Perkembangan islam dan tantangannya
Perkembangan islam dan tantangannya
Meskipun Islam tumbuh di Rusia yang notabene merupakan negara sekuler, kebebasan berekspresi ma- sih menjadi diskriminasi di sana. Misalnya, penggunaan jilbab, ter- ma suk di sekolah-sekolah, dibatasi bahkan dilarang. Pemerintah daerah Mordovia secara resmi mengeluarkan larangan penggunaan jilbab yang ditegaskan
melalui
keputusan Mahkamah Agung (MA) Rusia 2014 lalu. Pembatasan penggunaan jilbab bukan terjadi kali ini saja. Sebelum pemerintah Mordovia, pemerintah Stavropol telah menerbitkan per- aturan serupa.
Muslim Rusia bukan kemudian diam dengan adanya pembatasan ter sebut. Para orang tua murid mengajukan banding atas keputusan ini ke MA Rusia. Namun, ditolak sepenuhnya oleh MA Rusia. Tidak hanya itu, Kepala Dewan Mufti Rusia yang sekaligus Ketua Majelis Ulama Ravil Gaynutdin juga berupaya men dorong pemerintah pusat agar keputusan semacam itu bisa ditinjau kembali.
Februari lalu, Ravil Gaynutdin melayangkan surat kepada Presiden Putin. Isi suratnya meminta agar penggunaan jilbab diperbolehkan di sekolah. Lagi-lagi, permintaan ini tidak membuahkan hasil. Di samping di sekolah, sentimen anti- penggunaan jilbab juga banyak terjadi di lingkungan kerja dan masyarakat.
Seperti di beberapa negara Eropa lainnya, isu radikalisme agama juga menimbulkan Islamophobia di Rusia. Seperti diungkapkan Zulya, perempuan kelahiran Rusia. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pekerjaan karena tempat bekerjanya memandang negatif perempuan
Kota Moscow, Russia.
Sahabat
semakin banyak pula yang harus
Irna Mutiara:
saya pertanggungjawabkan. Saya harus lapor kepada yang Mahakuasa, saya dapatkan ilmu ini saya pakai
SEMAKIN GIAT BERBAGI buat apa saja,” katanya. ILMU MENDESAIN
Tak hanya itu, perempuan yang menjadi perancang busana sejak
MEMPERTAHANKAN puncak karier dengan cara apapun
1996 itu juga secara sukarela menjadi
bagi sebagian orang merupakan harga mati. Tapi tidak
pendamping khusus bagi para tenaga pengajar jurusan mode di
bagi seorang Irna Mutiara.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU Banat Kudus. Menggandeng
S Djarum Foundation dan Bank Negara
ebagai desainer kenamaan
yang telah mempopulerkan
Indonesia (BNI), sekolah khusus
desain hijab syari yang tetap modis
yang baru saja diluncurkan awal
dan elegan, Irna sama sekali
tahun lalu itu ia harapkan menjadi
tidak merasa terancam dengan
pendorong industri kreatif busana
bermunculannya desainer-desainer
Muslim di kota-kota kecil Indonesia.
muda di dunia hijab fashion.
Bahkan, Irna turut pula membantu
Sebaliknya, desainer pemilik brand
menyempurnakan kurikulum
Irna La Perle ini justru semakin
tata busana yang digarap sejak
gencar membagikan ilmu dan
September 2014 lalu.
pengalamannya demi tumbuhnya
desainer-desainer Muslimah
Menurut Irna, ini merupakan caranya
muda penggantinya kelak.
mereleksikan nilai berbagi yang Islam tanamkan. Ia menilai berbagi
“Saya pribadi tidak harus
tak melulu soal harta. “Konsep
mempertahankan saya
berbagi itu sebenarnya di Islam
harus berada di posisi
sangat ditekankan. Termasuk juga
itu (desainer ternama).
ilmu dan pengalaman. Ilmu apapun
Semakin mendapatkan
yang didapatkan di sekolah dan
pengalaman, ilmu, dan
pengalaman kita merupakan sesuatu
sesuatu yang bisa lebih
yang baik untuk di-share,” paparnya.
ke share, saya akan
sharing,”
ucapnya
Apalagi kini ia melihat kesempatan
kepada Majalah ZA
untuk berbagi semakin mudah
KAT beberapa waktu
dengan
berkembangnya era
lalu.
smartphone. Kuncinya, tekan Irna, harus memberikan manfaat kepada
Hal ini yang mem-
sesama. “Sekarang kan sosmed
buat Irna semakin
(sosial media) banyak ya. Ketika kita
meng gencarkan
bikin status atau mengingatkan orang
diri membagikan
terhadap sesuatu kebaikan itu berbagi
ilmu dan penga-
juga, atau misalnya kita dipanggil
lamannya sebagai
talkshow kita cerita pengalaman kita,
desianer di berbagai
atau kita cerita rahasia kita usaha itu
kesempatan
meski
juga namanya berbagai juga. Jadi,
jadwal run away kolek-
pasti memberikan sesuatu kepada
sinya demikian padat.
orang lain sebagai sebuah manfaat,”
“Ketika umur semakin