Analisis Pengaruh Biaya Terhadap Target Produksi di Kebun Sawit Langkat PTPN IV (Persero)
ANALISIS PENGARUH BIAYA TERHADAP TARGET
PRODUKSI DI KEBUN SAWIT LANGKAT
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)
GELADIKARYA
Oleh :
ANSARI
NIM : 087007002
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Geladikarya : Analisis Pengaruh Biaya Terhadap Target Produksi di Kebun Sawit Langkat PTPN IV (Persero)
Nama : Ansari
NIM : 087007002
Program Studi : Magister Manajemen Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Menyetujui : Komisi Pembiming
Dr. Ir. Suwito, MM Ketua
Drs. Irwan Djanahar, Ak, MAFIS Anggota
Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE
(3)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa geladikarya yang berjudul :
“ANALISIS PENGARUH BIAYA TERHADAP TARGET PRODUKSI DI KEBUN SAWIT LANGKAT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV
(PERSERO) ”
adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.
Medan, Nopember 2011 Yang Membuat Pernyataan
(4)
RIWAYAT HIDUP
Ansari, lahir di Medan, tanggal 26 Desember 1966, anak pertama dari tiga bersaudara dari orang tua pasangan Bapak Masril dan Ibu Anisah. Menikah dengan Yuliani Rosanti Hutagalung pada tanggal 7 Juli 1997.
Riwayat Pendidikan
SD Taman Siswa Medan Tamat Tahun 1979
SMP Taman Siswa Medan Tamat Tahun 1982
SMA Negeri 7 Medan Tamat Tahun 1985
S-1 Fakultas Pertanian Jurusan Ilmu Tanah
Universitas Islam Sumatera Utara Medan Tamat Tahun 1991
Riwayat Pekerjaan
Pengalaman pekerjaan sebagai Karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di mulai tahun 1993 di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), karir selanjutnya adalah :
Karyawan Bagian Tanaman Kantor Direksi Tahun 1993 - 1999
Asisten Tanaman Kebun Dolok Ilir, Adolina dan Sawit Langkat Tahun 2000 - 2007
Staf Urusan Bagian Pengembangan Usaha Kantor Direksi Tahun 2007 – 2010
(5)
RINGKASAN EKSEKUTIF
Target produksi mencerminkan peningkatan kinerja kebun kelapa sawit dari tahun sebelumnya, termasuk kebun Sawit Langkat PTPN IV (Persero). Kinerja produksi kebun Sawit Langkat dalam beberapa tahun terakhir kurang memuaskan. Dari tahun 2006 hingga 2010, targetProduksi tidak pernah tercapai. Kondisi ini tentunya tidak diinginkan perusahaan.
Pada penelitian ini penulismembatasi pada 4 (empat) faktorutama yang paling berpengauh terhadap produksisawit di Kebun Sawit Langkah yakni pemeliharaan, pemupukan, premipanen, dan pengamananproduksi. Keempatfaktor tersebut merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan, yang dalam pelaksanaannyamemerlukan anggaran atau biaya tidak sedikit. Namun karena pemupukan merupakan komponenutama dari pemeliharaantanaman dan selain daripada itu sejak tahun 2006 tidak lagi dilakukan pemupukan, maka factor pemupukandijadikan bagian dari pemeliharaan, sehingga faktor yang ditelititerdiri dari pemeliharaan, premipanen dan pengamanan.
Tujuan dari penelitian yang akan dicapai adalah untuk mengevaluasi kinerja biaya dari tigafaktorutamayang mempengaruhi tidak tercapainya realisasi target produksi kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat dan hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan dalam rangka pencapaian target produksi kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat dengan pertimbangan berdasarkan biaya yang dikeluarkan.
Dari hasil ujistatistikdisimpulkan bahwa biaya pengamananberpengaruh secara nyata terhadapproduksi di KebunSawitLangkat, sedangkan biaya pemeliharaan dan premipanen pengaruhnya tidak sebesar faktorkeamanan.Biaya pengamanan dengan nilaikoefisien 0,124 sedangkan yang paling rendah adalah biaya pemeliharaan dengan nilai koefisien 0,003.
Dari hasil analisiskorelasibergandadiperolehangkaRsquare sebesar 0,999.Hal ini menunjukkan bahwa terjadihubungan yang sangat kuat antara biaya pemeliharaan, biaya premipanen, dan biaya pengamanansecara serempakterhadap produksisawit di KebunSawitLangkat. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,996 atau 99,6%. Angkatersebut menunjukkan bahwa variabelindependenmampumenjelaskan sebesar 99,6% variasivariabeldependen dan hanya 0,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Nilai F hitung< F tabel (322,861 < 216) sehingga hipotesis Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara biaya pemeliharaan, biaya premipanen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksisawit.
Rendahnyapengaruhpemeliharaantanaman terhadap produksi (koefisien 0.003), karena salah satu komponenpentingnya yaitu pemupukan tidak lagi
(6)
dilakukan sejak tahun 2006 sejalan dengan kebijakan manajemen terhadap tanamantua yang akandireplanting.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah S.W.T atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Geladikarya ini dengan judul : ”Analisis Pengaruh Biaya Terhadap Target Produksi di Kebun Sawit Langkat PTPN IV (Persero) ”
Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana USU Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen USU Medan.
3. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku Sekretaris Program Studi Magister Manajemen USU Medan.
4. Bapak Dr. Ir. Suwito, MM selaku Ketua Komisi Pembimbing.
5. Bapak Drs. Irwan Djanahar, Ak, MAFIS selaku Anggota Komisi Pembimbing.
6. Para Dosen pada Program Studi Magister Manajemen USU yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Pimpinan dan Staf Kebun Sawit Langkat PTPN IV Persero. 8. Staf dan Pegawai Administrasi Magister Manajemen USU Medan. 9. Keluarga yang selalu memberikan dukungan tiada henti.
(8)
Penulis menyadari keterbatasan yang dimiliki, sehingga Geladikarya ini dapat diselesaikan atas bantuan serta saran dari berbagai pihak dan untuk itu penulis sudah pada tempatnya untuk mengucapkan ribuan terima kasih.
Medan, Nopember 2011
(9)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. LatarBelakang ... 1
... 1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
1.5. Batasan dan RuangLingkupPenelitian ... 4
1.6. Hipotesis ... 4
BAB II KERANGKA TEORITIS ... 5
2.1. Produktivitas Kebun Kelapa Sawit ... 5
2.2. Rendemen Crude Palm Oil (CPO) ... 6
2.3. Tingkat Kematangan Buah Kelapa Sawit ... 7
2.4. Konsep Pengembangan Perkebunan ... 9
2.5. Pengertian dan Penggolongan Biaya ... 11
(10)
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 15
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15
4.2. JenisPenelitian ... 15
4.3. Pengumpulan Data... 15
4.4. Analisis Data ... 18
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 22
5.1.Sejarah Singkat KebunSawit Langkat ... 22
5.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... 22
5.3.Organisasi dan Manajemen ... 23
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 29
6.1.Kondisi Tanaman di Kebun Sawit Langkat ... 29
6.2.Sistem Pemeliharaan di Kebun Sawit Langkat ... 30
6.3.Sistem Pemupukan di Kebun Sawit Langkat ... 31
6.4.Sistem Pengamanan Produksi di Kebun Sawit Langkat ... 32
6.5.Sistem Premi Panen di Kebun Sawit Langkat ... 33
6.6.Hasil Uji Statistik ... 34
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
7.1. Kesimpulan ... 43
7.2. Saran ... 44
(11)
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1.1. Target dan Realisasi Produksi Tandan Buah Segar Kelapa
Sawit Kebun Sawit Langkat PTPN IV Tahun 2006 - 2009 2
Tabel 2.1. Tingkatan Fraksi matang panen TBS 8
Tabel 2.2. Hubungan Rendemen, ALB, dan derajat kematangan 9
Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Penelitian 15
Tabel 6.1. Komposisi Tanaman Kelapa Sawit Kebun Sawit Langkat
Tahun 2010 30
Tabel 6.2. Biaya Pemeliharaan di Kebun Sawit Langkat Tahun
2006 - 2010 31
Tabel 6.3. Biaya Pengamanan Produksi di Kebun Sawit Langkat
Tahun 2006 - 2010 33
Tabel 6.4. Biaya Premi di Kebun Sawit Langkat Tahun 2006 - 2010 33 Tabel 6.5. Variabel Faktor-Faktor X1 – X4 yang berpengaruh terhadap
Produksi Kebun Sawit Langkat 34
Tabel 6.6. Variabel Faktor-Faktor X1 – X3 yang berpengaruh terhadap
Produksi Kebun Sawit Langkat 34
Tabel 6.7. Uji Normalitas Data 35
Tabel 6.8. Hasil Output untuk Nilai Korelasi Pearson 36
Tabel 6.9. Hasil Output untuk Nilai Koefisien 37
Tabel 6.10. Hasil Output untuk Nilai Regresi Berganda 40
Tabel 6.11. Hasil Output untuk Anova 41
(12)
DAFTAR GAMBAR
Hal
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1. Non Parametrik Test (NPar Test) i
Tabel 2. Regression i
Tabel 3. Correlations ii
Tabel 4. Variabel Enter/Removed ii
Tabel 5. Model Summary iii
Tabel 6. Anova iii
Tabel 7. Coeeficients iii
(14)
RINGKASAN EKSEKUTIF
Target produksi mencerminkan peningkatan kinerja kebun kelapa sawit dari tahun sebelumnya, termasuk kebun Sawit Langkat PTPN IV (Persero). Kinerja produksi kebun Sawit Langkat dalam beberapa tahun terakhir kurang memuaskan. Dari tahun 2006 hingga 2010, targetProduksi tidak pernah tercapai. Kondisi ini tentunya tidak diinginkan perusahaan.
