ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM KSU “ P. 6-80 “ DI SRAGEN
1. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan didirikan KSU “ P. 6-80 “ adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan Perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945. Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing – masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian
g. Kerjasama antar koperasi
2. Visi dan Semboyan Kerja 2. Visi dan Semboyan Kerja
b. Semboyan kerja yang diterapkan pada KSU “ P. 6-80 “ dalam pelayanan kepada anggota / calon anggota menggunakan 3 T, yaitu : TULUS, TEPAT WAKTU, TUNTAS yang artinya secara garis besar sebagai berikut :
b.1. TULUS : Melayani anggota / calon anggota dengan separuh hati tanpa mengharapkan imbalan jasa untuk kepentingan pribadi dan tidak menganggap sebagai suatu beban yang memberatkan, sehingga anggota / calon anggota puas karena merasa diperhatikan dan diperlakukan dengan baik.
b.2. TEPAT WAKTU : Menyelesaikan pekerjaan sesuai standart waktu yang telah ditetapkan atau bahkan lebih cepat atau sesuai standart waktu tang telah dijanjikan kepada anggota / calon anggota, tidak menunda –nunda pekerjaan.
b.3. TUNTAS : Menyelesaikan pekerjaan menangani keluhan anggota / calon anggota sampai, selesai hingga tidak ada pekerjaan yang tertunda / belum terselesaikan yang dapat mengecewakan anggota / calon anggota.
3. Keanggotaan
Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa Koperasi, yang dapat diterima sebagai anggota koperasi ini adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan
hukum (dewasa dan tidak berada dalam pengampuan dan sebagainya)
b. Telah mrnyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan Pokok.
ketentuan – ketentuan yang berlaku.
d. Bertempat tinggal di wilayah Propinsi Jawa Tengah.
e. Sanggup melaksanakan dan mentaati seluruh ketentuan – ketentuan yang ditetapkan oleh Koperasi.
f. Mata pencaharian: Pegawi / PNS, Wirasuwasta, Pedagang, Pengusaha, Karyawan Swasta, petani dan Pensiunan. Apabila dalam persyaratan seperti ketentuan tidak terpenuhi, maka dapat menjadi anggota luar biasa. Ketentuan – ketentuan menjadi aggota luar biasa diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dibuktikan dengan catatan dalam Buku Daftar Anggota. Seseorang yang akan masuk menjadi Anggota Koperasi harus mengajukan surat permohonan kepada Pengurus. Dalam waktu satu bulan sejak surat permohonan, Pengurus harus memberikan jawaban secara tertulis apakah permintaan itu diterima atau ditolak:
a. Bilamana Pengurus menolak Permintaan untuk menjadi anggota, maka yang berkepentingan dapat minta pertimbangan Rapat Anggota yang berikutnya.
b. Permintaan berhenti harus diajukan secara tertulis kepada pengurus.
c. Seseorang yang dipecat atau diberhentikan oleh pengurus
dapat minta pertimbangan dalam Rapat Anggota yang akan datang.
a. Mematuhi ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan Khusus serta Keputusan Rapat Anggota.
b. Berpartisipasi
usaha yang diselenggarakan Koperasi.
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan. Setiap anggota berhak :
a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat Anggota.
b. Memilih dan/ atau dipilih menjadi anggota pengurus.
c. Menelaah pembukuan Koperasi pada waktu kantor dibuka.
d. Mengemukakan pendapat atau sarana kepada Pengurus di luar rapat, baik diminta maupun tidak diminta.
e. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
f. Memanfaatkan Koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antar sesama anggota.
g. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
B. DESKRIPSI RESPONDEN B. DESKRIPSI RESPONDEN
TABEL IV. 1 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
No. Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
1 Laki – laki
Sumber : hasil Kuesioner
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang nasabah KSU “P. 6-80“ di Sragen. Apabila dilihat dari jenis kelaminnya terdiri dari 64 laki – laki (64/100 = 0,64 = 64%) dan 36 perempuan (36/100= 0.36 = 36%).
TABEL IV. 2 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN
No. Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
1. Tamat SD
2. Tamat SLTP
3. Tamat SLTA
Sumber : hasil Kuesioner
Apabila dilihat dari penelitiannya, dapat diketahui bahwa responden Apabila dilihat dari penelitiannya, dapat diketahui bahwa responden
0.35 = 31%) berpendidikan SLTP. Selanjutnya responden yang berpendidikan tinggi sebannyak 19 orang (19/100 = 0.19 = 19%). Sedangkan yang terahkir adalah responden yang berpendidikan SD sebanyak 15 orang (15/100 = 0.15 = 15%).
