Bahan Makanan Sayur Mayur Bahan Makanan Lauk-Pauk Susu dan Olahannya 2.05 2.11 Pengertian Status Gizi

2.6 Bahan Makanan Pokok

Minarno dan Hariani 2008:20 menjelaskan bahwa makanan pokok staple food adalah bahan makanan utama yang dianggap paling penting dan harus selalu ada dalam hidangan sehari-hari. Bahan makanan pokok terdiri dari serelia, umbi-umbian dan ekstrak tepung. Serelia merupakan bahan-bahan makanan pokok bagi sebagian besar manusia. Karbohidrat banyak ditemukan pada serelia beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya, serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.

2.7 Bahan Makanan Sayur Mayur

Tumbuh-tumbuhan adalah salah satu sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi baik daun, batang ataupun akarnya. Karbohidrat ini dibentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintesa di dalam sel-sel tumbuhtumbuhan yang mengandung hijau daun klorofil. Bahan makanan sayur mayur memiliki tingkat energi yang rendah serta sedikit mengandung protein. Tetapi tumbuh-tumbuhan mengandung kadar yang menonjol dalam hal karotin, asamaskorbat, vitamin A dan zat besi. Beberapa jenis tumbuh-tumbuhan dapat digolongkan ke dalam bahan makanan sayuran karena kandungan zat gizinya, sedangkan yang lain dapat digolongkan ke dalam bumbu dapur.

2.8 Bahan Makanan Lauk-Pauk

Berdasarkan sumbernya, bahan makanan lauk pauk terbagi atas dua golongan, yaitu lauk pauk nabati dan hewani. Bahan makanan lauk pauk nabati lebih dikenal sebagai sumber protein nabati dan terdiri atas golongan kacangkacangan dan hasil olahannya, seperti tahu dan tempe. Sumber protein nabati termasuk protein setengah sempurna. Suatu protein dikatakan tidak sempurna apabila protein tersebut hanya berfungsi dalam pemeliharaan jaringan tubuh tetapi tidak mendukung pada pemenuhan pertumbuhan badan Herdiansyah, 2007:17. Sedangkan lauk pauk hewani termasuk protein yang sempurna karena dapat memenuhi fungsi sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan. Bahan makanan Universitas Sumatera Utara ini mencakup semua bahan makanan yang berasal dari hewan, terutama hewan piaraan dan sebagian lagi ternak, unggas ikan dan telur.

2.9 Susu dan Olahannya

Setiap hewan memiliki komposisi susu yang berbeda-beda menurut spesiesnya. Salah satu kandungan susu yang membedakan dengan jenis bahan makanan lainnya adalah laktosa. Laktosa sangat bermanfaat bagi manusia dan berperan penting dalam pertumbuhan sehingga sering dijadikan menu makanan tambahan.

2.10 Gizi

Istilah gizi atau ilmu gizi dikenal di Indonesia pada tahun 1950-an, sebagai terjemahan dari kata inggris “nutrition”. Kata gizi sendiri berasal dari kata “ghidza” yang dalam bahasa arab berarti makanan. Secara istilah, Ilmu gizi adalah ilmu yang menganalisis pengaruh pangan yang dikonsumsi terhadap organisme hidup Muchtadi, 2008:1. Zat gizi atau zat makanan merupakan bahan dasar penyusun bahan makanan. Menurut Sediaoetama 1987 ada empat fungsi zat giziyaitu sebagai: 1. Sumber energi atau tenaga. Jika fungsi ini terganggu, orang menjadikan berkurang geraknya atau kurang giat dan merasa cepat lelah. 2. Menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru pada selyang sudah ada 3. Mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam cairan tubuh keseimbangan air, asam basa dan mineral 4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit, sebagai antioksidan dan atibodi lainnya. Para ahli gizi membagi zat-zat gizi ke dalam enam jenis, yaitu: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. dapat disimpulkan bahwa keenam jenis zat gizi mengandung unsur-unsur nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan memiliki fungsi yang berbedabeda. Sumber energi manusia dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak dan Universitas Sumatera Utara protein. Sedangkan proses pertumbuhan, perbaikan dan metabolisme dapat diperoleh dengan mengkonsumsi protein, mineral, vitamin dan air. Pemenuhan kebutuhan gizi dapat diperoleh dengan mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang beranekaragam. Keanekaragaman ini dibutuhkan karena tidak satupun bahan makanan yang mengandung kompleksitas nutrisi baik dari segi kelengkapan unsur maupun jumlah unsur yang dibutuhkan tubuh setiap orang. Dari keenam kelompok zat gizi, terdapat 3 zat gizi yang sangat penting bagi tubuh. Zat gizi ini sering disebut golongan makromolekul dan terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein.

