2 Kategori Hasil Aktifitas Belajar

Tabel 3.2 Kategori Hasil Aktifitas Belajar

Sangat aktif

Cukup aktif

Kurang aktif

Tidak aktif

(Modifikasi dari Nasoetion, 2007)

d. Membandingkan hasil penilaian skor aktivitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menarik kesimpulan.

2. Analisis Tes Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dilakukan tes yaitu pretest dan postest. Hasil rata-rata dari pretest dan postest ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar menguji hipotesis penelitian. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Uji Normalitas Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik, setelah data awal yang didapat dari nilai pretest dan postest, maka data tersebut diuji kenormalannya. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Adapun rumus yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat yaitu :

Keterangan : χ 2 = harga chi kuadrat

O i = frekuensi hasil penelitian

E i = frekuensi yang diharapkan

2 Kriteria pengujian jika χ 2 hitung ≤ χ (1- α), (k-3) , maka berdistribusi normal. (Sudjana, 2005).

Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:

1) Menentukan Mean atau rata-rata

(Sugiyono, 2007) 𝑓

2) Menentukan Simpangan Baku

3) Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan

a) Menentukan batas kelas

b) Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval

c) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal

d) Mencari luas tiap kelas interval

e) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)

4) Merumuskan formula hipotesis

H o : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H 1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

5) Menentukan taraf nyata α = 0,05. Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel

6) dk = k –3 dk = Derajat kebebasan k = banyak kelas interval

7) Menentukan Nilai Uji Statistik χ =

(Sugiyono, 2007) Keterangan:

Oi = frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i

8) Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis

0 ditolak jika χ hitung ≥ χ tabel

0 diterima jika χ hitung ≥ χ tabel

Gambar 3.1 Grafik distribusi chi kuadrat ( 2 χ )

9) Memberi kesimpulan

b) Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Hipotesis yang akan diuji :

1) Menentukan formulasi hipotesis

H 2 0 2 ∶𝜎 1 = 𝜎 2

H 1 : 𝜎 1 ≠𝜎

2) Menentukan taraf nyata (α) dan F 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

F 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ditentukan dengan α , derajat bebas pembilang (n 1 − 1) dan derajat penyebut (n 2 − 1) dengan rumus

F 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =F 1

2 𝛼(n 1 −1,n 2 −1)

3) Menentukan kriteria pengujian:

2 𝛼(n −1,n −1)

H o diterima jika F 1−𝛼 (n 1 < F <F −1) 1 1 2

H o ditolak jika F 1−𝛼 (n 1 −1) ≤F=F 1 atau

2 𝛼(n 1 −1,n 2 −1)

F 1−𝛼 (n 1 −1) ≥F=F 1

2 𝛼(n 1 −1,n 2 −1)

4) Menentukan uji statistik

2 (Sugiyono, 2007)

Varians terbesar

F=

Varians terkecil

5) Menarik kesimpulan Kriteria pengujian adalah H 0 ditolak jika F hit ≥ F 1/2 α(n1, n2) dengan tarafnyata 0,05 dan dk pembilang = n 1 = n b - 1 (banyaknya data yang variansnya lebih besar – 1) dan dk penyebut = n 2 =n k – 1 (banyaknya data yang variansnya lebih kecil – 1).

c) Uji hipotesis Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Ha : penggunakan media permainan ular tangga memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester 2 pada materi luas bangun datar di SMP Adabiyah Palembang.

Ho : penggunakan media permainan ular tangga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester 2 pada materi luas bangun datar di SMP Adabiyah Palembang.

Untuk melihat perbandingan antara hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi luas bangun datar, maka Untuk melihat perbandingan antara hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi luas bangun datar, maka

Keterangan : t = uji t

x 1 = mean sampel kelompok eksperimen x 2 = mean sampel kelompok kontrol

s = simpangan baku gabungan s 1 = simpangan baku kelompok eksperimen s 2 = simpangan baku kontrol n 1 = banyaknya sampel kelompok eksperimen n 2 = banyaknya sampel kelompok kontrol Dengan dk = (n 1 +n 2 – 2), (1 – α). Kriteria pengujian adalah H 0

diterima jika −𝑡 1− 1 <t hitung <

. H 0 ditolak jika

t hitung mempunyai harga lain. (Sudjana, 2005)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Butir Soal Sebelum melakukan penelitian dilakukan uji terhadap perangkat tes dengan menggunakan analisis tingkat kevalidan dan reabilitas. Uji coba dilakukan pada siswa kelas VII.1 dengan jumlah 40 siswa. Peneliti membagi siswa menjadi dua yaitu sebagian siswa menjawab soal untuk pretest dan sebagian lagi siswa menjawab soal untuk posttest.

a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan pada butir soal pretest dan postest.