Selanjutnya karakteristik responden bila dilihat berdasarkan usianya dikelompokkan menjadi usia kurang dari 30 tahun, 31 – 40 tahun, 41 – 50 tahun dan lebih dari 50 tahun.
TABEL IV. 3 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN USIA
No. Usia
Sumber: hasil Kuesioner
Apabila dilihat dari usianya, responden pada penelitian ini terdiri dari berbagai usia. Dimana dari 100 orang responden sebanyak 34 orang (34/100 =
0.34 = 34%) berusia antara 41 – 50 tahun. Kemudian kelompok usia 31 – 40 tahun menduduki urutan kedua yaitu sebannyak 29 orang (29/100 = 0.29 = 29%). Selanjutnya untuk usia kurang dari 30 tahun sebannyak 24 orang (24/100 =0.24 = 24%). Responden yang usianya lebih dari 50 tahun jumlahnya sebannyak 13 orang (13/100 = 0.13 = 13%).
tersebut dapat diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai pedagang jumlahnya sebannyak 28 orang (28/100 = 0.28 = 28%), kemudian responden yang bekerja sebagai petani sebannyak 19 orang (19/100 = 0.19 = 19%). Responden yang bekerja sebagai buruh sebanyak 17 orang (17/100 = 0.17 = 17%), responden untuk PNS/ABRI/POLRI sebannyak 14 orang (14/100 = 0.14 = 14%). Selain itu ada karyawan swasta sebanyak 13 orang (13/100 = 0.13 = 13% dan pengusaha sebanyak 9 orang (9/100 = 0.09 = 9%). Untuk lebih jelasnya dapat disimak pada tabel berikut:
TABEL IV. 4 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN
No. Pekerjaan
3. Buruh Kasar
4. Karyawan Swasta
5. PNS/ABRI/POLRI
Sumber: hasil Kuesioner
Selanjutnya apabila dilihat dari pendapatannya, responden penelitian ini mempunyai pendapatan yang berbeda – beda. Responden yang mempunyai pendapatan antara Rp. 1.000.001.00 – Rp. 1.500.000.00 sebanyak 27 orang (27/100 = 0.27 = 27%). Kemudian responden yang mempunyai pendapatan antara Rp. 1.500.001.00 – Rp. 2.000.000.00 sebannyak 25 orang (25/100 = 0.25 = 25%). Responden yang mempunyai pendapatan Rp. 500.001.00 – Rp. 1.000.000.00 sebannyak 23 orang (23/100 = 0.23 = 23%). Responden yang mempunyai
21%). Responden yang mempunyai pendapatan kurang dari Rp. 500.000.00 sebanyak 4 orang (4/100 = 0.04 = 4%). Untuk jelasnya dapat disimak pada tabel
IV.5.
TABEL IV. 5 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN PENDAPATAN
No. Pendapatan Jumlah Persentase (%)
1. < Rp. 500.000,-
2. Rp. 500.001,- s/d 1.000.000,-
3. Rp. 1.000.001,- s/d 1.500.000,-
4. Rp. 1.500.001,- s/d 2.000.000,-
Sumber: hasil Kuesioner
C. ANALISIS KUANTITATIF
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode analisis faktor konfirmatory (CFA) dengan program computer SPSS.13.0 dikarenakan pada penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel belum teridentifiksi secara baik. Hasil dari uji validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV.6 dibawah ini.
TABEL IV. 6 HASIL UJI VALIDITAS METODE ANALISIS FAKTOR EKSPLORATORI (EFA)
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .640 Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
1354.018 Df 210
Sig.
.000 Sumber; Output Spss Metode factor analysis table KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) merupakan suatu nilai yang merupakan ukuran untuk kalayakan data. Nilai KMO-nya kecil mengindikasikan bahwa penggunaan analisis faktor harus dipertimbangkan kembali, karena korelasi antara peubah asal tidak dapat diterangkan oleh peubah lainnya. Menurut Kaiser dan Rice (1974) menetapkan kriteria pengukuran bahwa nilai KMO sebesar 0,9 adalah sangat baik; 0,8 adalah baik; 0,7 adalah cukup; 0,6 adalah kurang; 0,5 adalah jelek; dan dibawah 0,5 adalah tidak dapat diterima (Sharma, 1996).