Pada penelitian ini penulismembatasi pada 4 (empat) faktorutama yang paling berpengauh terhadap produksisawit di Kebun Sawit Langkah yakni pemeliharaan, pemupukan, premipanen, dan pengamananproduksi. Keempatfaktor tersebut merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan, yang dalam pelaksanaannyamemerlukan anggaran atau biaya tidak sedikit. Namun karena pemupukan merupakan komponenutama dari pemeliharaantanaman dan selain daripada itu sejak tahun 2006 tidak lagi dilakukan pemupukan, maka factor pemupukandijadikan bagian dari pemeliharaan, sehingga faktor yang ditelititerdiri dari pemeliharaan, premipanen dan pengamanan.
Tujuan dari penelitian yang akan dicapai adalah untuk mengevaluasi kinerja biaya dari tigafaktorutamayang mempengaruhi tidak tercapainya realisasi target produksi kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat dan hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan dalam rangka pencapaian target produksi kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat dengan pertimbangan berdasarkan biaya yang dikeluarkan.
Dari hasil ujistatistikdisimpulkan bahwa biaya pengamananberpengaruh secara nyata terhadapproduksi di KebunSawitLangkat, sedangkan biaya pemeliharaan dan premipanen pengaruhnya tidak sebesar faktorkeamanan.Biaya pengamanan dengan nilaikoefisien 0,124 sedangkan yang paling rendah adalah biaya pemeliharaan dengan nilai koefisien 0,003.
Dari hasil analisiskorelasibergandadiperolehangkaRsquare sebesar 0,999.Hal ini menunjukkan bahwa terjadihubungan yang sangat kuat antara biaya pemeliharaan, biaya premipanen, dan biaya pengamanansecara serempakterhadap produksisawit di KebunSawitLangkat. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,996 atau 99,6%. Angkatersebut menunjukkan bahwa variabelindependenmampumenjelaskan sebesar 99,6% variasivariabeldependen dan hanya 0,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Nilai F hitung< F tabel (322,861 < 216) sehingga hipotesis Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara biaya pemeliharaan, biaya premipanen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksisawit.
Rendahnyapengaruhpemeliharaantanaman terhadap produksi (koefisien 0.003), karena salah satu komponenpentingnya yaitu pemupukan tidak lagi
(15)
dilakukan sejak tahun 2006 sejalan dengan kebijakan manajemen terhadap tanamantua yang akandireplanting.
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini masih merupakan salah satu usaha yang menjadi andalan sektor pertanian untuk berperan dalam perekonomian nasional. Kedepan, perkebunan kelapa sawit masih dipercaya dapat berperan seperti tahun-tahun sebelumnya, bahkan diharapkan mengalami peningkatan. Peran ini sangat ditentukan, di antaranya oleh perkembangan areal produktif dan produktivitas. Saat ini produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan internasional.
Sumatera Utara dikenal sebagai tempat pengembangan tanaman kelapa sawit, bahkan perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia ada di provinsi ini. Kondisi tersebut ditunjang oleh kondisi geografis Sumatera Utara (kecuali beberapa daerah) yang secara umum sangat cocok untuk pengembangan kelapa sawit. Dari tahun ketahun produksi kelapa sawit Sumatera Utara terus meningkat dan tetap menjadi daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi kelapa sawit Sumatera Utara mempunynai daya saing yang baik.
PT.Perkebunan Nuasantara IV (Persero) sebagai perusahaan perkebunan yang mengelola 3 komoditi (sawit, kakao dan teh) saat ini lebih memfokuskan perhatiannya kepada kebun sawit. Selain karena arealnya cukup luas (175.244 ha), harga minyak sawit (CPO) di pasar internasional cukup menggembirakan.
(17)
Target produksi suatu perkebunan merupakan kumpulan dari target produksi tiap unitnya, dimana target produksi yang paling dasar dari perusahaan perkebunan adalah target produksiafdeling. Target produksi merupakan bagian integral dalam prosespengelolaan perusahaan. Oleh karenanya target produksi akan menjadi pedoman dan arah yang akan dicapai dalam periode satu tahun. Dalam penyusunantarget produksimenggunakan format dan aturan sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri BUMN Tahun 2002.
Salah satu unsur utama dalam target produksi adalah rencana produksi tandan buah segar (TBS) yang mencerminkan target yang diharapkan oleh perusahaan.Target produksi mencerminkan peningkatan kinerja kebun kelapa sawit dari tahun sebelumnya, termasuk kebun Sawit Langkat PTPN IV (Persero). Kinerja produksi kebun Sawit Langkat dalam beberapa tahun terakhir kurang memuaskan, target produksi yang ditetapkan tidak tercapai, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut ini :
Tabel 1.1. Target dan Realisasi Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit KebunSawitLangkat PTPN IV Tahun 2006 – 2009
Tahun RKAP Produksi (Ton) RealisasiProduksi (Ton) % Pencapaian
2010 40.377 37.971 94,04
2009 51.628 51.085 98,95
2008 53.655 50.923 94,91
2007 56.091 52.733 94,01
2006 81.174 79.634 98,10
Sumber: LM 76, Kebun Sawit Langkat
Dari tahun 2006 hingga 2010, target produksi tidak pernah tercapai. Kondisi ini tentunya tidak diinginkan perusahaan, menurut Pahan (2010) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit yakni faktor lingkungan, faktor bahan tanaman, faktor tindakan kultur teknis, faktor sumber daya manusia, faktor perizinan, faktor keuangan dan faktor keamanan. Pada penelitian ini faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit dilihat dari 4
(18)
(empat) faktor utama yang paling berpengaruh terhadap produksi sawit di Kebun Sawit Langkah yakni pemeliharaan, pemupukan, premi panen, dan pengamanan produksi. Keempat faktor tersebut merupakan faktor yang dapat dikendalikan, yang dalam pelaksanaannya memerlukan anggaran atau biaya tidak sedikit. Tetapi karena factor pemupukan merupakan bagian dari pemeliharaan dan sejak tahun 2006 tidak lagi dilakukan pemupukan sesuai dengan kebijakan manajemen untuk tidak memupuk tanaman tua yang telah masuk program replanting, maka factor yang diteliti terdiri dan pemeliharaan, premi panen dan pengamaman.
1.2. RumusanMasalah
Berdasarkanuraiandiatas, yang menjadi masalah ialah ”Target Produksi Kebun Sawit Langkat selama lima tahun terakhir tidak tercapai dilihat dari faktor biaya yang dikeluarkan”.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diteliti, tujuan dari penelitian ini ialah untuk : a. Mengevaluasi kinerja biaya daritiga faktor utama yang mempengaruhi
tidak tercapainya realisasi target produksi kelapa sawit di kebun Sawit Langkat.
b. Memberikan saran dalam upaya pencapaian target produksi kelapa sawit di kebun Sawit Langkatdengan pertimbangan berdasarkan biaya yang dikeluarkan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
(19)
memberi saran tentang upaya meningkatkan produksi kelapa sawit.
b. Program Magister Manajemen USU, sebagai referensi dalam bidang manajemen agribisnis tanaman kelapa sawit.
c. Penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di program Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.
1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Batasan dan ruang lingkup penulisan geladikarya ini dibatasi pada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi tanaman kelapa sawit di Kebun Sawit Langkatyang terdiri dari :
a. Biaya Pemeliharaan b. Biaya Premi Panen c. Biaya Pengamanan
Sementara faktor-faktor lain tidak dibahas karena dianggap berjalan normal.
1.6. Hipotesis
Hipotesismerupakanjawabansementaraterhadapmasalahpenelitian yang kebenarannyamasihharusdiujisecaraempiris. Dari perumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat ditarik hipotesis sebagaiberikut :
Ho :Tidak ada pengaruh secara signifikan antara biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksi sawit
(20)
Ha :Ada pengaruh secara signifikan antara biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksi sawit
(21)
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1. Produktivtias Kebun Kelapa Sawit
Pengertian produktivitas secara umum adalah menghasilkan lebih, dengan kata lain lebih baik, optimal dalam jumlah kerja yang sama dari usaha manusia yang dikeluarkan (Glaser, 1996). Produktivitas dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama periode tersebut, atau suatu tingkat efesiensi dalam memproduksi barang atau jasa (Filippo, 1994).
Mahoney dalam Campbell (1990) mendefenisikan produktivitas sebagai suatu pengertian efisiensi secara umum yaitu sebagai rasio antara hasil dan masukan dalam suatu proses yang menghasilkan suatu produk atau jasa. Hasil (output) itu meliputi (penjualan, laba, kepuasan konsumen), sedangkan masukan meliputi alat yang digunakan, biaya, tenaga, keterampilan dan jumlah hasil individu. Sejalan dengan pendapat di atas, Glaser (1996) menjelaskan produktivitas tidak dapat dipisahkan dengan pengertian produksi karena keduanya saling berhubungan. Apabila permasalahan produktivitas maka produksi selalu tersangkut di dalamnya. Pengertian produktivitas secara teknis, ekonomis, dan psikologis adalah rangkuman atau gambaran antara unsur efektivitas, efesiensi dan kepuasan kerja yang harus mengandung volume produksi, hemat masukan serta optimalisasi kepuasan kerja secara manusiawi Hadipranata dalam Risza (2005).
