan data yang disajikan dalam Laporan Inventaris Dephan per Semester I Tahun 2007 tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.