2.10.1 Karbohidrat

Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Karbohidrat menghasilkan kalori sebesar 4 kkal untuk setiap satu gram karbohidrat. Dalam tubuh, karbohidrat juga berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebih, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Oleh karena itu, kebutuhan tubuh akan karbohidrat tidak bisa digantikan dengan protein atau lemak walaupun dalam jumlah kalori yang sama. Penggantian karbohidrat oleh protein dan lemak akan menyebabkan timbulnya gejala yang tidak diinginkan. Gejala ini serupa dengan penderita kelaparan yang berupa kehilangan natrium dan air dari tubuh. Persamaan yang digunakan untuk menghitung kebutuhan karbohidrat adalah Kebutuhan karbohidrat = 70 x kebutuhan kalori

2.10.2 Lemak

Peranan lemak yang utama dalam bahan makanan adalah sebagai sumber energi. Satu gram lemak dapat menghasilkan kalori sebesar 9 kkal sehingga lemak merupakan sumber energi yang dapat menyediakan energi sekitar 2.25 kali lebih banyak daripada yang diberikan karbohidrat atau protein. Kebutuhan energi manusia sebenarnya dapat tercukupi dari mengkonsumsi karbohidrat dan protein yang berlebih, karena kelebihan Universitas Sumatera Utara zat gizi tersebut akan dikonversi menjadi lemak dalam tubuh. Namun lemak atau minyak memiliki fungsi lain yang tidak dihasilkan oleh zat gizi lainnya, yaitu sebagai peningkat palatabilitas makanan, pelarut vitamin larut lemak vitamin A, D, E, K dan pro-vitamin larut lemak misalnya karotenoid serta antioksidan lain. Persamaan yang digunakan untuk menghitung kebutuhan lemak adalah Kebutuhan lemak = 25 X kebutuhan kalori

2.10.3 Protein

Protein berasal dari kata Yunani proteios yang berarti “yang pertama” atau “yang terpenting” Santoso,1995:112. Fungsi utama protein bagi tubuh adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, pembentukan senyawa tubuh yang esensial, regulasi keseimbangan air, mempertahankan netralitas tubuh, pembentukan antibodi, dan untuk transport zat gizi. Bagi balita, protein merupakan zat gizi yang sangat penting untuk proses pertumbuhan dan perkembangan balita. Kebutuhan protein pada balita lebih besar bila dibandingkan dengan kebutuhan orang dewasa karena balita sedang dalam masa pertumbuhan dan pembentukan jaringan baru yang terjadi secara besar-besaran. Pemenuhan kebutuhan protein harus seimbang. Protein yang dikonsumsi secara berlebih akan menggangu kesehatan ginjal, sedangkan kurangnya konsumsi protein menyebabkan kekurangan kalori protein KKP yang muncul dalam bentuk gizi buruk bagi balita berupa marasmus, kwashiorkor atau marasmus-kwasiorkor. Hal ini menyebabkan anak tidak dapat tumbuh kembang baik dari segi pertumbuhan badan maupun otaknya. Kebutuhan balita akan protein harus dikonversi kedalam pola menu makanan seimbang yang disajikan setiap harinya tabel kebutuhan protein dapat dilihat pada tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Kebutuhan protein harian umur Kecukupan Diit Indonesia grKghari Kecukupan Untuk Penderita KKP dan Infeksi grKghari 3 – 4 Tahun

1.84 2.05

4 – 5 Tahun 1.79

2.03 2.11 Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.15 Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif . Menurut Depkes 2002, status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia adalah World Health Organization – National Centre for Health Statistic WHO-NCHS. Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat : Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, Gizi baik untuk well nourished. Ketiga, Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderat, PCM Protein Calori Malnutrition. Keempat, Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor dan kwasiorkor.18 Status gizi ditentukan oleh ketersediaan semua zat gizi dalam jumlah dan kombinasi yang cukup serta waktu yang tepat. Dua hal yang penting adalah terpenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh dan faktor-faktor yang menentukan kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat gizi tersebut. Universitas Sumatera Utara Data baku WHO-NCHS menyajikan pengukuran status gizi dalam 2 versi, yaitu persentil dan z-score. Data baku WHO-NCHS WHO, National Center For Health Statistics disusun oleh NCHS Badan Riset Kesehatan Amerika, di bawah CDC = center for decease control dan dipublikasikan tahun 1983. Data baku ini diterapkan pada tahun 1990 di Indonesia. Menurut Waterlow, dkk tahun 1977 dalam Gizi Indonesia Vol XV No.2 1990, gizi anak-anak dinegara yang populasinya relatif baik well-nourished sebaiknya menggunakan persentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang menggunakan skor simpang baku z-score Ali, 2008:4. Di Indonesia, pengukuran status gizi remaja lebih banyak menerapkan zscore.Rumus z-score yaitu z-zcore = NIS-NMBR NSBR Dimana NIS : Nilai Individual Subjek NMBR : Nilai Median Baku Rujukan NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan 1. Bila “Nilai Riil” hasil pengukuran BBU, TBU, BBTB nilainya lebih besar atau sama dengan nilai median, maka: Z-Score = NIS-NMBRNSBR 2. Bila “Nilai Riil” hasil pengukuran BBU, TBU, BBTB nilainya lebih kecil dari nilai median, maka: Z-Score = Nilai Rill – NilaiMedian SD Low

2.12 Pengertian Antropometri