 Pretest Dari perhitungan yang dilakukan pada butir-butir soal untuk soal pretest diperoleh nilai

𝑋 𝑡 = 145. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.

= 58,45 − 52,56 = 5,89 = 2,42 M p = rata-rata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item

yang dicari validitasnya 𝑑𝑏 = 20 − 2 = 18

Dengan taraf signifikan 0,05 didapat r tabel = 0,444 Untuk menguji validitas soal r pbi >r tabel

Tabel 4.1 Uji Validitas Soal Pretest

Item 𝑝𝑞 r pbi Interpretasi

Bertitik tolak dari hasil analisis tabel 3.1, ternyata dari sebanyak 10 butir item yang diuji validitasnya, ada 3 soal yang tidak valid yaitu butir soal no 3, 5 dan 8, sedangkan 7 butir soal lainnya yaitu 1, 2, 4, 6, 7, 9 dan 10 telah dapat dinyatakan sebagai item yang valid. Untuk soal yang tidak valid dilakukan penggantian pada soal yang telah valid, soal yang telah valid diambil dari buku matematika SMP.

 Posttest Dari perhitungan yang dilakukan pada butir-butir soal postest diperoleh nilai ∑ X t = 157. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran analisis perangkat tes.

= 66,750 − 61,623 = 5,127 = 2,264 𝑑𝑏 = 20 − 2 = 18 Dengan taraf signifikan 0,05 didapat r tabel = 0,444

Untuk menguji validitas soal r pbi >r tabel

Tabel 4.2 Uji Validitas Soal Postest

Item 𝑝𝑞 r pbi Interpretasi

Dari hasil analisis tabel 3.2 ternyata dari sebanyak 10 butir item yang diuji validitasnya, ada 2 soal yang tidak valid yaitu butir soal no 2 dan 5, sedangkan 7 butir soal lainnya yaitu 1, 3, 4, 6, 7,

8, 9 dan 10 telah dapat dinyatakan sebagai item yang valid. Dilihat dari kolom r pbi dengan taraf signifikan 0,05 didapat r tabel yaitu 0,444, dapat disimpulkan bahwa r pbi > r tabel jadi semua Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran analisis perangkat tes. Untuk soal yang tidak valid dilakukan penggantian pada soal yang 8, 9 dan 10 telah dapat dinyatakan sebagai item yang valid. Dilihat dari kolom r pbi dengan taraf signifikan 0,05 didapat r tabel yaitu 0,444, dapat disimpulkan bahwa r pbi > r tabel jadi semua Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran analisis perangkat tes. Untuk soal yang tidak valid dilakukan penggantian pada soal yang

a. Uji Reabilitas  Pretest Dari perhitungan yang dilakukan pada butir-butir soal untuk soal pretest diperoleh nilai 2 𝑥

𝑡 = 117,75. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran analisis perangkat tes.

Dari perhitungan r 11 didapat 0,74 > 0,70 berarti soal pretest reliabel. Dilihat dari klasifikasi reliabilitas soal untuk r 11 bahwa hasil dari perhitungan 0,60 < 0,74 < 0,80, jadi soal pretest reliabilitas soal tinggi.

 Postest Dari perhitungan yang dilakukan pada butir-butir soal untuk soal pretest diperoleh nilai

𝑡 = 102,55. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran analisis perangkat tes.

