PERANAN RADIO SWARA SLENK FM SUKOHARJO DALAM MENDUKUNG PROGRAM SOLO SEBAGAI KOTA BUDAYA

MENDUKUNG PROGRAM SOLO SEBAGAI KOTA BUDAYA SKRIPSI

Oleh : IMAM SYAMSUL HUDA K4408034 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

ii

MENDUKUNG PROGRAM SOLO SEBAGAI KOTA BUDAYA

Oleh : IMAM SYAMSUL HUDA K4408034

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

iii

commit to user

iv

commit to user

Imam Syamsul Huda. PERANAN RADIO SWARA SLENK FM

SUKOHARJO DALAM MENDUKUNG PROGRAM SOLO SEBAGAI

KOTA BUDAYA . Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Mei 2012.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan : (1) Arah pengembangan budaya di Solo, (2) Sejarah berdirinya Radio Swara Slenk Fm Sukoharjo, (3) Peranan Radio Swara Slenk Fm dalam mendukung program Solo sebagai kota budaya, (4) Dampak program Radio Swara Slenk Fm terhadap partisipasi masyarakat dalam mendukung program Solo sebagai kota budaya.

Bentuk penelitian ini deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara dalam meneliti suatu peristiwa pada masa sekarang dengan menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang tertentu atau perilaku yang dapat diamati dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian ini digunakan strategi studi kasus terpancang tunggal. Sumber data yang digunakan adalah sumber benda, tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Sampel yang digunakan bersifat purposive dan snowball sampling . Untuk menguji kebenaran data digunakan dua tehnik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif, yaitu proses analisis yang bergerak diantara tiga komponen yang meliputi reduksi data, penyajian data, verifikasi/penarikan kesimpulan, yang berlangsung secara siklus.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Arah pengembangan budaya di Solo berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yaitu terwujudnya kota Solo sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga. Solo sebagai kota budaya artinya kota yang pengembangannya berwawasan budaya. (2) Radio Swara Slenk secara resmi lahir pada 21 Januari 2002. Maksud dan tujuan Ki Warseno Slenk mendirikan Radio Swara Slenk karena merasa miris terhadap kebudayaan Jawa yang begitu melimpah tetapi belum terdapat media pelestariannya. Bentuk kepeduliannya adalah dengan promosi, nguri-nguri, serta melestarikan budaya sesuai dengan fasilitas audio broadcast yang sederhana. (3) Peranan Radio Swara Slenk Fm dalam mendukung program Solo sebagai kota budaya dapat dilihat dari rangkaian kegiatan acara yang disajikan yang begitu dominan menghadirkan program budaya Jawa setiap harinya, ini sejalan dengan program pemerintah Solo dalam mewujudkan Solo kota budaya. Dengan banyaknya pendengar yang berasal dari Solo menjadikan Radio Swara Slenk secara tidak langsung mendukung program Solo sebagai kota budaya. (4) Dampak program Radio Swara Slenk Fm terhadap partisipasi masyarakat dalam mendukung program Solo sebagai kota budaya terlihat dengan adanya latihan karawitan dan pedalangan yang dilakukan oleh monitor Radio Swara Slenk dengan bekerjasama dengan Sanggar Sawo Jajar, latihan macapat serta penggunaan bahasa Jawa dalam berkomunikasi.

commit to user

vi

Imam Syamsul Huda. The Role of Swara Slenk Fm Sukoharjo Radio in Supporting Solo Program as a Culture City . Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, University of Sebelas Maret, May 2012.

The purpose of this research are to description about: (1) The purpose of culture developing in Solo, (2) The history of creating Slenk Fm Sukoharjo Radio, (3) The role of Swara Slenk Fm Sukoharjo Radio in supporting Solo program as a culture city, (4) The effect of Swara Slenk Fm Sukoharjo Radio program toward social participation in supporting Solo program as a culture city.

The design of this research is descriptive qualitative, is one of research toward up to date history which consist of writing and oral from special people or someone behavior. In this research is used study case of Single embedded. The sources of data are using noun, place, history, informant, and document. The sample that used are purposive and snowball sampling. To test the truth of data that used are triangulation, namely the data triangulation and the method trianggulation. The technique data analysis that used is interactive analysis, which analysis process of three components are about reduction data, form data, verification conclusion that is continually.

Based on this research can be concluded in: (1) The purpose of culture developing in Solo based on UU No. 25, 2004 about National Developing Planning System is Solo city be created as a culture city that is consist of national trading potential, opening service, education, tourism and sport. Solo as a cultural city it means cultural intelligence. (2) Swara Slenk Radio is created on 21 January 2002. The purpose of Ki Warseno Slenk in creating Swara Slenk Radio because

he feel need to provide some place to explore Java culture. His appreciations are shown which promotion, developing culture that is matched with audio broadcast facility. (3) The role of Swara Slenk Fm Sukoharjo Radio in supporting Solo program as a culture city can be seen in every programs that is shown Java culture dominate everyday. That is matched with Solo government program in creating Solo as a culture city. Because many people from Solo be listeners of Swara Slenk Fm Radio the people give support indirectly Solo as a culture city. (4) The effect of Swara Slenk Fm Sukoharjo Radio program toward social participation in supporting Solo program as a culture city can be seen at Karawitan and padalangan training that is held by Swara Radio monitor relationship with Sanggar Sawo Jajar, macapat training by using Java language in communication.

commit to user

vii

MOTTO

Manusia tanpa budaya sama halnya mati!