(22)
Produktivitas dapat dikatakan meningkat jika memenuhi keadaan atau kriteria sebagai berikut :
a. Volume outputbertambahbesarsedangkan volume input tetap. b. Volume output tetap sedangkan volume input berkurang.
c. Volume outputbertambahlebihbesarbiladibandingkandenganpertambahan volume inputnya.
d. Volume outputnya berkurang lebih sedikit bila dibandingkan dengan pengurangan volume inputnya
Disamping itu ada 4 (empat) bidang pekerjaan yang mempunyai dampak besar terhadap produktivitas, yaitu :
a. Investasi mesin untuk menggantikan tenaga manusia.
b. Upaya yang diarahkan pada penentuan dan penerapan metode kerja yang paling cocok.
c. Usaha untuk menghilangkan praktek yang tidak produktif, yang biasanya menghambat peningkatan produktivitas.
d. Metode personalia yang dapat digunakan oleh manajemen untuk memanfaatkan keterampilan yang dimiliki pekerja.
Pertumbuhandanproduktivtiaskelapasawitdipengaruhiolehbanyakfaktorbai kfaktor yang dipengaruhi alam atau faktor yang dipengaruhi manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dapat dikelompokkan dalam 3 Faktor-faktor, yakni faktor lingkungan, faktor bahan tanaman dan faktor tindakan kultur teknis (Risza, 2005). Ketiga faktor tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain.
(23)
2.2. RendemenCrude Palm Oil (CPO)
Tanaman kelapa sawit menghasilkan tandan yang mengandung minyak sawit/crude palm oil (CPO) 25% danintisawit 7%. Tandan tersebut harus mendapat perlakuan fisika dan mekanik dalam pabrik sehingga diperoleh minyak dan inti. Menurut Pahan (2010), rendemen merupakan perolehan dari minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) ataupun inti sawit/palm kernel dari proses pengolahan TBS yang seharusnya dicapai pada produksi kelapa sawit yang dinyatakan dengan satuan persen. Cara perolehan persentase rendemen adalah :
Rendemen = x 100%
Hasil CPO yang diharapkan oleh setiap pengelola sawit adalah rendemen minyak yang tinggi (20-24%) dengan kadar ALB yang rendah (< 5%) serta kadar air yang rendah (< 0,15%). Rendemen minyak yang tinggi dapat diperoleh dari buah yang matang (fraksi 4 dan 5) selain itu buah yang telah lepas dari tandan buah (berondolan) akan memiliki kandungan minyak yang tinggi.
Salah satu penyebab rendahnya rendemen adalah material, yakni TBS itu sendiri. Tandan buah yang masih mentah sangat sedikit mengandung minyak. Pengolahan tandan buah mentah akan menghasilkan minyak dalam jumlah kecil. Hal ini menyebabkan pasokan TBS dengan proporsi buah mentah yang tinggi akan menyebabkan turunnya rendemen (Budiyanto dan Siregar, 2003).
2.3. Tingkat Kematangan Buah Kelapa Sawit
Buahsawit yang telahmatangakanmembrondol, keadaan ini digunakan sebagai tolok ukur kematangan buah sawit. Buah sawit yang semakin banyak
Minyak yang diperoleh (kg)
(24)
membrondol maka semakin matang. Menurut Risza (2005), criteria matang panen yang ditetapkan untuk mempermudah pengolahan dan penyeragaman kualitas tandan, didasarkan pada :
a. Kandungan minyak di dalam tandan semaksimal mungkin
Tujuan dari budidaya kelapa sawit adalah untuk menghasilkan minyak dan inti sawit, oleh sebab itu ukuran yang dipakai bukan berat tandan per ha tetapi jumlah minyak dan inti sawit per ha. Kandungan minyak sebagai ukuran kematangan dianjurkan agar buah sawit yang dipanen ialah buah brondol, akantetapi hal ini tidak mungkin karena mengalami kesulitan pengutipan brondol dan asam lemak bebasnya (Free Fatty Acid) meningkat.
b. Kandungan asam lemak bebas yang rendah
Konsumen pada umumnya menginginkan minyak sawit dan inti sawit yang mengandung asam lemak bebas yang rendahHal ini dapat dicapai jika buah yang dipanen masih mentah, akan tetapi memotong buah sawit yang mentah menimbulkan masalah di pabrik yaitu rendahnya efisiensi ekstraksi minyak dan inti sawit.
Secara umum TBS yang dipanen dikenal memiliki 7 (tujuh) tingkatan fraksi, yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
(25)
Tabel 2.1. Tingkatan Fraksi matang panen TBS
No Kematangan Fraksi Jumlahbrondolan Keterangan
1 2 3 Mentah Matang Lewat matang F 00 F 0 F 1
F 2 F 3 F 4 F 5
Tidakmembrondol
1-12,5 %
buahluarmembrondol 12,5 – 25 % buah luar membrondol
25 – 50 % buah luar membrondol
50 – 75 % buah luar membrondol
75 – 100 % buah luar membrondol
Buah dalam juga membrondol, ada buah yang busuk
Sangat mentah Mentah
Kurang matang Matang I Matang II Lewat matang I Lewat matang II
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian, 1995
Derajat kematangan yang baik adalah jika TBS yang dipanen berada pada posisi fraksi 1, 2 dan 3 ( F1, F2, F3). Apabila pemanenan TBS dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung Asam Lemak Bebas (ALB) dengan persentase yang tinggi (lebih dari 5 %). Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, maka selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.
Hubungan antara rendemen dan kadar ALB minyak dengan derajat kematangan seperti tertera pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2. Hubungan Rendemen, ALB dan derajat kematangan Fraksi Rendemen Minyak (%) ALB Minyak (%)
0 16,0 1,6
1 21,4 1,7
2 22,1 1,8
3 22,2 2,1
4 22,2 2,6
5 21,9 3,8
(26)
Dapat dikatakan bahwa tandan yang dikehendaki adalah fraksi 2 dan 3, yaitu rendemennya tinggi, sedangkan ALBnya cukup rendah. Fraksi 1 menghasilkan ALB rendah, tetapi rendemennya juga agak rendah, dengan demikian dapat dikatakan buah kurang matang. Fraksi 0 dan 00 tidak disukai karena mentah. Fraksi 4 dan 5 lewat matang, walaupun rendemennya tinggi, namun ALB juga tinggi (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Rendemen tertinggi terdapat pada varietas Tenera yakni 22-24%, sedangkan pada varietas Dura 17-18% (Fauzi, 2003).
Derajat kematangan buah tidak sepenuhnya mempengaruhi mutu rendemen dan kehilangan minyak, tetapi masih dipengaruhi oleh sistem pengolahan dan kondisi peralatan pabrik.
2.4. Konsep Pengembangan Perkebunan
Peranan perkebunan besar sebagai lokomotif perkembangansubsektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah terbukti dengan luas areal Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) tahun 2003 yang telah mencapai 52,78% dari luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, sedangkan luas perkebunan negara (PTPN) dan rakyat berturut-turut yaitu 12,33% dan 34,89%. Menurut Pahan (2010), konsep pengembangan perkebunan yang ingin sukses seyogyanya mengacu pada beberapa faktor kunci, yaitu faktor lingkungan (lahan), faktor sumber daya manusia, faktor bahan tanaman, faktor perizinan, faktor keuangan dan faktor keamanan. Bebrapa faktor yang akan dilihat adalah faktor lahan, faktor sumber daya manusia dan faktor bahan tanaman. Sedangkan faktor perizinan, faktor
(27)
keuangan dan faktor keamanan tidak dibahas, berikut ini diuraikan ketiga faktor tersebut :
a. Faktor Lingkungan (Lahan).
Lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial diatas lahan yang tidak sesuai. Lahan yang optimum untuk kelapa sawit harus mengacu pada 3 (tiga) faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan, dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Mengacu pada konsep tersebut, lahan dinilai mempunyai prospek ekonomis yang baik apabila memenuhi semua kriteria yang ideal.
b. Faktor Sumber Daya Manusia.
Mengacu pada perkebunan sebagai unit usaha pertanian tanaman komersial skala besar yang memiliki organisasi tenaga kerja banyak (padat karya) dengan pembagian kerja rinci, menggunakan lahan yang luas, teknologi modern, spesialisasi, sistem administrasi, dan birokrasi, membuat faktor sumber daya manusia (modal insani) menjadi penting. Kualitas modal insani sangat menentukan keberhasilan suatu perkebunan. Mempersiapkan staf lapangan yang mampu mengelola pekerjaannya dengan baik tidak dapat dilakukan secara seketika karena modal insani gaya perkebunan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sektor industri.
(28)
c. Faktor Bahan Tanaman.
Investasi yang sebenarnya bagi perkebunan komersial berada pada bahan tanaman yang akan ditanam karena merupakan sumber keuntungan perusahaan kelak. Pemilihan bahan tanaman yang tidak tepat akan membawa resiko yang sangat besar. Perusahaan akan menderita rugi dana, waktu dan tenaga jika bibit yang ditanam ternyata tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
2.5. Pengertian dan PenggolonganBiaya
Menurut Supriyono (2000) biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan, sedangkan menurut Mulyadi (2005), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Mulyadi (2005), biaya digolongkan sebagai berikut;
a. Menurut Objek Pengeluaran. Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut “biaya telepon”.
b. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (1). Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam
(29)
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. (2). Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll. (3). Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll.
c. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. Ada 2 golongan, yaitu: (1). Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.(2). Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
d. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, biaya dibagi menjadi 4, yaitu (1). Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya; gaji direktur produksi. (2). Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. (3). Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang
(30)
digunakan. (4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
e. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, biaya dibagi 2 bagian, yaitu; (1). Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. (2). Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi.
(31)
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Target produksi adalah pegangan atau acuan dalam menjalankan roda perusahaan. Dalam target produksi disebutkan berapa rencana produksi, kapan dan unit mana saja yang harus dipelihara pada tahun tersebut, berapa anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan program-program kerja tersebut dalam rangka mencapai tujuan, sertabe berapa catatan-catatan yang harus diperhatikan dalam menjalankan perusahaan dalam satu tahun kedepan.