Dari perhitungan r 11 didapat 0,75 > 0,70 berarti soal postest reliabel. Dilihat dari klasifikasi reliabilitas soal untuk r 11 bahwa Dari perhitungan r 11 didapat 0,75 > 0,70 berarti soal postest reliabel. Dilihat dari klasifikasi reliabilitas soal untuk r 11 bahwa

2. Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian dilakukan pada tanggal 6 mei 2013 sampai tanggal 18 mei 2013 dengan objek penelitian siswa kelas VII SMP Adabiyah Palembang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan kelas VII.2 sebagai kelas kontrol dan kelas VII.3 sebagai kelas eksperimen. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran).

a. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen Pada kelas ekperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media permainan ular tangga. Pada awal pembelajaran terlebih dahulu dimulai dengan guru (peneliti) menyebutkan beberapa benda yang berbentuk bangun datar, lalu menjelaskan tujuan belajar dari mempelajari luas bangun datar.

Pada pertemuan pertama siswa diberikan soal pretest. Pretest diberikan dengan tujuan untuk melihat kemampuan awal siswa dan apakah siswa masih mengingat pelajaran tentang luas bangun datar pada saat mereka duduk di Sekolah Dasar. pada saat diberikan soal pretest sebagian siswa mengisi soal dengan hanya menunggu jawaban dari teman dan sebagian siswa menjawab dan mencari sendiri jawaban, serta ada siswa yang menanyakan kepada guru (peneliti) jawaban dari soal tersebut.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal pretest yang diberikan, guru (peneliti memberikan rumus-rumus luas bangun datar, yaitu : rumus luas segitiga, persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium. Lalu memberikan contoh soal dari luas bangun bangun datar tersebut. Pada saat akhir jam pelajaran siswa diberikan waktu untuk mengeluarkan pendapat pelajaran yang telah dipelajari.

Berdasarkan hasil observasi siswa pada pertemuan pertama dapat dilihat jika siswa tidak dapat menyebutkan aplikasi dari materi-materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak dapat melakukan pemodelan untuk menemukan penyelesaian soal-soal, dan siswa tidak dapat mengaitkan materi. Sebagian kecil siswa dapat menyelesaikan soal luas bangun datar dan memahami rumus-rumus luas bangun datar, sebagian siswa bekerja sama dalam membahas soal- soal yang diberikan. Selain itu, dalam pembelajaran siswa masih acuh terhadap pelajaran matematika

Pada saat pertemuan kedua, pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan media permainan ular tangga. Pada awal pertemuan guru (peneliti) menjelaskan aturan permainan ular tangga dan menjelaskan cara menjawab soal-soal yang ada pada amplop pada masing-masing bangun datar. Lalu guru (peneliti) membagi siswa menjadi 10 kelompok dengan 1 kelompok terdapat 4 siswa, setelah dibagi kelompok masing-masing kelompok dibagikan dadu, papan ular tangga dan amplop yang berisi soal dari masing-masing bangun datar.

Setelah semua kelompok mendapatkan dadu, papan ular tangga dan amplop guru (peneliti) memilih 3 orang siswa untuk mencontohkan cara bermain ular tangga, lalu siswa diberikan waktu untuk memainkan ular tangga. Pada saat siswa memainkan ular tangga guru (peneliti) bertugas mengawasi jalannya permainan dan membantu siswa jika ada siswa yang belum mengerti cara memainkan ular tangga atau cara menjawab pertanyaan yang ada pada amplop soal pemahaman luas bangun datar serta memberikan penjelasan cara menurunkan rumus luas bangun datar. Setelah selesai bermain guru dan siswa membahas soal- soal yang ada pada amplop dengan nama-nama bangun datar. Dan pada akhir jam pelajaran siswa diberikan waktu untuk mengeluarkan pendapat tentang media ular tangga yang baru saja mereka mainkan.

Dapat dilihat bahwa siswa aktif pada saat pembelajaran, siswa antusias untuk bermain ular tangga dan maju untuk menjawab

pertanyaan. Pada saat ditanya “apa yang kalian dapatkan setelah bermain ular tangga?” siswa menjawab mereka dapat dengan mudah dan cepat mengingat rumus luas bangun datar dan siswa pun dapat memahami konsep dari luas bangun datar.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu hasilnya lebih baik karena semua siswa dapat dapat menyelesaikan persoalan luas bangun datar serta memahami rumus- rumus luas bangun datar. Sebagian besar siswa dapat menyebutkan aplikasi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, melakukan pemodelan untuk menemukan penyelesaian soal-soal, dan Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu hasilnya lebih baik karena semua siswa dapat dapat menyelesaikan persoalan luas bangun datar serta memahami rumus- rumus luas bangun datar. Sebagian besar siswa dapat menyebutkan aplikasi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, melakukan pemodelan untuk menemukan penyelesaian soal-soal, dan

