17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ekologi, Dsepartemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara USU, Medan.
3.2 BAHAN DAN PERALATAN
3.2.1 Bahan-Bahan
1. Starter dari penelitian sebelumnya 2. Sampel
LCPKS dari fat pit PKS Adolina
3. Asam klorida HCl 0,1 N 4. Aquadest H
2
O 5. Natrium Bikarbonat NaHCO
3
3.2.2 Peralatan 3.2.2.1 Peralatan Utama
1. Fermentor tangki berpengadukjar fermentor EYELA model No: MBF 300ME
2. Pompa sludgeslurry pump HEISHIN, model No.:3NY06F 3. Gas meter SHINAGAWA, model No.:W-NK-0.5B
4. Tangki umpan service tank 5. Pengaduk
6. Sensor temperatur 7. pH elektroda
8. Timer OMRON, model No.:H5F 9. Botol penampungan keluaran fermentor
10. Gas collector
Universitas Sumatera Utara
18 3.2.2.2 Peralatan Analisa
1. Buret 25 ml 2. Timbangan analitik
3. Oven 4. Desikator
5. Pipet volumetrik 6. Karet penghisap
7. Pengaduk magnetic
8. Furnace
1. Pengaduk mixer 2. Tangki Umpan
3. Pompa Sludge 4. Jar Fermentor
5. Tombol pompa air jaket 6. Tombol penghidup fermentor
7. Pengatur kecepatan pengaduk 8. Pengatur suhu air jaket
1 2
4 3
1
11 7
5
3 10
8 6
4 2
3
alarm heating
13
12
14
9
9. Wadah keluaran fermentor 10. Gas Meter
11. Gas Collector 12. pH elektroda
13. Penyerap H2S 14. Sampling injector
Gambar 3.1 Rangkaian Peralatan
Universitas Sumatera Utara
19
3.3 TAHAPAN PENELITIAN
3.3.1 Analisis Bahan Baku Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit LCPKS
3.3.1.1 Analisis pH Adapun prosedur analisis pH adalah [41]:
1 Kalibrasi pH meter dilakukan ke dalam pH 4, pH 7, dan pH 10. 2 Bagian elektroda dari pH meter dicuci dengan aquadest.
3 Elektoda dimasukkan ke dalam sampel yang akan diukur pH-nya. 4 Nilai bacaan pH meter ditunggu sampai konstan lalu dicatat nilai bacaannya.
3.3.1.2 Analisis M-Alkalinity Adapun prosedur analisis M-alkalinity adalah [41]:
1 Sampel dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam beaker glass lalu ditambahkan dengan aquadest hingga volume larutan 80 ml.
2 Beaker glass diletakkan di atas magnetic stirrer, dan diletakkan pH elektroda di dalam beaker gelas, kemudian stirrer dihidupkan dan kecepatan diatur
sedemikian rupa hingga sampel tercampur sempurna dengan aquadest. 3 Campuran dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N hingga pH mencapai 4,8 ± 0,02.
4 Analisis M-Alkalinity dilakukan untuk Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit LCPKS dan limbah fermentasi pada Jar fermentor.
5 M-Alkalinity dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: M-Alkalinity mg NaHCO
3
L = Sampel
Vol 50000
x M
x terpakai
yang Vol.HCl
HCl
3.3.1.3 Analisis Total Solids TS Adapun prosedur analisis Total Solids TS adalah [41]:
1 Cawan penguap kosong yang telah dibersihkan, dipanaskan pada 105
o
C di dalam oven selama 1 jam. Apabila akan dilanjutkan untuk analisis zat
tersuspensi organik, cawan dipanaskan pada 550
o
C, selama 1 jam. 2 Cawan didinginkan selama 15 menit di dalam desikator, lalu ditimbang.