Kerangka konseptual merupakan suatu kerangka berfikir secara sistematis berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan untuk mengarahkan proses penelitian. Pada penelitian ini, kerangka konseptual menjelaskan bagaimana peneliti melakukan pendekatan dalam menemukan pemecahan masalah. Kerangka konseptual yang disusun memberikan gambaran atas pengembangan konsep penelitian terhadap analisis hasil produksitanaman kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat, permasalahan yang terjadi adalah tidak tercapainya target produksi, padahal potensi yang ada cukup memungkinkan.
Berdasarkan letak geografis dan potensi yang ada pada Kebun Sawit Langkat diharapkan memiliki prospek yang baik. Namun demikian sampai akhir tahun 2010, produksi kelapa sawit yang merupakan komoditas utama, belum dapat memenuhi target. Melalui penelitian ini faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target produksi kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat diteliti. Dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji statistik, penulis memberikan saran yang bertujuan untuk meningkatkan produksi kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat. Diharapkan hasil penelitian ini, akan dapat mendorong kinerja bagian
(32)
tanaman di Kebun Sawit Langkat. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka peneliti membuat kerangka konseptual yang terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Kebun Sawit Langkat PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero)
Potensi Produksi Kelapa Sawit di Kebun Sawit
Langkat
RealisasiProduksiKelapaSawit di Kebun Sawit Langkattidak
Mencapai TargetProduksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
kelapa sawit
Uji Statistik
UpayadalamPencapaian Target Produksi KebunSawitLangkat Biaya
Pemeliharaa n
Biaya Pemupukan
Biaya Premi Panen
Biaya Pengaman
(33)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. LokasidanWaktuPenelitian
Penelitianinidilakukan di KebunSawitLangkatPT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang terletak di Desa Tebing Tanjung Selamat Kec. Padang Tualang Kab. Langkat. Waktu penelitian selama 9 bulan mulai bulan Maret hingga Nopember 2011, seperti terlihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan
Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop
1 Pembuatan Usulan geladikarya 2 Seminar UsulanGeladikarya 3 PengumpulandanAnalisis Data 4 Menyusun Draft Laporan 5 Seminar Perusahaan
6 PenyusunanAkhirGeladikarya 7 SidangGeladikarya
8 Perbaikan Pasca Sidang
4.2. Jenis Penelitian
Jenispenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono(2007), penelitian kuantitatif deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
(34)
4.3. Pengumpulan Data 4.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara, serta data sekunder yang merupakan data pendukung dari berbagai bidang yang ada relevansinya dan berhubungan dengan objek penelitian seperti Laporan Kerja dan Laporan Produksi Kebun Sawit Langkat serta dokumen yang berkaitan dengan produksi kelapa sawit.
4.3.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dibutuhkan diperoleh dari :
a. Pengamatan (Observation), dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian, untuk mendapatkan gambaran mengenai polap roduksi yang dilaksanakan oleh pihak pengelola Kebun Sawit Langkat. b. Wawancara (Interview), kepada pihak yang terkait dalam hal ini kepada
Manajer Kebun Sawit Langkat dan bagian tanaman. c. Laporan kerja dan laporan produksi Kebun Sawit Langkat.
4.4. Analisis Data
Dalam penelitian ini, diteliti keterkaitan biaya-biaya yang terdiri dari biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan terhadap besarnya produksiyang dihasilkan di Kebun Sawit Langkat. Untuk menganalisis keterkaitan ini digunakan analisis korelasi Pearson dan regresi berganda menggunakan software SPSS versi 17.
(35)
Rumus :
rxy
N N N y x xyy
y
x
x
2 2 2 2Keterangan :
rxy = koefisien korelasi biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi
panen dan biaya pengamanan dengan variabel y. x = jumlah biaya.
y = produksi.
N = jumlah tahun yang diamati (5 tahun)
Sedangkan penafsiran terhadap koefisien korelasi adalah:
r = 0 atau mendekati 0, makahubungan kedua variable sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.
r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan kedua variable sangat kuat, dan hubungan searah
r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan keduanya sangat kuat, dengan hubungan berlawanan
Analisiskorelasibergandadigunakanuntukmengetahuikeeratanhubungan antarabiaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secarabersama-samadenganproduksi sawit.
2. AnalisisRegresiBergandamenurutAlghifari (2000)
Digunakanuntukmengetahuibesarnyapengaruhsecarabersama-samabiaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan terhadap produksi sawit, adapunrumusnya:
(36)
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan:
a = bilangankonstanta b = koefisienregresi X1 = Biaya Pemeliharaan
X2 = Biaya Premi Panen
X3 = Biaya Pengamanan
Y = produksi sawit
3. UjiSignifikansiHasilPenelitian (Uji F danuji t) a) Uji F
Uji pengaruh secara simultan digunakan uji F, digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variable bebas secara bersama-samaterhadapvariabeltergantung dengan rumus:
F-hitung =
R 2
(k 1) (1 - R2 )
(n - k - 1)
(Alghifari, 2000)
Keterangan:
R² = koefisiendeterminasi n = jumlah
k = jumlahvariabel
Jikanilai F-hitunglebihbesardari F-tabelpadaderajatbebastertentu, maka
Ho ditolak.Berdasarkan hal tersebut di
atasdapatdisimpulkanbahwavariabel- variabelbebassecarakeseluruhanmempengaruhivariabel-variabeltergantungsecaranyata, demikiansebaliknya.
(37)
b) Uji t
Digunakanuntukmengetahui linear tidaknyabiaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamananterhadap produksi sawit.
thitung =
2 1
2 r n r
(Alghifari, 2000)
Dimana :
t = Nilai yang
dicariuntukmengetahuisignifikantidaknyafaktorbiaya
pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan terhadap produksi sawit.
r = Koefisienkorelasi n = Jumlah tahun
Nilai t-hitungkemudiandibandingkandengan:
t-tabel dengan á = 5% dandf = n-2
t-hitung> t-tabel; H0ditolak
t-hitung< t-tabel; H0diterima
Berdasarkanteknikanalisis data yang telahpenulisuraikan, makapenulismengharapkandapatdigunakanuntukmelakukanpengujianseba gailangkah-langkahpemecahan
masalah.Interpretasihasilpenelitianditunjukkanpadapengujianlangkah-langkahpemecahanmasalah:
AnalisisKorelasiBerganda
MenurutAlghifari (2000):
“koefisienkorelasiadalahsuatualatstatistik, yang
(38)
yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini”.
Jika nilai koefisien korelasi berganda mendekati 1 maka terdapat hubungan yang erat/kuat. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat dan searah antara biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama dengan produksi sawit. Hubungan yang searah menunjukkan bahwa kenaikan biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secarabersama-sama akan diikuti dengan peningkatan produksi.
Jika nilai korelasi berganda mendekati 0 maka terdapat hubungan yang lemah. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama dengan produksi sawit. Hubungan yang tidak searah ini menunjukkan bahwa kenaikan biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama tidak akan diikuti dengan kenaikan produksi sawit.
– Analisis Regresi Berganda
Jikahasilanalisisregresibergandatersebutdimasukkankedalambentuk persamaanregresisebagaiberikut:
Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Konstanta (a) menunjukkan besarnya produksi sawit jika tidak ada pengaruh biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen,
(39)
dan biaya pengamanan. Jadi jika perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan maka produksi sawit yang akan dicapai adalahsebesarnilaikonstanta (a).
Koefisien regresi biaya pemeliharaan (b1) menunjukkan bahwa
biaya pemeliharaan mempunyai pengaruh atau tidak terhadap produksi sawit. Hal ini berarti peningkatan/penurunan biaya pemeliharaan akan menyebabkan peningkatan atau penurunan produksi sawit.
Koefisienregresibiaya premi panen (b2) menunjukkan bahwa
biaya premi panenmempunyaipengaruhatautidakterhadapproduksi sawit. Hal iniberartipeningkatan/penurunanbiaya premi panen akanmenyebabkanpeningkatanataupenurunanproduksi sawit.
Koefisienregresibiaya pengamanan (b3) menunjukkan bahwa
biaya pengamananmempunyaipengaruhatautidakterhadapproduksi sawit. Hal iniberartipeningkatan/penurunanbiaya pengamanan akanmenyebabkanpeningkatanataupenurunanproduksi sawit.
– Uji t
Variabelbiaya pemeliharaan (x1)
Jika H0ditolakdan Ha diterimaberartisecaraparsialbiaya
pemeliharaanberpengaruhsecarasignifikan (nyata) terhadapproduksi sawit.
Variabelbiaya premi panen (x2)
Jika H0ditolakdan Ha diterimaberartisecaraparsialbiaya premi
panenberpengaruhsecarasignifikan (nyata) terhadapproduksi sawit. Variabelbiaya pengamanan (x3)
(40)
Jika H0ditolakdan Ha diterimaberartisecaraparsialbiaya
pengamananberpengaruhsecarasignifikan (nyata) terhadapproduksi sawit.
(41)
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. SejarahSingkatKebunSawit Langkat
Unit Kebun Sawit Langkat (SAL) berdiri sejak tanggal 1 Agustus 1974 sebagai salah satu unit usaha dari PNP VIII, karena kerugian yang dialami selama menjadi unit pengolahan hasil hutan (LOG) maka pada tahun 1979 dikonversi menjadi Kebun Kelapa Sawit. Pada tahun 1996 Kebun Sawit Langkat menjadi salah satu dari unit kerja PTP Nusantara IV (hasil gabungan PNP VI, VII, VIII).
