Kategorisasi Penyesuaian Diri Dilihat dari pertimbangan rasional dan pengarahan diri

Grafik 13 Kategorisasi Penyesuaian Diri Dilihat dari pertimbangan rasional dan pengarahan diri

3. Hasil Tambahan Penelitian

a. Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari jenis kelamin

Gambaran skor penyesuaian diri yang ditinjau dari jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 27 berikut :

Tabel 27. Penyesuaian Diri Ditinjau dari Jenis Kelamin Jenis

Penyesuaian Diri kelamin

N Mean

SD

Min Maks

Buruk Sedang Baik

Berdasarkan Tabel 27 dapat dilihat bahwa skor mean permpuan (173,20) lebih tinggi dari pada skor mean laki-laki (164,29). Subjek penelitian yang Berdasarkan Tabel 27 dapat dilihat bahwa skor mean permpuan (173,20) lebih tinggi dari pada skor mean laki-laki (164,29). Subjek penelitian yang

Tabel 28

Hasil Uji T-Test Penyesuaian Diri Ditinjau dari Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah

Mean

F P (sig)

Berdasarkan hasil uji T-Test pada Tabel 28 maka diperoleh nilai F = 3,008 dengan signifikansi (p) = 0,091. hasil tersebut tidak signifikan p > 0,05. dengan demikian, tidak ada perbedaan penyesuaian diri ditinjau dari jenis kelamin.

Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari jenis kelamin dapat dilihat dari Grafik 14 berikut :

Grafik 14. Gambaran Penyesuaian Diri Ditinjau dari Jenis Kelamin

b. Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari Usia

Gambaran skor penyesuaian diri yang ditinjau dari usia dapat dilihat pada Tabel 29 berikut :

Tabel 29. Penyesuaian Diri Ditinjau dari Usia Usia

N Mean

SD

Min Maks

Penyesuaian Diri

Buruk Sedang Baik

0 11 8 (18-39 tahun)

Dewasa dini

57,9% 42,1% Dewasa madya

0 8 12 (40-59 tahun)

Berdasarkan Tabel 29 dapat dilihat bahwa skor mean dewasa madya (18-

39 tahun) yaitu 172,10 lebih tinggi dari pada skor mean dewasa dini (40-59 tahun) yaitu 167,79. Subjek penelitian yang memiliki penyesuaian diri baik yang paling banyak adalah pada dewasa madya (40-59 tahun) yaitu 12 orang (60%). Subjek penelitian yang memiliki penyesuaian diri sedang yang paling banyak adalah pada dewasa dini (18-39 tahun) yaitu 11 orang (57,9 %).

Tabel 30

Hasil Uji T-Test Penyesuaian Diri Ditinjau dari Usia

F P (sig)

1,166 0,287 Dewasa Madya (40-59 tahun)

Dewasa Dini (18-39 tahun)

Berdasarkan hasil uji T-Test pada Tabel 30 , maka diperoleh nilai F = 1,166 dengan signifikansi (p) = 0,287. Hasil tersebut tidak signifikan p > 0,05. dengan demikian, tidak ada perbedaan penyesuaian diri ditinjau dari usia.

Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari usia dapat dilihat dari Grafik 15 berikut :

Grafik 15. Gambaran Penyesuaian Diri Ditinjau dari Jenis Kelamin

Mean 167.5 166

dewasa dini (18- dewasa madya

39 tahun)

(40-59 tahun)

c. Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari Pendidikan

Gambaran skor penyesuaian diri yang ditinjau dari pendidikan dapat dilihat pada Tabel 31 berikut :

Tabel 31. Penyesuaian Diri Ditinjau dari Pendidikan Pendidikan N Mean

SD

Min Maks

Penyesuaian Diri Buruk Sedang Baik

SMU/SMK 14 162,71 14,788 150

Berdasarkan Tabel 31 dapat dilihat bahwa subjek dengan latar belakang pendidikan Diploma memiliki skor mean tertinggi (177,33). Sedangkan skor mean terendah (162,71) adalah subjek dengan latar belakang SMU/SMK. Skor penyesuaian diri baik yang paling banyak adalah subjek dengan latar belakang Sarjana (9 orang) dan skor penyesuaian diri sedang yang paling banyak adalah subjek dengan latar belakang SMU/SMK dan Sarjana (masing-masing 9 orang).

Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari latar belakang pendidikan dapat dilihat dari Grafik 16 berikut :

Grafik 16. Gambaran Penyesuaian Diri Ditinjau Pendidikan

SMU/SMK

Diploma

Sarjana

d. Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari pekerjaan

Gambaran skor penyesuaian diri yang ditinjau dari pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 32 berikut :

Tabel 32. Penyesuaian Diri Ditinjau dari Pekerjaan Pekerjaan

N Mean

SD

Min Maks

Penyesuaian Diri Buruk Sedang Baik

37,5% 62,5% Peg. Swasta

58,3% 41,7% TNI/POLRI

Tidak bekerja 8 175,75 19,433 150

Berdasarkan Tabel 32 dapat kita lihat bahwa skor mean yang paling tinggi adalah subjek yang tidak bekerja (175,75) dan skor mean yang paling rendah Berdasarkan Tabel 32 dapat kita lihat bahwa skor mean yang paling tinggi adalah subjek yang tidak bekerja (175,75) dan skor mean yang paling rendah

Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari pekerjaan dapat dilihat pada Grafik 17 berikut :

Grafik 17. Gambaran Penyesuaian Diri Ditinjau dari Pekerjaan

Peg. Swasta

Wiraswasta

TNI/POLRI

Tdk Bekerja

e. Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari penghasilan

Gambaran skor penyesuaian diri yang ditinjau dari penghasilan dapat dilihat pada Tabel 33 berikut :

Tabel 33. Penyesuaian Diri Ditinjau dari penghasilan

Pekerjaan

N Mean

SD

Min Maks

Penyesuaian Diri Buruk Sedang Baik

Rp. 1.000.000 – Rp

100% 0% Rp. 2.000.001 – Rp.

42,9% 57,% Rp. 3.000.001 – Rp.

Rp. 4.000.001 – Rp 5. 6 167,50 21,566 150

50% 50% > Rp. 5.000.001,-

Berdasarkan Tabel 33 dapat dilihat bahwa mean skor penyesuaian diri yang paling tinggi adalah subjek dengan penghasilan > Rp. 5.000.001 (171,94) sedangkan skor mean penyesuaian diri yang paling rendah adalah subjek dengan penghasilan Rp. 4.000.001-Rp. 5.000.000 (167,50). Skor penyesuaian diri baik yang paling banyak adalah subjek dengan penghasilan > Rp. 5.000.001 sedangkan skor penyesuaian diri sedang yang paling banyak adalah juga subjek dengan penghasilan > Rp. 5.000.001.

Gambaran penyesuaian diri ditinjau dari penghasilan dapat dilihat pada Grafik 18 berikut :