3 Sampel dikocok merata, lalu dituangkan ke dalam cawan. Volume sampel diatur sehingga berat residu antara 2,5-200 mg.
3.1
Universitas Sumatera Utara
20 4 Cawan berisi sampel dimasukkan ke dalam oven, suhu 98
o
C untuk mencegah percikan akibat didihan air di dalam cawan. Namun bila volum sampel kecil
dan dinding cawan cukup tinggi maka langkah ini tidak perlu. 5 Pengeringan diteruskan di dalam oven dengan suhu 103-105
o
C selama 1 jam. 6 Cawan yang berisi residu zat padat tersebut didinginkan di dalam desikator
sebelum ditimbang. 7 Langkah 5 dan 6 diulang sampai didapat berat yang konstan atau berkurang
berat lebih kecil 4 berat semula atau 0,5 mg, biasanya pemanasan 1-2 jam sudah cukup. Penimbangan harus dikerjakan dengan cepat untuk mengurangi
galat. 8 Kandungan TS dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
mL sampel,
volume 1000
B -
A talL
padatan to mg
Keterangan: A = berat residu kering + cawan porselen, mg
B = berat cawan porselen, mg
3.3.1.4 Analisis Volatile Solids VS Adapun prosedur analisis Volatile solids VS adalah [41]:
1 Cawan penguap setelah dari TS dipanaskan dengan menggunakan muffle furnace pada suhu 550
o
C selama 1 jam. 2 Setelah itu cawan penguap didinginkan di dalam desikator hingga mencapai
suhu kamar. 3 Berat cawan penguap ditimbang.
4 Kandungan VS dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: mL
sampel, volume
1000 B
- A
latilL padatan vo
mg
Keterangan: A = berat residu+cawan porselen sebelum pembakaran, mg
B = berat residu + cawan porselen setelah pembakaran, mg
3.3.1.5 Analisis Total Suspended Solids TSS Adapun prosedur analisis Total Suspended Solids TSS adalah [41]:
1 Berat kertas saring kering yang digunakan ditimbang. 3.2
3.3
Universitas Sumatera Utara
21 2 Kertas saring dibasahi dengan sedikit air suling.
3 Sampel diaduk dengan magnetic stirrer untuk memperoleh sampel yang lebih homogen.
4 Sampel dipipetkan ke penyaringan dengan volume tertentu pada waktu contoh diaduk dengan magnetic stirer.
5 Kertas saring dicuci atau disaring dengan 3 x 10 ml aquadest. 6 Kertas saring dipindahkan secara hati-hati dari peralatan penyaring ke wadah
timbang dengan aluminium sebagai penyangga. 7 Dikeringkan di dalam oven setidaknya selama 1 jam pada suhu 103ºC sampai
dengan 105ºC, didinginkan dalam desikator untuk menyeimbangkan suhu dan massanya.
8 Tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan penimbangan diulangi sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih
kecil dari 4 terhadap penimbangan sebelumnya atau 0,5 mg. 9 Kandungan TSS dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
mL sampel,
volume 1000
B -
A totalL
rsuspensi padatan te
mg
Keterangan: A = berat kertas saring + berat residu, mg
B = berat kertas saring, mg 3.3.1.6 Analisis Volatile Suspended Solids VSS
Adapun prosedur analisis Volatile Solids VSS adalah [41]: 1 Sampel residu hasil analisa TSS dibakar mengunakan api bunsen di dalam
cawan porselen yang telah dikering dan diketahui beratnya. 2 Setelah terbakar sempurna atau bebas asap, selanjutnya sampel diabukan di
dalam furnace pada suhu 550
o
C selama 1 jam. 3 Setelah 1 jam, furnace dimatikan dan sampel diambil setelah suhu furnace
sekitar 100
o
C dan disimpan di dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang.
4 Kandungan VSS dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: mL
sampel, volume
1000 B
- A
volatilL rsuspensi
padatan te mg
Keterangan: A = berat residu + cawan porselen sebelum pembakaran, mg
3.4
3.5
Universitas Sumatera Utara
22 B = berat residu + cawan porselen setelah pembakaran, mg
3.3.1.7 Analisis Chemical Oxygen Demand COD Analisis ini dilakukan di luar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara yaitu di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit BTKLPP Kelas 1 Medan dengan Metode Open Reflux.
Adapun prosedur analisis Chemical Oxygen Demand COD adalah [41]: 1 Dimasukkan 10 ml contoh uji ke dalam erlenmeyer 250 ml.
2 Ditambahkan 0,2 g serbuk raksa II sulfat HgSO
4
dan beberapa batu didih. 3 Ditambahkan 5 ml larutan kalium dikromat, K
2
Cr
2
O
7
0,25 N. 4 Ditambahkan 15 ml pereaksi asam sulfat H
2
SO
4
– perak sulfat Ag
2
SO
4
perlahan-lahan sambil didinginkan dalam air pendingin. 5 Dihubungkan dengan pendingin Liebig dan dididihkan di atas hot plate
selama 2 jam. 6 Didinginkan dan dicuci bagian dalam dari pendingin dengan air suling hingga
volume contoh uji menjadi lebih kurang 70 ml. 7 Didinginkan sampai temperatur kamar, ditambahkan indikator ferroin 2
sampai dengan 3 tetes, dititrasi dengan larutan ferro ammonium sulfat atau FAS 0,1 N sampai warna merah kecoklatan, dicatat kebutuhan larutan FAS.
