Deskripsi Lokasi Penelitian

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Surakarta

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwaklan Rakyat Daerah Sementara No. 04 Tahun 1956 tertanggal 23 Maret 1956, dibentuklah Dinas Penghasil Daerah yang mempunyai seksi Pasar. Inilah awal mula dilaksanakan Pengelolaan pasar oleh seksi pasar pada Dinas Penghasil daerah sebagai Embrio Dinas Pengelolaan Pasar.

Peraturan menteri dalam negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang pedoman pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Dinas yang memberikan kemungkinan daerah untuk membentuk Dinas yang dibutuhkan, maka dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Kota Surakarta Nomor 188.3/103/1980 tertanggal 3 November 1980 dibentuklah Dinas Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta sebagai pengembangan seksi Pasar pada Dinas Penghasil Daerah.

Berpedoman pada surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061.1/2749/JJ tertanggal 3 Maret 1987 dan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 061/9358 tertanggal 30 Maret 1987 dipandang perlu meningkatkan pengelolaan pasar agar lebih bedaya guna dan berhasil guna. Peningkatan dan penataan organisasi Dinas Pasar sangat diperlukan. Untuk

commit to user

susunan organisasi dan tata kerja dinas pengelolaan pasar kotamadya daerah tingkat II Kota Surakarta.

Perkembangan selanjutnya dalah diterbitkannya peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 1 Tahun 1988 tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas pengelolaan pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.

Peraturan Dearah yang berlaku saat ini adalah peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang organisasi dan Tata Kerja perangkat Daerah Kota Surakarta.

2. Visi dan Misi

Visi

: Terwujudnya citra pasar yang bersih, tertib dan aman bertumpu pada perekonomian kota.

Misi

: a. Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha.

b. Meningkatkan ketertiban dan keamanan pasar.

c. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pedagang.

d. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk mewujudkan visi dan visi tersebut, Dinas Pengelolaan Pasar menetapkan kebijakan dan strategi : Kebijakan :

“Menumbuh kembangkan dan memberdayakan perekonomian masyarakat melalui peningkatan pelayanan, sarana prasarana dan fasilitas pasar yang cukup memadai guna menciptakan kondisi pasar yang bersih, tertib, aman

commit to user

kelancaran pembangunan Pemerintah Daerah”. Strategi :

a. Meningkatkan pemeliharaan bangunan gedung seluruh pasar.

b. Meningkatkan kualitas kuantitas, sarana dan prasarana kebersihan pasar.

c. Meningkatkan fasilitas pasar termasuk pemeliharaan jaringan, elektrikal dan mekanikal pasar.

d. Meningkatkan keamanan dan ketertiban pasar.

e. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan penyelenggaraan bimbingan teknis dan pelatihan-pelatihan.

f. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pedagang dan masyarakat.

3. Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 22 Tahun 2008 tentang penjabaran Tugas pokok, fungsi dan Tata kerja Dinas Pengelolaan Pasar, Tugas pokok Dinas PEngelolaan Pasar adalah Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan pasar dan untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana di maksud Dinas Pengelolaan Pasar mempunyai fungsi :

1. Menyelenggarakan kesekretariatan dinas.

2. Menyusun rencana program, pengendalian, evaluasi dan peloporan.

3. Pengelolaan pendapatan pasar.

commit to user

5. Pengawasan dan Pembinaan pedagang pasar dan kaki lima.

6. Pengaturan los dan kios pasar.

7. Penyelenggaraan keamanaan dan ketertiban pasar dan kaki lima.

8. Penyelenggaraan sosialisasi.

9. Pembinaan Jabatan Fungsional.

DPP kota Surakarta mengelola 43 (empat puluh tiga) pasar yang masing – masing pasar dikelola oleh kepala pasar atau biasa di sebut Lurah pasar. Lurah pasar adalah petugas dari Dinas Pengelolaan Pasar yang diserahi tugas untuk mengelola kegiatan pada satu pasar tertentu. Kepala pasar mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas semua jenis penerimaan retribusi pada pasar yang menjadi wewenangnya.

2. Bertanggung jawab atas pekerjaan administrasi pasar yang menjadi tugas wewenangnya.

3. Bertanggung jawab atas kebersihan dalam pasar dan lingkungan pasar yang menjadi tugas wewenangnya.

4. Bertanggung jawab atas ketertiban dan keamanan dalam pasar yang menjadi tugas wewenangnya.

5. Bertanggung jawab atas pemeliharaan bangunan dan inventaris pada pasar yang menjadi wewenangnya.

6. Mengatur pelaksanaan tugas, memberikan arahan dan evalusi kinerja terhadap pegawai / petugas yang ditempatkan pada pasar

commit to user

7. Menyelesaikan masalah – masalah yang ada di pasar yang berkaitan dengan bidang tugas wewenangnya.

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

9. Melaporkan masalah – masalah yang tdak dapat diselesaikan oleh Kepala pasar kepada Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.

4. Susunan Organisasi

Susunan organisasi Dinas pengelolaan pasar Kota Surakarta telah di tetapkan dalam peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.

1. Jumlah Pejabat struktural

a. Kepala Dinas

: 1 orang

b. Sekretaris

: 1 orang

c. Kepala Bidang

: 4 orang

d. Kepala Sub Bagian

: 3 orang

e. Kepala Seksi

: 11 orang

Susunan Organisasi Dinas Pengelolaan pasar Kota Surakarta yang ditetepkan dalam Peraturan Daerah kota Surakarta No. 6 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, khususnya Bab

V Bagian ke dua belas, yaitu terdiri dari :

1. Kepala Dinas.

2. Sekretariat, membawahi :

a. Sub. Bagian Perencanaan, Evaluasi dan pelaporan.

commit to user

c. Sub. Bagian umum dan kepegawaian.

3. Bidang Pendapatan pasar, membawahi :

a. Seksi Pendataan dan Penetapan.

b. Seksi penagihan dan Penerimaan.

c. Seksi Pembukuan.

4. Bidang Kebersihan dan pemeliharaan pasar, membawahi:

a. Seksi Peralatan dan Kebersihan.

b. Seksi pemeliharaan Fasilitas Pasar.

c. Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar.

5. Bidang Pengawasan dan Pembinaan, membawahi :

a. Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan pedagang.

b. Seksi Keamanan dan Ketertiban.

c. Seksi pengawasan pedagang.

6. Bidang Pengelolaan Pedangan Kaki lima, membawahi:

a. Seksi Penataan dan pembinaan Pedagang Kaki lima.

b. Seksi Pengendalian Pedagang Kaki lima.

7. Kelompok Jabatan Funsional.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam melaksanakan

commit to user

fungsional yang terdiri dari:

a) Pranata computer

b) Arsiparis

Berikut adalah gambar Struktur organisasi Dinas Pengelelolaan Pasar Kota Surakarta. :

commit to user

5. Uraian Tugas jabatan Fugsional.

commit to user

Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, berikut ini adalah uraian tugas dari masing-masing jabatan struktural di lingkungan kantor Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta:

a. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar

Kepala Dinas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.

b. Sekretariat

Sekertariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan, keuangan, umum, dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas, Sekertariat mempunyai fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan.

commit to user

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat membawahi:

1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

2) Subbagian Keuangan Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan, meliputi: pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan, dan akuntansi di lingkungan Dinas.

3) Subbagian Umum dan Kepegawaian Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi: pengelolaan administrasi kepegawaian hukum, humas,

commit to user

perlengkapan di lingkungan Dinas.

c. Bidang Pendapatan Pasar

Bidang pendapatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan, penagihan dan penerimaan, serta pembukuan. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pendapatan Pasar mempunyai fungsi:

1) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pendataan dan penetapan.

2) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang penagihan dan penerimaan.

3) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pembukuan.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pendapatan Pasar, membawahi:

1) Seksi Pendataan dan Penetapan Subbagian Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan, meliputi: pendataan dan penetapan retribusi pasar dan PKL, pengaturan dan pembagian kios, los, perijinan, dan hak penempatan pedagang.

commit to user

Subbagian Penagihan dan Penerimaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penagihan dan penerimaan, meliputi: penagihan dan penerimaan retribusi pasar dan PKL serta penyusunan laporan perhitungan pendapatan pasar dan PKL.