Gambar 4.1 Kegiatan Permainan Ular Tangga di Kelas Eksperimen Pada awal pertemuan ketiga, siswa diminta untuk menyebutkan kembali semua rumus-rumus luas bangun datar dan guru menjelaskan cara menurunkan rumus-rumus luas bangun datar, lalu guru menberikan soal postest untuk diselesaikan oleh siswa. Pada saat mengerjakan soal yang diberikan terlihat siswa fokus untuk mencari sendiri jawaban. Pada akhir jam pelajaran guru (peneliti) membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pertemuan ketiga keseluruhan siswa dapat menyebutkan aplikasi dari materi, melakukan pemodelan untuk menyelesaikan soal-soal, menyelesaikan persoalan luas bangun datar, memahami rumus-rumus bangun datar, dan siswa Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pertemuan ketiga keseluruhan siswa dapat menyebutkan aplikasi dari materi, melakukan pemodelan untuk menyelesaikan soal-soal, menyelesaikan persoalan luas bangun datar, memahami rumus-rumus bangun datar, dan siswa

Dari hasil penilaian posttest dianalisis untuk menentukan rata-rata nilai siswa, kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif untuk menentukan kategori tingkat hasil belajar. Persentase hasil belajar siswa berdasarkan kategori hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen Kelas VII.3 SMP Adabiyah Palembang Tahun Ajaran 2012/2013

Frekuensi

No Nilai

Sangat Baik

40 100,0% Sumber: Hasil Analisis Peneliti, Mei 2013

Jumlah

Dari tabel 4.3 diatas diketahui nilai rata-rata siswa yang mendapatkan nilai 80 sampai 100 terdiri dari 32 siswa dengan kategori sangat baik dan memiliki presentase 80%. Siswa yang mendapat nilai

61 sampai 79 terdiri dari 4 siswa dengan kategori baik dan memiliki presentase 10%. Siswa yang mendapat nilai 41 sampai 60 terdiri dari 4 siswa dengan kategori cukup dan memiliki presentase 10%. Dan tidak ada siswa yang berkategori kurang yang mendapat nilai 0 sampai 40.

Hasil Belajar

Gambar 4.2. Diagram Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Jika persentase siswa dilihat dari standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan oleh guru di kelas VII SMP Adabiyah Palembang sebesar 60, maka ada 2 siswa yang tidak tuntas (5%) dan terdapat 38 siswa tuntas (95%) dalam mata pelajaran matematika dengan menggunakan media permainan ular tangga dalam pembelajaran. Berikut gambaran KKM siswa kelas eksperimen :

Ketuntasan Belajar

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Kelas Eksperimen Berdasarkan KKM Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Kelas Eksperimen Berdasarkan KKM

Pada awal pertemuan pertama pada kelas kontol, guru (peneliti) menyebutkan beberapa benda yang berbentuk bangun datar, lalu menjelaskan tujuan dari mempelajari luas bangun datar. Setelah itu diberikan rumus-rumus luas bangun datar lalu siswa diminta untuk mengerjakan soal pretest. Pada saat pengerjaan soal pretest, terjadi hal yang sama pada seperti dikelas eksperimen, pada kelas kontrol banyak siswa yang hanya menunggu jawaban dari siswa lain dan ada juga hanya asal mengisi dengan mengalikan semua angka yang terdapat pada soal. Respon pada kelas kontrol sama seperti kelas eksperimen, siswa tidak tertarik pada pelajaran dan terkesan acuh terhadap pembelajaran.

Setelah mengerjakan soal pretest yang diberikan, guru (peneliti) menjelaskan tentang rumus dari segitiga dan menjelaskan cara menurunkan rumus luas segitiga serta cara menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas segitiga. Lalu guru (peneliti) memberikan contoh soal mengenai luas segitiga dan menjawab soal- soal tersebut bersama siswa. Pada akhir jam pelajaran guru (peneliti) dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.