8 Langkah 1 sampai dengan 7 dilakukan terhadap air suling sebagai blanko. Kebutuhan larutan FAS dicatat. Analisis blanko ini sekaligus melakukan
pembakuan larutan FAS dan dilakukan setiap penentuan COD. 9 Kandungan COD dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
sampel ml
N8000 B
A O
mgl
2
Keterangan: A = ml FAS untuk titrasi blanko
B = ml FAS untuk titrasi sampel
N = Normalitas FAS
8000 = berat miliekivalen oksigen
1000 mll 3.6
Universitas Sumatera Utara
23
3.3.2 Loading Up dan Operasi Target
Adapun prosedur loading up dan operasi target adalah: 1
Starter asidogenesis sebanyak 2 L dimasukkan ke dalam fermentor. 2
Bahan baku LCPKS dimasukkan ke dalam tangki umpan. 3
Kecepatan di dalam tangki umpan LCPKS segar diatur hingga kecepatan 150 rpm agar larutan LCPKS akan tercampur dengan baik.
4 Bahan baku LCPKS dialirkan dari tangki umpan ke dalam fermentor.
5 Suhu di dalam fermentor selama proses loading up dan operasi target dijaga
pada suhu kamar dengan kecepatan pengadukan pada 250 rpm. 6 HRT awal dimulai dengan HRT 20 hari karena untuk adaptasi hidrolitik
bakteri dengan umpan dimasukkan secara bertahap yaitu 2 kali sehari. 7 Setelah 15 hari, percobaan dilanjutkan untuk HRT 15, 10, 5 dan 4. Dilakukan
analisis untuk tiap HRT. 8
pH di dalam fermentor di atur 6 untuk loading up dan 150; 200; 250 dan 300 rpm pada operasi target dengan penambahan NaHCO
3
hingga pH yang dinginkan tercapai.
Dilakukan analisis untuk setiap run.
3.3.3 Pengujian Sampel Sampling
Adapun prosedur yang dilakukan untuk pengujian sampel adalah sama seperti prosedur yang dilakukan untuk analisis bahan baku, ditambah dengan
analisis VFA, sedangkan analisis gas dilakukan jika pada penelitian ada terbentuk
gas yaitu gas CO
2
dan H
2
S. Tabel 3.1 Jadwal Analisis Influent dan Effluent
Hari ke Analisis
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15
pH M-Alkalinity
TS VS
TSS VSS
COD VFA
Gas Keterangan:
= Analisis influent = Analisis effluent
Universitas Sumatera Utara
24
3.4 FLOWCHART PENELITIAN
3.4.1 Flowchart Prosedur Analisis Bahan Baku Limbah Cair Pabrik Kelapa
Sawit LCPKS dan Pengujian Sampel Sampling
3.4.1.1 Flowchart Prosedur Analisis pH
Mulai
Selesai Dilakukan kalibrasi pH meter
Dicuci bagian elektroda dari pH meter dengan aquadest Dimasukkan elektoda ke dalam sampel
Ditunggu sampai nilai bacaan pH meter konstan
Apakah bacaan pH meter sudah konstan?
Dicatat nilai bacaan Tidak
Ya
Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Analisis pH
Universitas Sumatera Utara
25 3.4.1.2 Flowchart Prosedur Analisis M-Alkalinity
Mulai
Dimasukkan 5 ml sampel ke dalam beaker glass
Selesai Dicatat volume HCl yang terpakai
Ditambahkan aquadest hingga volume larutan menjadi 80 ml
Diaduk campuran hingga homogen dengan magnetic stirrer
Dimasukkan pH elektroda ke dalam beaker glass
Apakah bacaan pH mencapai 4,8
±0,02 ?