3) Seksi Pembukuan. Subbagian Pembukuan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembukuan, meliputi: melakukan pembukuan semua hasil penagihan dan penerimaan retribusi pasar dan PKL, penyiapan data secara periodic penerimaan dan tunggakan retribusi pasar dan PKL.

d. Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar

Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang peralatan dan kebersihan, pemeliharaan fasilitas pasar, dan pemeliharaan bangunan pasar. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar mempunyai fungsi:

1) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang peralatan dan kebersihan

2) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pemeliharaan fasilitas pasar

commit to user

pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pemeliharaan bangunan pasar

4) Melakukan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pendapatan Pasar, membawahi:

1. Seksi Peralatan dan Kebersihan. Seksi Peralatan dan Kebersihan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang peralatan dan kebersihan, meliputi: penyediaan peralatan, pengaturan penggunaannya dan menyusun jadwal pelaksanaan, pengawasan serta perbaikan sarana prasarana pasar.

2. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pemeliharaan fasilitas pasar, meliputi: pengelolaan fasilitas, menyusun jadwal pengawasan dan perbaikan serta pemeliharaan pasar.

3. Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pemeliharaan bangunan pasar, meliputi: pengelolaan bangunan, menyusun jadwal pengawasan danpengelolaan bangunan serta perbaikan dan pemeliharaan bangunan pasar.

commit to user

Bidang Pengawasan dan Pembinaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang, keamanan dan ketertiban serta pengawasan pedagang Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pengawasan dan Pembinaan mempunyai fungsi:

1) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang.

2) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang keamanan dan ketertiban.

3) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pengawasan pedagang.

4) Melakukan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pengawasan dan Pembinaan, membawahi :

1. Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang Seksi pemberdayaan dan pembinaan pedagang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang, meliputi: perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan dan pembinaan pedagang pasar.

commit to user

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang keamanan dan ketertiban, meliputi: kegiatan keamanan, ketertiban, menyusun jadwal dan membentuk satuan penertiban serta patroli pasar.

3. Seksi Pengawasan Pedagang Seksi pengawasan pedagang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pengawasan pedagang, meliputi: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pengawasan pedagang pasar

f. Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima

Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang penataan dan pembinaan pedagang kaki lima serta pengendalian pedagang kaki lima Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima mempunyai fungsi:

1) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang penataan dan pembinaan pedagang kaki lima

2) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pengendalian Pedagang Kaki Lima

commit to user

Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima membawahi:

1) Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang penataan dan pembinaan pedagang kaki lima, meliputi: penyiapan bahan petunjuk teknis penempatan, rekomendasi penempatan, dan penyuluhan kepada pedagang kaki lima.

2) Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima. Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima mempunyai tugas mel0akukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pengendalian Pedagang Kaki Lima, meliputi: penyiapan bahan petunjuk teknis pengendalian mengenai kualitas dan kuantitas pedagang kaki lima

6. Susunan Kepegawaian

Sumber Daya Manusia yang mendukung Kinerja Dinas Pengelola Pasar kota Surakarta berdasar tingkat pendidikan, pangkat, dan golongan dan jumlah pejabat structural dapat dilihat dalam table sebagai berikut :

commit to user

No. Pegawai S2 S1

D3 SMA SMP SD Jumlah

b. Pangkat dan Golongan

No.

Pangkat dan Golongan I II III

IV.a IV.b

Jumlah

1 Pembina Tk. I

Pembina

2 Penata Tk. I/III

16 16

Penata /III c

Penata Muda Tk. I/IIIb

31 31

Penata Muda / III a

15 15

3 Pengatur Tk.I / II d

Pengatur /II c

Pengatur muda Tk.I/IIb

Pengatur Muda / IIa

155

155

4 Juru Tk. I/ Id Juru/ Ic

51 510

Juru Muda Tk.I/Ib

JUru Muda / Ia

47 47

Jumlah

98 172 67

7 1 345

commit to user

Sarana perdagangan yang dikelola Dinas Pengelola Pasar Sebanyak 43 pasar terdiri dari Pasar kelas I, II, dan III. Untuk memperdayakan pasar – pasar tradisional di pemerintah Kota Surakarta ini selain sisukung oleh prasarana temapt, juga dilengkapi dengan sarana :

1. Gedung Kantor.

2. Kendaraan Operasional

a) Roda 4

: 6 buah

b) Roda 2

: 5 buah

c) Dump truck

: 9 buah

3. Peralatan

a) Komputer

: 27 buah

b) Laptop

: 3 buah

c) Mesin ketik

: 11 buah

4. Perlengkapan

a) Meja

: 343 buah

b) Kursi

: 541 buah

c) Almari

: 76 buah

d) Feeling cabinet : 14 buah

5. RIG / Radio panggil : 5 buah

commit to user

Semakin berkembangnya kondisi situasi dan pertumbuhan kegiatan bisnis di kota surakarta yang semakin maju, maka berkembang pula usaha perdagangan baik dalam skala kecil dan menengah maupun Modern dalam skala besar. Hal tersebut ditandai dengan munculnya pasar – pasar modern sperti mall, supermarket, departementstore dan shoping centre. Namun dalam perkembangannya hal tersebut kurang terencana, khususnya dalam penempatan lokasi dan sinergitas dengan pasar tradisional. Akibatnya keberadaan pasar – pasar tradisional semakin dilupakan dan kalah pamor dengan kehadiran pasar – pasar modern, sehingga tak jarang banyak pasar tradisional yang mengalami kerugian. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Bapak Drs. Pompi Wahyudi selaku Kepala Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.

“sebenarnya terdapat disolo ini terdapat 43 pasar tradisional, namun ironisnya, dari jumlah tersebut , di tahun 2009 saja sudah ada11pasar tradisional yang terus merugi. Kesebelas pasar itu pasar Bangunharjo, Ngumbul,Jebres,Sibela,Ledoksari,Ngemplak,Mebel,Sidomulyo, Dawung, Joglo sama pasar Bambu.” ( Sumber: hasil wawancara 16 februari 2012)

Kerugian pasar juga dirasakan oleh pedagang yang berdagang di pasar Triwindu, seperti yang diungkapkan oleh Pak Sugeng Pramono, Pedagang barang antik dan mesin – mesin sepeda motor yang mempunyai 2 kios didalam pasar ;

“saya sudah 10 tahun lebih berjualan disini,,, ya keadaan sekarang ini yang menurut saya sangat parah, pembeli sepi, omzet turun drastic, jadi pedagang merasa tercekik dengan keadaan seperti ini, bahkan banyak pedagang yang tidak membuka kios nya dan pindah ketempat lain”

(sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

commit to user

tahun kedepan keberadaan pasar tradisional akan hilang, apabila tidak ada upaya – upaya untuk tetap mempertahankan eksistensi pasar tradisional. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu diambil suatu tindakan dari Pemerintah kota Surakarta khususnya DPP kota Surakarta selaku pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap permasalahan yang berhubungan dengan pasar, untuk mengambil strategi yang efektif, efesien dan komprehensif serta menyeluruh yang melibatkan seluruh potensi yang ada, baik Instansi pemerintahan yang terkait maupun warga masyarakat.

Untuk menjembatani persoalan tersebut maka Pemerintah kota Surakarta menetapkan kebijakan tentang pasar yang salah satunya berhubungan dengan pelestarian pasar tradisional. Kebijakan tersebut tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah menata, mengevaluasi, membina, mengawasi, melindungi dan membangun kegiatan perdagangan serta prasarana untuk :

a. Menciptakan, memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dibidang perdagangan.

b. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,

c. Memanfaatkan sumberdaya milik pemerintah daerah unutk kepentingan masyarakat.

d. Memberikan kesempatan kepada masyarakat atau badan dalam mengelola dan memanfaatkan pasar untuk kemajuan daerah.

commit to user

fungsinya sebagai lembaga ketahanan ekonomi, social dan budaya

f. Mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kebijakan yang ditempuh dalam melestarikan pasar tradisional di kota surakarta adalah menumbuhkembangkan dan memperdayakan perekonomian masyarakat melalui peningkatan pelayanan, sarana prasarana pasar dan fasilitas pasar yang cukup memadai guna menciptakan kondisi pasar yang bersih, aman dan nyaman / serta mengoptimalkan kontribusi pasar guna mendukung kelancaran pembangunan Pemerintah Daerah.