(Mustoko Eni)

Majunya suatu bangsa terletak pada budayanya, maju tidaknya budaya

tergantung pada manusianya!

(Penulis)

commit to user

viii

Karya ini kupersembahkan kepada:

1. Ibu-Bapak tercinta

2. Adikku tersayang

3. Sejarah ’08

4. Almamater

commit to user

ix

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah S.W.T atas segala limpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga proses penelitian dan penyusunan skripsi ini berjalan dengan cukup baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah dan terlimpahkan pada junjungan Kita Rasulullah SAW. Skripsi ini ditulis guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama masa penyelesaian skripsi ini, cukup banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan, dan berkat karunia Allah S.W.T dan peran berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan persetujuan dalam penyusunan skripsi.

3. Ketua Program Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Sariyatun, M.Pd, M.Hum selaku Pembimbing I, yang dengan sabar telah memberikan arahan, masukan, dan saran.

5. Dra. Sri Wahyuni, M.Pd selaku Pembimbing II, yang dengan sabar juga telah memberikan motivasi, masukan, dan saran.

6. Bapak Warseno Slenk selaku pendiri Radio Swara Slenk Fm yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Para monitor Radio Swara Slenk Fm yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

8. Pemerintah Desa Makamhaji yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

commit to user

kekurangan sehingga kritik dan saran senantiasa penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Mei 2012

Penulis

commit to user

xiii

D. Peranan Radio Swara Slenk Fm dalam mendukung Program Solo sebagai Kota Budaya …………. .................................................... 81

1. Program Acara Radio Swara Slenk Fm ................................... 81

2. Program Acara yang Mendukung Program Solo Sebagai Kota Budaya......................................................................................

86

E. Dampak Program Radio Swara Slenk Fm terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Mendukung Program Solo sebagai Kota Budaya ……………….. ................................................................ 93

1. Latihan Karawitan dan Pedalangan ..........................................

94

2. Latihan Macapat …………………………………………… .. 95

3. Penggunaan Bahasa Jawa dalam Berkomunikasi …………...... 96

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN ...........................................

99

A. Kesimpulan ....................................................................................

99

B. Implikasi ......................................................................................... 101

C. Saran ............................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 104 LAMPIRAN ………………………………………………..................................... 107

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian .......................................................................

37

Tabel 2 Daftar Menu Acara Hari Senin-Sabtu Radio Swara Slenk Fm ...

81

Tabel 3 Daftar Menu Acara Hari Minggu Radio Swara Slenk Fm ..........

82

commit to user

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………… 34 Bagan 2 Teknik Analisis Data Interaktif Model Miles dan Huberman …… 52 Bagan 3 Prosedur Penelitian ………………………………………………. 53

commit to user

xvi

Lampiran 1 : Daftar In forman……………………………………………... 108 Lampiran 2 : Daftar Pertanyaan dan Jaw aban Penelitian……………….. ... 110 Lampiran 3 : Foto Penelitian

Foto 1 : Papan Nama Radio Swara Slenk Fm……………….. 121 Foto 2 : Gedung Radio Swara Slenk Fm …………………… . 121

Foto 3 : Tower Pemancar Radio Swara Slenk Fm…………… 122 Foto 4 : Pendapa Radio Swara Slenk Fm …………………… 122 Foto 5 : Media Pemancar Radio Swara Slenk Fm ………….. 123 Foto 6 : Ruang Kerja dan Ruang Tamu …………………….. 123 Foto 7 : Ruang Studio Siaran Radio Swara Slenk Fm ………. 124

F oto 8 : Studio Siaran Radio Swara Slenk Fm ……………… 124 Foto 9 : Sanggar Sawo Jajar ………………………………… 125 Foto 10 : Latihan Karawitan di Sanggar Sawo Jajar ………… 125 Foto 11 : Tempat Latihan Pedalangan ……………………. ... . 126 Foto 12: Latihan Klenengan atau Karawitan ........................... . 126 Foto 13 : Monitor Tampil dalam Acara

Hari Ulang Tahun Monitor ...................................... .. 127 Foto 14: Latihan Macapat……………………………………… 127

Foto 15 : Potong Tumpeng HUT Radio Swara Slenk Fm ….. .. 128 Foto 1 6: Talkshow dengan Duta Norwegia …………………… 128

Foto 17: Kegiatan Radio Swara Slenk Fm Menyambut

Hari Anak ……………………………………………. 129

Lampiran 4 : Sketsa Peta Desa Makamhaji… ................................................ 130 Lampiran 5 : Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan tentang Ijin Penyusunan Skripsi ............ .. 134

