Uji Kualitas Data

2. Uji Kualitas Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sehingga kualitas kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan faktor situasional merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat pengukur variabel yang akan diteliti.

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk dan apakah dimensi-dimensi yang diukur secara sungguh-sungguh mampu menjadi item-item dalam pengukuran (Ghozali, 2009:49; Sekaran, 2006:42). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor pertanyaan. Jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan lebih besar dari r tabel, maka dinyatakan bahwa butir pertanyaan tersebut valid atau sah. Jika sebaliknya, bernilai negatif, atau positif namun lebih kecil dari r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan invalid dan harus dihapus.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama (Sekaran, 2006:40). Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali, 2009:46).

Sebelum melakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian untuk mendeteksi ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik atas persamaan regresi yang digunakan. Dalam penelitian ini asumsi klasik yang dianggap penting adalah: 1)

Tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen 2)

Tidak terjadi heterokedastisitas atau varian variabel pengganggu yang konstan

Memiliki distribusi normal Sedangkan untuk uji autokorelasi tidak perlu dilakukan karena data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data silang waktu (crossection), bukan merupakan data yang berasal dari beberapa periode yang berurutan (time series). Masalah autokorelasi relatif jarang terjadi pada data silang waktu karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang berbeda (Ghozali, 2009:100). Oleh karena itu pengujian-pengujian yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Uji Multikolonieritas

Adanya multikolonieritas merupakan pelanggaran dalam asumsi klasik. Multikolonieritas maksudnya tidak boleh terjadi hubungan antarvariabel independen. Uji multikolonieritas bertujuan Adanya multikolonieritas merupakan pelanggaran dalam asumsi klasik. Multikolonieritas maksudnya tidak boleh terjadi hubungan antarvariabel independen. Uji multikolonieritas bertujuan

b. Uji Heterokedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis grafik plot jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis grafik plot jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola

Untuk melengkapi hasil analisis grafik plot digunakan uji glejser. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:129).

c. Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal probability plot. Pengambilan keputusana dalam uji normalitas menggunakan analisis grafik, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal probability plot. Pengambilan keputusana dalam uji normalitas menggunakan analisis grafik, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari