TUJUAN PENELITIAN

3. Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Setelah memahami beberapa definisi mengenai konsep efektivitas, penulis menarik kesimpulan mengenai efektivitas sebagai keberhasilan organisasi dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia melalui kegiatan yang telah ditentukan. Konsep efektivitas pelaksanaan pelatihan kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta diartikan penulis sebagai keberhasilan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya dalam pelaksanaan pelatihan kerja yaitu kegiatan memberikan ketrampilan bagi para pencari kerja. Efektivitas pelaksanaan pelatihan kerja dikatakan Setelah memahami beberapa definisi mengenai konsep efektivitas, penulis menarik kesimpulan mengenai efektivitas sebagai keberhasilan organisasi dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia melalui kegiatan yang telah ditentukan. Konsep efektivitas pelaksanaan pelatihan kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta diartikan penulis sebagai keberhasilan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya dalam pelaksanaan pelatihan kerja yaitu kegiatan memberikan ketrampilan bagi para pencari kerja. Efektivitas pelaksanaan pelatihan kerja dikatakan

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sistem untuk menggambarkan keefektifan organisasi. Pertimbangan penulis menggunakan pendekatan sistem dalam hal ini adalah untuk dapat mengukur efektivitas dalam pelaksanaan pelatihan kerja oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus dilihat secara sistematis artinya dari keseluruhan aktivitas- aktivitas yang saling terkait tidak cuma dilihat dari hasil lulusan peserta pelatihan.

Adapun dari beberapa kriteria untuk mengukur keefektifan yang ada, penulis mengambil 2 kriteria keefektifan yang sesuai untuk dijadikan indikator dalam menggambarkan efektivitas pelaksanaan pelatihan kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta, yaitu produktivitas dan kepuasan. Berikut penjelasan tentang indikator-indikator yang digunakan tersebut :

1. Produktivitas

Produktivitas menurut Raminto dan Atik Septi Winarsih (2005: 179) adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam menghasilkan keluaran yang dibutuhkan masyarakat, jadi orientasinya pada aspek keluaran. Chambell dalam Richard M. Steers Produktivitas menurut Raminto dan Atik Septi Winarsih (2005: 179) adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam menghasilkan keluaran yang dibutuhkan masyarakat, jadi orientasinya pada aspek keluaran. Chambell dalam Richard M. Steers

(1994: 32) yang mengartikan produksi sebagai kemampuan organisasi untuk menghasilkan jumlah dan kualitas keluaran sesuai dengan yang dibutuhkan lingkungan. Konsep ini tidak termasuk tentang pertimbangan mengenai efisiensi, tetapi lebih memfokuskan pada keluaran yang dihasilkan.

Sementara itu Sondang P. Siagian (1996: 21) mengemukakan bahwa produktivitas dapat ditonjolkan melalui hal-hal sebagai berikut :

a. Fokus perhatian ditujukan kepada maksimalisasi hasil kerja, misalnya dalam bentuk barang atau jasa.

b. Maksimalisasi hasil kerja itu disesuaikan dengan sumber daya manusia, dana dan prasarana lainnya yang jumlahnya telah ditentukan dan dibatasi.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa produktivitas adalah kemampuan organisasi untuk menghasilkan keluaran atau output yang sesuai dengan jumlah dan kualitas sesuai target yang ditentukan.

Kepuasan bisa terkait dengan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya sehingga pemahamannya mencakup berbagai hal seperti emosi dan kecenderungan perilaku seseorang. Hal itu sesuai dengan yang diungkapkan Richard M Steer bahwa kepuasan kerja diartikan sebagai tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan

yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka berada (Steers, 1985: 48). Sedangkan menurut Gibson, dkk mengartikan kepuasan sebagai keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan atau anggotanya(Gibso,dkk, 1994: 48). Hal ini juga menyangkut kepuasan terhadap keberhasilan pekerjaan mereka dalam melaksanakan kegiatan program. Berkaitan dengan adanya program kegiatan dari dinas yang ditujukan untuk kelompok masyarakat tertentu, maka kepuasan dalam penelitian ini juga diartikan sebagai kesenangan sasaran program kegiatan atas peranannya dalam mengikuti program yang diselenngarakan oleh dinas yang dapat ditunjukkan dengna tingkat absensi, sikap peserta selam mengikuti kegiatan,dan keluhan.

B. Kerangka Pikir

Dalam kerangka pikir dijelaskan alur berpikir penulis, kerangka berpikir dimulai dari terdapat cukup banyak jumlah pengangguran di Kota Surakarta khususnya para Dalam kerangka pikir dijelaskan alur berpikir penulis, kerangka berpikir dimulai dari terdapat cukup banyak jumlah pengangguran di Kota Surakarta khususnya para

Dari pelatihan kerja yang diadakan akan dilakukan penempatan kerja setelah selesai dalam proses pelaksanaannya karena dilaksanakan atas dasar job order atau permintaan atas tenaga kerja dan kesediaan untuk melakukan penempatan kerja oleh lembaga pelatihan yang bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan ini, sehingga efektivitas dalam pelaksanaan pelatihan kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta akan menentukan berhasil tidaknya upaya penempatan kerja untuk mengurangi angka pengangguran. Dalam penelitian ini untuk mengukur efektivitas pelaksanaan pelatihan kerja oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta menggunakan pendekatan sistem dengan indikator yang digunakan yaitu produktivitas dan kepuasan. Apabila kedua indikator tersebut dapat tercapai, Maka Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta dalam pelaksanaan pelatihan kerja dapat dikatakan efektif. Selanjutnya untuk mempermudah kerangka berpikir ini, dibuat bagan kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif

Pengangguran Khusus Para Pencari Kerja yang Tidak Memiliki Ketrampilan

Pelaksanaan Pelatihan kerja Dinsosnakertras Surakarta

Efektivitas Pelatihan Kerja

Meningkatnya Ketrampilan

Kerja

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskripsi. Dalam penelitian kualitatif yang memusatkan pada sajian deskriptif, data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari pada sekedar frekuensi. Peneliti menekankan catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data.( H. B. Sutopo, 2002: 35)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta. Adapun alasan-alasan pemilihan lokasi ini adalah dasar pertimbangan sebagai berikut :

1. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta merupakan organisasi Pemerintah Kota Surakarta yang bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang di bidang sosial, tenaga kerja dan ketransmigrasian termasuk sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan pelatihan kerja dari dana APBD.

2. Pihak Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta sangat mendukung untuk memberikan data-data atau informasi yang peneliti butuhkan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

C. Jenis Data

Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari obyek yang diteliti. Menurut Lofland dan Lofland mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. ( Moleong,2002:112) Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari obyek yang diteliti. Menurut Lofland dan Lofland mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. ( Moleong,2002:112)

1) Kepala Seksi Pembinaan dan Pelatihan Kerja Kota Dinsosnakertrans Surakarta.