Pada tahun 1996 sesuai dengan keputusan Pemerintah RI, Pembantu Penguasa Barang Inventaris milik negara no.9/1996 tanggal 11 Maret 1996 wujud konsolidasi BUMN perkebunan adalah peleburan 26 PTP dan satu PT BMT (BUMN Peternakan) menjadi 14 BUMN baru, dengan nama PTP Nusantara. PTP VI, VII dan VIII dikelompokkan menjadi PTP Nusantara IV dengan kantor direksi di Bah Jambi, Pematang Siantar. Jadi terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996, pembagian wilayah PTP Nusantara IV adalah sebagai berikut :
Wilayah I : PTP VII Wilayah II : PTP VI Wilayah III : PTP VIII
PTPN IV kebun Sawit Langkat ini terletak di propinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu unit usaha dari PTPN IV dimana pada tahun 2003 Kantor Direksi berpusat di Medan.
(42)
5.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PTPN IV Kebun Sawit Langkat adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak kelapa sawit yang diolah menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Sawit Langkat ini memiliki 6015 Ha tanaman sawit. Area lain-lain (Emplasment, PKS dan Jalan) adalah 1044,60 Ha.
PTPN IV Sawit Langkat juga memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sendiri. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) kebun Sawit Langkat ini mempunyai kapasitas 20 ton TBS/jam.
5.3. Organisasi dan Manajemen 5.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organiasi yang digunakan oleh PTPN IV Kebun Sawit Langkat adalah struktur lini dan fungsional. Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang manajer dan dibantu oleh beberapa staf serta sejumlah bawahan yang masing-masing memberi pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada atasan. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 1.
5.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Manajemen organisasi yang baik akan memberikan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab proporsional kepada setiap individu organisasi. Pembagian tugas adalah pemecahan tugas sedemikian rupa sehingga individu adalam organisasi bertanggung jawab pada apa yang dikerjakan dalam melakukan kegiatan tertentu. Jadi pembagian tugas merupakan spesialisasi orang dan pekerjaannnya.
(43)
Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada PTPN IV Sawit Langkat.
a. Manajer Unit
Manajer unit bertanggungjawab atas leuruh kelancaran produksi sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan serta melaporkan kegiatan yang ada pada direksi.
Adapun tugas manajer unit adalah sebagai berikut :
1. Menandatangani surat-surat keluar dan laporan-laporan.
2. Mendelegasikan tugas-tugas dan mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada setiap kepala dinas.
3. Menginstruksikan pembayaran-pembayaran dan pertanggungjawaban pengeluaran.
4. Meneliti dan melengkapi penyusunan anggaran belanja dan mengajukannya kepada direksi.
5. Mengevaluasi seluruh implementasi dan realisasi rencana kerja. b. Kepala Dinas Tanaman
Kepala Dinas Tanaman bertanggung jawab kepada manajer serta mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman di setiap afdeling. Adapun tugas dari kepala dinas tanaman adalah sebagai berikut :
1. Memberikan petunjuk penyusunan anggaran tanaman. 2. Mengkoordinir pelaksanaan administrasi disetiap afdeling.
(44)
3. Mengkoordinir pekerja di bagian tanaman serta mengawasi kegiatan dari pekerja.
c. Kepala Dinas Teknik (KDT).
Bagian teknik dikepalai oleh Kepala Dinas Teknik (KDT) yang membawahi bagian bengkel umum/motor, dan bagian CD/transport. Adapun tugas dari Kepala Dinas Teknik adalah sebagai berikut :
1. Memberikan petunjuk penyusunan anggaran tanaman.
2. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan teknik. 3. Mengkoordinir seluruh asisten yang dibawahinya untuk menjalin
kerjasama agar tercapai target yang ditetapkan oleh manajer.
4. Membuat rencana kebutuhan serta pemakaian bahan peralatan untuk kelancaran pekerjaan.
5. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja kepada manajer. d. Kepala Dinas Pengolahan (KDP)
Bagian pengolahan dikepalai oleh Kepala Dinas Pengolahan yang bertanggung jawab kepada manajer tentang kelancaran dari proses produksi di pabrik. Adapun tugas dari Kepala Dinas Pengolahan adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan di bidang pengolahan dan laboratorium.
2. Mengkoordinid seluruh asisten yang dibawahinya untuk menjalin kerjasama agar tercapai target yang ditetapkan oleh manajer.
(45)
4. Menyusun anggaran bagi pengolahan dan membina kerjasama yang baik terhadap bagian-bagian lain.
5. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja kepada manajer. e. Kepala Tata Usaha (KTU)
Kepala Tata Usaha bertanggungjawab kepada manajer atas kelancaran administrasi, keuangan dan kesejahteraan karyawan. Adapun tugas dari Kepala Tata Usaha adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan bidang administrasi dan keuangan.
2. Mengkoordinir laporan bulanan dan tahunan atas anggaran kegiatan di pabrik.
3. Menyusun rancangan anggaran belanja.
4. Menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan terhadap administrasi pabrik.
5. Menerbitkan laporan pertanggung jawaban bulanan, triwulan, semester dan tahunan.
6. Kontrol dalam setiap biaya dan akuntansi sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
f. Asisten SDM dan Umum
Bagian SDM memberi saran/usulan kepada manajer. Adapun tugas dari bagian SDM adalah sebagai berikut :
1. Mengeluarkan surat peringatan atau pemberhentian kepada karyawan sesuai dengan persetujuan manajer.
(46)
3. Mengurus penerimaan tenaga kerja baru. g. PAPAM
PAPAM (Perwira Pengaman) bertanggung jawab kepada manajer atas keamanan di pabrik. Adapun tugas dari PAPAM adalah :
1. Menyusun rencana kerja di bidang keamanan. 2. Mengkoordinir petugas keamanan.
3. Melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengamanan terhadap aset pabrik.
4. Membuat laporan pertanggung jawaban bidang keamanan kepada manajer.
h. Asisten Bengkel Umum/Motor
Asisten bengkel umum/motor bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik atas kegiatan yang dilakukan. Adapun tugas dari asisten bengkel umum/motor adalah sebagai berikut :
1. Mengkoordinir perbaikan dan perawatan mesin, peralatan serta kendaraan yang digunakan oleh perusahaan.
2. Menyusun program perawatan mesin dan peralatan pabrik serta kendaraan.
3. Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja kepada kepala dinas teknik.
i. Asisten Transport
Asisten CD/Transport bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik atas kegiatan yang dilakukan. Adapun tugas dari asisten CD/Transport adalah sebagai berikut :
(47)
1. Membuat perencanaan tentang perawatan dan perbaikan bangunan pabrik.
2. Mengkoordinasi dan mengawasi pekerja dilapangan setiap hari. 3. Meninjau sesta merencanakan perbaikan untuk perumahan
karyawan yang rusak.
4. Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja kepada kepala dinas teknik.
j. Asisten PKS
Asisten PKS bertanggung jawab kepada kepala dinas pengolahan atas kegiatan bagian produksi. Adapun tugas dari asisten PKS adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan dibidang pengolahan dan laboratorium.
2. Mengkoordinir seluruh karyawan bagian produksi agar tercapai target yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Bertanggung jawab atas hasil produksi.
4. Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja kepada kepala dinas pengolahan.
5.3.3. Jam Kerja
Jam kerja yang berlaku pada Kebun Sawit Langkat dibagi atas dua bagian yaitu :
(48)
Untuk bagian kantor, jam kerja hanya ada satu shift dengan 7 jam per hari dan 40 jam kerja per minggu adalah sebagai berikut :
- Hari Senin s/d Kamis
Pukul 06.30 – 09.30 kerja aktif Pukul 09.30 – 10.30 istirahat Pukul 10.30 – 15.30 kerja aktif - Hari Jum’at
Pukul 06.30 – 09.30 kerja aktif Pukul 09.30 – 10.30 istirahat Pukul 10.30 – 12.00 kerja aktif - Hari Sabtu
Pukul 06.30 – 09.30 kerja aktif Pukul 09.30 – 10.30 istirahat Pukul 10.30 – 13.00 kerja aktif b. Bagian Pabrik
Untuk bagian pabrik pekerja dibagi atas dua shift, yaitu shift I dan shift II yang bergantian sekali seminggu. Jika shift I bekerja pada siang hari maka shift II bekerja pada malam hari, dan sebaliknya. Shift I masuk jam 06.30 s/d jam 17.00 dan shift II masuk jam 17.00 s/d jam 05.00 pagi. Untuk istirahat bagi pekerja pabrik tidak sama di setiap stasiun. Hari kerja untuk bagian pabrik sama dengan bagian kantor yakni enam kerja perminggu.
(49)
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini secara khusus dianalisis 5(lima) variabel yang berpengaruh besar terhadap tingkat produktivitas, yakni :
a. Biaya Pemeliharaan (X1)
b. Biaya Premi Panen (X2)
c. Biaya Pengamanan (X3)
Pada tahapan analisis ini faktor lingkungan dan faktor bahan tanaman tidak dibahas secara mendetail.Faktor tanah dan topografi, lahan gambut dan pengaruh musim kering tentu sulit untuk dikendalikan.Sedangkan faktor pengaruh bahan tanaman, pihak pengelola Kebun Sawit Langkat selalu menggunakan bibit sawit unggul. Sedangkan analisis sumber daya manusia dibatasi pada sistem rekrutmen, pelatihan dan penempatan kerja sudah sesuai dengan standar yang diharapkan.