Lampiran 6 : Surat Permohonan ijin Menyusun Skripsi ................................ .. 135 Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian ke Radio Swara Slenk Fm ....................... .. 136 Lampiran 8 : Surat Keterangan dari Radio Swara Slenk Fm ......................... .. 137

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Surakarta yang juga dikenal sebagai Kota Sala atau Solo, mula-mula dibangun oleh Pakubuwana II (1725-1749) antara tahun 1743-1745. Status keraton Surakarta pada massa sebelum perjanjian Giyanti (1755) atau palihan negari , kerajaan Mataram dibagi dua menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Dengan demikian keraton Surakarta menjadi Ibukota Kerajaan Kasunanan Surakarta. Berikutnya, pasca perjanjian Kalicacing Salatiga (1757), kerajaan Kasunanan Surakarta dibagi lagi menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta itu sendiri dan Kadipaten Mangkunegaran. Campur tangan Kompeni hingga perjanjian Giyanti semakin besar, sehingga pasca perjanjian (1755) diangkat seorang residen untuk wilayah Surakarta. Dengan demikian di Surakarta ada tiga pemerintahan yang berbeda, yaitu Kasunanan Surakarta, Kadipaten Mangkunegaran, dan Residen Belanda (Rustopo, 2007: 15-17).

Penduduk yang tinggal di Kota Solo adalah suku bangsa Jawa. Di dalam sikap hidupnya, mereka dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Jawa, bahkan dalam pola cara berfikirnya dipengaruhi oleh nilai budaya yang berlaku di masyarakat. Secara keseluruhan penduduk Kota Solo termasuk masyarakat majemuk. Kemajemukkan masyarakat Solo ini ditandai dengan adanya pelapisan sosial, yang secara vertikal terdiri dari pelapisan sosial atas dan pelapisan sosial bawah. Termasuk pelapisan sosial atas adalah keturunan bangsawan, ningrat, priyayi, yang dalam kehidupan sehari-hari disebut ndara. Pelapisan sosial bawah adalah masyarakat kebanyakan yang biasa disebut wong cilik (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2003: 12).

Kota Solo penuh keunikan tradisi Jawa dan kaya akan festival budaya. Keunikan kota Solo yang telah berdiri sejak 1745 ini masih menjaga tahta Keraton Surakarta Hadiningrat yang masih berhubungan erat dengan Keraton Yogyakarta. Kota Solo memang menyimpan banyak kebudayaan yang eksotis. Seperti Kraton

commit to user

Vastenburg yang merupakan peninggalan Solo tempoe doeloe. Kraton Kasunanan Surakarta dibangun oleh Paku Buwono II pada tahun 1744. Di dalam kraton terdapat museum sejarah yang berisi pusaka kerajaan, kereta kerajaan dan benda-benda antik lainnya. Bangunan kraton merupakan perpaduan antara Jawa dan Eropa. Pada gerbang pintu masuk terdapat ukiran khas Solo. Di sisi dalam kraton terdapat beberapa kompleks terpisah yang memiliki fungsi masing-masing. Terdapat pula sebuah menara yang dikenal dengan Sangga Buwana. Di dalam lingkungan masyarakat Solo terdapat sebuah kepercayaan bahwa bangunan-bangunan yang berdiri di kota Solo tidak boleh melebihi dari Panggung Sangga Buwana ini.

Istana Mangkunegaran terletak di pusat kota, antara jalan Ronggowarsito, jalan Kartini dan Teuku Umar. Pura ini menyimpan kesenian dan kebudayaan pada jaman kerajaan Majapahit seperti perhiasan, patung-patung ataupun pakaian kekaisaran. Pura ini adalah tempat tinggal keturunan raja, dan anak-anaknya. Terdapat pula perpustakaan tentang kebudayaan Jawa Kuno. Pada event-event kesenian tertentu, Kraton Mangkunegaran dibuka untuk para pengunjung atau wisatawan.

Kampung Batik Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang. Karya seni tradisional batik terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang. Suasana kegiatan membatik di Laweyan tempo dulu banyak didominasi oleh keberadaan para pemilik usaha batik. Pengelolaan Kampung Batik Laweyan diorientasikan untuk menciptakan suasana wisata. Bangunannya dilengkapi dengan pagar tinggi atau beteng yang menyebabkan terbentuknya gang-gang sempit yang spesifik. Hal ini menjadi pemikat tingginya frekuensi kunjungan wisatawan dari berbagai institusi pendidikan, swasta dan mancanegara (Jepang, AS, Belanda).

Benteng Vastenburg merupakan benteng bekas kolonial Belanda, sebagai benteng mata-mata antara Solo dan Semarang di abad XVIII. Saat ini tempatnya hanya ditumbuhi rumput dan kurang terawat. Pemerintah Kota Solo sedang giat- giatnya merenovasi tempat ini, agar lebih memiliki nilai historis dan nilai wisata

commit to user

dulu.html diakses tanggal 21/10/2011 ). Kota Solo memiliki banyak kelebihan, baik di bidang pendidikan, olahraga maupun kebudayaan. Di bidang pendidikan misalnya, Solo memiliki beberapa lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta. Adanya lembaga pendidikan tersebut sangat mendukung peningkatan sumber daya manusia. Dalam bidang olahraga, adanya sarana penunjang olahraga seperti stadion Manahan, stadion Sriwedari, yang dapat menumbuhkan usaha-usaha pembinaan olahraga yang teratur dan berkelanjutan. Dalam bidang kebudayaan Surakarta memiliki bangunan-bangunan sejarah seperti Keraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, Museum Radya Pustaka, Pasar Antik Triwindu, Museum Batik Danar Hadi, dan Kampung Batik Laweyan yang merupakan salah satu sentral batik di kota Solo. Keberadaan bangunan-bangunan tersebut menunjukkan bahwa Solo kaya akan budaya.

Banyaknya potensi yang dimiliki Kota Solo diwujudkan dalam program pembangunan pemerintah daerah Surakarta yaitu “Tri Krida Pembangunan”.

Program tersebut untuk mewujudkan Surakarta sebagai Kota Budaya, Kota Pariwisata, dan Kota Olahraga. Dan yang paling menonjol dari kota Solo adalah bidang kebudayaan dan pariwisata. Kota Solo yang sarat dengan potensi budaya dan sejarah sebagai warisan masa lalu harus tetap terpelihara. Keberadaan bangunan bersejarah sangat baik untuk mewujudkan cita-cita menuju Surakarta Kuncara . Nilai budaya yang mencerminkan nilai kebangsaan seharusnya dibina dan dikembangkan untuk memperkuat lingkungan budaya. Pembinaan dan pengembangan nilai budaya sangat penting bagi kesinambungan pembangunan yang selanjutnya (Otto Sumarwoto, 1987: 15).

Oleh karena itu tidak heran bila Solo terkenal di dalam negeri maupun luar negeri sebagai kota budaya karena di Solo berkembang kebudayaan yang wujudnya beranekaragam. Di Solo berkembang berbagai kesenian, misalnya : tari- tarian baik hasil dari keraton Kasunanan yaitu Bedoyo Srimpi dan hasil cipta dari Pura Mangkunegaran seperti adanya Yayasan Suryosumirat. Selain itu tembang macapat, lagu-lagu daerah dan sebagainya berkembang luas di daerah ini. Keraton

commit to user

R.Ng. Ronggowarsito dan K.G.P.H Hadiwijaya. Adapun hasil karya sastra R.Ng. Ronggowarsito yaitu : Serat Paramayoga, Serat Jitapsoro, Serat Pustaka Raja, Serat Babad Pakepung, Jayengboyo, Joko Lodang, dan Sabdotomo (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978: 17).

Selama di bawah kepemimpinan Joko Widodo, Kota Solo mengalami perubahan pesat. Berbagai sarana dan prasarana kebutuhan kota dibangun mulai city walk , pusat jajanan kuliner malam Gladak Langen Boga (Galabo), taman kota, apartemen, mal, serta penyediaan sarana transportasi massal (Bus Batik Solo Trans dan railbus) dan bus tingkat pariwisata. Secara tidak langsung, kota Solo sedang berproses menjadi kota metropolis. Maraknya fasilitas atau infrastruktur kosmopolitan sebagai penanda kota metropolis berpengaruh terhadap citra identitas yang diinginkan bersama. Cepat atau lambat hal ini melahirkan branding baru. Solo Kota Budaya, Solo Kota Vokasi, Kota Bunga, dan bahkan kota ramah bagi yang orang cacat akan tenggelam oleh dahsyatnya bangunan kosmopolitan. Dampaknya, keraton sebagai pusat kebudayaan Jawa akan tenggelam bersamaan munculnya bangunan metropolis (Solopos, 17/02/11).

Solo dan budaya sangat erat kaitannya, tumbuh berkembangnya kota Solo juga tidak lepas dari budaya kota Solo sendiri. Pelestarian aset-aset budaya di Solo terus digalakkan agar tidak lekang dimakan zaman. Pelestarian budaya Jawa terlihat jelas di kota Solo, dari bangunan bangunan kuno yang masih berdiri tegak, pemakaian huruf huruf jawa di setiap bangunan penting kota Solo dan juga acara- acara budaya yang terus digalakkan untuk mendongkrak wisatawan datang ke Solo. Keberadaan beragam acara terkait budaya yang diselenggarakan kota ini menjadi wujud nyata perhatian kota Solo terhadap budaya bangsa. Menjadi kota yang semakin modern di era globalisasi seperti sekarang mungkin memang menjadi tanggung jawab yang tidak bisa dihindarkan. Tetapi bukan berarti mengharuskannya untuk beranjak dari budaya bangsa. Semangat perbaikan serta pelestarian budaya dapat berjalan beriringan seperti yang ditunjukkan kota Solo. Menjadi kota yang indah, tenang serta menjunjung pelestarian akar budaya nusantara menjadi kelebihan kota Solo yang patut dibanggakan. Tidak hanya

commit to user

menginspirasi kota-kota lain di Indonesia (Slamet Dwi C. dalam http: //suaramerdeka.com/ v1/index.php/read/cetak/ 2011/02/26/138193/10/ Gegar-