1. Strategi pemerintah kota surakarta dalam melestarikan pasar tradisional.

Pada dasarnya kebijakan mempertahankan, menjaga dan melestarikan pasar merupakan suatu cara untuk mengatasi masalah masalah yang ditimbulkan dalam perubahan dan persaingan dengan pasar Modern. Kebijakan tersebut tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor

1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan pasar tradisional.

Pelaksanaan pelestarian pasar dilakukan secara terpadu antara berbagai pihak yang menentukan dan menunjang keberhasilan. Berbagai pihak yang membantu pelestarian ini sebenarnya dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu Pemerintah Kota Surakarta, Pedagang dan Masyarakat. Pemerintah kota surakarta jelas memiliki kepentingan terhadap keberadaan dan pelestarian pasar tradisional, karena Pemerintah Kota Surakarta adalah

commit to user

seluruh aset di Kota Surakarta, termasuk pasar tradisional sebagai aset ekonomi dan Budaya. Selain Pemerintah Kota Surakarta, para pedagang atau paguyuban yang berada di pasar tradisional juga memiliki kepentingan dengan keberadaan serta pelestarian pasar tradisional. Peranan pedagang / paguyuban pasar memiliki andil yang cukup besar dalam mengembangkan promosi pasar tradisional. Fungsi utama dari paguyuban-paguyuban tersebut adalah untuk mengelola konflik internal dan mempermudah distribusi informasi dalam internal pasar. Persatuan dari paguyuban - paguyuban pedagang tersebut adalah PAPAT SUTA atau Persatuan Paguyuban Pasar Tradisional Surakarta. Peran dan fungsi PAPAT SUTA adalah sebagai berikut:

· Melakukan advokasi regulasi yang terkait untuk kemakmuran pasar dan pedagang

· mengidentifikasi, malakukan tabulasi, dan mencari solusi masalah di pasar tradisional yang sifatnya lebih general

· Menjalin network dengan supplier, pembeli, pemerintah kota, pengelola pasar untuk kepentingan pedagang

· Menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak terkait pasar tradisional · Menjembatani komunikasi antara pedagang / paguyuban dengan

pemerintah kota (terkait berbagai program revitalisasi pasar) · Menyelesaikan konflik yang tidak tertangani di level paguyuban pasar

commit to user

komponen masyarakat. Karena masyarakat merupakan pengguna dari keberadaan pasar tradisional secara umum, namun secara khusus, masyarakat memiliki peran lebih dari sekedar pengguna yakni keberadaan pasar tradisional dalam sebuah wilayah lingkungan masyarakat. Yang artinya pasar tradisional merupakan wujud dari budaya yang terbentuk karena masyarakat.

Mengenai Strategi pelestarian pasar tradisional yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Pompi Wahyudi, MM selaku Kepala Bidang kebersihan dan pemeliharaan pasar kota surakarta yang menyatakan berikut ini :

“dalam melakukan pelestarian pasar, DPP melalui dua upaya mbak…pertama, dengan pengembangan secara fisik melalui pembangunan – pembangunan baik sarana dan prasarana pasar. Dan yang kedua, pengembangan non fisik seperti berupa peningkatan sumber daya manusia baik kualitas maupun kuantitasnya bisa melalui pembinaan, diklat serta promosi – promosi untuk pengembangan daya tarik pasar.” (sumber: hasil wawancara 11April 2012)

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa strategi Pelestarian Pasar Tradisional yang dilakukan oleh Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1) program pembangunan (Revitalisasi) pasar.

2) Program pemeliharaan pasar

3) Pembinaan pedagang pasar

4) Promosi.

commit to user

oleh Bapak Drs. Pompi Wahyudi, MM selaku Kepala Bidang kebersihan dan pemeliharaan pasar kota surakarta tersebut, mengacu pada Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan pasar tradisional yang tertuang dalam Bab VII tentang Penyelenggaraan, Pengelolaan dan Perlindungan Pasar, pada Paragraf 1 Pasal 14. Adapun isi dari pasal 14 adalah sebagai berikut;

Paragraf 1 Umum Pasal 14

(1) Pengelolaan pasar meliputi fisik dan Non fisik (2) Pengelolaan pasar dari segi fisik meliputi:

a. Perencanaan operasional dan pelaksanaan pengelolaan pasar

b. Penguasaan dan penggunaan lahan pada lokasi yang telah ditentukan oleh Walikota; dan

c. Pengadaan, pemanfaatan, pemasaran, pemeliharaan serta pengembangan lahan dan bangunan sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

(3) Pengelolaan pasar dari segi Non Fisik meliputi pemciptaan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan jual beli barang dan / atau jasa secara wajar, tertib, aman, dan nyaman serta berkelanjutan.

(4) Menciptakan situasi dan kondisi sebagaiman yang dimaksud pada

ayat (3) meliputi kegiatan:

commit to user

pelayanan pasar;

b. Evaluasi,

pembinaan, pengawasan,

penertiban, dan

pengamanan;

c. Perlindungan dan pengendalian kegiatan pennyelenggaraan pelayanan pasar; dan

d. Koordinasi dengan instansi dan pemangku kepentingan terkait.

Pelaksanaan dari strategi strategi tersebut dibuat dalam program program dan proyek - proyek disertai rincian anggaran dan langkah - langkah pelaksanaanya (prosedur) dengan sasaran jangka pendek dan harus senangtiasa berpedoman pada Rencana Stretegis 2010 – 2015 yang telah ditetapkan.

commit to user

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pelaksanaan strategi pelestarian pasar tradisional yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Selain menjelaskan mengenai pelaksanaan strategi, pada bagian ini juga akan membahas hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program serta tahap pencapaian tujuan dalam keberhasilan program akan dikaji dalam penelitian ini. Berikut pelaksanaan strategi pelestarian pasar tradisional akan dijelaskan secara berurutan sebagai berikut ;

a. Program pembangunan (Revitalisasi ) pasar tradisional.

Pembangunan pasar (revitalisasi) adalah serangkaian tindakan yang bertujuan untuk membangun kembali bangunan – bangunan pasar yang telah disetujui bersama untuk di revitalisasi. Pembangunan ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas bangunan pasar. Sehingga pasar tradisional dapat lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada para pembeli. Selain membangun ulang, konsep revitalisasi juga diarahkan pada peningkatan fasillitas sarana dan prasarana pasar. Sehingga meningkatkan kenyamanan di dalam pasar. Sehingga pembangunan (revitalisasi) pasar tradisional menjadi program yang penting dalam melestarikan pasar tradisional.

Pembangunan (Revitalisasi) pasar tadisional sangat diperlukan mengingat usia pasar – pasar tradisional di Kota Surakarta yang sudah cukup tua, sehingga kondisi bangunannya sudah tidak layak untuk

commit to user

harapakan dapat meningkatkan kenyamanan pasar, karena dalam pembangunan pasti juga di ikuti dengan penambahan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di pasar. Hal tersebut sesuai seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ir. Suhardi, MM selaku kepala seksi bidang Pemeliharaan bangunan pasar Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta.

“ dalam pengembangan secara fisik, ya kita melakukan renovasi kepasar – pasar yang bangunannya memang sudah layak untuk diperbaiki, bangunan – bangunan yang sudah tua kita renovasi dan perbaiki sarana dan prasananya. Kita juga menambahkan fasilitas-fasilitas dalam pasar yang tujuannya agar pedagang dan pembeli merasa nyaman bertransaksi di pasar tradisional.” (Sumber: hasil wawancara 12 April 2012)

Meskipun pembangunan pasar difokuskan kearah peningkatan kenyamanan, namun mempertahankan bangunan pada area bersejarah lebih di inginkan, sehingga nilai – nilai kebudayaan masih terjaga. Tetapi pembangunan baru juga tidak dapat di hindarkan terutama pada bangunan – bangunan yang telah usang dan sangat tidak layak pakai. Jadi pembangunan juga harus menghormati, menghargai dan meningkatkan bentuk – bentuk urban dan karakteristiktual / identitas lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bapak Ir. Suhardi, MM. Selaku kepala seksi bidang pemeliharaan pasar kota surakarta.