2) Pegawai Seksi Pembinaan dan Pelatihan Kerja Kota Dinsosnakertrans Surakarta. 3) Informan dari lembaga-lembaga pelatihan terkait. 4) Para peserta lulusan pelatihan kerja terkait.

b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau data yang diperoleh selain dari sumber data primer. Adapun data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku- buku, peraturan perundang-undangan yang menunjang, serta laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan penelitian ini.

D. Teknik Penarikan Sampel

Penelitian ini bersifat kualitatif dimana peneliti mendasarkan landasan kaitan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi, karakteristik yang dihadapi, dan sebagainya. Sampel lebih mengarah pada generalisasi teorotisnya. Sumber data yang digunakan di sini tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Untuk itu penarikan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling , dengan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada informan. Disini peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai kegiatan bertanya lebih terarah.

b. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, serta rekaman gambar.

c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mencari, mengumpulkan, dan mempelajari dokumen yang relevan dengan penelitian berupa arsip, laporan, peraturan, dokumen, dan literatur lainnya.

F. Validitas Data

Dalam menentukan keabsahan data atau validitas data, peneliti menggunakan teknik pemeriksaan trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan yang lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy L.Moleong, 2002: 178). Dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi dengan sumber yaitu membandingkan data yang satu dengan data lain yang sejenis yang berasal dari sumber yang berlainan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif, yang terdiri dari tiga komponen analisis data yaitu reduksi data,

1. Reduksi data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.

2. Sajian data Merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan penelitian tersebut. Susunan penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak menolong peneliti sendiri.

3. Penarikan Simpulan Penarikan simpulan dari berbagai temuan di lapangan yang kemudian dilakukan reduksi dan disajikan informasi selanjutnya dilakukan penarikan simpulan. Langkah ini merupakan tahap akhir dari analisis data namun peneliti masih dimungkinkan untuk melakukan verifikasi lagi pada pengumpulan data sehingga simpulan jadi lebih sempurna.

Aktivitas diantara ketiga komponen tersebut dilaksanakan dalam bentuk interaktif dalam proses pengumpulan data dalam suatu proses siklus. Dalam bentuk ini penelitian berlangsung. Kemudian peneliti bergerak diantara 3 (tiga) komponen utama analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan.

Ketiga komponen tersebut di atas, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar, untuk membangun

Untuk lebih jelasnya, proses analisis data dengan model interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Model Analisis Interaktif

Sumber: (HB. Sutopo, 2002 : 96)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Simpulan/

Verifikasi

Kota Surakarta. Adapun kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta memiliki lokasi di Jl. Slamet Riyadi No. Surakarta.

1. Sejarah Singkat Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 1950 bernama Kementrian Perburuhan Republik Indonesia. Di setiap tingkat karesidenan terdapat kementrian perburuhan, demikian juga di Karesidenan Surakarta, terdapat Kementrian perburuhan yang terdiri dari :

1. Kantor Jawatan Penempatan Perburuhan 2. Kantor Jawatan Hubungan Perburuhan 3. Kantor Jawatan Pengawasan Perburuhan dan 4. Kantor Jawatan Keselamatan Kerja

Pada tahun 1967 Kementrian Perburuhan berubah menjadi Departemen Tenaga Kerja. Perubahan ini diikuti di setiap tingkat karesidenan yang namanya menjadi Kantor Resort Tenaga Kerja. Di setiap Kantor Resort Tenaga Kerja terdiri dari 4 seksi yaitu :

1. Kantor Penempatan Tenaga Kerja, disebut seksi I 2. Kantor Hubungan Perburuhan, disebut seksi II

3.Kantor Pengawasan, disebut seksi III

4. Kantor Keselamatan Kerja, disebut seksi IV

Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 25 Tahun 1973, maka pada tahun 1973 seksi-seksi tersebut digabung menjadi :

1. Kantor Resort Tenaga Kerja Bina Guna, dari seksi I

III, IV. Terjadi lagi pada tahun 1975 dengan berdasar pada Keputusan Menteri No.

100/MEN/1975 berdiri Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi yang terdiri dari 4 ( empat ) Direktorat Jenderal yaitu :

1. Direktorat Jenderal Binaguna 2. Direktorat Jenderal Perawatan 3. Direktorat Jenderal Transmigrasi 4. Direktorat Jenderal Koperasi

Setelah Kabinet Pembangunan III terbentuk, Direktorat Jenderal Koperasi diintegrasikan dengan Departemen Perdagangan, sehingga pada tahun tersebut Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi berubah nama menjadi Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi. Bersamaan dengan itu Direktorat Jenderal Perawatan diganti namanya menjadi Direktorat Jenderal Bina Lindung. Sehingga di eks Karesidenan Surakarta tinggal 3 ( tiga ) Direktorat Jenderal yaitu :

1. Direktorat Jenderal Binaguna 2. Direktorat Jenderal Bina Lindung 3. Direktorat Jenderal Transmigrasi

Dengan adanya pemisahan Direktorat Jenderal Koperasi dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, maka antara tahun 1977 1983, Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan pada setiap Daerah Tingkat II ( Kodya / Kabupaten ). Pada masa-masa itulah setiap daerah tingkat II se eks Karesidenan Surakarta mulai mendirikan satu demi satu kantor Depnakertrans.

Namun akhirnya pada tahun 1983 terjadi perubahan lagi, yaitu Direktorat

Transmigrasi dan berdiri sendiri menjadi Departemen Transmigrasi. Perubahan tersebut dengan berdasar pada KEPMEN No. 199/MEN/1983, sehingga dengan demikian Departemen Tenaga Kerja terdiri dari Direktorat Jenderal Bina Penta ( berasal dari Direktorat Jenderal Bina Guna ) dan Direktorat Jenderal Binawas ( berasal dari Direktorat Jenderal Bina Lindung ).

Untuk setiap daerah tingkat II, antara Kantor Bina Penta dan Kantor Binawas tidak dipisahkan akan tetapi digabung menjadi satu dengan satu nama yaitu Kantor Departemen Tenaga Kerja Kodya/Kabupaten. Demikian juga di Kodya Surakarta, sedang wilayah Kandepnaker Kodya Surakarta meliputi dua daerah yaitu Dati II Kodya Surakarta dan Dati II Kabupaten Sukoharjo.

Adanya otonomi daerah antara Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo telah terpisah. Dan untuk Surakarta namanya telah berubah menjadi Dinas Tenaga Kerja Kota Surakarta.

Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta terjadi perubahan nama dinas yaitu dari Dinas Tenaga Kerja menjadi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta yaitu instansi pemerintah yang menangani bidang sosial, tenaga kerja dan ketransmigrasian yang berkedudukan di daerah tingkat II Kota Surakarta yang bertanggungjawab kepada Walikota setempat.

2. Visi dan Misi

a. Visi a. Visi

b. Misi 1) Menciptakan kualitas ( profesionalisme ) aparatur dan perencanaan tenaga

kerja daerah. 2) Perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja. 3) Menciptakan tenaga kerja yang terampil, mandiri serta profesional. 4) Menciptakan hubungan industrial yang harmonis guna mewujudkan

ketenagakerjaan dan usaha agar tercipta kesejahteraan pekerja dan keluarga. 5) Meningkatkan pengawasan norma kerja serta keselamatan dan kesehatan

kerja.

3. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta No. 13 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Tata Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta, tugas dan fungsi tersebut yaitu :

a. Tugas Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang di bidang sosial, tenaga kerja dan ketransmigrasian.

b. Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Dinas Sosial,Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Surakarta memiliki fungsi :

2. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan. 3. Penyelenggaraan rehabilitasi dan bantuan sosial. 4. Penyelenggaraan informasi, pelatihan dan penempatan tenaga kerja dalam

dan luar negeri.

5. Pembinaan pengusaha dan organisasi pekerja, penyelesaianperselisihan dan pengupahan pekerja.

6. Pengawasan norma kerja, kesehatan dan keselamatan kerja. 7. Penyelenggaraan ketransmigrasian.

8. Penyelenggaraan sosialisasi. 9. Pembinaan jabatan fungsional.

10. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ).

4. Susunan Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta No. 13 Tahun 2008, susunan organisasi di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta sebagai berikut :

1. Kepala Dinas. 2. Sekretariat, membawahkan :

a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. b. Subbagian Keuangan.

3. Bidang Sosial, membawahkan : a. Seksi Kesejahteraan Sosial. b. Seksi Rehabilitasi Sosial.

4. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, membawahkan :

a. Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Luar Negeri. b. Seksi Pembinaan Dan Pelatihan Tenaga Kerja. c. Seksi Ketransmigrasian.

5. Bidang Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, membawahkan:

a. Seksi Bina Pengusaha dan Organisasi Pekerja. b. Seksi Penyelesaian Perselisihan. c. Seksi Perumusan Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja.

6. Bidang Pengawasan, membawahkan : a. Seksi Norma Kerja. b. Seksi Kesehatan Kerja.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), terdiri dari: a. Panti Wreda b. Panti Asuhan Yoga

8. Jabatan Fungsional, terdiri dari: a. Pengantar Kerja b. Pengawas Ketenagakerjaan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta berikut ini :

5. Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta No. 13 Tahun 2008, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta sebagai berikut :

1. Kepala Dinas.

Dinas, membawahkan : a. Sekretariat. b. Bidang Sosial. c. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja. d. Bidang Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja. e. Bidang Pengawasan. f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). g. Kelompok jabatan Fungsional.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum, dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugasnya, sekretariat mempunyai fungsi:

i. Penyiapan

teknis, pembinaan, pengkooordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan.

ii. Penyiapan

teknis, pembinaan, pengkooordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan.

pengkooordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian.

iv. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya. Sekretariat, membawahkan : a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkooordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan.

b. Subbagian Keuangan. Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkooordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan, meliputi : pengelolan keuangan, verifikasi, pembukuan, akuntansi di lingkungan Dinas.

c. Subbagian Umum dan Kepegawaian. Subbagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkooordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi : pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tata laksanan, ketatausahaan, rumah tangga, dan perlengkapan di lingkungan Dinas.

Bidang Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang kesejahteraan sosial dan rehabilitasi sosial. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Sosial mempunyai fungsi :

i.

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesejahteraan sosial.

ii.

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang rehabilitasi sosial.

iii.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya

Bidang Sosial, membawahkan : a. Seksi Kesejahteraan Sosial.

Seksi Kesejahteraan Sosial mempunayai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesejahteraan sosial, meliputi : pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan dalam rangka pengembangan potensi sumber kesejahteraan sosial.

b. Seksi Rehabilitasi Sosial. Seksi Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang rehabilitasi sosial, meliputi : pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pengentasan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

4. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunayai tugas Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunayai tugas

i.

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang informasi dan penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri.

ii.

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembinaan dan pelatihan tenaga kerja.

iii.

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang ketransmigrasian.

iv.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja , membawahkan: a. Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan LuarNegeri. Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Luar

Negeri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang informasi dan penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri, meliputi: penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja dalam dan luar negeri serta pengelolaan dan pelayanan TKI.

b. Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja.

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembinaan dan pelatihan tenaga kerja, meliputi : pembinaan, penyuluhan, pemberian ijin dan pemantauan lembaga pelatihan swasta, perusahaan dan Balai Latihan Kerja Luar Negeri( BLKLN), serta pengesahan sertifikat Lembaga Pelatihan Non Pemerintah yang menyelenggarakan ujian dan pelatihan produktivitas.

c. Seksi Ketransmigrasian. Seksi Ketransmigrasian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang transmigrasi, meliputi : perumusan kebijakan daerah dalam urusan penyelenggaraan transmigrasi, koordinasi, integrasi, dan sikronisasi program transmigrasi, pelaksanaan kegiatan forum komunikasi , informasi dan edukasi bidang ketransmigrasian.

5. Bidang Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja

Bidang Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang bina pengusaha dan organisasi pekerja, penyelesaian perselisihan dan perumusan pengupahan dan kesejahteraan pekerja. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja mempunyai fungsi :

i.

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang bina pengusaha dan organisasi pekerja.

pelaksanaan di bidang penyelesaian perselisihan.

iii.

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang kesejahteraan pekerja.

iv.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, membawahkan:

a. Seksi Bina Pengusaha dan Organisasi Pekerja Seksi Bina Pengusaha dan Organisasi Pekerja mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang bina pengusaha dan organisasi pekerja, meliputi : pembinaan hubungan industrial, penelitian dan pengesahan Peraturan Perusahaan ( PP), penelitian dan pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama ( PKB), penelitian dan pencatatan Serikat Pekerja/ Serikat Buruh, pembinaan dan pemantauan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu ( PKWTT), dan mendata jumlah perusahaan serta penelitian pemberian ijin outsourcing, pembinaan Lembaga Kerja Bersama ( LKS) bipartit dan Lembaga Kerja Bersama ( LKS) tripartit.

b. Seksi Penyelesaian Perselisihan Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang penyelesaian perselisihan, meliputi : menampung masalah- masalah ketenagakerjaan, mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan b. Seksi Penyelesaian Perselisihan Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang penyelesaian perselisihan, meliputi : menampung masalah- masalah ketenagakerjaan, mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan

c. Seksi Perumusan Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja Seksi Perumusan Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang perumusan pengupahan dan kesejahteraan pekerja, meliputi: merumuskan pengupahan pekerja, penyusunan program peningkatan kesejahteraan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja ( JAMSOSTEK).

6. Bidang Pengawasan

Bidang Pengawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang norma kerja dan kesehatan dan keselamatan pekerja. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Pengawasan mempunyai fungsi :

i.

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang norma kerja.

ii.

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja.

iii.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengawasan membawahkan: a. Seksi Norma Kerja Bidang Pengawasan membawahkan: a. Seksi Norma Kerja

b. Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja, meliputi : mengupayakan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja, pemeriksanaan kesehatan pekerja serta mengawasi pelaksanaan jaminan sosial.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompak Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tata Kerja

a. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan oleh walikota.

b. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya memperhatikan prinsip-prinsip manajemen yang b. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya memperhatikan prinsip-prinsip manajemen yang

Subbagian, dan kepala Seksi, dan Pejabat Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal baik ke dalam maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas pokoknya masing- masing.

