Jenis produk teh
c. Jenis produk teh
daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan
Teh yang berasal dari klorofil dan terlepasnya unsur tanaman teh dibagi menjadi 4
tanin. Proses selanjutnya kelompok: teh hitam, teh
berupa pemanasan basah oolong, teh hijau, dan teh
dengan uap panas agar putih.
kandungan air pada daun
menguap dan proses oksidasi Istilah "teh" juga digunakan
bisa dihentikan pada tahap untuk minuman yang dibuat
yang sudah ditentukan. dari buah, rempah-rempah
atau tanaman obat lain yang Pengolahan daun teh sering diseduh, misalnya, teh disebut sebagai "fermentasi"
rosehip, camomile, krisan dan walaupun sebenarnya peng-
Jiaogulan. Teh yang tidak gunaan istilah ini tidak tepat.
mengandung daun teh
disebut teh herbal. Pemrosesan teh tidak
menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan
seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya.
Pengolahan teh yang tidak walaupun secara perlahan- benar memang bisa lahan teh putih dalam menyebabkan teh ditumbuhi
kemasan teh celup juga mulai jamur yang mengakibatkan
populer.
terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami
Teh hijau fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena Daun teh yang dijadikan teh mengandung unsur racun dan
hijau biasanya langsung unsur bersifat karsinogenik.
diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami
Pengelompokan teh berdasar oksidasi dalam jumlah kan tingkat oksidasi:
minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pema-
Teh putih nasan (cara tradisional Jepang dengan mengguna
Teh yang dibuat dari pucuk kan uap atau cara tradisional daun yang tidak mengalami
Tiongkok dengan meng proses oksidasi dan sewaktu
gongseng di atas wajan belum dipetik dilindungi dari
panas). Teh yang sudah sinar matahari untuk dikeringkan bisa dijual dalam menghalangi pembentukan bentuk lembaran daun teh klorofil. Teh putih diproduksi
atau digulung rapat berbentuk dalam jumlah lebih sedikit
seperti bola-bola kecil (teh dibandingkan teh jenis lain
yang disebut gun powder). sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok,
Oolong Secara generatif
Proses oksidasi dihentikan di Perbanyakan cara ini dengan tengah-tengah antara teh
menggunakan biji, sebagai hijau dan teh hitam yang
persilangan antara pohon biasanya memakan waktu 2-3
induk jantan dengan pohon hari.
induk betina .
Teh hitam atau teh merah Secara Vegetatif
Daun teh dibiarkan teroksidasi Setek daun teh secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh
Bahan setek dapat diambil hitam merupakan jenis teh
dari kebun induk. Ranting yang paling umum di Asia
yang diambil sebaiknya telah Selatan (India, Sri Langka,
mempunyai 10-12 helai dan Bangladesh) dan sebagian
ranting dipotong 10-15cm. besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi,
e. Pedoman Budidaya
Rwanda Pembibitan
d. Perbanyakan teh
Pemilihan Lokasi
Tanaman teh dapat Lokasi yang dipilih adalah diperbanyak secara generatif
berdrainase baik dan dekat dengan biji maupun secara
dengan kebun yang akan vegetatif dengan setek daun.
ditanam, agar lebih mudah melakukan pengangkutan
Memb uat naungan Pembuatan Bedengan
Naungan kolektif dibuat Ukuran bedengan dibuat dengan tinggi 2 meter di tas
tinggi 20 cm lebar 1m dan tanah, sedangkan luas panjang 10-15m tergantung bangunannya tergantung kebutuhan. pada kebutuhan bibit atau luasan tanam
Pengisian kantong plasik
Persiapan media tanam Kantong plastickdiisi 2/3 bagian kemudian disusun
Top soil dan sub soil secara diatas bedengan. terpisah diayak dengan ayakan kawat beriameter 0.5-
Pembuatan sungkup plastik
1 cm, agar bebas sisa kotoransampah, atau batu.
Rangka sungkup plastik Kemudian campur media
dibuat dari bambu berbentuk dengan pupuk sesuai dengan
setengah lingkaran dengan dosis anjuran. Jika pH tanah
tingi bagian tengah 60 cm dan masam perlu dilakukan bagian tepi 40 cm. pengapuran terlebih dahulu. Kemudian isi ke dalam
Penanaman setek polybag 1/3 sub soil dan 2/3 top soil.