“kalau melestarikan ya kita berarti harus lebih jeli lagi dalam melakukan renovasi mbak...terutama pada bangunan – bangunan yang mempunyai nilai, contohnya pasar gede,, jadi dalam merenovasi ya kita tetap memperbaiki tanpa mengubah karakteristiktualnya maupun identitas lingkungannya....” (Sumber: hasil wawancara 12 april 2012)

commit to user

sejak tahun 2006, dengan meningkatkan kelas pasar – pasar tradisional, melalui kegiatan pembangunan pasar. Pasar tradisional yang telah di renovasi antara lain; pasar sidodadi, pasar nusukan, pasar kembang, pasar gading, pasar Triwindu, pasar kadipolo, pasar harjodaksino, dan pasar mojosongo. Sedangkan Pada tahun 2012 Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menetapkan target untuk membangun kembali (Revitalisasi) 4 pasar tradisional, yaitu Pasar klewer, pasar Depok, pasar Kliwon dan pasar Turisari. Namun pada kenyataannya target yang telah di tetapkan, hanya 3 pasar yang dapat terlaksana, yaitu pasar Depok, pasar Turisari dan pasar Kliwon. Untuk pasar Klewer saat ini belum dapat terealisasi karena sampai saat ini masih dalam penyusunan FS (Feasibility Study). Setelah penyusunan FS (feasibility study) DPP kemudian akan mengundang pedagang untuk melakukan sosialisasi. Dalam proses sosialisasi akan diminta pendapat dan masukan dari pedagang pasar, di dalam sosialisasi juga dibahas bersama antara pedagang dengan aparatur DPP mengenai Penempatan dan penataan pedagang. Namun, dalam sosialisasi di pasar klewer belum menemukan titik kesepakatan antara pedagang dan masyarakat lingkungan sekitar pasar, dengan apa yang telah direncanakan oleh DPP Kota Surakarta untuk merenovasi Pasar Klewer.

commit to user

Kepala Seksi bidang Pemeliharaan pasar kota Surakarta :

“untuk tahun 2012 ini, DPP belum dapat membangun Pasar klewer mbak....karena kami dan para pedagang belum menemukan kesepakatan....” (sumber: Hasil Wawancara 12 April 2012)

Berikut akan dibahas mengenai proses pelaksanaan kebijakan Revitalisasi pasar tradisional yang prosesnya mengalami tahap dan bentuk kegiatan sebagai berikut :

a. Tahap Sosialisasi Kebijakan.

b. Tahap Pengadaan pasar darurat.

c. Tahap Pelaksanaan. Hasil penelitian ini akan dijelaskan dan dibahas secara berurutan sebagai berikut:

a. Tahap Sosialisasi kebijakan. Sosialisasi kebijakan tentang pelestarian pasar tradisional sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor

1 tahun 2010 merupakan dasar hukum bagi pemkot Surakarta untuk mengatasi permasalahan persaingan pasar tradisional terhadap pasar modern. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta adalah pembangun pasar perdesaan yang sasarannya adalah menambahnya sarana dan prasarana pasar tradisional yang direvitalisasi yang tercantum dalam Renstra SKPD tahun 2010 – 2015. Untuk memperjelas pemahaman tentang pelaksanaan peraturan tersebut , pemkot Surakarta terlebih dahulu melaksanakan sosialisasi

commit to user

aturan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah yang mengatur tentang perlindungan pasar tradisional. Dalam peraturan tersebut berisi tentang peningkatan kualitas bangunan, penataan dan pengembangan sumber daya pelaku pasar. Pelaksaaan sosialisasi melibatkan beberapa instansi dan pihak yang terkait, antara lain Dinas Pengelolaan Pasar, satpol PP dan Paguyuban pasar.

Sosialisasi Revitalisasi dilaksanakan dengan cara memberikan pemaparan mengenai perencanaan pembangunan (Revitalisasi) pasar dan aturan–aturan yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh pedagang. Sosialisasi merupakan wadah untuk menampung seluruh masukan dari para pedagang, seluruh masukan pedagang akan ditampung dan akan dijadikan bahan pertimbangan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang kemudian ditindak lanjuti. Sosialisasi dilaksanakan oleh DPP dengan melibatkan Paguyuban pedagang Pasar yang ada. Keuntungan Pemerintah Kota Surakarta dalam bekerjasama dengan paguyubab pasar adalah mendapatkan masukan, saran dan kritik dari pedagang mengenai masalah – masalah yang ada sehingga pedagang juga dilibatkan dalam proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Sehingga kebijakan yang diambil sesuai dengan Aspirasi Pedagang Pasar. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Wulan Tendra Dewayani, SH, MH selaku Kepala seksi Bidang Pemberdayaan dan Pembinaan pedagang.

commit to user

pasar, kita juga melibatkan pedagang pasar atau paguyuban. Biasanya semua masukan atau permasalahan dalam pasar di tampung pada lurah – lurah pasar yang kemudian kita bahas untuk di tindak lanjuti. jadi kita terbuka dengan para pedagang.” (sumber: hasil wawancara 12 April 2012)

Fungsi dari sosialiasi adalah untuk memberikan penjelasan dan gambaran tentang keadaan pasar setelah selesai direnovasi. Lebih lanjut Ibu Wulan Tendra selaku Kepala seksi Bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang mengungkapkan,

“dalam sosialisasi di berikan penejelasan tentang pasar itu kedepannya, ya mengenai bentuk fisik pasar, harus sesuai dengan advice planning dari Dinas Tata Kota, Penawaran lokasi Pasar darurat,Penempatan pedagang sekaligus penataannya.” (Sumber: Hasil wawancara 12 April 2012)

Agar pelaksanaan Perda berjalan secara maksimal, maka jadwal sosialisasi dilaksanakan setiap hari seiring dengan upaya revitalisasi pasar yang terangkum dalam program kerja tahunan yang dijabarkan dalam program rutin setiap tahunnya.

b. Pengadaan Pasar Darurat Pengadaan pasar Darurat merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk membuat kondisi para pedagang yang direlokasi karena diadakannya Revitalisasi pasar agar para pedagang tidak mengalami kerugian selama proses Revitalisasi berlangsung.

Pasar darurat merupakan pasar sementara sebagai tempat bagi para pedagang untuk berjualan sampai selesainya proses pembangunan pasar. Sebenarnya para pedagang tidak menuntut

commit to user

penataan pasar darurat oleh Pemerintah Kota Surakarta harus dengan mempertimbangkan aspek ketertiban, keamanan, ekonomi, social dan budaya yang ada dikota Surakarta. Sedangkan konsep yang dimilik oleh pedagang dalam pengadaan pasar darurat harus memenuhi dua syarat, seperti yang diungkapkan oleh bapak Suhardi, Kepala seksi Bidang Pemeliharaan Pasar Kota Surakarta menjelaskan bahwa Pasar Darurat itu harus memenuhi dua syarat, yaitu :

i) Tempat strategis, sehingga pedagang tidak kehilangan pelanggan.

ii) Tempatnya aman dan juga nyaman untuk berjualan. Setelah terjadi kesepakatan awal antara pedagang dan dinas pasar di dalam sosialisasi maka tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan.

c. Tahap Pelaksanaan. Pelaksanaan program Revitalisasi Pasar tradisional dilaksanakan diseluruh pasar tradisional di Surakarta, revitalisasi di tujukan pada bangunan pasar yang dianggap sudah banyak mengalami kerusakan dan dirasa perlu diadakan Revitalisasi. Pada Tahun 2012 Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menetapkan target untuk membangun kembali (Revitalisasi) 4 pasar tradisional, yaitu Pasar klewer, pasar Depok, pasar Kliwon dan pasar Turisari Pada pembangunan pasar Kliwon, Depok, dan Turisari, Pemerintah kota Surakarta menerapkan konsep satu lantai, Hal ini diungkapkan

commit to user

Bangunan Pasar Surakarta: “dalam merenovasi pasar kliwon,depok, dan dikonsepkan pada satu

lantai,, yaitu mengumpulkan pedagang pada area lantai yang sama. soalnya melihat dari renovasi pasar yang sebelumnya mbak, pedagang yang menempati lantai berbeda banyak yang mengeluh,,, katanya merasa terpinggirkan dan kurang strategis. Jadinya mereka memilih berjualan diluar pasar, justru malah merugikan pengguna jalan to..jadi yaaa, pemilihan konsep satu lantai dirasa tepat. Dalam merenovasi ketiga pasar tersebut menganggarkan dana 23,9 Milyar. Dana tersebut berasal dari APBN dan APBD Pemkot Surakarta… ” (Sumber: hasil wawancara 12 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas, di ketahui bahwa konsep yang digunakan dalam merenovasi pasar Depok, Turisari dan Pasar Kliwon adalah transaksi satu lantai, yaitu mengumpulkan pedagang dalam satu lantai yang sama. Ketiga Pasar tersebut dibangun melalui Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2012 oleh Pemerintah Pusat dan (APBD) kota Surakarta dengan alokasi Pagu 23,9 Milyar.