6. Kepegawaian Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Pegawai adalah unsur utama dalam pelaksanaan organisasi yang mengabdi secara profesional pada kepentingan organisasi dan kegiatan usaha sesuai dengan tujuan organisasi. Pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta terdapat pegawai dengan jumlah keseluruhan 93 orang. Perincian pegawai berdasarkan status kepegawaian dan tingkat pendidikan sebagai berikut :

1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian Pegawai di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta berdasarkan status kepegawaian ada 3 jenis yaitu Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Honorer. Jumlah Pegawai berdasarkan status kepegawaian sebagai berikut :

Tabel 4. 1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS)

2 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

3 Pegawai Honorer

Jumlah

Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinsosnakertrans Surakarta 2011.

2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan pegawai yang bekerja pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta bervariasi yang dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4. 2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan No

3 Sarjana Muda

4 D III

5 SMA

6 SMP

Jumlah

Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinsosnakertrans Surakarta 2011.

7. Pelatihan Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Surakarta

Pelatihan kerja yang dilaksanakan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta pada tahun 2009 terdapat beberapa jenis kejuruan pelatihan baik dari pelatihan kerja yang bersumber dari dana APBN maupun dari dana APBD. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian pada pelatihan kerja yang bersumber dari dana APBD yaitu Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.

Dalam pelatihan kerja dana APBD memiliki 3 jenis pelatihan yang diadakan yaitu pelatihan Kejuruan satpam, pelatihan kejuruan pramuniaga, pelatihan kejuruan las. Pelatihan ini diperuntukkan bagi para pencari kerja yang merupakan warga Kota Surakarta dengan persyaratan tingkat pendidikan minimal SLTA. Adapun tujuan dan sasaran dari Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja ini sebagai berikut :

1.Tujuan Peningkatan kualitas pencari kerja untuk mengisi peluang kerja yang ada di Kota Surakarta dan sekitarnya sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Surakarta.

Sasaran kualitatif yaitu sebagai wahana mempersiapkan diri baik secara fisik, mental dan disiplin maupun kemampuan pencari kerja untuk meningkatkan peluang yang lebih besar mengisi jabatan kerja yang ada. Sasaran kuantitatif yaitu 40 orang pencari kerja laki-laki dan 20 orang wanita diutamakan penduduk Kota Surakarta yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

B.HASIL PENELITIAN

Pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta adalah salah satu bentuk upaya untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan yaitu pengangguran, dalam hal ini untuk kegiatan pelatihan kerja dana APBD ini dilatarbelakangi karena adanya kesenjangan antara kondisi kebutuhan akan tenaga kerja dengan ketrampilan di dunia kerja dengan keadaan kualitas pencari kerja yang tersedia. Dengan adanya kesenjangan antara dunia kerja dan kualitas yang dimiliki oleh para pencari kerja, maka menjadi tanggung jawab Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta atau Dinsosnakertrans sebagai instansi Pemerintah Kota Surakarta bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang di bidang sosial, tenaga kerja dan ketransmigrasian untuk dapat menjembatani kesenjangan tersebut. Kegiatan pelatihan kerja yang dilaksanakan dari dana APBD tahun 2009 yaitu pelatihan kejuruan praminaga, pelatihan kejuruan Satpam, dan pelatihan kejuruan las. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara gratis dengan sasaran Pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta adalah salah satu bentuk upaya untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan yaitu pengangguran, dalam hal ini untuk kegiatan pelatihan kerja dana APBD ini dilatarbelakangi karena adanya kesenjangan antara kondisi kebutuhan akan tenaga kerja dengan ketrampilan di dunia kerja dengan keadaan kualitas pencari kerja yang tersedia. Dengan adanya kesenjangan antara dunia kerja dan kualitas yang dimiliki oleh para pencari kerja, maka menjadi tanggung jawab Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta atau Dinsosnakertrans sebagai instansi Pemerintah Kota Surakarta bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang di bidang sosial, tenaga kerja dan ketransmigrasian untuk dapat menjembatani kesenjangan tersebut. Kegiatan pelatihan kerja yang dilaksanakan dari dana APBD tahun 2009 yaitu pelatihan kejuruan praminaga, pelatihan kejuruan Satpam, dan pelatihan kejuruan las. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara gratis dengan sasaran

1. Pelatihan Kejuruan Pramuniaga Memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang proses penjualan, teknik penjualan yang efektif dan sikap melayani yang baik agar memahami seluk beluk proses penjualan dan mampu mengimplementasi teknik penjualan yang efektif sehingga menjadi tenaga penjualan yang berhasil.

2. Pelatihan Kejuruan Satuan Pengamanan (Satpam) Memberikan kemampuan dasar perorangan sebagai pengemban tugas kepolisian terbatas.

3. Pelatihan Kejuruan Las Memberikan pendidikan dan pelatihan teknik las dasar dan lanjutan yang bermutu untuk menjadi prngrlas yang profesional sesuai dengan standar industri dan dunia kerja.

Sebelum mengadakan kegiatan pelatihan kerja, Dinsosnakertrans melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan kerja. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan pelatihan kerja apa yang perlu dilaksanakan. Dalam menentukan kebutuhan akan jenis pelatihan apa saja yang perlu dilaksanakan adalah didasarkan pada adanya permintaan tenaga kerja atau job order dari perusahaan untuk tenaga kerja tertentu dan juga animo masyarakat yang disampaikan melalui Musrenbangkec di Kota Surakarta, hal ini ditujukan untuk mengetahui apakah masyarakat benar-benar membutuhkan pelatihan dan jenis pelatihan apa saja yang dibutuhkan masyarakat.

1.Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Kerja Dnas Sosial, Tenaga Keja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Kerja Dinas Sosial, Tenaga Keja dan Transmigrasi Kota Surakarta adalah keberhasilan Dinas Sosial, Tenaga Keja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam pelaksanaan pelatihan kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta diartikan penulis sebagai keberhasilan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya dalam pelaksanaan pelatihan kerja yaitu kegiatan memberikan ketrampilan bagi para pencari kerja untuk peningkatan kualitas pencari kerja untuk mengisi peluang kerja yang ada di Kota Surakarta dan sekitarnya sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Surakarta. Efektivitas dalam penelitian ini dilihat dari keberhasilan Dinsosnakertrans dalam melaksanakan kegiatan pelatihan kerja yang bersumber dana dari anggaran APBD untuk merealisasikan tujuannya yaitu meningkatakan kualitas para pencari kerja sehinnga untuk mengeisi peluang keja yang ada sehingga mengurangi pengangguran. Indikator yang digunakan adalah produktivitas, efisiensi dan kepuasan kerja. Berikut disajikan hasil penelitian dan analisa menurut indikator yang digunakan. A.Produktivitas

Dalam pelaksanaannya produktivitas dapat dilihat dari kemampuan aparat dalam keberhasilan menyelesaikan kegiatan-kegiatan pelaksanaan pelatihan kerja Dalam pelaksanaannya produktivitas dapat dilihat dari kemampuan aparat dalam keberhasilan menyelesaikan kegiatan-kegiatan pelaksanaan pelatihan kerja

Rekrutmen ditujukan untuk mencari calon peserta untuk pelatihan kerja sebanyak-banyaknya yang kegiatannya terdiri melakukan kegiatan penyebaran penyebaran informasi mengenai adanya kegiatan pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Dinsosnakertrans sampai proses pendaftaran peserta. Melalui penyebaran informasi tersebut masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan pelatihan kerja akan mengetahui segala sesuatu tentang kegiatan pelatihan, kapan, apa, dan bagaimana pelatihan kerja tersebut dilaksanakan. Adapun rekrutmen yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans diawali dengan melakukan penyebaran informasi mengenai pelaksanaan pelatihan kerja gratis untuk 3 kejuruan yaitu pramuniaga, las dan satpam.