Berdasarkan hasil observasi siswa pada pertemuan pertama dapat dilihat jika siswa tidak dapat menyebutkan aplikasi dari materi-materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak dapat melakukan pemodelan untuk menemukan penyelesaian soal-soal. Sebagian kecil siswa dapat menyelesaikan soal luas bangun datar dan memahami rumus-rumus luas bangun datar, sebagian siswa bekerja sama dalam membahas soal-soal yang diberikan. Selain itu, dalam pembelajaran hanya sebagian siswa yang dapat mengaitkan materi.

Pada pertemuan kedua, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode konvensional. Pada awal pembelajaran siswa guru (peneliti) menjelaskan tujuan dari pembelajaran, lalu menjelaskan rumus luas segi empat, yaitu: rumus luas persegi, persegi panjang, jajaran genjang dan belah ketupat dan menjelasakan cara menurunkan dari luas-luas bangun tersebut, lalu memberikan contoh soal dan menjawab contoh-contoh soal tersebut, siswa diberi waktu untuk mencatat apa yang telah dijelaskan dan siswa juga diberi waktu untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dari penjelasan yang telah dijelaskan. Pada akhir jam pelajaran guru (peneliti) dan siswa bersama- sama menyimpulkan tentang materi yang dipelajari

Pada pertemuan kedua dapat dilihat bahwa hasil observasi dari semua karakteristik pada lembar observasi hanya pada menyebutkan aplikasi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari yang sebagian besar siswa dapat melakukan. Dan untuk karakteristik pada lembar observasi lain hanya sebagian kecil siswa yang berperan

Pada pertemuan ketiga, masih melanjutkan materi yang dipelajari tentang luas bangun datar. Pada awal pertemua guru (peneliti) memberikan waktu untuk siswa mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, lalu melanjutkan pembelajaran dengan metode konvensional. Pada pertemuan ketiga guru (peneliti menjelaskan rumus dari luas layang-layang dan luas trapesium serta menjelaskan cara menurukan rumus luas dari layang- layang dan trapesium. Setelah semua materi telah diberikan siswa menyelesaikan soal postest yang telah disediakan. Semua siswa diminta untuk mengerjakan soal dengan seksama dan apabila ada yang kurang dimengerti bisa bertanya kepada guru. Pada akhir jam pelajaran guru (peneliti) dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan ketiga siswa untuk karakteristik lembar observasi yaitu sebagian besar siswa dapat menyebutkan aplikasi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dan sebagian besar siswa dapat berinteraktif. Dan untuk sebagian kecil siswa melakukan pemodelan untuk menemukan penyelesaian soal-soal, sebagian kecil siswa dapat menyelesaikan pada persoalan luas bangun datar serta memahami rumus-rumus luas bangun datar.

Gambar 4.4 Suasana kelas kontrol pada saat pembelajaran Dari gambar diatas terlihat bahwa siswa pada kelas kontrol tidak aktif dalam pembelajaran, siswa hanya mencatat penjelasan dari guru (peneliti) dan hanya beberapa siswa yang bertanya. Pada saat pertemuan ketiga saat guru menanyakan rumus-rumus luas bangun datar, hanya beberapa siswa yang dapat menyebutkan rumus luas bangun datar. Dalam pemahaman konsep dari luas bangun datar masih banyak siswa yang belum mengerti padahal telah dijelaskan dan diberikan contoh soal tentang pemahaman konsep luas bangun datar. Tetapi dalam pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional pada hasil postest terdapat siswa yang menjawab 8 soal dengan benar.

Sama seperti kelas eksperimen hasil penilaian posttest dianalisis untuk menentukan rata-rata nilai siswa, kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif untuk menentukan kategori tingkat hasil belajar.

Persentase hasil belajar siswa berdasarkan kategori hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Kontrol Kelas VII.2 SMP Adabiyah Palembang Tahun Ajaran 2012/2013

No Nilai

Presentase (%) 1 80-100

Kategori

Frekuensi (f)

6 15,38% 2 61-79

Sangat Baik

39 100,00% Sumber: Hasil Analisis Peneliti, Mei 2013

Jumlah

Dari tabel 4.5 diatas diketahui ada 6 siswa yang mendapatkan nilai 80 sampai 100 dengan presentase 15,38%. Siswa yang mendapat nilai 61 sampai 79 terdiri dari 10 siswa dengan presentase 25,64%. Siswa yang mendapat nilai 41 sampai 60 terdiri dari 23 siswa dengan presentase 58,97%. Tidak ada siswa yang mendapat nilai 0 sampai 40.

