7
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data
a. Observasi Observasi
merupakan teknik
pengumpulan data
yang efektif
untuk mempelajari sebuah sistem. Dalam observasi,
dilakukan teknik penemuan fakta dimana analisi
sistem turut
berpartisipasi atau
menyaksikan seseorang
yang sedang
melakukan aktivitas untuk mempelajari sistem Whitten, 2004.
b. Interview wawancara Wawancara atau interveiw merupakan
teknik penelusuran fakta dimana analis sistem mengumpulkan informasi dari individu
- individu melalui interaksi face to face
Whitten, 2004. c. Studi Literatur
Pengumpulan data biasanya diawali dengan
mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Informasi – informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan
Gulo, 2002. Studi literatur dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara mempelajari buku karangan dari para pakar ahli gizi diantaranya
Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc, Sjahmien Moehyi Ahli Gizi, Ir.Ahmad
Syafiq, M.Sc, Ph.D dan sumber – sumber lain untuk menunjang dalam pembangunan sistem
pakar ini. Adapun daftar buku - buku dan sistus-situs web yang menjadi referensi dalam
penelitian ini dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem pakar ini, metodologi yang digunakan adalah Expert
System Development Life Cycle yang melibatkan enam tahap pokok seperti yang dapat terdapat
pada gambar di bawah ini:
Sumber: Andi, 2003 Gambar 3.1 Fase Pengembangan Sistem Pakar
Inisialisasi Kasus
Tahapan ini merupakan tahapan penentuan hal - hal penting sebagai dasar permasalahan
yang akan dianalisis. Tahapan ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah
yang akan diimplementasikan dalam sistem Andi, 2003.
Dalam tahapan
ini ditentukan
permasalahan yaitu gejala gizi buruk serta gajala klinisnya. Berangkat dari data hasil observasi
kemudian dilakukan pengkajian dan pembatasan
Fase I Inisialisasi Kasus
Fase II Analisis dan Desain Sistem
Fase III Prototipe Dasar Kasus
Fase V
Implementasi Sistem
Fase IV Pengembangan Sistem
Fase VI Implementasi Tahap Lanjut
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF go to our website at
http:www.bcltechnologies.com
9 Forward cahining adalah pendekatan
data-driven mulai dari data yang tersedia atau ide dasar, dan kemudian kita mencoba menarik
kesimpulan Turban, 2005. Pada
tahapan forward
chaining dilakukan dengan membuat pohon inferensi
untuk memudahkan mencari bagian JIKA terlebih dahulu dari parameter gizi buruk,
Setelah semua kondisi JIKA dipenuhi, aturan atau
rule dipilih
untuk mendapatkan
kesimpulan. Proses ini akan berlanjut hingga dicapai kesimpulan akhir.
b. Depth First Search Depth First Search adalah teknik
penelusuran data pada node – node secara vertikal dan sudah terdefinisikan, misalnya
dari kiri ke kanan. Keuntungan pencarian data dengan teknik ini adalah bahwa penelusuran
masalah dapat digali secara mendalam sampai ditemukannya kepastian suatu solusi yang
optimal Andi, 2003.
Sumber: Andi, 2003 Gambar 3.4 Depth First Search
Pada tahapan depth first search ini dilakukan penelusuran data dari parameter atau
indikator gizi buruk pada node – node yang sudah terdefinisikan pertanyaan, dari semua
rangkaian node secara mendalam sampai ditemukannya kesimpulan.
2. Representasi Pengetahuan Pengetahuan yang diperoleh dari pakar
atau sekumpulan data harus direpresentasikan dalam format yang dipahami oleh manusia dan
dapat dieksekusi pada komputer. Terdapat banyak metode yang berbeda untuk repsesentasi,
yang paling populer adalah aturan produksi Turban, 2005.
Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan
menggunakan kaidah produksi, yaitu membuat kaidah produksi berupa aturan rule yang
berupa IF kondisi THEN aksi dimana kondisi merupakan
bagian dari
awal yang
mengekspresikan situasi pernyataan berawal IF dan aksi merupakan bagian yang menyatakan
suatu tindakan tertentu yang diharapkan jika suatu
situasi bernilai
benar pernyataan
berawalan THEN. 3.2.1 Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem di sini lebih
kepada system
design atau
perancangan perangkat lunak sistem pakar itu sendiri. Desain
sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi dengan analisis sistem
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF go to our website at
http:www.bcltechnologies.com
11 menetukan pola berfikir sistem yang akan
dibuat. Hasil uraian para pakar yaitu : 1. Apabila garis tersebut berada di Bawah
Garis Merah BGM, artinya balita tersebut berada dalam kondisi gizi kurang.
2. Apabila garis tersebut berada di Bawah Garis Merah BGM disertai gejala klinis
penyerta dengan dan tampak kondisi badan kelihatan kurus maka anak tersebut
menalami kondisi gizi buruk. 3. Bila grafik tersebut berada di atas garis
merah terletak pada pelangi kuninghijau, maka balita tersebut digolongkan dalam
gizi sedang.
Hal ini
beberapa kemungkinan:
b. Bila pada penimbangan berat badan bulan berikutnya terjadi kenaikan berat
badan, maka anak tersebut gizinya baik.
c. Sebaliknya gizinya dianggap tidak baik apabila terjadi penurunan berat badan
dibandingkan penimbangan
berat badan bulan lalu.
d. Bila grafik terletak di atas pelangi hijau tua, maka anak tersebut masuk
dalam kategori gizi baik. Dengan menggunakan indikator gizi
sebagai berikut: 1. Umur balita
Dari umur balita dapat digolongkan pada dua bagian, yaitu; di atas lima tahun dan di
bawah lima tahun. 2. Letak berat badan pada warna KMS
Letak berat badan pada warna KMS digambarkan dalam tiga warna, yaitu; hijau,
kuning, dan BGM Bawah Garis Merah. 3. Perubahan berat badan pada KMS
Perubahan berat badan digolongkan pada tiga bagian, yaitu; naik, turun, dan tetap.
4. Perubahan grafik pada KMS Perubahan grafik menunjukan perubahan
garis berat badan balita pada KMS. Hal ini diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu; 1T
satu tingkat, 2T dua tingkat, 3T tiga tingkat.
5. Gejala klinis penyerta. Gejala klinis penyerta yang dimaksud
adalah: a. Tanda-tanda Kwashiorkor
Edema pembengkakan pada tubuh khususnya pada kaki dorsum pedis
Wajah membulat dan sembab Otot-otot mengecil, lebih nyata
apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak berbaring terus
menerus. Perubahan status mental
Anak sering menolak segaka jenis makanan
Sering disertai infeksi, kekurangan darah dan diaremencret
Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi
hitam crazy pavment dermatosis Pandangan mata anak tampak layu
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF go to our website at
http:www.bcltechnologies.com
13
3. Studi Literatur
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Afriani dapat diambil beberapa kelebihan
dan kekurangan dari sistem pakar tersebut. Hal itu ditinjau dari penjelasan teori dari beberapa
ahli, yaitu diantaranya; kelebihan dari sistem pakar ini penelitian ini diantaranya; antarmuka
user interface mudah dipahami user dalam melakukan konsultasi kasus penyakit demam
pada anak. hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Whitten 2004, yaitu “user
interface menekankan semua hal dari starting system sampai persentasi akhir dari output atau
input yang diinginkan”. Dilengkapi dengan form konsultasi, informasi tentang demam
sebagai penjelasan sistem, serta form basis data sebagai base knowledge sistem tersebut.
Sesuai dengan yang disampaikan oleh Turban 2005, yaitu “pengetahuan pakar harus
direpresentasikan dalam format yang dipahami komputer dan diatur dalam basis pengetahuan
sistem pakar.” Selain
kelebihan, terdapat
juga beberapa kelemahan atau kekurangan yang
terdapat dalam sistem ini, yaitu dalam hal dokumentasi dan keamanan sistem. Dalam
sistem ini tidak ada fasilitas atau fitur untuk proteksi atau keamamanan data yang spesifik,
padahal menurut Turban 2005, “Karena sistem pakar berisi pengetahuan yang sensitif
yang menjadi hak milik organisasi, maka sangat penting untuk memiliki mekanisme
keamanan yang baik.”
4.2 Analisis dan Desain Sistem