Hasil Observasi dan Wawancara

A. Hasil Observasi dan Wawancara

Penyusun melakukan observasi pada hari Kamis, 21 September 2017, di Kampung Purbasari Desa Wanasuka pada pukul 10.00 s.d. pukul 14.00 WIB. Setelah menempuh perjalanan cukup lama, akhirnya sampai di kampung Purbasari. Penyusun mengamati pada saat diperjalanan menuju desa purbasari terdapat hamparan kebun teh serta ladang warga yang banyak ditanami sayuran. Akan tetapi, akses jalan menuju desa tersebut sangat susah karena jalan utama menuju desa tersebut melalui bebatuan yang cukup terjal sedangkan apabila menjelang malam, jalan tersebut tidak terdapat lampu penerangan disepanjang jalan. Akibatnya jika malam jalan tersebut sangat gelap sehingga para motif pelaku kejahatan berkesempatan di sepanjang jalan seperti begal yang sangat marak di sepanjang jalan tersebut. Kemudian sesampainya di desa Purbasari, penyusun melihat terdapat anak-anak yang sedang membantu orang tuanya untuk berkebun. Namun terdapat pula anak yang sedang bermain dengan motornya mengelilingi desa. Jumlah penduduk di desa Purbasari ini yaitu 700 kepala keluarga.

Berdasarkan pengamatan, di daerah tersebut masih banyak halaman rumput yang luas serta banyaknya potensi hasil tani berupa buah tomat. Setelah melakukan pengamatan situasi dan potensi di Kampung Purbasari, Penyusun kemudaian melakukan wawancara dengan bapak Asep Daryana (49) beliau sebagai ketua RW desa Purbasari. Penduduk desa Purbasari kebanyakan merupakan pendatang dari Garut, Tasikmalaya, dan sekitarnya. Hal tersebut terjadi karena dahulu sejarahnya desa Purbasari dulunya merupakan perhutani di masa penjajahan Jepang. Hutan tersebut sangat sepi dan banyak pohon-pohon besar dan rindang. Para warga berbondong-bondong pindah ke perhutani tersebut untuk mencari perlindungan dari penjajah Jepang sehingga sampai saat ini mengenai potensi lain yang terdapat di Kampung Purbasari beliau menyatakan bahwa desa ini awalnya merupakan penghasil susu dan pedaging. Namun terkendala oleh akses jalan, maka para tengkulak susu enggan menebas susu sapi di daerah Purbasari. Seiring berjalannya waktu, para peternak penghasil susu berubah pekerjaan menjadi buruh tani di kebun teh dan adapun bagi yang tidak bekerja di kebun teh, mereka bekerja sebagai petani sayur. Hal itulah yang menjadikan Kampung Purbasari ini sebagian besar penduduknya mempunyai perekonomian yang rendah karena mereka bekerja sebagai buruh tani dan hanya dibayar Rp. 30.000 perharinya.

Masyarakat disana masih belum mempunyai inovasi untuk mengolah dari hasil potensi alamnya. Mereka hanya mampu menjual begitu saja kepada para tengkulak ke pasar. Melihat keadaan potensi dan pekrjaan masyarakat disana, selain hal tersebut penyusun melakukan pengamatan pendidikan di desa Purbasari. Kondisi fasilitas pendidikan disana terbilang cukup. Karena kebanyakan mereka Masyarakat disana masih belum mempunyai inovasi untuk mengolah dari hasil potensi alamnya. Mereka hanya mampu menjual begitu saja kepada para tengkulak ke pasar. Melihat keadaan potensi dan pekrjaan masyarakat disana, selain hal tersebut penyusun melakukan pengamatan pendidikan di desa Purbasari. Kondisi fasilitas pendidikan disana terbilang cukup. Karena kebanyakan mereka

Perumahan di daerah tersebut merupakan pemberian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tujuannya untuk para buruh tani kebun teh. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, maka rumah tersebut tidak terkhususkan untuk para buruh kebun teh saja. Saat ini sudah beralih fungsi menjadi permukiman warga tetap sehingga yang tidak bekerja di kebun teh tersebut, masih menempati rumah itu. Kampung Purbasari pernah mendapatkan program pemberdayaan berupa peternakan domba bergilir yang masing-masing RW mendapatkan lima ekor, serta pembangunan akses jalan gang. Meninjau dari kesehatannya, masyarakat disana masih belum mengenal adanya Tanaman Obat Keluarga dan sewaktu sakit, akan memilih obat warung. Menuju ke Rumah Sakit, harus menempuh jalan selama dua jam lebih untuk sampai kesana karena jauhnya desa ini dari fasilitas umum seperti pasar dan rumah sakit menjadikan desa ini tergolong kedalam daerah terpencil.