Dari uji validitas pada table VI. 6 diatas didapat nilai Kaiser-Meyer- Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) sebesar 0,640. Hal ini memperlihatkan bahwa instrumen penelitian ini valid karena nilai KMO telah melebihi dari 0,5. Disamping itu, dilihat dari nilai Bartlett's Test menunjukan nilai 1354,018 dengan nilai signifikansi 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah memenuhi syarat valid dan dapat digunakan pada analisis selanjutnya.
Selanjutnya, hasil korelasi dari masing-masing faktor keputusan pemohon kredit tersebut juga tergolong tinggi (> 0,5). Hasil pengujian validitas masing - masing faktor dapat dilihat pada table IV. 7. Sehingga, berdasarkan
Sragen.
TABEL IV. 7 HASIL UJI VALIDITAS DENGAN CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS (CFA)
Rotated Component Matrix a Component
Y_1 0,720 Y_2
0,759 Y_3
0,640 Y_4
0,712 Y_5
Hasil uji validitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa faktor lokasi, pelayanan, dan bunga kredit cukup tinggi (> 0,5) dengan responden 100 orang. Hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap item (pertanyaan) pembentuk variabel layak untuk di analisis.
2. Uji Reliabilitas
Setelah instrumen dinyatakan valid maka dilakukan uji reliabilitas dengan uji Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS.13.0. Item analysis adalah kelanjutan dari tes alpha sebelumnya guna melihat item-item tertentu tertentu yang tidak reliabel. Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0,4 sehingga membuktikan bahwa item tersebutdapat dikatakan punya reliabilitas konsistensi internal John W. Lounsbury, Lucy W. Gibson, Richard A. Saudargas (2006). Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel
IV. 8 dibawah ini.
TABEL IV. 8 HASIL UJI RELIABILITAS
No. Variabel Nilai Cronbach's Alpha
1 Keputusan pemohon kredit 0.791
2 Lokasi 0.817
3 Pelayanan 0.789
4 Bunga kredit 0.800
Sumber: Output Spss 13.0 Pada Uji Reliabilitas Veriabel Keputusan Pemohon Kredit (Y), Lokasi
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini diperoleh nilai cronbach’s alpha untuk variabel keputusan pemohon kredit, lokasi, pelayanan dan bunga kredit nilainya lebih besar dari batas cut off value yaitu 0,6. Sehingga variabel-variabel dalam penelitian ini reliabel. Arikunto, Singarimbun&Yarnest (1995) yang menyebutkan bahwa item-item indikator dari suatu variabel dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6.
Item analisis pada penelitian ini memiliki alpha diatas ≥ 0,4. Hal ini terbukti bahwa item analysis pada penelitian ini adalah reliabilitas konsistensi internal dan dapat dilihat pada lampiran output SPSS 13.0 pada uji reliability tabel corrected item total correlation .
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menguji / membuktikan tentang kebenaran hipotesis digunakan analisis kuantitatif dengan metode analisis regresi linier berganda dengan rumus persamaan regresi sebagai berikut;
Y=β 0 +β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 + e Gujarati (1999)
Dimana; Y
= keputusan pemohon kredit β 0 = konstanta β 1 ,β 2, β 3 = koefisien regresi masing – masing variable
X 1 = lokasi
X 2 = pelayanan
X 3 = bunga kredit
Hasil uji analisis persamaan regresi dengan menggunakan SPSS.13.0 diperoleh nilai sebagai berikut:
TABEL VI. 9
HASIL UJI ANALISIS PERSAMAAN REGRESI
Std. Error
t Sig.
Sumber: Output SPSS 13.0 Analisis Regression pada tabel coefficiens a (a. Dependent variable: Adjusted Predicted Value)
Persamaan regresinya menjadi :
Y = 8.865 + 0.133(X 1 ) + 0.056(X 2 ) + 0.287(X 3 )
Keterangan dari persamaan regresi di atas adalah:
a. β 0 = 8.865 artinya apabila tetap ada lokasi, pelayanan dan tingkat suku bunga maka keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 di Sragen skornya positif.
b. β 1 = 0.133 artinya apabila lokasi lebih baik (lebih strategis), maka keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 di Sragen akan meningkat kearah yang lebih baik, dengan asumsi variabel tidak ada yang berubah.
keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 di Sragen akan meningkat kearah yang lebih baik, dengan asumsi variabel tidak ada yang berubah.
d. β 3 = 0.287 artinya apabila tingkat suku bunga menurun, maka keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 di Sragen akan meningkat kearah yang lebih baik, dengan asumsi variabel tidak ada yang berubah.