Hasil Belajar

e sen 20.00% Pr 10.00%

Cukup Kurang

Baik

Kategori Gambar 4.5. Diagram Distribusi Frekuensi nilai Kelas kontrol

Jika persentase siswa dilihat dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan oleh guru di kelas VII SMP Adabiyah Palembang sebesar 60, maka terdapat

7 orang siswa (20,51%) tidak tuntas dan sebanyak 34 orang siswa (79,49%) yang tuntas dalam mata pelajaran matematika dengan pembelajaran konvensional. Terlihat dari nilai rata-rata dari pretest dan postest banyak siswa yang tidak tuntas dalam pelajaran matematika, Berikut gambaran KKM siswa kelas kontrol (konvensional).

Ketuntasan Belajar

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Kelas Kontrol Berdasarkan KKM

3. Hasil Analisis Setelah dilakukan penelitian yang didapat hasil dari penelitian berupa hasil observasi dan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil tersebut akan dianalisis sebagai berikut:

a. Analisis Observasi Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang telah dilakukan selama 3 kali pertemuan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol selama pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Skor dalam pertemuan No.

Karakteristik

ke-1 ke-2 ke-3

1 Siswa dapat menyebutkan aplikasi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan

1 3 4 sehari-hari.

2 Siswa melakukan pemodelan untuk

1 3 4 menemukan penyelesaian soal-soal

3 Pembelajaran

a. Siswa

dapat

menyelesaikan

persoalan luas bangun datar.

b. Siswa memahami rumus-rumus luas bangun datar.

4 Interaktif

a. Siswa merespon aktif pertanyaan lisan dari guru.

b. Siswa bekerja sama dengan siswa yang lain dalam membahas materi yang dipelajari.

5 Pengaitan materi ( Intertwining )=

a. Siswa menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi lain dalam matematika

b. Siswa menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan pengetahuan dari mata pelajaran yang lain

Jumlah Setiap Pertemuan

40 Rata-rata Aktivitas Siswa

Skor Total

Dari hasil pengamatan tampak bahwa pada aktivitas siswa meningkat dari pertemuan ke pertemuan. Rata-rata aktivitas siswa sebesar 75 dengan kategori aktif.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

S ko 2

Hari Pertama

Hari Kedua

Karakteristik Aktifitas Siswa

Hari Ketiga

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol

Skor dalam pertemuan No.

Karakteristik

ke-1 ke-2 ke-3

1 Siswa dapat menyebutkan aplikasi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan

1 3 3 sehari-hari.

2 Siswa melakukan pemodelan untuk

1 2 2 menemukan penyelesaian soal-soal

3 Pembelajaran

a. Siswa

2 2 2 persoalan luas bangun datar.

dapat

menyelesaikan menyelesaikan

4 Interaktif

a. Siswa merespon aktif pertanyaan lisan dari guru.

b. Siswa bekerja sama dengan siswa yang lain dalam membahas materi yang dipelajari..

5 Pengaitan materi ( Intertwining )

a. Siswa menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi lain dalam matematika

b. Siswa menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan pengetahuan dari mata pelajaran yang lain

Jumlah Setiap Pertemuan

31 Rata-rata Aktivitas Siswa

Skor Total

Dari hasil pengamatan tampak bahwa aktivitas siswa pada kelas kontrol menghasilkan rata-rata aktivitas siswa sebesar 60,37 dengan kategori cukup aktif.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

r 2 S ko 1

Hari Pertama

0 Hari Kedua Hari Ketiga

Karakteristik Aktivitas Siswa

4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Jadi berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan media ular tangga pada materi luas bangun datar lebih aktif dibandingkan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

b. Analisis Tes Pada penelitian ini yang akan dianalisis adalah dari hasil rata- rata dari pretest dan posttest yang akan digunakan sebagai dasar menguji hipotesis. Sebelum pengujian hipotesis akan diuji normalitas dan homogenitas dari kedua kelas. Hasil pengujian normalitas dan homogenitas adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas Pada penelitian ini uji normalitas akan dilakukan dengan menggunakan perhitungan chi-kuadrat (chi-square). Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Selain dengan menggunakan uji chi-kuadrat untuk mengetahui apakah data yang akan diteliti berdistribusi normal atau tidak.

