Permasalahan Pembangunan

6.2. Permasalahan Pembangunan

Masyarakat, dunia usaha dan pemerintah merupakan pelaku utama pembangunan dan berpotensi untuk mempercepat pembangunan Kota Tangerang Selatan untuk meningkatkan fungsi dan peran kota ‘metropolitan’ baru ini menuju pencapaian masyarakat yang sejahtera. Namun untuk mencapai kondisi yang diinginkan

5 (lima) tahun mendatang, kenyataannya masih banyak terdapat permasalahan pembangunan yang sedang dan akan dihadapi yang bersifat strategis. Permasalahan- permasalahan ini mempengaruhi kehidupan dan perkembangan Kota Tangerang Selatan secara statis dan/atau dinamis yang perlu diperbaiki dan diantisipasi secara terencana dan sistematis.

Dari sekian banyak permasalahan yang telah diidentifikasi, dapat dirumuskan ke dalam 7 (tujuh) permasalahan pokok, yaitu :

1. Tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya masih belum optimal

Tingkat pendidikan belum optimal

Pelayanan Pelayanan Pertumbuhan Pertumbuhan publik yang publik yang

ekonomi ekonomi

belum belum

belum belum

optimal optimal meningkatkan meningkatkan

daya beli daya beli

Layanan Layanan perkotaan

kesehatan kesehatan belum tertata

masih masih dengan baik

tergolong tergolong mahal mahal

Jaringan dan Jaringan dan

Perumahan

kualitas jalan kualitas jalan

layak huni

belum belum

belum

mendukung mendukung

terjangkau

pada fungsi pada fungsi

masyarakat

kota kota

luas

Gambar IV.1 Gambar IV.1 Gambar IV.1

Permasalahan Pokok Kota Tangerang Selatan Permasalahan Pokok Kota Tangerang Selatan Permasalahan Pokok Kota Tangerang Selatan

 Bersifat mendesak  Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat  Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran

pembangunan daerah dan nasional  Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah  Bersifat jangka menengah dan jangka panjang

Kondisi atau hal yang bersifat Luasnya dampak yang penting dan mendasar

ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat

Bersifat jangka menengah dan Bersifat mendesak

KRITERIA

jangka panjang

ISU

STRATEGIS

Memiliki pengaruh yg besar/signifikan thd pencapaian

Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan

sasaran pembangunan daerah & nasional

daerah

 Memiliki daya dukung wilayah yang baik untuk pengembangan berbagai kegiatan sosial ekonomi dan pendidikan.

Terdapat sejumlah sekolah dan universitas ternama yang terletak dalam wilayah Kota Tangerang Selatan, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta dengan berbagai kualitas dan spesialisasi yang disediakan seperti Sekolah Al-Azhar, MAN Islam Cendekia, Institut Teknologi Indonesia (ITI), UIN Syarif Hidayatullah, dan lain-lain. Hal ini menjadikan Kota Tangerang Selatan berpotensi pada pengembangan sebagai “kota berorientasi pada pendidikan”. Selain pendidikan, aktivitas ekonomi di Kota Tangerang Selatan juga berkembang dengan pesat. Sebagian besar distribusi perekonomian didominasi oleh sektor tersier seperti hotel dan restoran, jasa-jasa.

 Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang strategis.

Berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional 2008 – 2028, Kota Tangerang Selatan berfungsi sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan menjadi bagian dari kawasan strategis nasional Jabodetabekjur, sebagaimana diatur kembali melalui Perpres No 54 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Jabodetabekpunjur. Dengan rencana ini, Kota Tangerang Selatan berperan sebagai salah satu buffer city untuk memperkuat fungsi-fungsi pelayanan antar kota penyangga lainnya seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang.

atau sebanyak 21,77%, penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 777.690 orang atau 74,95%, dan penduduk usia tua (65 tahun ke atas) sebanyak 34.055 orang atau sebanyak 3,28%. Prosentase besarnya penduduk usia produktif sangat berkaitan erat dengan potensi tenaga kerja.

 Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Tercatat dalam 3 (tiga) tahun terakhir, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) tertinggi terjadi di tahun 2008 yang mencapai 9,39% meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 7,84%. Sedangkan pada tahun 2009 kembali melambat pada level 8,49%. Walaupun demikian, pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang Selatan masih menempati posisi tertinggi dibandingkan wilayah Kabupaten/Kota lainnya di wilayah Provinsi Banten. Sehingga secara keseluruhan, semua sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.