4. Pengujian Koefisien Regresi ( Uji t )
Uji t digunakan untuk menguji apakah lokasi, pelayanan dan bunga kredit secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemohon kredit. Selanjutnya untuk pengujian pengaruh variabel lokasi terhadap keputusan pemohon kredit dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Ho : β 1 = 0 berarti bahwa tidak ada pengaruh antara lokasi (X 1 ) secara individu terhadap keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 “ di Sragen.
b. Ha : β 1 ≠ 0 berarti bahwa ada pengaruh antara lokasi (X 1 ) secara individu terhadap keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 di Sragen.
c. Tingkat signifikan α = 0,05 (5%).
d. Kriteria pengujian.
Gambar IV
Tingkat Signifikan Uji t Variabel Lokasi
Kriteria keputusan Ho diterima atau ditolak apabila: 1)
t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel yang berarti lokasi secara individu tidak mempunyai pengaruh yang signifilan terhadap keputusan pemohon kredit.
2) t hitung > t tabel, yang berarti lokasi secara individu mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pemohon kredit.
e. Nilai t hitung dengan menggunakan program SPSS.13.0 adalah: 25.053
f. Kesimpulan dari hasil pengujian sebagai berikut: Hasil t hitung untuk variabel lokasi adalah 25.053 sedangkan t tabel adalah 1.980 sehingga t hitung lebih besar dari pada t tabel. Apabila dilihat dari criteria pengujian di atas maka nilai t hitung dalam daerah Ho ditolak (lihat gambar criteria pengujian pada uji t) yang berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan antara lokasi terhadap keputusan pemohon kredit.
Untuk pengujian pengaruh variabel pelayanan terhadap keputusan pemohon kredit dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Ho : β 2 = 0 berarti bahwa tidak ada pengaruh antara pelayanan (X 2 ) secara individu terhadap keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 “ di Sragen a. Ho : β 2 = 0 berarti bahwa tidak ada pengaruh antara pelayanan (X 2 ) secara individu terhadap keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 “ di Sragen
c. Ting kat signifikansi α = 0,05 (5%).
d. Kriteria pengujian.
Ho ditolak H0 diterima Ho ditolak
Gambar IV.2
Tingkat Signifikansi Uji t Variabel Pelayan
Kriteria keputusan Ho diterima atau ditolak apabila: 1)
-t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel yang berarti pelayanan secara individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemohon kredit.
2) t hitung > t tabel, yang berarti pelayanan secara individu mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pemohon kredit.
e. Nilai t hitung dengan menggunakan program SPSS.10 adalah: e. Nilai t hitung dengan menggunakan program SPSS.10 adalah:
Untuk pengujian pengaruh variabel bunga kredit terhadap keputusan pemohon kredit dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Ho : β 3 = 0 berarti bahwa tidak ada pengaruh antara bunga kredit (X 3 ) secara individu terhadap keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 “ di Sragen
b. Ha : β 3 ≠ 0 berarti bahwa ada pengaruh antara bunga kredit (X 3 ) secara individu terhadap keputusan pemohon kredit KSU “ P. 6-80 “ di Sragen.
c. Tingkat signifikansi α = 0,05 (5%).
d. Kriteria pengujian.
Gambar IV.3 Tingkat Signifikansi Uji t Variabel Bunga Kredit
Kriteria keputusan Ho diterima atau ditolak apabila: 1)
-t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel yang berarti bunga kredit secara individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemohon kredit.
2) t hitung > t tabel, yang berarti bunga kredit secara individu mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pemohon kredit.
e. Nilai t hitung dengan menggunakan program SPSS.13.0 adalah: 56.366
f. Kesimpulan dari hasil pengujian sebagai berikut: Hasil t hitung untuk variabel bunga kredit adalah 56,366 sedangkan t tabel adalah 1.980 sehingga t hitung lebih besar dari pada t tabel. Apabila dilihat dari kriteria pengujian di atas maka nilai t hitung dalam daerah Ho ditolak (lihat gambar criteria pengujian pada uji t) yang berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan antara bunga kredit terhadap keputusan pemohon kredit.
5. Uji F 5. Uji F
F hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat :
a. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima yaitu variabel- variabel independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.
b. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak yaitu variabel- variabel independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent.
Pengujian ini dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%).