Budaya-dari-Solo-Metropolis, diakses tanggal 11/9/2011 ). Dalam dunia modern, pelestarian kebudayaan dan pengembangan kultural mempunyai arti penting. Masyarakat Solo dalam fase transisinya membutuhkan suatu media komunikasi yang dapat menjamin kelangsungan dalam pelestarian budaya. Pada hakekatnya, pelestarian kebudayaan mempunyai arti penting dalam mewujudkan Solo sebagai kota budaya. Promosi kesenian daerah, kerajinan daerah, adat istiadat dapat meningkatkan martabat kebudayaan lokal Solo.

Informasi dan komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia, dengan informasi orang dapat mengetahui apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi di suatu masyarakat atau negara. Dengan informasi pula orang dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hidupnya. Masyarakat tidak akan berkembang apabila tidak mendapatkan informasi tentang keadaan ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan negaranya. Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (F. Rachmadi. 1988 : 11).

Proses penyebaran informasi melibatkan manusia yang jumlahnya relatif banyak dari berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut tidak berlangsung efektif, dengan hanya melibatkan teknologi dan modal. Proses tersebut juga membutuhkan pengertian, kesadaran, dan dukungan dari masyarakat. Dalam konteks ini dibutuhkan media informasi dan komunikasi sebagai sarana penyebarannya. Untuk mencapai proses komunikasi yang efektif, maka media massa seperti radio, televisi, koran, majalah dan sebagainya dipandang strategis dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam perubahan dan pembentukan pola sikap, pola pikir dan perilaku masyarakat (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995 : 4).

Usaha pembangunan dan modernisasi kebudayaan perlu dilakukan bangsa Indonesia untuk menghadap tantangan-tantangan kehidupan modern. Kebudayaan

commit to user

Selanjutnya agar pembangunan dan modernisasi dapat dilakukan dengan baik maka kita perlu mempertahankan sejarah. Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan sosial yang sangat luas dan mendalam sekarang ini, serta dalam menghadapi pengaruh kebudayaan dari luar negeri dalam berbagai bentuk (Budiyono Heru Santosa. 1984 : 14).

Untuk mengenalkan identitas budaya lokal yang ada di Solo dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melalui media komunikasi yaitu radio. Radio merupakan media komunikasi yang tidak kalah penting dibandingkan dengan media massa lainnya. Hal ini dikarenakan, radio relatif baru jika dibandingkan dengan media komunikasi lainnya seperti surat kabar. Namun demikian peranan dan pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Jangkauan siarannya dapat mencapai sasaran dalam jarak jauh tanpa mengenal adanya batasan ruang dan letak geografis dari suatu tempat. Peranan media tersebut, dapat digunakan oleh manusia dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan aman maupun dalam situasi perang (Rusdy Sufi, 1999 : 23).

Media komunikasi adalah wadah atau sarana di dalam bidang komunikasi. Media komunikasi juga suatu benda atau alat yang digunakan sebagai perantara untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh menjadi paling sukses menjadi pendorong perubahan. Media komunikasi sangat berperan dalam pembudidayaan kebudayaan. Kebudayaan sebagai fakta mental meneruskan kepada semua anggota masyarakat, khususnya generasi yang mendatang. Maka fungsi media komunikasi sangat asensial dalam proses sosialisasi kebudayaan.

Seiring dengan perkembangan budaya dan teknologi dalam dunia Radio yang semakin mempertajam peran pentingnya Radio sebagai media hiburan, informasi, publikasi, promosi, dan edukasi bagi audiensi, lembaga, pelaku usaha, dan masyarakat secara umum, maka Radio Swara Slenk Fm sebagai salah satu wujud perkembangan bentuk Radio telah dan akan terus menciptakan jawaban dari kebutuhan masa terhadap fungsi dan peran Radio tersebut. Warseno

commit to user

bangsa Jawa yang kurang memperhatikan budaya-budaya lokal yang butuh dilestarikan. Warseno berpendapat bahwa di Denhag saja ada radio yang eksis dengan melestarikan budaya –budaya Jawa, sedangkan di Indonesia sendiri jarang ditemukan, akhirnya Warseno mempertajam siaran radionya dengan materi yang diambil sampai sekarang adalah kultur budaya Jawa termasuk wayang kulit dan klenengan, tentunya juga budaya-budaya nusantara pada umumnya. untuk menyebarluaskan pandangan itu dengan Warseno mendirikan Stasiun Radio Suara Slenk yang mempunyai program yang didominasi kesenian dan kebudayaan Jawa (Agung Setya dalam http://ki-warsenoslenk-dalang.com/ index.php/ profilslenkfm diakses tanggal 11/92011 ).