6.1. Kondisi Tanaman di Kebun Sawit Langkat
Sejak tahun 1980 sampai sekarang bahan tanaman kelapa sawit digunakan di Kebun Sawit Langkat adalah Dura x Pisifera karena rendemennya dapat mencapai 22% - 24% dan produktivitas rata-rata dalam satu siklus dapat mencapai 26 ton TBS/Ha/Tahun atau produksi puncak dapat mencapai 30 ton TBS/Ha/Tahun. Perlu diketahui bahwa tanaman yang digunakan di Indonesia antara 1948 – 1971 adalah Dura x Tenera yang rendemennya sekitar 18% - 20% dan produksi rata-rata per siklus di bawah 20 ton /TBS/Ha/Tahun. Namun tidak
(50)
semua bahan tanaman Dura x Pisifera di Kebun Sawit Langkat baik.Berikut ini komposisi umur tanaman kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat.
Tabel 6.1. Komposisi Tanaman Kelapa Sawit Kebun Sawit Langkat Tahun 2010
Tahun Tanam Luas (Ha) Pokok Produksi
Jumlah Pkk/Ha
1980 809 99.507 123
1981 1.009 129.278 128
1982 602 74.177 123
1983 81 9.700 120
1984 60 8.121 135
2006 585 71.609 122
2007 324 44.563 138
Sumber : Kebun Sawit Langkat, 2011
Dari Tabel 6.1. terlihat, umur tanaman mulai 31 tahun, kondisi ini tentunya sudah tidak maksimal produktivitasnya. Dari total 3.146 Ha Tanaman Menghasilkan (TM) sebanyak 2.561 Ha merupakan tanaman yang ditanaman sejak tahun 1980 hingga 1984, sedangkan sebanyak 585 Ha dan 324 Ha merupakan tanaman yang ditanam pada tahun 2006 dan tahun 2007.
6.2. Sistem Pemeliharaan di Kebun Sawit Langkat
Kondisi tanaman kelapa sawit yang sudah tua tentunya butuh sistem pemeliharaan yang tepat.Sistem pemeliharaan yang efektif mulai dari pembibitan, TBM dan TM sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit dimasa yang akan datang.
Selain biaya pemeliharaan yang dikeluarkan kebun sawit langkat tidak termasuk biaya pemupukan, terdiri dari :
1) Biaya pembelian peralatan seperti dodos, egrek, cangkul, golok, sabit, gerobak dorong, tali rapia.
(51)
3) Biaya pengendalian tanaman rambat.
4) Biaya pemantauan dan pengendalian hama dan penyakit. 5) Biaya penggarukan piringan.
Berikut ini diuraikan jumlah biaya pemeliharaan di Kebun Sawit Langkat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2.Biaya Pemeliharaan di Kebun Sawit LangkatTahun 2006 - 2010
Tahun Biaya Pemeliharaan (Rp)
2006 9.173.201.226
2007 7.878.247.420
2008 9.118.267.227
2009 8.176.744.013
2010 7.479.452.568
Sumber : Kebun Sawit Langkat, 2011
6.3. Sistem Pemupukan di Kebun Sawit Langkat
Biaya pemupukan berkisar 40%-60% dari biaya pemeliharaan atau sekitar 20% dari biaya produksi. Pemupukan pada tanaman kelapa sawit dilakukan dalam 6 (enam) bulan sekali (1 tahun 2 kali), yaitu pada bulan Maret dan September untuk tanaman menghasilkan (TM).
Aplikasi pemupukan sesuai dengan Rekomendasi dari Pusat penelitian Kelapa Sawit (PPKS) untuk satu kali aplikasi dengan pemberian 1 Kg urea/pokok, 1 Kg TSP/pokok, 1 Kg KCL/pokok, 1 Kg Kieserite/pokok (tabur), diharapkan dapat memberikan peningkatan produksi berupa perbaikan kualitas Tandan Buah Segar (TBS) dalam bentuk bobot dan volume TBS. Dosis sesuai analisis tanah dan daun sesuai pada tiap-tiap blok.
Ditinjau dari segi kebutuhan hara bagi tanaman, maka faktor yang digunakan sebagai pendekatan adalah faktor keseimbangan hara serta kaitannya dengan faktor lingkungan dan potensi tanaman itu sendiri. Untuk itu diperlukan
(52)
aplikasi pemupukan yang tepat dan berkesinambungan agar kualitas produksi kelapa sawit optimal.
Di kebun sawit Langkat, aplikasi pemupukan pada tahun tanam 1980, 1981, 1982, 1983 dan 1984 terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2005. Kondisi ini tentu menyebabkan kualitas produksi kelapa sawit yang rendah, sehingga TBS yang dihasilkan tidak sesuai harapan. Akibatnya ketersediaan stok buah dipohon sangat minim akibat kurangnya pemupukan sehingga pada umumnya bunga yang terbentuk adalah bunga jantan.
6.4. Sistem Pengamanan Produksi di Kebun Sawit Langkat
Dewasa ini angka kehilangan produksi di Kebun Sawit Langkat yang diakibatkan oleh pencurian dan penyerobotan lahan semakin mempengaruhi tingkat produksi. Pencurian tandan buah segar (TBS), dari pohon, dari TPH, dan pencurian brondolan dari TPH, dari piringan pokok dan sebagainya bukanlah semata-mata tanggung jawab aparat keamanan seperti Hansip, Satpam atau Polisi. Banyak hal yang sifatnya preventif sudah dilakukan untuk mencegah timbulnya pencurian.
Berbagai upaya preventif telah dilakukan Kebun Sawit Langkat untuk pengamanan produksi adalah sebagai berikut :
a. Melakukan koordinasi lintas sektoral dengan aparat keamanan baik kepolisian maupun masyarakat setempat.
b. Dalam upaya mencegah pencurian di daerah rawan pencurian, misalnya daerah perkampungan rakyat, jalan keluar yang rawan, jauh dari pengawasan dan sebagainya dapat diupayakan dengan berpacu lebih cepat
(53)
daripada pencuri. Pengangkutan buah di TPH harus mendahulukan TPH sekitar daerah rawan tersebut.
c. Untuk menghindari kesempatan atau peluang pencurian buah di TPH perlu menghindarkan adanya buah restan atau menginap dilapangan. Hal ini harus didukung dengan sarana angkutan yang cukup, jalan produksi yang bagus dan koordinasi panen angkut dan olah yang baik.
Dalam melaksanakan berbagai upaya preventif tersebut tidak sedikit dana yang dikeluarkan, seperti terlihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3.Biaya Pengamanan Produksi di Kebun Sawit Langkat Tahun 2006 - 2010
Tahun Jumlah (Rp)
2006 1.913.536.567
2007 1.846.085.235
2008 1.751.135.310
2009 1.776.248.841
2010 1.779.361.665
Sumber : Kebun Sawit Langkat, 2011
6.5. Sistem Premi Panen di Kebun Sawit Langkat
Kebijaksanaan sistem premi panen di Kebun Sawit Langkat ternyata membawa pengaruh terhadap efektivitas panen, bahkan langsung berpengaruh terhadap tingkat capaian produksi.Kerugian produksi dapat mencapai sekitar 5%-10% jika tidak dikendalikan secara efektif.
Selama ini sistem premi panen di Kebun Sawit Langkat kurang efektif antara lain disebabkan oleh :
a. Basis Borong Semester I 370 Kg dan Semester II 430 Kg b. Nilai Premi Panen rata rata Rp. 42,5/Kg
c. Nilai Premi Pengutipan Brondolan untuk tanaman tua Rp. 150/Kg dan tanaman muda Rp. 125/kg.
(54)
Dengan sistem premi panen ini akan menguntungkan pihak karyawan panen dan sekaligus pihak perusahaan. Sistem premi panen selamam ini sangat dipengaruhi oleh niaya premi panen di Kebun Sawit Langkat cenderung naik turun. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4. Biaya Premi Panen di Kebun Sawit LangkatTahun 2006 - 2010
Tahun Biaya Premi Panen (Rp)
2006 3.329.373.875
2007 2.657.723.275
2008 2.953.577.248
2009 2.902.394.843
2010 2.207.630.132
Sumber :TD.11 Kebun Sawit Langkat
6.6. Hasil Uji Statistik
Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini adalah uji statistik terhadap variabel yang berpengaruh besar terhadap produksi kelapa sawit.Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu disusun nilai dari tiap variabel, seperti terlihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5.Variabel Faktor-Faktor X1– X4 yang berpengaruh terhadap
Produksi Kebun Sawit Langkat
Tahun
X1 X2 X3 X4 Y
Biaya Pemeliharaan (Rp) Biaya Pemupukan(Rp) Biaya Premi Panen (Rp) Biaya Pengamanan Produksi Sawit (Ton) 2006 9.173.201.226 0 3.329.373.875 1.913.536.567 79.634 2007 7.878.247.420 0 2.657.723.275 1.846.085.235 52.733 2008 9.118.267.227 0 2.953.577.248 1.751.135.310 50.923 2009 8.176.744.013 0 2.902.394.843 1.776.248.841 51.085 2010 8.479.452.568 0 2.207.630.132 1.779.361.665 37.971
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011
Dari Tabel 6.5. terlihat bahwa variabel X2 yakni Biaya Pemupukan karena tidak pernah dilaksanakan pada tahun 2006 hingga 2010, sehingga dalam pengolahan data melalui SPSS versi 17 variabel ini dihilangkan. Data yang akan diolah melalui uji statistik dapat dilihat pada Tabel 6.6.