1.1 Pasar Depok Perenovasian bangunan pada pasar depok, sementara ini di

prioritaskan pada bangunan utama. Pada Lelang tahap I di dapat Anggaran dalam APBD 2012 sebesar 10, 2 M. Menurut analisis konsultan, pembangunan pasar depok di mungkinkan akan menyedot anggaran hingga 14, 8 M dengan demikian terdapat kekurangan anggaran sebesar 4,4 M. Tetapi demikian pihak DPRD Kota surakarta tetap dapat melaksanakan pembangunan pasar tersebut. Untuk kekurangannya dapat diajukan pada APBD –P 2012. Hal tersebut

commit to user

Pemberdayaan dan pembinaan pedagang Pasar Kota Surakarta. “Ooo...iya...memang analisis konsultan memperkirakan

anggaran dalam perenovasian pasar depok akan mengalami kekurangan anggaran sebesar 4,4 M , tapi kita tetap laksanakan, kan yang terpenting bangunannya dulu.. kalau untuk lainya semisal pintu, pagar, dan ornamen – ornamen bisa menyusul dengan mengajukann dana tambahan...” (Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Dalam pembangunan pasar darurat, pihak DPP melakukan sosialisasi dengan para pedagang pasar depok, akhirnya diputuskan untuk dilakukan pemecahan pasar darurat menjadi dua (2) lokasi. Hal tersebut karena kapasitas lokasi yang digunakan untuk pasar darurat terbatas. Dalam melakukan pemecahan pembangian lokasi pasar darurat ini selain dimaksudkan untuk menampung jumlah pedagang secara keseluruhan, juga pada dampak pendirian pasar darurat terhadap kepadatan arus lalu lintas di lokasi yang akan digunakan.

1.2 Pasar kliwon Dalam pembangunan pasar darurat, pihak DPP sebelumnya

melakukan sosialisasi dengan Pedagang, pada pemilihan lokasi pasar darurat diberikan pilihan di 3 lokasi, yaitu alun – alun kidul kraton surakarta, Perempatan Jl. Untung suropati dan lahan timur benteng Vastenburg. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Ibu Tendra dewayani, SH,MM selaku kepalas seksi pemberdayaan dan pembinaan pedagang pasar kota surakarta.

“setelah di adakan sosialisasi, akhirnya di putuskan pada lahan timur benteng vastenburg, karena lokasi itu berdekatan dengan

commit to user

tajam selama proses pembangunan berlangsung, juga lokasinya strategis jadi tidak mengganggu aktifitas lalu lintas.....” (Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas, dapat di ketahui bahwa setelah dilakukan sosialisasi dengan para pedagang / paguyuban pasar kliwon, maka di sepakati bersama pemilihan lokasi pasar tradisional berada di sebelah timur benteng Vastenburg, alasan pada pemilihan lokasi tersebut karena tidak terlalu jauh dengan pasar yang telah di bangun serta pada lokasi tersebut cukup luas untuk menampung 200 pedagang tanpa memberikan gangguan pada arus lalu lintas.

Menurut analisis konsultan, anggaran yang dibutuhkan untuk perenovasian pasar kliwon sebesar 7,08 M, namun saat ini baru teranggarkan senilai 4 Milyar dari APBD sehingga dipastikan terdapat kekurangan senilai 3,08. Namun kekurangan anggaran tersebut bisa di ajukan di APBD – P 2012 atau dalam APBD 2013.

1.3 Pasar Turisari Pada perenovasian pasar turisari, pembangunan pasar darurat

sudah selesai didirikan pada tanggal 26 April 2012 yang berada di jalan Hasanuddin. Sedangkan untuk perenovasian bangunan baru akan di mulai pada bulan juni.

Penempatan lokasi pasar darurat tersebut telah di setujui oleh paguyuban, Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Camat, dan masyarakat pada sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar. Di

commit to user

petak oprokan. Berikut gambar pasar darurat pada pasar Turisari :

Gambar 4.2

Pasar Darurat pada pasar Turisari

Dalam konsep perenovasian pasar turisari ini, DPP mendasarkan pada pembangunan pasar yang mempunyai fasilitas seperti pasar modern, namun tetap mempertahankan unsur budaya, Hal tersebut sesuai dengan penejelas Bapak Ir. Suhardi selaku ketua seksi bidang pemeliharaan bangunan pasar kota Surakarta.

“kalau konsep renovasinya pasar turisari ini lebih ditekankan pada konsep pasar modern, ya seperti penambahan fasilitas – fasilitas yang lebih lengkap dan memadai dan konsep perencanaan dengan mengimplementasikan kemudahan, keamanan dan kejelasan pola sirkulasi.”

(Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Dari pernyataan tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada perenovasian pasar Turisari lebih diutamakan pada penambahan fasilitas – fasilitas yang lebih lengkap dan sarana prasarana yang

commit to user

kejelasan pola sirkulasi bagi pedagang dan pembeli.

Faktor pendukung dalam program pembangunan pasar ini adalah paguyuban pasar dalam melakukan rerembug (negosiasi) dengan Petugas DPP. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ir. Suhardi, MM selaku Kepala Seksi bidang Pemeliharaan Bangunan Pasar.

“faktor pendukungnya ya adanya paguyuban itu mbak,, jadi semuanya bisa dibicarakan,,paguban dan petugas dinas sering mengadakan rerembug,,,semua permasalahan bisa dibahas dan berusaha menemukan titik temu. Jadi kesuksesan pelakasanaan renovasi sangat tergantung pada kerjasama yang baik dari paguyuban dan petugas dinas serta masyarakat luas”

(sumber: wawancara 18 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas, jelas bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam pembangunan pasar adalah Paguyuban dalam melakukan rerembug. Serta adanya kerjasama yang baik antara petugas DPP dengan pedagang dan masyarakat.

Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan pasar (Revitalisasi) yang dilakukan oleh DPP Kota surakarta sudah berjalan cukup baik meski belum mencapai yang diharapkan, hal tersebut ditunjukan dengan pembangunan 3 pasar dari

4 target yang ditetapkan pada tahun 2012. Pelaksanaan pembangunan yang diawali dari proses sosialisasi dan penempatan pasar darurat di Pasar Depok, Pasar Turisari dan Pasar kliwon berjalan cukup baik, sedangkan untuk pasar klewer masih terkendala dalam proses sosialisasi antara DPP dengan Pedagang Pasar klewer.

commit to user

Peningkatan kualiatas dan kuantitas sarana serta praasana pasar dilaksanakan oleh DPP sebagai komitmennya bagi masyarakat kaitanya dengan pemberian pelayanan yang prima bagi publik. Pelaksanaan program pemeliharaan pasar dilaksanakan diseluruh wilayah Surakarta, dari seluruh kecamatan penulis mengambil 1 (satu) sample, yaitu pelaksanaan program pemeliharaan di pasar Triwindu yang terletak dikelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari, Surakarta.

Pasar Triwindu yang telah selesai direnovasi pada tahun 2009, mengharapkan agar dapat terus mampu memelihara dan mempertahankan bentuk bangunan pasar tetap bersih dan rapi, serta meningkatkan sarana dan prasarana pasar. kelengkapan sarana dan prasarana di anggap menjadi komponen paling dalam melayani aktifitas para pedagang dan pembeli di dalam pasar. Oleh karena itu DPP Kota Surakarta harus memfokuskan pemeliharaan pada sarana dan prasana pasar, adapun bentuk dari pemeliharaan yaitu :

a) Pemeliharaan bangunan pasar.