a. Kelas Eksperimen Dari perhitungan data kelas eksperimen dengan rata-rata 73,875 ; stand deviasi = 10,296; nilai tertinggi = 85; nilai terendah = 45; banyak kelas interval = 10 dan panjang kelas

interval adalah 5 diperoleh 2 χ 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 10,948. Dengan banyaknya data 40, taraf signifikan 0,05 dan dk = 7, diperoleh

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 10,948 < 14,1 ini berarti Ho diterima, jadi hasil belajar siswa pada materi luas

2 Dengan demikian 2 χ

bangun datar di kelas eksperimen berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran uji normalitas.

b. Kelas Kontrol Hasil perhitungan untuk kelas kontrol dengan rata-rata 58,74; simpangan baku = 8,037; nilai tertinggi = 80; nilai terendah = 45; banyaknya kelas interval = 10, dan panjang kelas interval adalah 5, diperoleh 2 χ

𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =8,711. Dengan banyaknya data 39, taraf nyata 0,05 dan dk = 7, diperoleh 2 χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 14,1.

Dengan demikian didapat hasil dari 2 < χ 2 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 8,711 < 14,1. Ini berarti Ho diterima, jadi hasil belajar siswa pada

materi luas bangun datar di kelas Kontrol berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran uji normalitas.

2) Uji Homogenitas Pada penelitian ini uji homogenitas akan dilakukan dengan menggunakan perhitungan uji statistik. Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Selain dengan menggunakan uji statistik untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak.

Hasil perhitungan untuk kelas eksperimen didapat varians adalah 106 dan untuk kelas kontrol varians adalah 64,595. Dari Hasil perhitungan untuk kelas eksperimen didapat varians adalah 106 dan untuk kelas kontrol varians adalah 64,595. Dari

penyebut = 38, diperoleh F tabel = 1,71. Karena F hitung < F tabel yaitu 1,64 < 1,71 maka Ho diterima yang berarti kedua kelas memiliki

varians yang sama sehingga kedua kelas tersebut bersifat homogen. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran uji homogenitas.

3) Uji Hipotesis Hasil perhitungan menunjukkan bahwa data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji t satu pihak yaitu uji pihak kanan. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H o : μ 1 ≤ μ 2 Jika μ 1 = Media ular tangga

μ 1 > μ 2 μ 2 = Konvensional

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata-rata dari selisih pretest dan posttest untuk kelas eksperimen adalah 𝑥 1 = 23,5 dan kelas kontrol 𝑥 1 = 6,154 dengan n 1 =40 dan n 2 = 39 dan

s 1 =10,0128 s 2 =6,3309 diperoleh s= 8,4 dan t =9,18. Dengan

hitung

taraf signifikan 0,05 dan dk=(40+ 39) –2=77, diperoleh t tabel = 1,990. Karena t hitung >t tabel yaitu 9,18 > 1,990 , maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran uji t-tes.

Artinya penggunakan media permainan ular tangga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester 2 pada materi luas bangun datar di SMP Adabiyah Palembang. Hasil belajar matematika siswa pada materi luas bangun datar dengan pembelajaran menggunakan media permainan ular tangga lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional.

Dengan taraf signifikan 0,01 dan dk=(40+ 39) –2=77, diperoleh t tabel = 2,374. Karena t hitung > t tabel yaitu 9,18 > 2,374

artinya penggunaan media permainan ular tangga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika peserta didik pada materi luas bangun datar.