 Kemudahan akses media komunikasi dan informasi

Saat ini media komunikasi dan informasi sudah bukan menjadi batasan untuk pengembangan Kota Tangerang Selatan ke depan. Hal ini ditambah dengan dukungan sumber daya manusia yang merupakan lulusan SMA, tentunya media dan fasilitas terkait information technology (IT) bukan menjadi barang baru di Kota Tangerang Selatan.

Disamping faktor kekuatan, Kota Tangerang Selatan juga memiliki faktor kelemahan. Faktor internal yang merupakan kelemahan adalah sebagai berikut :

1. Masih lemahnya daya saing kualitas tenaga kerja.

Kondisi ketenagakerjaan di Kota Tangerang Selatan masih dirasakan berpihak pada tenaga kerja yang berasal dari luar Kota Tangerang Selatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh pencari kerja lokal.

2. Belum efisiennya pengelolaan pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Ketersediaan fasilitas pendidikan dan pelayanan kesehatan yang jumlahnya cukup banyak belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat menengah ke bawah. Sebagian besar fasilitas pendidikan dan pelayanan kesehatan yang ada masih berpihak pada kalangan menengah ke atas. Hal ini ditunjukkan dengan masih terbatasnya ketersediaan fasilitas rawat inap kelas III dan fasilitas pelayanan dengan menggunakan Jamkesmas/Jamkesda di Rumah Sakit swasta di wilayah Kota Tangerang Selatan.

3. Masih rendahnya kualitas pelayanan publik.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan sebagai kota otonom yang baru berusia 3 tahun belum sepenuhnya didukung oleh sarana dan prasarana pemerintahan yang

Kawasan bisnis yang dikelola oleh pengembang memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, namun hal tersebut belum memberikan dampak langsung terhadap perluasan lapangan kerja dan peluang usaha berbasis kerakyatan.

6. Masih tingginya angka pengangguran di usia produktif dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi.

Berdasarkan jumlah pencari kerja berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2009, sebagian besar jumlah pencari kerja berpendidikan sarjana kemudian berpendidikan diploma dan SLTA. Sedangkan pada tahun 2010, jumlah pencari kerja berdasarkan tingkat pendidikan di Kota Tangerang Selatan paling banyak berpendidikan SLTA, yaitu 53,84% dari jumlah keseluruhan pencari kerja, selanjutnya sebesar 34,69% berpendidikan sarjana. Jumlah ini berkurang dibandingkan pada tahun 2009, yang berarti masih besarnya kebutuhan akan lulusan sarjana di dunia kerja.

C. Peluang

Faktor eksternal yang merupakan peluang adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan dan penerapan IPTEK

Perkembangan teknologi di Kota Tangerang Selatan sangat pesat dan bervariasi. Hal tersebut didukung dengan keberadaan Puspiptek di wilayah Kecamatan Setu Kota Perkembangan teknologi di Kota Tangerang Selatan sangat pesat dan bervariasi. Hal tersebut didukung dengan keberadaan Puspiptek di wilayah Kecamatan Setu Kota

4. Adanya peluang pengembangan sektor perdagangan dan jasa.

Peluang pengembangan sektor perdagangan dan jasa masih sangat besar mengingat hal ini didukung oleh prasarana dan sarana yang sudah ada maupun yang akan dikembangkan di waktu yang akan datang. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang dan RTRW Nasional juga menempatkan wilayah Kota Tangerang Selatan sebagai wilayah yang strategis sebagai kawasan pengembangan perdagangan dan jasa.

5. Tingginya minat investor terhadap Kota Tangerang Selatan.

Tingginya Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan capaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tangerang Selatan yang dominasi oleh sektor tersier tentunya menjadi faktor penarik bagi investor untuk menanamkan investasinya baik itu di bidang hotel dan restoran maupun di bidang properti.

6. Adanya rencana pengembangan infrastuktur dan permukiman yang terintegrasi di wilayah JABODETABEK.

Rencana pemerintah pusat untuk mengembangkan infrastruktur yang terintegrasi di wilayah jabodetabek akan meningkatkan nilai jual Kota Tangerang Selatan. Hal ini

Faktor eksternal yang merupakan hambatan/ancaman adalah sebagai berikut :

1. Belum terkendalinya migrasi penduduk

Wilayah Kota Tangerang Selatan menjadi sasaran penduduk di luar wilayah untuk datang. Jika tidak dikelola dengan baik tentunya akan berakibat meningkatnya jumlah pencari kerja luar daerah dan penyandang masalah sosial.

2. Masih adanya masyarakat miskin dan pengangguran

Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibukota negara menyebabkan perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya mulai banyak tersedia lapangan kerja yang merupakan daya tarik bagi para penduduk daerah lain untuk bermigrasi ke Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, angkatan kerja tahun 2009 adalah sebesar 62,92% dari keseluruhan penduduk usia 15 tahun ke atas dengan penduduk yang bekerja sebesar 56,28% sedangkan pengangguran sebesar 10,55%. Sedangkan untuk masalah kemiskinan di tahun 2009, permasalahan kesejahteraan sosial di Kota Tangerang Selatan cenderung menurun, hanya permasalahan fakir miskin yang melonjak tajam hingga 63,82%, sedangkan pemasalahan sosial lainnya cenderung menurun relatif drastis.

3. Masih rendahnya ketaatan terhadap RTRW dalam pemanfaatan ruang wilayah 3. Masih rendahnya ketaatan terhadap RTRW dalam pemanfaatan ruang wilayah

4. Pengembangan perumahan yang tidak ramah lingkungan.

Pembukaan kawasan perumahan baru oleh para pengembang belum terintegrasi penuh dalam merencanakan saluran buangan dari daerah permukiman yang dikembangkan dan hanya sampai batas arah/tujuan buangan akhir saja. Hal ini akan memberikan dampak terhadap saluran-saluran lain yang berada dibagian hilir saluran permukiman setempat.

5. Dampak global warming.

Pemanasan global telah berpengaruh terhadap perubahan iklim yang tidak menentu. Hal ini bisa berakibat buruk pada berbagai hal seperti pada kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Dengan demikian, program pembangunan Kota Tangerang Selatan harus berorientasi pada pembangunan yang ramah lingkungan sesuai dengan target Millenium Development Goals (MDGs).

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan hasil analisis dengan memperhatikan kebijakan nasional, regional dan lokal yang telah ada, penetapan kriteria isu strategis dan hasil identifikasi terhadal faktor internal dan eksternal tersebut di atas,

(4) Infrastruktur dasar dan kawasan perkotaan, isu ini terkait dengan penataan

jaringan jalan dan infrastruktur dasar lainnya, serta pelestarian lingkungan (5) Tata kelola pemerintahan, isu ini terkait dengan peningkatan layanan publik, penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih, serta peningkatan pendapatan daerah dari pajak dan retribusi.

Keterkaitan antara isu strategis pembangunan Kota Tangerang Selatan dengan arah kebijakan nasional, regional dan lokal (rancangan) secara singkat dapat dituangkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4-1

Keterkaitan Arah Kebijakan Nasional, Regional dan Lokal

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

RPJMN

RPJMD Provinsi

RPJPD Kota

Rancangan RPJMD

Tangerang Selatan

Kota Tangerang

(rancangan) Tahap I

Selatan

Prioritas 4.

Penyelengaraan tata Kemiskinaan dan Penanggulangan

Tata kelola

pengangguran kemiskinan, Prioritas

pemerintahan

pemerintahan yang

baik dan bersih

lainnya 14. Kesejahtaraan rakyat

Energi

Penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan peningkatan kesejahteran sosial

Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik

Dari tabel tersebut terlihat keterkaitan antara Prioritas Pembangunan Nasional dan Provinsi Banten dengan Arah Pembangunan yang telah ditetapkan di Kota Tangerang Selatan. Namun, terdapat juga Prioritas Pembangunan Nasional dan Provinsi Banten yang tidak terkait dengan Arah Pembangunan Kota Tangerang Selatan, seperti (i) dalam bidang energi dan (ii) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik. Hal dilatarbelakangi oleh kondisi sosial geografis Kota Tangerang Selatan yang bukan daerah tertinggal, terdepan, terluar atau daerah pasca konflik, serta tidak memiliki potensi terkait energi yang bisa dikembangkan mengingat struktur ekonomi masyarakat Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier.

KRITERIA ISU STRATEGIS

 Kondisi/hal yang bersifat penting dan mendasar  Bersifat mendesak  Luasnya dampak yg ditimbulkannya  Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan daerah dan

nasional  Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah  Bersifat jangka menengah dan jangka panjang

KEKUATAN KELEMAHAN

Daya dukung wilayah yg baik Lemah daya saing tenaga kerja

Posisi Strategis Geografis Belum efisien pel. pendidikan&kesehatan Ketersediaan prasarana sarana produksi

Rendah kualitas pelayanan publik Jumlah Penduduk produktif

Rendah kepedulian masy. thd lingkungan LPE relatif tinggi

Terbatas lapangan pekerjaan Akses media komunikasi & informasi

Tinggi pengangguran usia produktif dgn tingkat pendidikan yang cukup tinggi

Ketersediaan prasarana sarana transportasi

ISU

KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN

STRATEGIS S

SUMBER DAYA MANUSIA

PEREKONOMIAN DAERAH