23
1. Kebijakan Penentuan
Pidana dalam
Perkara Malpraktik
Kedokteran yang dapat dimediasi
Kebijakan penentuan tindak-tindak pidana dalam malpraktik kedokteran yang dapat dimediasikan yaitu berdasarkan kriteria-kriteria
sebagai berikut; a.
Ancaman pidana yang rendah. Tindak pidana malpraktik kedokteran yang dapat dimediasikan
hendaknya tindak pidana yang hanya diancam dengan ancaman pidana denda atau ancaman pidana penjara paling lama satu 1
tahun dan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun untuk tindak pidana tertentu seperti Pasal 359 KUHP
kelalaian akibat matinya orang lain dan Pasal 360 KUHP kelalaian mengakibatkan orang lain luka berat.
b. Tingkat kerugian yang ditimbulkan.
Tindak pidana malpraktik kedokteran yang dapat di mediasikan haruslah tindak pidana yang terbukti menimbulkan kerugian baik
materiil maupun immateriil. c.
Tindak pidana malpraktik kedokteran yang dilakukan karena kelalaian dapat dimediasikan, hal ini menyangkut sikap batin
dokter pelaku tindak pidana. Dalam kelalaian tindak pidana dan akibat yang terjadi bukan kehendak pelaku, melainkan karena
kekurangan penghati-hatian.
d. Tindak pidana malpraktik kedokteran yang merupakan delik aduan
baik absolut maupun relatif, tindak pidana aduan dapat di mediasikan karena penuntutannya didasarkan pada ada atau tidak
adanya pengaduan dan adanya kesempatan bagi korban atau pengadu untuk mencabut pengaduannya sehingga proses tidak
sampai berlanjut pada peradilan pidana.
d. Tindak pidana malpraktik kedokteran yang terjadi dari akibat
tindakan medik yang memang mempunyai resiko tinggi atau terjadi karena resiko medik dengan memenuhi syarat sebagai
berikut:
Bahwa tindakan medis yang dilakukan telah sesuai dengan standar profesi dan melakukannya dengan menghormati hak pasien dan
telah memberikan
Informed Consent
secara tertulis pasien sepakat untuk mendapat perlakuan tindakan medik dari dokter terhadap
dirinya dengan menyadari sepenuhnya atas segala resiko tindakan medik yang akan dilakukan dokter.
Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan mediasi penal yaitu mengintegrasikan dan menyatukan atau memperkuat kembali
hubungan antara pelaku tindak pidana dokter dan korban yaitu pasien ataupun keluarganya.
e. Tindak pidana malpraktik kedokteran yang unsur-unsur tindak
pidananya tidak jelas. Penulis berpendapat bahwa untuk tindak pidana malpraktik
kedokteran yang tidak begitu jelas unsur pidananya, maka lebih baik dimediasikan dalam penyelesaiannya.
24
2. Kebijakan Penerapan Mediasi Penal dalam Pembaharuan Hukum Pidana Malpraktik Kedokteran sebagai bagian dari Proses
Peradilan Pidana.
Mediasi penal dalam tindak pidana malpraktik kedokteran dapat dilakukan dengan dua cara atau bentuk, yaitu :
A. Mediasi penal dalam perkara malpraktik kedokteran di luar