Siram terlebih dahulu media tanamnya, sampai cukup basah. Kemudian ditanamkan setek sedalam 4-5 cm, lalu tutup dengan sungkup plastic, Siram terlebih dahulu media tanamnya, sampai cukup basah. Kemudian ditanamkan setek sedalam 4-5 cm, lalu tutup dengan sungkup plastic,
jarak tanam yang sungkup dibuka 2 jam yaitu
digunakan adalah dari pukul 7 sampai 9. Dua
empat perseguí pan- minggu berikutnya 4 jam,
jang, dengan jarak kemudian 6 jam/hari, setelah
tanam 90 x 120 cm dan ini sungkup dapat dibuka
70 x 100 cm. Dibawah seluruhnya.
ini terdapat tabel jarak tanam yang digunakan
Penanaman dengan jumlah kerapat an tanaman/ ha dan
Langkah-langkah dalam produksi pucuk dari penanaman tanaman ini
tanaman teh asal setek dilapangan adalah sebagai
yang berumur 2.5 berikut:
tahun.
- Pembongkaran pohon Tabel 18 Produksi pucuk dan pembebasan se-
basah pada berbagai tingkat mak dan gulma
jarak tanam
- Penggemburan tanah Jarak Kerapatan Produksi
- Pembuatan lubang ta-
Pucuk nam
Tanaman/
ha basah (Kg)
- Penentuan waktu ta-
10933.8 nam
130-150 5.226
100x
90 x 9.403 14000.0 dilakukan perkebunan per- 120
kebunan teh.
70 x 11.15 14363.0 130
Pengendalian cara kimia ini
80 x 12.72 18281,3 lebih menguntungkan karena: 100
- Pemakaian tenaga ker-
65 x 14.714 19360.0 ja lebih sedikit
105 - Menghindari kerusakan akar teh muda Pemeliharaan tanaman
- Mengurangi biaya pada Penyiangan
periode berikutnya
Pengendalian gulma pada
budidaya teh dapat dilakukan Pemupukan dengan cara mekanis dan
cara kimia. Cara mekanis Pemupukan merupakan salah
dilakukan dengan cara satu usaha untuk mendorong mengorek dan mencangkul di
peningkatan produksi. De- sekitar tanaman. Metode ini
ngan adanya pemupukan sangat sesuai untuh kebutuhan tanaman akan
pertanaman teh yang masih unsur hara dapat dipenuhi. muda.
Dosis pemupukan ditetapkan Pengendalian secara kimia
berdasarkan analisa tanah dengan menggunakan dan tanaman.
herbisida hal ini umum
Pengendalian hama dan
a. Pendahuluan
penyakit Tanaman karet merupakan Pengendalian hama dan
salah satu komoditi per- penyakit dilakukan sesuai
kebunan yang menduduki dengan besarnya tingkat
posisi cukup penting sebagai serangan. Pengendalian ini
sumber devisa non migas dapat dilakukan dengan cara
bagi Indonesia, sehingga mekanis dan kinia.
memiliki prospek yang cerah.
Oleh sebab itu upaya
10.5. TEKNIK BUDIDAYA
peningkatan produktifitas
KARET
usahatani karet terus di- lakukan terutama dalam
bidang teknologi budidayanya . Hevea sp. Termasuk famili Euphorbiaceae. Dari sejumlah Tanaman - tanaman lain dapat menghasilkan karet ternyata Hevea b rasilliensis sebagai bahan penghasil keret (rubber) serta evaluasi klon. Spesies lain yang telah digunakan dalam breeding karet adalah H. Benthamiana dan H. Spruceana.
Dengan ditemukannya teknik baru seperti: IRR 5, IRR32, okulasi (1917) maka breeding
IRR39, IRR104. Klon-klon ini keret mulai berkembang
menunjukkan produktivitas dengan pernyerbukan buatan
yang baik di berbagai lokasi dan okulasi sehingga tetapi memiliki variasi karakter ditemukan klon-klon yang
agronomi dan sifat-sifat telah memberikan produksi 5-
sekunder lainnya.
6 kali dari produksi tanaman Oleh karena itu pemilihan
asal (± 500 kg/Ha/tahun). jenis klon harus disesuaikan
Produktivitas karet nasional dengan agroekosistem wi- saat ini masih relatif rendah
layah dan jenis produk karet (700-800 kg/ha/th) diban-
yang akan dihasilkan. dingkan dengan negara Asia