Tujuan utama dari Radio Swara Slenk Fm adalah untuk mendorong berkembangnya kebudayaan dan kesenian bangsa Indonesia, juga para seniman dapat memiliki wadah bagi pengembangan kreatifitas. Radio Swara Slenk Fm juga membuktikan sebagai radio yang mengembangkan budaya, tidak hanya melalui siaran udara, tapi juga tempat lahirnya para seniman dan budayawan. Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya. Sampai saat ini Radio Swara Slenk Fm tetap eksis dengan mempunyai program acara rutin seperti wayang kulit, macapat, keroncong, campursari, dan klenengan yang kultur budaya Jawa, tentunya juga budaya-budaya nusantara pada umumnya (M. Imran dalam http://.wordpress.com/ 2010/03/06/ ki-warseno-slank- harjodarsono diakses tanggal 11/9/2011 ).

Sebagai suatu lembaga komunikasi, Radio Swara Slenk Fm mempunyai maksud dan tujuan untuk mempelajari, mengkaji, dan melestarikan kebudayaan Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Memperkenalkan segala pengetahuan tentang kebudayaan Jawa termasuk kesenian. Telah banyak program acara yang disiarkan radio ini, meskipun demikian sampai sekarang belum banyak yang meneliti lebih jauh tentang eksistensi Radio Swara Slenk Fm baik sejarah berdirinya, maupun peranannya dalam mengembangkan dan melestarikan

commit to user

radio ini dalam bentuk penelitian dengan judul : “ Peranan Radio Swara Slenk Fm Sukoharjo d alam Mendukung Program Solo Sebagai Kota Budaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana arah pengembangan budaya di Solo?

2. Bagaimana sejarah berdirinya Radio Swara Slenk Fm Sukoharjo?

3. Bagaimana peranan Radio Swara Slenk Fm dalam mendukung program Solo sebagai kota budaya?

4. Bagaimana dampak program Radio Swara Slenk Fm terhadap partisipasi masyarakat dalam mendukung program Solo sebagai kota budaya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui arah pengembangan budaya di Solo

2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Radio Swara Slenk Fm Sukoharjo

3. Untuk mengetahui peranan Radio Swara Slenk Fm dalam mendukung program Solo sebagai kota budaya

4. Untuk mengetahui dampak peranan Radio Swara Slenk Fm terhadap partisipasi masyarakat dalam mendukung program Solo sebagai kota budaya

D. Manfaat penelitian

Dalam penelitian harus dapat diketahui kegunaan dari setiap kegiatan ilmiah, adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

commit to user

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Menambah pengetahuan sejarah, khususnya yang berkaitan dengan Radio Swara Slenk Fm Sukoharjo dalam melestarikan budaya lokal di Surakarta.

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang peranan Radio Swara Slenk Fm Sukoharjo dalam mendukung program Solo sebagai kota budaya.

2. Manfaat praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Sebagai bahan referensi bagi pemecahan masalah yang relevan

dengan masalah ini.

b. Sebagai salah satu karya ilmiah yang diharapkan dapat melengkapi koleksi penelitian ilmiah di perpustakaan khususnya di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

commit to user

10

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Media Massa

a. Pengertian Media Massa

Media massa adalah suatu alat atau sarana untuk mengkomunikasikan suatu sumber tunggal yang ditujukan kepada suatu jumlah besar atau massa orang (Onong Ucjhana Effendy, 1990 : 26). Menurut Riyono Pratikno (1987 : 75-76) media massa adalah suatu alat atau sarana untuk mengkomunikasikan suatu sumber tunggal yang ditujukan kepada suatu jumlah besar atau massa orang.

Media cetak maupun elektronik digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Oleh karena itu, maka media massa sering digunakan sebagai alat mentransformasikan informasi dari dua arah, yaitu dari media massa ke arah masyarakat atau mentransformasi informasi di antara masyarakat itu sendiri (Burhan Bunguin, 2001: 1). Sedangkan Dennis Mc Quail (1994: 3) menyatakan bahwa media massa merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media massa dan komunikasi massa adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Onong Ucjhana Effendy (199 3: 12) menyatakan bahwa : “Media massa (mass comunications ) dan komunikasi massa (mass comunication) adalah berbeda. Mass communications artinya mass media atau media massa sendiri, sedangkan mass communication artinya proses komunikasi melalui media massa ”. Dengan demikian dapat diketahui bahwa media massa merupakan wadah komunikasi massa, sehingga jika membahas tentang media massa tidak lepas dari komunikasi massa.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media massa adalah semua peralatan yang dapat dipergunakan oleh manusia atau pemerintah untuk menyalurkan pendapat-pendapat, kesan-kesan dan buah pikiran sehingga terjadi hubungan antara individu-individu dengan individu lainnya, antara satu kelompok

commit to user

massa sebagai sarana dan saluran sebagai alat komunikasi massa yang dapat mengubah individu dari tidak tahu menjadi tahu, dari terbelakang menjadi maju melalui informasi yang didapat.

b. Ciri-ciri Media Massa

Media massa ikut berperan aktif sebagai penyalur untuk meneruskan atau menyebarkan informasi kepada masyarakat. Pentingnya media massa dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan yang berjumlah banyak. Efisien karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja sudah dapat tersebar luas kepada khalayak banyak. Informasi yang semakin luas dalam berbagai bidang dan terjadinya berbagai macam peristiwa, menyebabkan media massa mempunyai peran yang besar dan tetap “up to date” dalam menyajikan berbagai informasi.