Pemeliharaan sarana dan prasana bangunan gedung pasar merupkan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun berdasarkan pada skala prioritas. Sebagian besar di Kota Surakarta ini pemeliharaan sarana dan prasarana bangunan pasar lebih pada perbaikan atap, talang, lantai dan tembok – tembok bangunan. Untuk pasar lama, keluhan

commit to user

bocor, sedangkan untuk pasar baru, biasanya pada masalah keleluasaan tempat, yaitu temapt barunya yang mungkin lebih sempit. Hal ini sesuai dengan penjelas Bapak Ir. Suhardi, MM selaku Kepala Seksi Bidang Pemeliharan Pasar Kota Surakarta, :

“kalau untuk pasar lama, seringnya dapat laporan mengenai kebocoran atap, itu juga harus segera di tindak lanjuti, karena kalau sudah bocor itu sangat mengganggu, jalanan jadi becek kemudian bau dan berdesak – desakan pula, tentu sangat menggangu kenyamanan kan?? Kalau untuk pasar baru sejauh ini keluhannnya Cuma masalah tempat barunya yang di rasa sempit. ” (Sumber: Hasil wawancara 18 April 2012)

Hal senada juga diungkapkan oleh ibu pini, pedagang menjual Timbangan dan barang antic yang berada di pasar triwindu :

“kalau hujan, talang masih sering bocor mbak, kalau yang lainnya saya tidak tahu, kebetulan talang yang bocor itu berada di dekat kios saya mbak...” (sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

Selain memperbaiki atap dan talang, masalah lain yang sering di keluhkan oleh para pedagang adalah perbaikan lantai, Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta melakukan pembenahan keramik – keramik yang lepas maupun pecah dengan menggantinya dengan yang baru. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ir. Suhardi, MM selaku Kepala seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar:

commit to user

windujenar, bagian timur lantainya banyak yang copot, ya kami langsung menindaklanjuti dengan menggantinya dengan yang baru…” (sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Hal yang sama mengenai Kerusakan lantai juga diungkapkan oleh ibu Peni pedagang dalam pasar triwindu sebagai berikut :

“waah saya juga bingung ya mbak, triwindu ini kan baru kemarin selesai direnovasi..tapi kok banyak lantai yang krowak-krowak (rusak)…sudah sering lapor kepetugas, dan udah ada beberapa lantai yang mulai diperbaiki…” (sumber:hasil wawancara 30 Mei 2012)

b) Pemeliharaan saran dan prasarana pasar.

Sarana dan prasana pasar sangat berperan dalam membantu meningkatkan kualitas pasar tradisional agar semakin menarik dan nyaman. Bentuk dari pemeliharaan sarana dan prasarana pasar yaitu :

1)

Pemeliharaan elektrikal mekanikal pasar. Dinas pengelolaan pasar kota Surakarta melakukan

pemeliharaan instalasi listrik secara berkala dalam kurun waktu 6 bulan sekali melalui peremajaan maupun perbaikan bagian – bagian yang dianggap perlu. Hal ini dijelaskan dalam Renstra SKPD tahun 2010 – 2015, dari output yang ingin dicapai oleh DPP yaitu terselenggaranya peremajaan instalansi listrik di 43 pasar. Dinas pengelolaan pasar kota

commit to user

sifatnya kecil, seperti melakukan penggantian alat – alat listrik, yaitu lampu dan kabel. Hal tersebut sesuai penjelasan dari Bapak Suhardi selaku Kepala Seksi Pemeliharaan bangunan pasar :

“sekarang ini, kita hanya memperbaiki yang kecil – kecil saja mbak…seperti penggantian kabel – kabel dan bohlam lampu..” (Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Suwarno, pedagang di dalam pasar triwindu yang menjualbelikan onderdil motor:

“kalau masalah lampu…gak begitu rewel kok mbak, Cuma minggu kemarin lampu depan itu mati,,,, tapi sekarang udah diganti bohlam yang baru..” (Sumber: hasil wawancara 30Mei 2012)

Dinas Pengelolaan Pasar lebih selanjutnya hanya melakukan perawatan elektrikal mekanikal pasar guna menghindari kerusakan instalasi listrik yang akhirnya dapat menyebabkan kebakaran.

2)

Pemeliharaan sistem pengkondisian udara Sistem pengkondisian udara yang digunakan dari

berbagai pasar tradisional di Surakarta rata – rata adalah sistem pengkondisian udara alami. Perwujudannya dapat berupa bidang bukaan yang besar pada bagian dinding bangunan sehingga terjadi sirkulasi udara siang (cross

commit to user

udara panas di dalam pasar, hal tersebut terjadi karena penataan dagangan pasar yang sering melampau batas, sehingga menutup lubang – lubang ventilasi. Jadi dalam pemeliharaannya Dinas Pengelolaan Pasar tidak memerlukan kiat – kiat khusus untuk mengatur akses sirkulasi udara, hanya memastikan kondisi ventilasi dan polusi di dalam pasar. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ir, Suhardi, MM selaku Kepala Seksi Pemeliharaan Pasar kota Surakarta :

“ Begini mbak....sebenarnya dalam pembuatan bangunan pasar, perancang bangunan sudah memikirkan dengan profesional tentang masalah sirkulasi udara, tapi yang menjadi masalah karena para pedagang suka seenakknya sendiri menata dagangannya, terkadang sampai menutup ventilasi- ventilasi, jadi ya di pasar makin pengap...paling kita cuma menegur saja.” (Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Namun ventilasi dan pencahayaan yang ada di pasar Triwindu dinilai masih kurang oleh pedagang pasar triwindu, terutama di lantai 2. Kios di lantai 2 cahayanya sedikit sekali yang masuk, dan bila tidak memakai kipas angin suhunya panas, hal ini membuktikan bahwa ventilasi di pasar Triwindu masih kurang, hal ini diungkapkan oleh Bapak Suwarno;

“untuk pencahayaan dan ventilasi di pasar Triwindu sangat kurang mbak, kalau tidak ada kipas ini,,ya,,

commit to user

dibongkar biar pencahayaan dan angin bisa masuk,,,tapi saya juga gak begitu tahu apa beneran akan diperbaiki atau cuma isu aja…” (Sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

Kondisi tersebut juga dibenarkan, oleh Ibu Peni pedagang di dalam pasar triwindu yang berada di lantai 1, kios no. 06 C ;

“panas mbak…malah pengap, apalagi ini musim panas..jadi ya pake kipas angin terus….” (sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

Dari pernyataan di atas dapat di jelaskan bahwa kondisi yang sekarang dihadapi oleh pedagang pasar triwindu adalah kondisi pasar yang gelap dan panas,

Hal tersebut mendapat tanggapan oleh Bapak Nurrahmadi selaku Kepala DPP yang berada di dalam pasar triwindu, sebagai berikut ;

“sudah dari 2010 kemarin ada perbaikan atap agar cahaya dan udara dapat masuk…tapi para pedagang masih saja mengeluh panas dan pengap..setelah ditinjau,

ternyata

para

pedagang kurang memperhatikan ventilasi,,lubang-lubang didinding ditutupi dagangan.. ya gimana ya mbak,, pedagang itu ngeyel kalau diberitahu,,,,,” (sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

Keluhan dari pedagang inilah yang kemudian memunculkan konflik pedagang dengan petugas Dinas pasar yang berada di Pasar Triwindu meski masih pada taraf

commit to user

besar – besaran. 3)

Pemeliharaan air dalam pasar Dalam pemeliharaan air bersih di dalam pasar –

pasar Triwindu, Dinas Pengelola Pasar kota Surakarta terus berupaya dalam kesediaan air bersih. Jaringan air bersih pada masing – masing pasar menggunakan pompa air yang menyedot air tanah, kemudian dihubungkan melalui saluran pipa yang berada di dalam pasar. Dalam pemeliharaannya DPP hanya melakukan pengecek-an pipa – pipa tersebut agar tidak ada yang tersumbat . Untuk jaringan air kotor, dibuatkan saluran tersendiri di luar pasar agar tidak mencemari dan menimbulkan polusi dalam pasar.