(55)
Tabel 6.6.Variabel Faktor-Faktor X1– X3 yang berpengaruh terhadap Produksi Kebun Sawit Langkat
Tahun
X1 X2 X3 Y
Biaya Pemeliharaan (Rp) Biaya Premi Panen (Rp) Biaya Pengamanan Produksi Sawit (Ton) 2006 9.173.201.226 3.329.373.875 1.913.536.567 79.634 2007 7.878.247.420 2.657.723.275 1.846.085.235 52.733 2008 9.118.267.227 2.953.577.248 1.751.135.310 50.923 2009 8.176.744.013 2.902.394.843 1.776.248.841 51.085 2010 8.479.452.568 2.207.630.132 1.779.361.665 37.971
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011
6.6.1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal.Hasil uji normalitas data dengan Nonparametrik Test seperti terlihat pada Tabel 6.7.
Tabel 6.7.Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Biaya Pemeliharaan Biaya Premi Panen Biaya
Pengamanan Produksi
N 5 5 5 5
Normal Parametersa,,b
Mean 8.5652E9 2.8101E9 1.8133E9 5.4469E7 Std.
Deviation
5.71337E8 4.13805E8 66,165,106.25240 1.52684E7 Most Extreme
Differences
Absolute .233 .188 .296 .345
Positive .160 .164 .296 .345
Negative -.233 -.188 -.174 -.208
Kolmogorov-Smirnov Z .522 .421 .662 .772
Asymp. Sig. (2-tailed) .948 .994 .774 .590
(56)
Dari Tabel 6.7. diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasi dari tiap variabel. Untuk mengetahui data yang diuji normal atau tidak dapat dilihat pada Asymp. Sig. (2-tailed)diperoleh nilai 0,948 pada variabel X1, nilai 0,994 pada
variabel X2, nilai 0,774 pada variabel X3, serta nilai 0,590 pada variabel Y. Dari
kelima nilai pada variabel tersebut nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas nilai alpha 0,05% yang berarti bahwa distribusi data normal.
6.6.2. Analisis Korelasi Pearson
Untuk mengetahui hubungan antar variabel. Berikut ini ditampilkan hasil output SPSS versi 17 yang menghasilkan nilai korelasi pearson.
(57)
Tabel 6.8. Hasil Output untuk Nilai Korelasi Pearson Correlations Produksi Biaya Pemeliharaan Biaya Premi Panen Biaya Pengamanan Pearson Correlation
Produksi 1.000 .495 .888 .834
Biaya
Pemeliharaan
.495 1.000 .545 .141
Biaya Premi Panen
.888 .545 1.000 .504
Biaya Pengamanan
.834 .141 .504 1.000
Sig. (1-tailed) Produksi . .198 .122 .139
Biaya
Pemeliharaan
.198 . .171 .410
Biaya Premi Panen
.022 .171 . .193
Biaya Pengamanan
.039 .410 .193 .
N Produksi 5 5 5 5
Biaya
Pemeliharaan
5 5 5 5
Biaya Premi Panen
5 5 5 5
Biaya Pengamanan
5 5 5 5
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011
Berkenaan dengan besaran angka. Angka korelasi untuk Pearson berkisar pada 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempurna). Sebagai pedoman sederhana, angka korelasi diatas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedang dibawah 0,5 korelasi lemah. Tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda – (negatif) pada output menunjukkan arah hubungan yang
(58)
berlawanan, sedangkan tanda + (positif) menunjukkan arah hubungan yang sama. (Santoso, 2011).
Koefisien Korelasi Biaya Pemeliharaan dengan Produksi
Pada Tabel 6.8. koefisien korelasi Biaya Pemeliharaan dengan Produksi menunjukkan angka 0,495 yang berarti menunjukkan hubungan yang sama atau searah, dan berkorelasi lemah karena dibawah 0,5. Dapat disimpulkan bahwa biaya pemeliharaan yang telah dikeluarkan oleh Kebun Sawit Langkat dapat meningkatkan produksi, dan hubungan yang lemah antara biaya pemeliharaan dengan produksi.
Koefisien Korelasi Biaya Premi Panen dengan Produksi
Pada Tabel 6.8. koefisien korelasi Biaya Premi Panen dengan Produksi menunjukkan angka 0,888 yang berarti menunjukkan hubungan yang sama atau searah, dan berkorelasi kuat karena diatas 0,5 dan mendekati 1. Dapat disimpulkan bahwa biaya premi panen yang telah dikeluarkan oleh Kebun Sawit Langkat dapat meningkatkan produksi, dan hubungan yang kuat antara biaya premi panen dengan produksi.
Koefisien Korelasi Biaya Pengamanan dengan Produksi
Pada Tabel 6.8. koefisien korelasi Biaya Pengamanan dengan Produksi menunjukkan angka 0,834 yang berarti menunjukkan hubungan yang sama atau searah, dan berkorelasi kuat karena diatas 0,5. Dapat disimpulkan bahwa biaya pengamanan yang telah dikeluarkan oleh Kebun Sawit Langkat dapat meningkatkan produksi, dan hubungan yang kuat antara biaya pengamanan dengan produksi.
(59)
6.6.3. Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda digunakan pada penelitian yang memliki jumlah variabel independen lebih dari satu. Hasil dari uji regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 6.9.
Tabel 6.9. Hasil Output untuk Nilai Koefisien
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.553E8 1.681E7
-15.19 0
.042
Biaya
Pemeliharaan
.003 .001 .117 3.006 .204
Biaya Premi Panen
.020 .002 .553 12.37
7
.051
Biaya Pengamanan
.124 .009 .539 14.25
8
.045
a. Dependent Variable: Produksi
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011
Persamaan regresi pada penelitian ini adalah : Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y’ =-2,553E8+0.003X1+0,20X2+0.124X3
Persamaan tersebut sesuai dengan Tabel 6.14.dapat dijelaskan sebagai berikut : Konstanta sebesar -2,553E8 artinya jika X1,X2, dan X3 nilainya 0, maka
produksi sawit (Y) nilainya adalah -2,553E8.
Koefisien regresi variabel Biaya Pemeliharaan (X1) sebesar 0,003 artinya
jika variabel independen lain nilainya tetap dan biaya pemeliharaan (X1)
(60)
peningkatan sebesar 0,003%. Koefisien bernilai positif artinya terjadinya hubungan positif antara biaya pemeliharaan (X1) dengan produksi sawit,
semakin naik biaya pemeliharaan (X1) maka semakin naik produksi sawit.
Koefisien regresi variabel biaya premi panen (X2) sebesar 0,020 artinya
jika variabel independen lainnya tetap dan biaya premi panen mengalami kenaikan 1% maka produksi sawit akan mengalami peningkatan sebesar 0,020%, koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara biaya premi panen dengan produksi sawit, semakin naik biaya premi panen maka semakin meningkat produksi sawit
Koefisien regresi variabel biaya pengamanan (X3) sebesar 0,124 artinya
jika variabel independen lainnya tetap dan biaya pengamanan mengalami kenaikan 1%maka produksi sawit akan mengalami peningkatan sebesar 0,124%, koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara biaya pengamanan dengan produksi sawit, semakin naik biaya pengamanan maka semakin meningkat produksi sawit
Dari Tabel 6.9. variabel biaya pengamanan merupakan variabel yang paling berpengaruh karena memiliki nilai koefisien tertinggi dibanding variabel lain yakni 0,124sedangkan biaya pemeliharaan merupakan variabel yang paling rendah mempengaruhi produksi di Kebun Sawit Langkat dengan nilai 0,003.
6.6.4. Uji Nyata (Uji t)
Dari Tabel 6.9. diperoleh hasil t hitung dari setiap variabel, sedangkan nilai t tabel diperoleh berdasarkan rumus df=n-k, dimana n adalah jumlah data yang diobservasi yakni 5 tahun dan k adalah jumlah variabel independen dan terikat, sehingga df=5-4 atau df=1. Pada t tabel df=1dengan alpha 0,05diperoleh
(61)
nilai12,71 . Untuk menguji pengaruh secara nyata dari masing-masing variabel independen maka dibandingkan nilai t hitung terhadap t tabel.
Uji t Biaya Pemeliharaan dengan Produksi
Nilai t hitung Biaya Pemeliharaan pada Tabel 6.9. adalah 3,006 atau lebih kecil dari nilai t tabel yakni 12,71 (3,006 <12,71) , sehingga hipotesis Ho diterima atau dapat disimpulkan bahwa secara nyata biaya pemeliharaan tidak berpengaruh terhadap produksi.
Uji t Biaya Premi Panen dengan Produksi
Nilai t hitung Biaya Premi Panen pada Tabel 6.9. adalah 12,377 atau lebih kecil dari nilai t tabel yakni 12,71 (12,377 <12,71) , sehingga hipotesis Ho diterima atau dapat disimpulkan bahwa secara nyata biaya premi panen tidak berpengaruh terhadap produksi.
Uji t Biaya Pengamanan dengan Produksi
Nilai t hitung Biaya Pengamanan pada Tabel 6.9. adalah 14,258 atau lebih besar dari nilai t tabel yakni 12,71 (14,258 >12,71) , sehingga hipotesis Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa secara nyata biaya pengamanan berpengaruh terhadap produksi.
6.6.5. Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi dalam regresi berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara
serenpak terhadap variabel dependen(Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen, seperti terlihat pada Tabel 6.10.
(62)
Tabel 6.10. Hasil Output untuk Nilai Regresi Berganda
Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F
Change df1 df2
Sig. F Change 1 .999a .999 .996 9.80689E5 .999 322.862 3 1 .041 a. Predictors: (Constant), Biaya Pengamanan, Biaya Pemeliharaan, Biaya Premi Panen b. Dependent Variable: Produksi
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011
Dari Tabel 6.10. terlihat bahwa nilai R square adalah 0,999 atau mendekati 1. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen dan biaya pengamanan terhadap peningkatan produksi di Kebun Sawit Langkat.
Pengertian nilai (R Square) ialah jikaR2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sebaliknya jika R2 sama dengan 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.