Menurut Onong Uchjana Effendy (1986 : 78-80), media massa memiliki ciri-ciri tertentu antara lain :

1) Massif (massive) atau massal (massaal), yaitu tertuju kepada sejumlah orang yang relatif banyak.

2) Pesan yang disampaikan media massa bersifat umum (public), karena

ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.

3) Serempak cepat, keserempakan disini maksudnya adalah keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang banyak jumlahnya dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan dari media massa kepada orang banyak dalam waktu yang cepat.

Dennis Mc Quail (1994 : 40) menyebutkan ciri-ciri media massa adalah sebagai berikut :

1) Memproduksi dan mendistribusikan “pengetahuan” dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respons terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu.

2) Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang lain : dari pengirim ke penerima, dari anggota khalayak ke

commit to user

masyarakat yang terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tata cara dan pengetahuan yang menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya.

3) Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk berperan serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebaga pengirim). Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang tampak bilamana media massa menghadapi masalah yang berkaitan dengan pendapat publik (opini publik) dan ikut berperan membentuknya (bukan masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah).

4) Partisipasi anggota khalayak dalam intitusi pada hakikatnya bersifat sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih bersifat sukarela daripada institusi lainnya, misalnya pendidikan, agama, atau politik. Pemakaian media diasosiasikan orang dengan waktu senggang dan santai, bukannya dengan pekerjaan dan tugas. Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media. Media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat serta tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pemeran “lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran “lapisan bawah” (khalayak).

5) Institusi media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan.

6) Institusi media tidak mempunyai kekuasaan, namun institusi ini berkaitan dengan kekuasan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-pandangan yang menentukan perbedaan antara negara yang satu dengan lainnya.

commit to user

mengetahui tanggapan komunikan pada saat berkomunikasi. Komunikasi bermedia merupakan komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan. Oleh sebab itu, dalam melancarkan komunikasi dengan menggunakan media, komunikator harus lebih matang dalam perencanaan dan persiapannya sehingga ia merasa pasti bahwa komunikasinya akan berhasil. Seorang komunikator harus mengetahui sifat-sifat komunikan yang akan dituju dan memahami sifat-sifat media yang akan digunakan (Onong Ucjhana Effendy, 1986 : 11-12).

Berdasarkan ciri-ciri media massa di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri media massa merupakan suatu penyalur informasi, menghubungkan orang tertentu dengan orang lain. Sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik baik dalam bidang pendidikan, agama, atau politik. Media massa disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal- hal baru (aktualitas).

c. Fungsi Media Massa

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak dapat dilakukan secara langsung oleh perorangan. Contoh mengenai hal ini, yaitu hubungan pemuka partai politik dengan pengikut-pengikutnya.

JVS. Tondowidjojo CM (1985 : 17) menyebutkan bahwa fungsi utama media massa adalah : 1) Media bekerja sebagai pendidik. Media membentuk perkembangan kemampuan dan ketrampilan anak-anak, memperluas lingkungan

dan memberi bentuk-bentuk baru dari pengalaman media. 2) Merupakan sumber

informasi penting tentang dunia di sekeliling anak maupun remaja. 3) Media massa juga membawa hasil budaya. 4) Media massa juga sebagai pemberi hiburan.

commit to user

manfaat sebagai alat informasi yang ampuh untuk menabur nilai-nilai baru yang tidak diharapkan masyarakat itu sendiri (Burhan Bunguin, 2001:1). Adapun media massa memiliki peranan penting sebagai alat perubahan sosial dan pembaharuan masyarakat. Media juga merupakan saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah dan memberikan dorongan terhadap perubahan sosial. Termasuk dalam pengertian media massa adalah : media elektronika seperti radio, televisi, film dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, fungsi media massa adalah suatu sarana komunikasi yang menyajikan hiburan, informasi, pendidikan, budaya. Dalam segi budaya media massa berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya. Dengan menyajikan acara-acara kebudayaan daerah. Media massa juga berperan penting sebagai alat perubahan sosial dan pembaharuan masyarakat.

d. Jenis Media Massa Menurut Riyono Pratikto (1987 : 76), media massa terdiri atas : 1) Media cetak atau cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku, pamflet, dan banyak alat teknis lainnya yang dapat membawakan pesan-pesan untuk orang banyak. 2) Media elektronika, yaitu radio siaran atau programa dalam arti bersifat auditif; televisi siaran atau programa; film atau gambar hidup, dalam arti bersifat audiovisual, bisa didengar maupun dilihat.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud media massa adalah radio. Radio merupakan suatu alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik sebagai pembawa pesan yang dipancarkan melalui udara dengan kecepatan yang menyamai kecepatan cahaya. Proses penyampaian pesan itu memerlukan dua sarana utama, yakni sebuah pengirim pesan yang lazim disebut pemancar radio dan sebuah penerima pesan yang dinamakan penerima radio.