4)

Pemeliharaan Persampahan Pasar Dalam menciptakan pasar tradisional yang bersih

dan sehat (higienis), aman, tertib dan ruang public yang nyama maka, hal utama yang diperhatikan adalah pemeliharaan persampahan pasar. Untuk menciptakan pengelolaan persampahan yang baik, maka DPP menyediakan petugas kebersihan yang bekerjasama dengan DKP, Dinas Pengelolaan Pasar mempunyai lebih dari 200 lebih petugas kebersihan yang tersebar di masing – masing pasar, yang jumlahnya pada tiap –tiap pasar berbeda,

commit to user

mempunyai sekitar 15 petugas pembersih, pada pasar kelas

II sekitar 10 orang dan pada pasar kelas III sekitar 6 orang. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bapak Ir. Suhardi, MM selaku Kepala seksi bidang pemeliharaan pasar:

“jumlah petugas kebersihan totalnya ada lebih dari 200 orang dan berbeda untuk tiap – tiap pasar, tergantung dari tingkat kebutuhan dan kesepakatan dari pedagang…soalnya yang menggaji mereka ya dari pedagang sendiri..tapi rata – rata untuk pasar kelas I sekitar 15 orang, kelas II 10 orang dan kelas

III 6 orang mbak..” (Sumber: hasil wawancara 18 april 2012)

Dalam hasil wawancara, dijelaskan bahwa dalam pembagian petugas kebersihan disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan dengan pedagang, karena dalam hal ini yang membiayai petugas kebersihan adalah para pedagang.

DPP kota Surakarta mempunyai 9 buah armada truk pengangkut sampah. Dalam satu armada terdiri 1 supir dan

6 petugas. Untuk tenaga armada sampah pasar penggajiaanya dilakukan oleh DPP Kota Surakarta, yaitu sesuai aturan kepegawaian pemerintah kota Surakarta,

Sampah yang ada dalam pasar dibersihan oleh petugas kebersihan dan dikumpulkan pada tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang berada di masing – masing pasar. Setiap harinya tenaga armada

commit to user

sampah di tempat pembuangan sampah sementara, yang kemudian dibuang kepembuangan TPA Putri Cempo. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Bapak Suhardi selaku Kepala seksi bidang pemeliharaan pasar kota Surakarta ;

“kita mempunyai 9 armada pengangkut sampah dengan masing – masing 7 petugas pembersih yang setiap harinya mengambil sampah di TPS semua pasar di Kota Surakarta untuk di bawa ketempat pembuangan akhir TPA di putri cempo Mojosongo tujuannya ya agar tempat sampahnya nggak penuh soalnya kadang – kadang warga sekitar juga ikut membuang sampah di dalam countainer..) (sumber: hasil wawancara 18 apri 2012)

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Pasar Triwindu, Bapak Nurrahmadi ;

“setiap jam – jam 10an pasti ada petugas yang mengambil sampah pakai truk, kira – kira petugas yang datang sekitar 5-6an orang, saya gak hapal soalnya…” (sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

Selain itu Dinas pengelolaan pasar kota Surakarta juga melakukan penambahan ataupun penggantian alat – alat kebersihan di tiap pasar tradisional serta pengadaan container atau tempat pembuangan sampah sementara.

Hal tersebut dijelaskan oleh bapak Nurrahmadi selaku kepala pasar triwindu sebagai berikut ; “ kita dari pihak DPP pada tahun 2010 kemarin

melakukan pengadaan alat – alat kebersihan seperti sapu, pel, keranjang sampah, dan peralatan yang berkaitan dengan kebersihan pasar,,,soalnya kan

commit to user

kebersihannya tidak diperhatikan kan ya sama saja mbak……” (sumber: hasil wawancara 30 Mei 23 2012) Di pasar triwindu memiliki 4 petugas kebersihan

yang dalam bertugas membagi menjadi 2 shift, yakni jam 07.00-14.00 dan 14.00-pasar tutup. Setiap hari petugas pembersih tersebut menjaga seluruh pasar agar lantai selalu bersih dan merawat MCK agar tidak bau. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Kepala Pasar Triwindu Bapak Nurrahmadi sebagai berikut;

“disini ada 4 orang petugas kebersihan….tugasnya tiap hari ya menjaga kebersihan di dalam pasar dari lantai hingga kamar mandi...” (sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

Pihak DPP juga berupaya untuk terus menumbuhkan kesadaran para pedagang untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kios atau los yang di tempati.

5)

Pemeliharaan keamanan dan ketertiban pasar Kemanan dan ketertiban dalam pasar merupakan

factor penting dalam menunjang keberlangsungan pasar tradisional. Keamanan disini adalah kondisi dimana lingkungan pasar terbebas dari tindakan – tindakan yang sifatnya mengganggu kenyamanan pedagang maupun pembeli, misalnya; tindak kejahatan, keributan dan lain

commit to user

pedagang dalam mentaati aturan – aturan yang berlaku. Sampai saat ini terdapat 130 orang satpam yang tersebar di 43 pasar tradisional yang ada di kota Surakarta. Jumlah tersebut tidak di bagi rata karena dari 43 pasar hanya pasar klewer, pasar gede dan pasar singosaren yang honor atau gaji petugas kemanan di biayai melalui APBD, sedangkan untuk pasar – pasar yang lain melalui swadaya pedagang sehingga jumlah petugas keamanan bervariasi berdasarkan kebutuhan masing – masing pasar. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Ir. Suhardi, MM selaku kepala Pemeliharaan Pasar:

“kalau masalah petugas keamanan, memang belom merata, soalnya disesuaikan dengan kebutuhan tiap- tiap pasar. cuma pasar klewer, pasar legi sama pasar singosaren yang gajinya dari APBD, yang lainnya dari swadaya para pedagang,,soalnya melihat aktivitas jual beli nya mbak…”

(sumber : hasil wawancara 18 April 2012)

Dari 43 pasar tradisional di Kota Surakarta terdapat beberapa pasar yang tidak mempunyai petugas keamanan, yaitu: pasar buah jurug dan pasar bamboo. Hal ini karena pada pasar tersebut memang jarang terjadi masalah.

Sementara itu, dari pihak pasar triwindu dalam upaya meningkatkan keamanan, saat ini mempunyai 2 petugas keamanan yang dalam bertugas dibagi menjadi 2 shift. Hal ini dilakukan agar kemanan tetap terjaga selama

commit to user

Bapak Nurrahmadi ;

“kalau keamanan disini ada 2 petugas. kita upayakan agar pasar tetap terjaga selama 24 jam, oleh karenanya dalam bertugas, kita membagi menjadi 2 shif…” (sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

Sebagai aparatur yang langsung berhubungan dengan ketertiban dan keamanan pasar maka para petugas keamanan pasar harus paham mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah ketertiban dan keamanan.

Dari hasil penelitian dalam program pemeliharaan pasar, baik bangunan dan sarana prasaran pasar diketahui bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh DPP sudah cukup baik, hal ini terlihat dari mayoritas para pedagang mendukung kebijakan strategi pelestarian pasar tradisional dengan ditandai kesediaan para pedagang untuk menempati pasar darurat. Meski dalam pelaksanaan dapat ditemui perbedaan kepentingan antara pedagang dan petugas Dinas Pasar yang khususnya dalam pemerliharaan pasar yang menghasilkan konflik.

c. Pembinaan pedagang Pasar Konsep pembinaan mengandung arti suatu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakart dengan jalan meningkat Kualitas SDM dari pedagang yang berada di pasar Tradisional. Pembinaan ini bertujuan untuk mengarahkan para pedagang agar mau mentaati

commit to user

tanggung jawab sosial dalam menjaga lingkungan dan kepentingan umum. Kegiatan ini merupakan upaya Pemkot Surakarta disamping melakukan kegiatan yang bersifat tindakan (action) di lapangan, juga melakukan tindakan yang besifat persuasif atau pembinaan yang bersifat ajakan. Jadi disini aparat dalam melakukan pembinaan selain melalui penjelasan-penjelasan tentang isi perda juga berusaha untuk mengajak para Pedagang untuk memelihara kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan, kenyamanan dan kesehatan lingkungan pasar.. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Tendra Dewayani, SH. MH selaku kepala seksi bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang pasar kota Surakarta;

“pembinaan kepada para pedagang seringnya tentang ajakan untuk ikut serta merawat dan melestarikan pasar tradisional, sehingga para pedagang juga memunculkan rasa memiliki pasar tradisional yang ditempatinya, selain itu pembinaan juga sebagai sarana untuk mengajak para pedagang untuk menataati isi Perda yang disosialisasikan….” (Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Tujuan dari pembinaan agar pedagang dapat memperbaiki pola pikir,sikap, dan perilaku, karena banyak dari diri para pedagang yang tidak mengetahui hak dan kewajibannya sebagai pedagang, sehingga para pedagang belum maksimal dalam menumbuhkan kesadaran untuk ikut melestarikan pasar tradisonal.