B. Pembahasan

Pembelajaran yang dipakai yaitu pembelajaran dengan menggunakan media permainan ular tangga dan konvensional menunjukan hasil bahwa ada perbedaan hasil belajar pada pelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari rata- rata hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan media permainan ular tangga lebih tinggi daripada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Perbedaan kedua ini didukung pula dari keadaan yang terjadi di lapangan. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional, siswa cenderung lebih pasif meskipun ada beberapa siswa yang terkadang mau bertanya. Siswa kurang bersemangat saat mengerjakan soal-soal yang diberikan, mereka Perbedaan kedua ini didukung pula dari keadaan yang terjadi di lapangan. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional, siswa cenderung lebih pasif meskipun ada beberapa siswa yang terkadang mau bertanya. Siswa kurang bersemangat saat mengerjakan soal-soal yang diberikan, mereka

Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar dan Selisih Antara Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen Kelas VII.3 SMP Adabiyah Palembang Tahun Ajaran 2012/2013

Descriptive Statistics

Std. Deviation HasilBelajar

40 10.00 40.00 23.5000 10.01281 Valid N (listwise)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa 40 orang siswa, pada hasil belajar siswa nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 100 dengan rata-rata 83,75 dan standar devisiasi 12,548. Sedangkan untuk selisih antara nilai pretest dan posttest adalah 10 dan nilai tertinggi 40 dengan rata-rata 23,5 dan standar devisiasi 10,0128. Ini berarti besar maksimum pengaruh penggunaan media permainan ular tangga adalah 40.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar dan Selisih Antara Pretest dan Postest Kelompok Kontrol Kelas VII.2 SMP Adabiyah Palembang Tahun Ajaran 2012/2013

Descriptive Statistics

Std. Deviation HasilBelajar

20.00 5.8974 6.3306 Valid N (listwise)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa 39 orang siswa, pada hasil belajar siswa nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 80 dengan rata-rata 63,077 dan standar devisiasi 10,299. Sedangkan untuk selisih antara nilai pretest dan posttest adalah 0 dan nilai tertinggi 20 dengan rata-rata 5,897 dan standar devisiasi 6,33. Ini berarti besar maksimum pengaruh metode konvensional adalah 20.

Pada kelas eksperimen untuk hasil belajar siswa dari 40 siswa hanya 1 siswa mendapat dibawah KKM. Sedangkan untuk kelas kontrol dari 39 siswa ada

7 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditentukan sekolah. Dari hasil analisis data awal diperoleh bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen berdidtribusi normal dan homogen. Berdasarkan dari hasil analisis statistik, diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang mengatakan penggunaan media permainan ular tangga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester 2 pada materi luas bangun datar di SMP Adabiyah Palembang.

Dalam penelitian ini juga dilengkapi lembar observasi sehingga lebih mudah mengetahui kadar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data dari lembar observasi diperoleh bahwa skor dalam setiap pertemuan mengalami peningkatan terlihat pada jumlah skor pada setiap pertemuan, yaitu: pada pertemuan pertama jumlah skor 7, pada pertemuan kedua jumlah skor 15 dan pada pertemuan ketiga 18. Dari lembar observasi dapat dilihat rata-rata aktivitas siswa pada kelas eksperimen yaitu 75 dan rata-rata aktivitas siswa pada kelas kontrol yaitu 60,37. Jadi berdasarkan hasil observasi aktivitas Dalam penelitian ini juga dilengkapi lembar observasi sehingga lebih mudah mengetahui kadar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data dari lembar observasi diperoleh bahwa skor dalam setiap pertemuan mengalami peningkatan terlihat pada jumlah skor pada setiap pertemuan, yaitu: pada pertemuan pertama jumlah skor 7, pada pertemuan kedua jumlah skor 15 dan pada pertemuan ketiga 18. Dari lembar observasi dapat dilihat rata-rata aktivitas siswa pada kelas eksperimen yaitu 75 dan rata-rata aktivitas siswa pada kelas kontrol yaitu 60,37. Jadi berdasarkan hasil observasi aktivitas

Berdasarkan lembar observasi pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran menggunakan media ular tangga pada karakteristik pengaitan materi tidak keseluruhan siswa dapat menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi lain dalam matematika dan tidak semua siswa menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan pengetahuan dari mata pelajaran lain.

Media permainan ular tangga yang digunakan pada penelitian ini lebih bertujuan untuk mengingat rumus-rumus dari bangun datar dan penggunaan media permainan digunakan pada saat latihan dan penjelasan materi dijelaskan oleh guru (peneliti). Kekurangan dari penggunaan media ini yaitu pada saat menjelaskan materi masih menggunakan konvensional dan peneliti kurang memanfaatkan media ular tangga untuk menjelaskan kepada siswa tentang konsep dari rumus-rumus bangun datar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN