Memilih Model Pembelajaran yang Baik

3. Memilih Model Pembelajaran yang Baik

Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.

Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.

Model mengajar yang telah dikembangkan dan di tes keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok yaitu:

1. Model pemrosesan informasi (information Procesisng Models) menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan

memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. Adapun model-model pemrosesan menurut Tom Final din (2001) terdiri atas:

cara mengorganisasikan

data, data,

mengembangkan proses mental induktif dan penalaran akademik atau pembentukan teori. Kemampuan-kemampuan ini berguna untuk tujuan- tujuan pribadi dan sosial.

b. Model Inkuiri Ilmiah. Tokohnya adalah Joseph J. Schwab. Model ini bertujuan mengajarkan

sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode sosial mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial).

c. Model Penemuan Konsep Tokohnya, Jerome Brunet. Model ini memiliki tujuan untuk mengembangkan

penalaran induktif serta perkembangan dan analisis konsep.

d. Model pertumbuhan Kognitif. Tokohnya, Jean Pieget, Irving sigel, Edmund Sulivan, dan Laawrence Kohlberg, tujuannya adalah untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat pula diterapkan pada perkembangan sosial moral.

e. Model Penata Lanjutan Tokohnya, David ausebel. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi guna menyerap dan mengkaitkan bidang-bidang pengetahuan.

f. Model memori Tokohnya, harry Lorayne & Jerry Lucas. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

2.Model personal (personal family) merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa dengan memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya dengan 2.Model personal (personal family) merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa dengan memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya dengan

a. Model pengajaran nondirektif. Tokohnya, Carl Rogers. Tujuan dari model ini adalah membentuk kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.

b. Model latihan kesadaran Tokohnya adalah fritz Peris dan William schultz tujuannya adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak menekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman antarpribadi.

c. Model sinektik Tokohnya

ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.

d. Model sistem-sistem konseptual Tokohnya adalah, David Hunt tujuannya adalah meningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi.

e. Model pertemuan kelas Tokohnya adalah William Glasser. Bertujuan untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri dan kelompok sosial.

3. Model sosial (social family) menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lain

yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsep sinergi yaitu energi atau tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat.

sebagai usaha

4. Model sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral Model of Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa dibimbing

belajar melalui penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan.

untuk dapat

memecahkan

masalah