Bentuk pembinaan yang dilakukan oleh DPP melalui 2 cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pembinaan secara langsung

commit to user

sedangkan pembinaan tidak langsung yaitu melalui sosialisasi dan diklat. Program kerja dinas pengelolaan Pasar kota Surakarta dalam pembinaan pedagang yaitu dengan melakukan penyuluhan – penyuluhan mengenani hak dan kewajiban pedagang, serta sosialisasi peraturan daerah yang berlaku. Hal ini agar pedagang dapat memahami hal–hal yang menjadi hak dan kewajibannya, sehingga penyimpangan terhadap pelaksanaan peraturan dapat dihindari. Hal tersebut sesuai dengan penjelas ibu Tendra Dewayani, SH. MH selaku kepala seksi bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang pasar kota Surakarta ;

“ sampai saat ini kita melakukan pembinaan melalui 2 cara, yaitu langsung dan tidak langsung, kalau langsung, ya kita langsung menghampiri para perdagang, melakukan penyuluhan – penyuluhan terhadap program baru, kemudian pembinaan tidak langsung yaitu melalui diklat dan sosialisasi…semuanya ya agar para pedagang bisa mengerti dan dapat menumbuhkan kesadaran dalam pemeliharaan pasar, sehingga para pedagang dan aparatur dinas dapat bekerjasama dengan baik dalam pemeliharaan pasar…..” (Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Suratno pedagang onderdil sepeda dan barang antik yang berletak di lantai 2.

“yaa petugas kalau tiap pagi sering muter – muter di dalam pasar, tapi kalau sidak mendadak biasanya sebulan sekali, disitu nanti kita bisa ngomong apa yang jadi masalah kita dipasar ini. Kadang – kadang juga menegur kalau ada pedagang yang ngeyel…..” (Sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

commit to user

dilakukan DPP secara langsung yaitu melakukan penyuluhan dengan mendatangi langsung kepada pedagang ketika melakukan inspeksi secara mendadak ke pasar tradisional. Sedangkan pembinaan secara tidak langsung melalui Sosialisasi dan Diklat. Dalam melakukan inspeksi mendadak para pedagang lebih dapat terbuka kepada petugas pasar, sehingga permasalahan yang dihadapi didalam pasar dapat direspon secara cepat oleh petugas dinas untuk kemudian segera ditindaklanjuti. Hal tersebut sesuai dengan penjelas Ibu Tendra Dewayani, SH. MH selaku kepala seksi bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang pasar kota Surakarta;

“ kalau yang secara langsung, kita setiap 2 minggu sekali berkunjung kepasar secara mendadak, nah saat itu kita bertegur sapa dan saling bertukar informasi, biasanya kita mengerti keluhan dan permasalahan yang di hadapi dalam pasar memalui peninjauan langsung seperti ini…jadi kita juga cepat merespon langsung dan menindaklanjuti permasalahan tersebut…” (sumnber: hasil wawancara 18 April 2012)

Dalam pembinaan tidak langsung, DPP bertindak melalui sosialisasi dan Diklat. Sampai saat ini terdapat 20 diklat yang di ikuti oleh pedagang dan apartur pasar tradisional di Surakarta. Pada tahun 2011 dilaksanakan 4 diklat yang diikuiti oleh aparatur, paguyuban dan pedagang dari beberapa pasar di surakarta. Diklat tersebut antara lain;

· Diklat manajemen keuangan bagi pedagang. · Diklat manajemen pasar bagi aparatur dan pedagang

pasar.

commit to user

kewirausahaan dan

kepemimpinan pedagang. · Diklat simulasi pemadam kebakaran.

Diklat tersebut telah dilaksanakan pada beberapa pasar yaitu pasar Notoharjo, pasar Gading, Pasar harjodaksino, Pasar kadipolo, Pasar rembang, Pasar legi, pasar klewer, pasar gedhe, pasar jongke, pasar Sidodadi, pasar Nusukan, pasar Depok dan pasar Ayu.

Diklat tersebut di ikuti oleh apartur dan paguyuban / pedagang pasar. Dalam melakukan Diklat, DPP bekerja sama dengan Dinas yang terkait, Misal Disperindag, Polsek, Parkiran, Satopol pp, dan lain – lain sebagainya sesuai dengan materi yang di pelajari dalam diklat. Dana yang digunakan dalam diklat melalui APBN dan APBD.

Kegiatan pembinaan pedagang khususnya pada pedagang yang telah direlokasi antara lain seperti pelatihan manajemen bagi pedagang, dukungan media promosi untuk penyebaran informasi lokasi dan produk data konsumen seperti petunjuk arah lokasi, baliho dan leaflet, bantuan penyediaan dana penjaminan untuk pinjaman modal pada perbankan, dan Bantuan pinjaman lunak untuk pedagang.

Upaya pembinaan pedagang pasca relokasi setelah bangunan pasar selesai dipugar dilakukan dengan cara mendatangi kios-kios satu-persatu. Dengan mengunakan cara persuasif diharapkan Pedagang untuk selalu menjaga lingkungan tempat mereka berdagang agar selalu bersih dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

commit to user

baik dari pembinaan secara langsung maupun pembinaan secara tidak langsung dirasa sudah cukup efektif. Hal tersebut terlihat dari banyaknya permasalah yang dihadapi dalam pasar yang sudah ditindaklanjuti oleh DPP. Serta antusias dari peserta diklat yang terlihat dari keikutsertaan dalam Diklat.

d. Promosi. Salah satu yang menjadi faktor penting dalam pelestarian adalah dengan diadakannya Promosi. Kegiatan promosi meliputi kegiatan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi, menghimbau dan merayu masyarakat surakarta maupun masyarakat diluar surakarta untuk berbelanja didalam pasar tradisional.

Kegiatan promosi tercantum pada Perda Nomor 1 Tahun 2010 khusunya pada pasar 38, sangat berguna untuk memperkenalkan pasar tradisional ke seluruh masyarakat luas. Pada dasarnya kegiatan promosi tersebut dapat dilakukan oleh setiap komponen baik para pedagang/ paguyuban, masyarakat, swasta, maupun pemerintah kota Surakarta, dengan cara formal maupun non formal mengingat kegiatan dalam promosi ini adalah memperkenalkan keberdaan pasar tradisional melalui kegiatan yang menarik.

Bentuk kegiatan promosi yang dilakukan oleh pemerintah kota Surakarta antara lain dengan menyiapkan dan membuat bahan

commit to user

menarik di sekitar pasar serta mengadakan event - event.

Dalam mengadakan kegiatan promosi pemerintah kota Surakarta telah menyiapkan bentuk – bentuk promosi yang dirasa pemerintah kota Surakarta cukup efektif dalam memperkenalkan nilai – nilai unggulan pasar kepada masyarakat luas. Bentuk – bentuk promosi tersebut antara lain sebgai berikut:

- Mambuat baliho ‘Ayo kepasar Tradisional” - Membuat papan petunjuk arah didalam pasar yang

disesuaikan dengan area dagangan. - Membuat informasi wisata belanja. - Mengadakan Event dengan mengunggulkan nilai budaya. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bapak Nurrahmadi, selaku

kepala Dinas di Pasar Triwindu. “ iya mbak,, kita adakan promosi – promosi.. agar pasar ini

dapat dikenal orang banyak, seperti baliho, yang ada didepan pasar itu mbak.. trus juga kita memberikan tampilan pasar yang menarik juga termasuk promosi, seperti patung – patung panji yang didepan. Trus yang paling meriah itu adanya event – event yang dilaksanakan didepan pasar…” (Sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

Dari hasil wawancara dapat diketahui, bahwa Baliho “Ayo Ke pasar tradisional” merupakan salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta untuk melestarikan pasar tradisional. konsep yang dikembangkan dalam pembuatan reklame atau baliho ini adalah ajakan kepada seluruh masyarakat untuk ikut turut memelihara

commit to user

lebih memilih berbelanja di pasar tradisional. Dana pelaksanaanya Rp. 6.000.000,- dan telah terealisir sepenuhnya. Adapun salah satu bentuk baliho tersebut seperti di bawah ini ;

Gambar 4.3

Salah satu bentuk Baliho yang terpasang di depan pasar