commit to user

a. Pengertian Komunikasi

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “Communication” dan perkataan ini bersumber pada kata

communis . Perkataan communis tersebut dalam pembahasan ini, sama sekali tidak terkait dengan paham komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis dalam hal ini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi harus bersifat komunikatif, artinya seseorang harus mengerti tentang sesuatu hal yang disampaikan kepadanya dan jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung (Onong Uchjana Effendy, 1986 : 3-4).

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Jadi komunikasi itu melibatkan manusia. Komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi manusia yang merupakan komunikasi antar manusia atau komunikasi kemasyarakatan, karena hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadi komunikasi. Teknik berkomunikasi yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan di sini adalah komunikasi antar seseorang dengan orang lain, komunikasi manusia atau komunikasi sosial yang dijelaskan di atas mengandung makna “proses penyampaian suatu pernyataan orang oleh seseorang kepada orang lain”.

Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu ada yang dilakukan secara lisan, secara tertulis, secara tatap muka, atau melalui media massa seperti surat kabar, radio. Televisi, atau film, maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya. Komunikasi secara paradigmatis, dapat disimpulkan sebagai penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media (Onong Uchjana Effendy 1986 : 4-5).

commit to user

sosial, apabila orang telah mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang dilakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat dapat sebagai alat persatuan, mengurangi ketegangan atau melenyapkan permasalahan apabila muncul. Manusia sebagai makhluk individu atau makhluk sosial, memiliki dorongan ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi. Gunadi (1998 : 69) mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses kegiatan manusia yang diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar isyarat, bunyi-bunyian dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain untuk memberikan pengertian agar terjadi saling mempengaruhi dan dapat merubah tingkah laku yang bersangkutan. Dengan demikian setiap proses komunikasi mengandung unsur pokok yaitu sumber, pesan, media sasaran dan pengaruh kepada penerima pesan.

b. Fungsi Komunikasi

A.W Widjaja (1986 : 9-10) menjelaskan, apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan idem maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1) Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2) Sosialisasi (pemasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

commit to user

maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4) Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti- bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

5) Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6) Memajukan kebudayaan : Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.

7) Hiburan : Penyebarluasan sinyal, symbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, music, kemedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

8) Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

Menurut F. Rachmadi (1988 : 1) kebutuhan berkomunikasi itu didorong oleh keinginan manusia untuk mengembangkan diri menuju kehidupan yang lebih baik yang diperkaya oleh pengetahuan dan pengalaman, serta oleh adanya keperluan untuk bekerjasama antar pribadi, antar kelompok, antar suku bangsa

commit to user

integrasi, yang salah satunya adalah radio siaran sebagai medianya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi berfungsi dalam berbagai aspek. Mulai dari informasi ,ilmu pengetahuan, motivasi, pendidikan, kebudayaan maupun sebagai hiburan semata. Proses komunikasi sangat penting bagi perkembangan setiap orang. Komunikasi sedikitnya harus mengandung kesamaan makna antara dua belah pihak yang terlibat. Dikatakan sedikitnya, karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.

c. Jenis Komunikasi

Dalam penerapannya di lapangan berbagai jenis komunikasi harus ditentukan saluran/media yang digunakan. Pemilihan saluran komunikasi harus sesuai dengan sifat isi pesan dan tujuan yang hendak dicapai. Untuk itu pemilihan sarana untuk proses komunikasi harus dilandasi pemikiran yang menyangkut efisiensi dan efektivitas, sebab pemilihan saluran yang tepat akan menentukan hasil dari komunikasi tersebut. Komunikasi dalam prakteknya mempunyai beberapa jenis yaitu ; 1) Komunikasi antar pribadi, ini dapat berbentuk dengan dirinya sendiri atau dengan Tuhan, dan dengan orang lain (face to face communication ), 2) Komunikasi kelompok bukan massa, 3) Komunikasi massa (J.B Wahyudi, 1986 : 36).

Menurut Deddy Mulyana (2001 : 72-75) bahwa jenis komunikasi antara lain :

1) Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication)

Adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Contohnya berpikir, berdoa, dan melamun.

2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)

commit to user

memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung.

3) Komunikasi kelompok Adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, menganal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Misalnya, keluarga, tetangga, kelompok diskusi, dan sebuah komite.

4) Komunikasi publik (public communication) Adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu.

5) Komunikasi organisasi (organizational communication)

Terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.

6) Komunikasi massa (mass communication) Adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga, atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis komunikasi antara lain komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Setiap jenis komunikasi mempunyai fungsi dan ruang lingkup sendiri-sendiri.

3. Radio

a. Pengertian Radio