Penyebaran informasi mengenai pelatihan kerja dilakukan oleh Dinsosnakertrans melalui media cetak (Solopos) dan elektronik melalui radio RRI, pemasangan selebaran pengumuman mengenai pelatihan kerja di Papan informasi Bursa Kerja di Dinsosnakertrans dan kantor-kantor kecamatan se- Surakarta, serta di LPK setempat. Seperti yang diungkapkan Ibu. Koes Saparinah, SH. M.Hum selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut : Penyebaran informasi mengenai pelatihan kerja dilakukan oleh Dinsosnakertrans melalui media cetak (Solopos) dan elektronik melalui radio RRI, pemasangan selebaran pengumuman mengenai pelatihan kerja di Papan informasi Bursa Kerja di Dinsosnakertrans dan kantor-kantor kecamatan se- Surakarta, serta di LPK setempat. Seperti yang diungkapkan Ibu. Koes Saparinah, SH. M.Hum selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut :

Dalam pemberitahuan atau pengumuman pelatihan kerja dana APBD 2009 juga dicantumkan kriteria yang harus dipenuhi para pencari kerja yang berminat. Adapun kriteria yang harus dipenuhi calon peserta berbeda-beda tergantung kejuruan masing- masing sebagai berikut :

1. Kejuruan Pramuniaga : Jenis kelamin laki-laki/ perempuan. WNI, penduduk / KTP Kota Surakarta. Tinggi badan minimal 162 cm, berat badan minimal 52 kg. Mata tidak minus/plus. Penampilan menarik. Berijazah minimal SLTA. Usia 19 s/d 25 tahun. Sehat jasmani dan rohani.

2. Kejuruan Satuan Pengamanan (Satpam) : Jenis kelamin laki laki. WNI, penduduk/ KTP Kota Surakarta.

Tinggi badan minimal 170 cm, berat badan minimal 60 kg. Mata tidak minus/plus. Tidak bertato. Berijazah minimal SLTA. Usia 19 s/d 25 tahun.

3. Kejuruan Las Jenis kelamin laki-laki. Mata tidak minus/plus. WNI, penduduk/ KTP Surakarta. Mata minus/ plus/ buta warna. Berijazah minial SLTA. Usia 19 s/d 25 tahun. Sehat jasmani dan rohani.

Selain kriteria diatas, para pencari kerja yang ingin mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan kerja harus dapat memenuhi persyaratan administrasi pendaftaran yang harus diserahkan saat mendaftar ke Dinsosnakertrans sebagai berikut :

1. Fotocopi KTP. 2. Fotokopi ijazah. 3. Fotocopi AK 1 (Kartu Kuning) dari Dinsosnakertrans. 4. Pas foto ukuran 3x4 2 lembar. 5. Mengisi formulir pendaftaran.

Dalam pelaksanaan penyebaran informasi kegiatan pelatihan kerja oleh Dinsosnakertrans ini telah berhasil mencapai sasaran yaitu bagi warga masyarakat Surakarta. Hal diatas diperkuat dengan yang diungkapkan oleh Sdr. Hanafi Eko F,peserta pelatihan Las sebagai berikut:

Kerja di Dinsosnakertrans. Disana ada pemberitahuan mengenai pelatihan gratis, ya saya berminat. jadi ndaftar di dinas.

menetapkan jumlah kuota peserta yang akan dipilih untuk mengikuti pelatihan gratis dari dana APBD tersebut yaitu:

1. 20 orang peserta untuk pelatihan Pramuniaga. 2. 20 orang peserta untuk pelatihan Satuan Pengamanan (Satpam). 3. 20 orang peserta untuk pelatihan Las.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu. Koes Saparinah, SH. M.Hum selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut :

untuk 20 orang di tiap kejuruan. Jumlah ini karena disesuaikan dengan dana

Setelah batas pendaftaran selesai dilakukan, maka selanjutnya dilakukan para aparat Dinsosnakertrans menyelenggarakan proses seleksi terhadap para pendaftar atau calon peserta pelatihan. Proses seleksi dilaksanakan di Dinsosnakertrans Kota Surakarta. Dalam proses seleksi ditujukan untuk memperoleh peserta untuk kegiatan pelatihan yang sesuai dengan jumlah peserta yang ditetapkan yaitu 20 orang peserta untuk tiap kejuruan pelatihan kerja yang diadakan. Berikut kegiatan seleksi yang diselenggarakan Dinsosnaketrans untuk 3 bidang kejuruan pelatihan kerja dana APBD tahun 2009 yaitu:

1. Kegiatan seleksi calon-calon peserta kejuruan pramuniaga dilaksanakan pada tanggal 7 April 2009, dengan melibatkan tim dari LPK Putri Mandiri sebagai mitra kerja dalam memberikan pelatihan pramuniaga, dengan jumlah peserta yang mengikuti seleksi berjumlah 29 orang.

2. Kegiatan seleksi untuk kejuruan satpam dilakukan pada tanggal 20 April 2009 dengan melibatkan tim dari Polresta sebagai mitra kerja dalam 2. Kegiatan seleksi untuk kejuruan satpam dilakukan pada tanggal 20 April 2009 dengan melibatkan tim dari Polresta sebagai mitra kerja dalam

3. Kegiatan seleksi untuk kejuruan las dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2009 dengan melibatkan tim dari LPK Inlastek sebagai mitra kerja dalam memberikan pelatihan las, dengan jumlah peserta yang mengikuti seleksi berjumlah 25 orang .

Adapun Seleksi yang dilakukan meliputi:

1. Kejuruan Pramuniaga, materi seleksi meliputi a. Wawancara b. Etika c. Penampilan

2. Kejuruan Satuan Pengamanan (Satpam), materi seleksi a. Wawancara b. Kesematpaman c. Kesehatan

3. Kejuruan Las a. Psikotes b. Wawancara

Dalam proses seleksi dilaksanakan dengan cukup ketat, hal ini dikarenakan ternyata jumlah pendaftar yang berminat untuk mengikuti pelatihan kerja melebihi jumlah kuota peserta pelatihan yang ditetapkan di tiap jurusan. Jumlah pendatar yang cukup banyak tersebut membuat aparat Dinsosnakertans bisa lebih selektif untuk menentukan peserta yang lebih memenuhi kriteria bakat dan minat untuk bidang pelatihan tersebut yang terefleksi dalam poin-poin seleksi yang tercantum diatas.

Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut:

Ya kami pilih peserta yang lebih mempunyai minat dan bakat untuk dapat lolos seleksi. Dari kegiatan wawancara akan ketahuan minat mereka,ya kami pilh yang lebih punya motivasi. Juga aspek khusus yang disyaratkan masing- masing jurusan beda seperti penampilan, kesehatan fisik dan kemampuan

Hal ini diperkuat oleh Sdr Hanafi Eko F, peserta pelatihan kerja la sebagai berikut: (Wawancara,

12 Januari 2012)

Dari hasil seleksi kemudian diadakan rapat panitia seleksi aparat Dinsosnakertras dengan pihak dari LPK yang menjadi mitra kerjasama untuk menentukan peserta yang lolos proses seleksi, sehingga telah berhasil didapatkan 20 orang peserta untuk mengikuti pelatihan pada tiap kejuruan yaitu Pramuniaga, Satpam, dan las sesuai dengan target peserta yang ditetapkan untuk tiap jurusan. Selanjutnya daftar nama peserta yang lolos seleksi diumumkan di papan Informasi Lowongan Kerja di Hal ini diungkapakan oleh Ibu Koes Saparinah ,SH. M.Hum selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut :

Dari kegiatan seleksi kami tetapkan peserta yang kami anggap layak mengikuti pelatihan, jumlahnya 20 orang di tiap kejuruan sesuai kuota yang ditetapkan. 1 minggu kemudian kami umumkan di papan pe

ancara 11

Januari 2012)

Adapun Daftar peserta yang telah ditetapkan oleh Dinsosnakertrans Kota Surakarta untuk mengikuti pelatihan kerja dana APBD tahun 2009 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Daftar Peserta Pelatihan Kerja Kejuruan Pramuniaga Dana APBD

Dinsosnakertrans Kota Surakarta Tahun 2009

Tutut Mayasari Isna Nogroho Ika Ayu N

Tika Puspita S Maria Kloriana Lina Nurliana Sari Purwandari Tomi Hartono Asri Murdiyani Yohana Ratih S Danang Cahyo S Cicik Suharsi Tri Ratna A Doni Apriliana Wulandari Roro Handayani Erla Septiyani Ana Novianti

Tri Wahyuni Agus Wahyudi

Joyotakan Rt 03/Rw 06 Serengan Sumber Rt01/RwXII Banjarsari Surakarta Gambirsari Rt 02/Rw 13 Kadipiro Surakarta Jl. Srigunting 8/No.20 Manahan Surakarta Soropadan Karangasem Rt01/VIII Surakarta Premulung Rt 03/ IX Laweyan Surakarta Jl. Bone Timur Rt 02/06 Serengan Surakarta Pamedan Timur Rt 03/06 Mangkunegaran Potrojayan Rt 02/Rw 06 Surakarta Jl. Nusa Indah V/12 Punggawan Surakarta Sangkrah Rt 04/10 Surakarta Jl. RM.Said No.105 Punggawan Surakarta Bibis Baru Rt 08/23 Surakarta Jl. Sutowijoyo No.16 Penumping Surakarta Sibela Utara Rt 05/26 Mojosongo Surakarta Bibis Kulon Rt 02/Rw 16 Surakarta Purbowardayan Rt 06/02 Jebres Surakarta Joyotakan Rt 03/Rw 05 Serengan Surakarta Semanggi Rt 08/Rw 04 Surakarta Jl. Kedasih Rt 01/VI Kerten Surakarta

Sumber: Laporan Paripurna Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Pencari Kerja 2009.

Tabel 4.4 Daftar Peserta Pelatihan Kerja Kejuruan Satpam Dana APBD

Dinsosnakertrans Kota Surakarta Tahun 2009

Sigit Hermawan Prih Setyawan Muhammad Mukhlisin Dimas Dwi Prasetyo Lasman Wikono Agus Julianto Mirul Santoso Daru Jati Utama Dian Juniarto David Yuniawan T Barata Mulya W Ayup Paryadi Yudhi Dwi S Muhammad Sholikin Himawan Rianto Purnomo Yehezkiel Ganda M Ageng Galih S Waluyo

Cinderejo Rt01/Rw 06 Gilingan Surakarta Pringgolayan Rt 02/Rw X Tipes Surakarta Ketelan Rt 02/Rw 09 Banjarasari Surakarta Purbowardayan Rt 03/Rw 02 Jebres Surakarta Mertoudan Rt 06/ IX Mojosongo Surakarta Busukan Rt 02/Rw 27 Mojosongo Surakarta Baron Gede Rt 06/Rw01 Lawewyan Surakarta Semanggi Rt 05/ Rw 15 Ps. Kliwon Surakarta Bibis Baru Rt 04/ Rw 24 Nusukan Surakarta

Pucang Sawit Rt 02/Rw15 Surakarta Ngemplak Rejosari Rt02/Rw15 Surakarta Jl. Rinjani Dalam IV No.27 Perum Mojosongo Semanggi Rt 05/Rw 15 Surakarta Sumpingan Rt10/Rw 01 Kadipiro Surakarta Cinderejo Kidul Rt 04/Rw07 Surakarta Purwodiningratan Rt02/Rw04 Surakarta Purbowardayan Rt 03/Rw 02 Surakarta Jl Teratai III Mangkubumen Rt 02/Rw14 Harjodipuran Rt 02/RW 06 Joyosuran Surakarta Jl. Kedasih Rt 01/ Rw Kerten Surakarta

Sumber: Laporan Paripurna Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Pencari Kerja 2009.

Daftar Peserta Pelatihan Kerja Kejuruan Las Dana APBD Dinsosnakertrans

Kota Surakarta Tahun 2009

Aswin Sunggoro Bagus Anggi P Budi Margono Bukhori Taat K Rahmat Hidayat Bambang Prasetyo Hanafi Eko F Hanggoro Wahyu S Hari Perdana P Hanung Sajiyanto Haryadi Saputro A Ibrahim Cahyo Nugroho Kristanto Kunto Nugroho Mohammad Santoso Pepen Yuli M Perdana Priya P Risky Pratama Yusuf Arif P

Petoran Rt 03/ Rw 09 Jebres Surakarta Petoran Rt 03/ Rw 09 Jebres Surakarta Pucang Sawit Rt 03/Rw 15 Surakarta Bayan Kadipiro Rt 03/Rw04 Surakarta Sumber Rt 03/Rw XI Banjarsari Surakarta Sangkrah Rt 01/Rw01 Pasar Kliwon Kerten Rt 02/ Rw05 Laweyan Surakarta Semanggi Rt 01/Rw 05 Surakarta Kandangsapi Jebres Surakarta Kratonan Rt01/Rw05 Serengan Surakarta Jantirejo Rt01/Rw05 Sondakan Surakarta Dipotrunan Rt 04/Rw II Tipes Surakarta Jl. Gayam 23 RT 02/Rw IV Surakarta Sangkrah 2/10 Surakarta Karangturi 01/ VII Pajang Surakarta Perum Mojosongo No 25 Surakarta Kemasan Rt 04/ Rw 02 Tipes Surakarta Jl. Sibela Barat No. 4 Mojosongo Karangturi Rt01/Rw VII Pajang Surakarta Kratonan Rt 06/Rw01 Serengan Surakarta

Sumber: Laporan Paripurna Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Pencari Kerja 2009.

Produktivitas yang kedua, dilihat dari keberhasilan pelaksanaan pelatihan kerja.

dikarenakan keterbatasan sumber daya yang menunjang baik instruktur maupun peralatan pelatihan, sehingga semua proses belajar atau proses pelatihan kerja diserahkan kepada LPK-LPK mitra kerjasama. Dinas hanya melakukan kunjungan rutin di lokasi pelatihan selama proses tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Ibu. Koes Saparinah, SH. M.Hum selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut :

kami serahkan ke LPK-LPK mitra kerjasama, ini karena kami tidak punya instruktur atau peralatannya. Jadi, kami serahkan ke pihak yang LPK. Tetapi kami tetap rutin melakukan kunjungan ke LPK untuk meantau proses pelatihan yang diberikan karena pihak dinas sebagai penaggung

Dinsosnakertrans telah berhasil menyelesaikan pelaksanaan pelatihan kerja dana APBD tahun 2009 yang meliputi 3 kejuruan yaitu

1. Pelatihan Kejuruan Pramuniaga

Untuk kegiatan pelatihan pramuniaga yang bekerja sama dengan LPK Putri Mandiri dimana pihak LPK bertindak sebagai penyedia instruktur, ruang kelas dan peralatan-peralatan yang menunjang proses pelatihan. Kerja, diikuti 20 peserta. Hari

: Pada tanggal 20 April-19 Mei 2009

Waktu

: 30 hari/ 180 jam pelatihan

Lokasi

: LPK Putri Mandiri, Jl. Nias II No23 Bibis Surakarta.

2. Pelatihan Kejuruan Satpam

Untuk kegiatan pelatihan satpam yang bekerja sama dengan Polresta Surakarta yang bertindak sebagai penyedia instruktur, ruang kelas dan peralatan-peralatan yang menunjang proses pelatihan, diikuti 20 peserta.

Waktu

: 15 hari/180 jam pelatihan

Lokasi

: Polresta Surakarta.

3. Pelatihan Kejuruan Las

Untuk kegiatan pelatihan satpam yang bekerja sama dengan LPK Inlastek Surakarta yang bertindak sebagai penyedia instruktur, ruang kelas dan peralatan-peralatan yang menunjang proses pelatihan.

Hari

: Pada tanggal 27 April 2009 - 13 Mei 2009.

Waktu

: 60 hari/ 360 jam pelatihan

Lokasi

: Inlastek Surakarta, Jl. Joko Tingkir No. 5 Pajang Surakarta.

Produktivitas yang ketiga, yaitu berkaitan dengan pencapaian tujuan atau hasil. Jika setelah kegiatan pelatihan selesai terjadi transfer keahlian dalam hal ini sesuai dengan tujuan pelatihan kerja yaitu adanya peningkatan kualitas pencari kerja untuk mengisi peluang kerja yang ada di Kota Surakarta dan sekitarnya sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Surakarta, maka pelatihan dapat dikatakan produktif. Sebaliknya jika tidak ada perubahan peningkatan kualitas berupa ketrampilan artinya pelatihan tidak produktif.

Produktivitas adalah kemampuan organisasi untuk menghasilkan keluaran atau output yang sesuai dengan jumlah dan kualitas sesuai target yang ditentukan. Produktivitas dalam hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan dengan yang berhasil lulus dalam evaluasi akhir pelatihan karena evaluasi akhir adalah cara untuk mengukur kemampuan menyerap materi yang telah diberikan selama pelatihan yang dalam hal ini terdiri dari ujian tertulis dan ujian praktek. Adapun hasil dari kegiatan evaluasi akhir yang dilaksanakan pada 3 kejuruan pelatihan Produktivitas adalah kemampuan organisasi untuk menghasilkan keluaran atau output yang sesuai dengan jumlah dan kualitas sesuai target yang ditentukan. Produktivitas dalam hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan dengan yang berhasil lulus dalam evaluasi akhir pelatihan karena evaluasi akhir adalah cara untuk mengukur kemampuan menyerap materi yang telah diberikan selama pelatihan yang dalam hal ini terdiri dari ujian tertulis dan ujian praktek. Adapun hasil dari kegiatan evaluasi akhir yang dilaksanakan pada 3 kejuruan pelatihan

c. Hasil evaluasi akhir kejuruan Las pada tanggal 11 September 2009 menyatakan bahwa semua peserta yang berhasil lulus 20 orang dengan nilai baik.

Dari hasil evaluasi akhir hampir semua peserta berhasil lulus dengan nilai baik, selanjutnya peserta akan diberikan sertifikat yang menyatkan bahwa mereka telah mengikuti pelatihan pada jurusan terkait selama sekian jam dengan nilai baik atau cukup. Pada dasarnya kegiatan pelatihan ini peserta akan tetap lulus jika dapat mengikuti pelatihan kerja sampai selesai kegiatan pelatihan ini, nilai baik atau cukup tersebut untuk menggambarkan kemampuan peserta. Hal ini karena pelatihan kerja yang dilaksanakan memang dimaksudkan untuk memberi ketrampilan kerja dasar utnuk masyarakat khususnya peserta pelatihan.

Mengenai pencapaian hasil berupa tujuan yaitu peningkatan kualitas pencari kerja untuk mengisi peluang kerja yang ada di Kota Surakarta dan sekitarnya sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Surakarta dapat dilihat dari perubahan ketrampilan yang diperoleh oleh peserta setelah mengikuti pelatihan kerja. Seperti yang diungkapkan Ibu. Koes Saparinah, SH. M.Hum selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut : Mengenai pencapaian hasil berupa tujuan yaitu peningkatan kualitas pencari kerja untuk mengisi peluang kerja yang ada di Kota Surakarta dan sekitarnya sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Surakarta dapat dilihat dari perubahan ketrampilan yang diperoleh oleh peserta setelah mengikuti pelatihan kerja. Seperti yang diungkapkan Ibu. Koes Saparinah, SH. M.Hum selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut :

Hal diatas sesuai dengan yang diungkapkan Tri Wahyuni peserta kejuruan pramuniaga sebagai berikut: -hal yang menunjang pekerjaan SPG

mas. Di kegiatan beauty class diajari tentang standar make-up untuk SPG, trus diajari cara berkomunikasi dan trik penjualan.Ya itu bermanfaatlah

Januari 2012)

Dengan demikian ada transfer pengetahuan dan ketrampilan terhadap peserta dalam hal ini peningkatan ketrampilan. Hal diperkuat dengan yang diungkapkan Hanafi Eko F peserta kejuruan las sebagai berikut:

Las itu kan ada prospeknya mas di Solo, sebetulnya waktu SMK juga pernah diajarin tapi Cuma dikit dan udah lupa. Setelah mengikuti pelatihan saya jadi lebih mahir dalam hal ngelas, sekarang udah saya kembangkan mas, untuk

Januari 2012)

Dari analisa atas data data yang telah di sajikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan platihan kerja oleh Dinsosnakertrans Surakarta dapat dikatakan produktif. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan dalm penyebaran informasi mencapai sasaran yaitu warga Surakarta khususnya pencari kerja, keberhasilan pelaksanaan proses seleksi dan memperoleh jumlah kuota peserta yang ditetapkan serta adanya peningkatan ketrampilan kerja terhadap para peserta pelatihan kerja.

2. Kepuasan Dalam hal ini penulis kepuasan dari segi kepuasan yang dirasakan olelh aparat Dinsosnakertrans dan peserta pelatihan kerja. Karena meraka adalah kelompok sasaran 2. Kepuasan Dalam hal ini penulis kepuasan dari segi kepuasan yang dirasakan olelh aparat Dinsosnakertrans dan peserta pelatihan kerja. Karena meraka adalah kelompok sasaran

Secara keseluruhan kami lihat respon peserta pelatihan merasa senang dengan kegiatan ini. Mereka antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan.

11 Januari 2012)

Antusiasme peserta pelatihan dapat dilihat dari sikap serius peserta dalam mengikuti proses pelatihan kerja. Hal ini diungkapkan oleh Sdr. Waluyo peserta kejuruan satpam sebagai berikut:

disiplin. Lagipula dari awal tujuan saya adalah memperoleh ketrampilan dasar satpam dan sertifikat pelatih (Wawancara, 12 Januari 2012)

Kepuasan yang diperoleh peserta pelatihan pelatihan terhadap pelatihan yang telah dilaksanakan dapat juga dilihat dari perasaan senang peserta setelah mengikuti pelatihan kerja. Hal ini diungkapkan oleh Sdr Hanafi Eko F peserta las sebagai berikut:

Saya merasa senang dengan pelatihan yang telah saya ikuti. Saya jadi dapat ketrampilan baru, saya juga bisa lebih mudah cari kerja karena punya skill las ini

anuari 2012)

Hal yang sama juga diungkapkan Sdr. Tri Wahyuni peserta pelatihan pramuniaga sebagai berikut: Ya saya senang ikut pelatihan Dinsosnaker dulu. Jadi banyak pengetahuan baru

dan teman baru yang sampai sekarang masih sering tuker-tukeran info lowongan

Dari data-data yang disajikan diatas, dapat disimpulkan bahwa umumnya peserta merasa puas telah mengikuti pelatihan kerja yang dilaksanakan Dinsosnakertrans kota Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari sikap mereka saat menjalani pelatihan dengan sikap Dari data-data yang disajikan diatas, dapat disimpulkan bahwa umumnya peserta merasa puas telah mengikuti pelatihan kerja yang dilaksanakan Dinsosnakertrans kota Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari sikap mereka saat menjalani pelatihan dengan sikap

kerjanya juga jarang absen. Jadi saya secara umum sudah puas dengan

cara, 30 Januari 2012)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan dari lulusan pelatihan tahun 2009 sudah memberikan kepuasan terhadap pihak pengguna tenaga kerja tersebut.

2.Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Pelatihan Kerja di Dinas Sosial, Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kota Surakarta Dalam pelaksanan pelatihan kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmgrasi kota Surakarta tahun 2009 terdapat faktor yang menjadi kendala atau penghambat sehingga pelaksanaan pelatihan kerja :

a. Keterbatasan dana Dana merupakan faktor yang menunjang keberhasilan pelaksanaan kelancaran suatu kegiatan akan sangat dipengaruhi dukungan dana yang ada. Dalam hal pelaksanaan pelatihan kerja yang diselenggarakan faktor dana juga menjadi faktor penentu. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu. Koes Saparinah, SH. M.Hum selaku Kepala Seksi

Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut :

Kami tentukan jumlah peserta pelatihan dan lama masa pelatihan juga karena pertimbangan dana yang cair. Ya dari dana yang ada waktu pelatihan

( Wawancara, 11 Januari 2012)

Hal yang sama diungkapkan oleh diungkapkan Bpk Dwi Budjono selaku staf Seksi Pembinaan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Surakarta sebagai berikut :

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor dana menjadi kendala atau factor penghambat dalam pelaksanaan pelatihan kerja sehingga lamanya kegiatan pelatihan harus disesuaikan atau dikurangi dan kuota peserta juga disesuaikan dengan dana yang ada.

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pelatihan kerja dana APBD tahun 2009 yang dilaksanakan oleh Dinsosnkertrans pada dasarnya merupakan upaya untuk menanggulangi masalah pengangguran akibat adanya kesenjangan antar pencari kerja dengan lowongan kerja yang tersedia yang lebih membutuhkan tenaga kerja yang sudah memiliki ketrampilan tertentu.

1. Dalam Dinsosnakertrans mengadakan pelatihan kerja untuk 3 kejuruan yaitu pramuniaga, satpam, las dapat dikatakan sudah efektif karena telah mencapai indikator produktivitas dan kepuasan. Keefektifan pelatihan kerja dana APBD oleh Dinsosnakertrans tahun 2009 dapat dilihat dari 2 indikator yanmg digunakan antara lain:

a. Produktivitas

Produktivitas Dinsosnakertrans Surakarta dimulai dari kemampuan dinas untuk dalam rekrutmen dan seleksi produktif., hal ini dapat dilihat dari jumlah pendaftar yang ada yang cukup banyak sehinnga apa diperoleh peserta yang sesuai dengan kuota yang ditetapkan. Dalam proses pelatihan juga produktif , karena dapat menyelesaikan pelaksanaan pelatihan berhasil. Sedangkan jika dilihat dari segi hasil lulusan dikatakan produktif karena ada peserta dapat memperoleh ketrampilan baru dan mengalami peningkatan ketrampilan atau peningkatan kualitas yang artinya tujuan pelatihan tercapai.

b. Kepuasan Kerja

Indikator Kepuasan sudah dapat tecapai, hal ini ditujukkan dengan adanya respon positif Indikator Kepuasan sudah dapat tecapai, hal ini ditujukkan dengan adanya respon positif

2.Faktor penghambat pelaksanaan pelatihan kerja Dinsosnakertrans tahun 2009 adalah factor keterbatasan dana sehingga dalam pelaksanaan pelatihan kerja yang masa pelatihan kerja dikurangi atau dibuat lebih padat.

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis sedikit memberikan saran atau masukan kepada dinas kesehatan. Saran tersebut adalah : 1. Peningkatan alokasi anggaran untuk pelatihan kerja karena dalam pelaksanaannya factor dan yang ada masih menjadi penghambat yang menyebabkan terjadi pengurangan waktu pelatihan sesuai dengan standar yang ada.