DariTabel 6.10.diperolehnilai Adjusted R Square sebesar 0,996 atau 99,6%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (biaya pemeliharaan, biaya premi panen, danbiaya pengamanan) terhadap variabel dependen (produksi sawit) sebesar 99,6%, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model summary mampu menjelaskan sebesar 99,6% variasi variabel dependen dan 0,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
(63)
6.6.5. Uji F
Uji F (Anova) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui nilai F seperti pada Tabel 6.11.
Tabel 6.11. Hasil Output untuk Anova
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.315E14 3 3.105E14 322.862 .041a
Residual 9.618E11 1 9.618E11
Total 9.325E14 4
a. Predictors: (Constant), Biaya Pengamanan, Biaya Pemeliharaan, Biaya Premi Panen b. Dependent Variable: Produksi
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011 Tahap Uji F (Anova) :
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksi sawit
Ha : Ada pengaruh secara signifikansi antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksi sawit
2. Menentukan Tingkat Signifikan
Tingkat signifikan 5% (signifikan 5% adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian sosial).
(64)
3. Menentukan F Hitung
Berdasarkan Tabel 6.15. diperoleh F hitung sebesar 322,861
4. Menentukan F Tabel
Dengan tingkat keyakinan 95%, df 1 = 3, df2 = 1, Ftabel =216 5. Kriteria Pengujian
Ho diterima bila F hitung < F tabel Ho ditolak bila F hitung > F tabel 6. Kesimpulan
Karena F hitung > F tabel (322,861>216) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksi sawit. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi sawit di Kebun Sawit Langkat. Hal ini dapat juga dilihat dari probabilitas significance 0.41 yang lebih kecil dari 0.5.
(65)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa : a. Biaya pengamanan memiliki pengaruh secara nyata terhadap produksi di
Kebun Sawit Langkat, sedangkan biaya pemeliharaan dan biaya premi panen tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi. Hal ini dapat dijelaskan karena faktor keamanan di kebun Sawit Langkat sangat berperan dalam pengamanan produksi dari pencurian. Dari hasil analisis regresi berganda, biaya pengamanannilai koefisiennya0,124 sedangkan yang paling rendah ialah biaya pemeliharaan dengan nilai koefisien 0,003. Rendahnya pengaruh biaya pemeliharaan disebabkan oleh tidak lagi dilakukannya pemupukan terhadap tanaman-tanaman tua yang menjelang dilakukannya replanting. Porsi biaya pemupukan sekitar 50% - 60% dari total biaya pemeliharaan.
b. Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh angka R square sebesar 0,999. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan terjadi hubungan yang sangat kuat antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan terhadap produksi sawit di Kebun Sawit Langkat.
c. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,996 atau 99,6%. Hal ini menunjukkan variabel independen mampu menjelaskan sebesar 99,6% variabel dependen dan sisanya 0,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
(66)
d. Karena nilai F hitung > F tabel (322,861>216) atau probabilitas signifikansi < 0.5, maka hipotesis Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksi sawit.
7.2. Saran
Untuk dapat meningkatkan produksi dan produksivitas tanaman kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :
a. Biaya pengamanan agar lebih ditingkatkan, karena mampu memberikan kontribusi dalam mengurangi pencurian tandan buah segar, sehingga angka produksi dapat dicapai sesuai target produksi.
b. Rendahnya kontribusi pengaruh biaya pemeliharaan terhadap produksi, membuat perusahaan harus mengevaluasi kinerja dari pemanfaatan biaya pemeliharaan yang sudah dikeluarkan.
c. Perlu segera dilaksanakan replanting, karena umur tanaman renta (>25) sangat luas.Dari sisi pemeliharaan tanaman kelapa sawit, agar tanaman muda di TBM tumbuh optimal, homogen dan cepat menghasilkan (masa TBM-nya singkat) dan sudah dapat dipanen pada umur 36 bulan, maka pemeliharaan TBM harus sesuai dengan prosedur.
(1)
Tabel 6.10. Hasil Output untuk Nilai Regresi Berganda Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F
Change df1 df2
Sig. F Change 1 .999a .999 .996 9.80689E5 .999 322.862 3 1 .041 a. Predictors: (Constant), Biaya Pengamanan, Biaya Pemeliharaan, Biaya Premi Panen b. Dependent Variable: Produksi
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011
Dari Tabel 6.10. terlihat bahwa nilai R square adalah 0,999 atau mendekati 1. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen dan biaya pengamanan terhadap peningkatan produksi di Kebun Sawit Langkat.
Pengertian nilai (R Square) ialah jikaR2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sebaliknya jika R2 sama dengan 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.
DariTabel 6.10.diperolehnilai Adjusted R Square sebesar 0,996 atau 99,6%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (biaya pemeliharaan, biaya premi panen, danbiaya pengamanan) terhadap variabel dependen (produksi sawit) sebesar 99,6%, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model summary mampu menjelaskan sebesar 99,6% variasi variabel dependen dan 0,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
(2)
6.6.5. Uji F
Uji F (Anova) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui nilai F seperti pada Tabel 6.11.
Tabel 6.11. Hasil Output untuk Anova ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.315E14 3 3.105E14 322.862 .041a
Residual 9.618E11 1 9.618E11
Total 9.325E14 4
a. Predictors: (Constant), Biaya Pengamanan, Biaya Pemeliharaan, Biaya Premi Panen b. Dependent Variable: Produksi
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011 Tahap Uji F (Anova) :
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksi sawit
Ha : Ada pengaruh secara signifikansi antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap
(3)
3. Menentukan F Hitung
Berdasarkan Tabel 6.15. diperoleh F hitung sebesar 322,861
4. Menentukan F Tabel
Dengan tingkat keyakinan 95%, df 1 = 3, df2 = 1, Ftabel =216 5. Kriteria Pengujian
Ho diterima bila F hitung < F tabel Ho ditolak bila F hitung > F tabel 6. Kesimpulan
Karena F hitung > F tabel (322,861>216) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksi sawit. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi sawit di Kebun Sawit Langkat. Hal ini dapat juga dilihat dari probabilitas significance 0.41 yang lebih kecil dari 0.5.
(4)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa : a. Biaya pengamanan memiliki pengaruh secara nyata terhadap produksi di
Kebun Sawit Langkat, sedangkan biaya pemeliharaan dan biaya premi panen tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi. Hal ini dapat dijelaskan karena faktor keamanan di kebun Sawit Langkat sangat berperan dalam pengamanan produksi dari pencurian. Dari hasil analisis regresi berganda, biaya pengamanannilai koefisiennya0,124 sedangkan yang paling rendah ialah biaya pemeliharaan dengan nilai koefisien 0,003. Rendahnya pengaruh biaya pemeliharaan disebabkan oleh tidak lagi dilakukannya pemupukan terhadap tanaman-tanaman tua yang menjelang dilakukannya replanting. Porsi biaya pemupukan sekitar 50% - 60% dari total biaya pemeliharaan.
b. Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh angka R square sebesar 0,999. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan terjadi hubungan yang sangat kuat antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan terhadap produksi sawit di Kebun Sawit Langkat.
(5)
d. Karena nilai F hitung > F tabel (322,861>216) atau probabilitas signifikansi < 0.5, maka hipotesis Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara antara biaya pemeliharaan, biaya premi panen, dan biaya pengamanan secara bersama-sama terhadap produksi sawit.
7.2. Saran
Untuk dapat meningkatkan produksi dan produksivitas tanaman kelapa sawit di Kebun Sawit Langkat, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :
a. Biaya pengamanan agar lebih ditingkatkan, karena mampu memberikan kontribusi dalam mengurangi pencurian tandan buah segar, sehingga angka produksi dapat dicapai sesuai target produksi.
b. Rendahnya kontribusi pengaruh biaya pemeliharaan terhadap produksi, membuat perusahaan harus mengevaluasi kinerja dari pemanfaatan biaya pemeliharaan yang sudah dikeluarkan.
c. Perlu segera dilaksanakan replanting, karena umur tanaman renta (>25) sangat luas.Dari sisi pemeliharaan tanaman kelapa sawit, agar tanaman muda di TBM tumbuh optimal, homogen dan cepat menghasilkan (masa TBM-nya singkat) dan sudah dapat dipanen pada umur 36 bulan, maka pemeliharaan TBM harus sesuai dengan prosedur.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Alghifari, Abu, 2000, Metode Penelitian Kuantitatif, RinekaCipta, Jakarta
Budiyanto, Devi Silsia dan Faren Siregar, 2003, Konsistensi Mutu dan Rendemen Crude Palm Oil (CPO) di PT. Agricinal Bengkulu, Jurnal Penelitian UNIB, Vol. IX, No. 3, Bengkulu
Campbell, L., 1990, The Self-system: Developmental Changes Between and Within Self-concepts, Search e-book www.google.com
Fauzi, Y., 2003, KelapaSawit :Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran, PenebarSwadaya, Jakarta
Filippo, Armando Di, 1994, Index of Economic Articles in Journals and Collective Volumes, American Economic Associatio, Search e-book www.google.com
Glaser, Barney, 1996, Produktivitas. Jurnal Ekonomi Kanada, Search e-book www.google.com
Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005, Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi ke-6, STIE YKPN, Yogyakarta
Pahan, Iyun, 2010, Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Cetakan ke-8, Penebar Swadaya, Jakarta
Risza, Suyatno, 2005, Budi DayaKelapaSawit, PenerbitKanisius, Yogyakarta Santoso, Singgih, 2011, Mastering SPSS, Elex Media Komputindo, Jakarta Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung
Sumadi, Suryabrata, 1998, Metodologi Penelitian, Cetakan sebelas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.