Analisis didasarkan pada pembandingan antara nilai signifikansi 0,05 di mana syarat –syaratnya adalah sebagai berikut :
1) Jika signifikansi F < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel-variabel independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent.
2) Jika signifikansi F > 0,05, maka Ho diterima yaitu variabel- variabel secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 3)
Kesimpulan dari hasil pengujian sebagai berikut: 1277.732 Hasil F hitung untuk variabel lokasi, pelayanan dan bunga kredit adalah 1277.732 sedangkan F tabel adalah 3.94 sehingga F hitung lebih besar dari pada F
tabel. Apabila dilihat dari kriteria pengujian di atas maka nilai F hitung dalam tabel. Apabila dilihat dari kriteria pengujian di atas maka nilai F hitung dalam
6. Uji R 2
Uji R 2 pada intinya mengatur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dimana R 2 nilainya berkisar antara 0 < R 2 < 1, semakin besar R 2 maka variabel bebas semakin dekat hubungannya
dengan variabel tidak bebas, dengan kata lain model tersebut dianggap baik (Ghozali, 2006). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Nilai adjusted R 2 adalah 0,976 artinya variable lokasi, pelayanan dan
bunga kredit menjelaskan keputusan permohonan kredit sebesar 97,6%. Sedangkan 2,4% lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS
Setelah dilakukan pengujian hipotesis diatas maka pembahasan penelitian sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama dari penelitian ini terbukti, hal ini di dapat dari hasil t hitung untuk variabel lokasi adalah 25.053 sedangkan t tabel adalah 1.980 Jadi t hitung lebih besar dari t tabel yang berarti ada pengaruh positif signifikan antara lokasi terhadap keputusan pemohon kredit.
hitung untuk variabel pelayanan adalah 11.267 sedangkan t tabel adalah 1.980 Jadi t hitung lebih besar dari t tabel yang berarti ada pengaruh positif signifikan antara pelayanan terhadap keputusan pemohon kredit.
3. Hipotesis ketiga dari penelitian ini terbukti, hal ini dapat dari hasil t hitung untuk variabel lokasi adalah 56.366 sedangkan t tabel adalah 1.980 Jadi t hitung lebih besar dari t tabel yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara bunga kredit terhadap keputusan pemohon kredit.
4. Hipotesis keempat dari penelitian ini terbukti. Hal ini dapat dilihat dari hasil F hitung 1277.732 sedangkan F tabel 3.94, berarti F hitung lebih besar dari F tabel yang artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara lokasi, pelayanan dan bunga kredit secara bersama-sama terhadap keputusan pemohon kredit.
5. Bila dilihat dari koefisien determinasinya (0.976) artinya variabel lokasi, pelayanan dan bunga kredit dalam menjelaskan keputusan pemohan kredit sebesar 97,6%. sedangkan 2,4% lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
E. PEMBAHASAN
Hasil analisis linier berganda pada penelitian di ketahui bahwa lokasi, pelayanan, dan bunga kredit menunjukkan adanya hubungan yang positif antara masing – masing faktor lokasi, pelayanan, dan bunga kredit terhadap pemohon Hasil analisis linier berganda pada penelitian di ketahui bahwa lokasi, pelayanan, dan bunga kredit menunjukkan adanya hubungan yang positif antara masing – masing faktor lokasi, pelayanan, dan bunga kredit terhadap pemohon
1. Lokasi (x 1 ) menunjukkan hubungan yang positif terhadap keputusan pemohon kredit dari hasil uji koefisien regresi individual yang signifikan, hal tersebut terjadi karena lokasinya yang strategis seperti dekat dengan vasilitas umum atau fasilitas penting di Sragen. Hal ini agar nasabah dan calon nasabah dapat dengan mudah menemukan lokasi perusahaan ini.
2. Pelayanan (x 2 ) menunjukkan hubungan yang positif terhadap keputusan pemohon kredit dari hasil uji koefisien regresi individual yang signifikan, hal tersebut terjadi karena pihak perusahaan memberikan pelayanan yang dapat diandalkan, prosedur yang mudah dan cepat, ramah, komunikatif dan jujur dan dapat dipercaya.
3. Bunga kredit (x 3 ) menunjukkan hubungan yang positif terhadap keputusan pemohon kredit dari hasil uji koefisien regresi individual yang signifikan, hal tersebut terjadi karena, pihak perusahaan yang menjaga kestabilan bunga kredit yang diberikan pemohon kredit dalam keadaan bunga kredit diposisi rendah atau sedang.