Dititrasi campuran dengan HCl 0,1 N
Tidak
Ya
Dihitung M-Alkalinity dengan persamaan 3.1
Gambar 3.3 Flowchart Prosedur Analisis M-Alkalinity
Universitas Sumatera Utara
26 3.4.1.3 Flowchart Prosedur
Analisis Total Solids TS
Mulai
Dipanaskan cawan penguap selama 2 jam pada suhu 105
o
C
Diambil sampel dan masukkan ke dalam cawan
Selesai Didinginkan cawan penguap selama 15 menit di dalam desikator
Ditimbang berat cawan Didinginkan cawan penguap selama 15 menit di
dalam desikator
Dimasukkan cawan berisi sampel ke oven pada suhu 103-105
o
C selama 1 jam Didinginkan cawan penguap selama 15
menit di dalam desikator Ditimbang berat cawan
Apakah berat cawan sudah konstan?
Tidak
Ya Dicatat dan dihitung nilai TS dengan persamaan 3.2
Gambar 3.4 Flowchart Prosedur Analisis Total Solids TS
Universitas Sumatera Utara
27 3.4.1.4 Flowchart Prosedur
Analisis Volatile Solids VS
Dimasukkan cawan hasil analisis TS ke dalam furnace
Selesai Dipanaskan pada suhu 550
o
C selama 1 jam
Ditimbang berat cawan Dicatat dan dihitung VS dengan persamaan 3.2
Mulai
Didinginkan cawan penguap di dalam desikator hingga suhunya mencapai suhu kamar
Gambar 3.5 Flowchart Prosedur Analisis Volatile Solids VS
3.4.1.5 Flowchart Prosedur
Analisis Total Suspended Solids TSS
Mulai
Ditimbang kertas saring kering yang digunakan
Dibasahi kertas saring dengan sedikit air suling
Diaduk sampel dengan magnetic stirrer hingga homogen
Dipipetkan sampel ke penyaringan Dicuci kertas saring atau saringan dengan
3 x 10 mL aquadest A
Universitas Sumatera Utara
28
Selesai Dimasukkan sampel ke dalam oven pada suhu 103-105
o
C selama 1 jam
Didinginkan cawan penguap selama 15 menit di dalam desikator Ditimbang berat cawan
Apakah berat cawan sudah konstan?
Tidak
Ya A
Dipindahkan kertas saring secara hati-hati ke wadah timbang aluminium
Dicatat dan dihitung TSS dengan persamaan 4.4
Gambar 3.6 Flowchart Prosedur Analisis Total Suspended Solids TSS
3.4.1.6 Flowchart Prosedur Analisis Volatile Suspended Solids VSS
Mulai Dimasukkan cawan hasil analisis TSS ke dalam furnace
Selesai Dipanaskan pada suhu 550
o
C selama 1 jam Didinginkan cawan penguap di dalam desikator hingga suhunya
mencapai suhu kamar Ditimbang berat cawan
Dicatat dan dihitung VSS dengan persamaan 3.5
Gambar 3.7 Flowchart Prosedur Analisis Volatile Suspended Solids VSS
Universitas Sumatera Utara
29
3.4.2 Flowchart Prosedur Loading Up dan Operasi Target
Selesai Diatur kecepatan pengadukan tangki pengumpanan pada 150 rpm
Pada operasi target Diatur laju pengadukan fermentor pada variasi 150; 200; 250, dan 300 rpm
HRT awal dimulai dengan HRT 20 hari
Dilakukan analisa pH, M-Alkalinity, ,TS,VS,TSS, VSS, COD dan VFA untuk Setiap run
Dilanjutkan HRT loading-up pada HRT 15, 10, 5 dan 4 hari
Apakah masih ada variasi pengadukan?
Tidak Ya
Diatur pH fermentor 6 dengan penambahan NaHCO
3
Dimasukkan LCPKS ke dalam tangki pengumpanan Dimasukkan starter sebanyak 2 L ke dalam fermentor
Mulai
Gambar 3.9 Flowchart Prosedur Loading Up dan Operasi Target
3.5 JADWAL PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian direncanakan selama 7 tujuh bulan. Jenis kegiatan dan jadual pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 3.1
Universitas Sumatera Utara
30 Tabel 3.2 Jenis Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No .
Kegiatan Bulan ke 1
Bulan ke-2 Bulan ke-3
Bulan ke-4 Bulan ke-5
Bulan ke-6 Bulan ke-7
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.
Persiapan penelitian 2.
Survei dan pembelian bahan
3. Pelaksanaan
penelitian dan pengumpulan data
4. Kompilasi data dan
penarikan kesimpulan 5.
Penulisan karya ilmiah
6. Penulisan karya
ilmiah
Universitas Sumatera Utara
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT LCPKS
Bahan baku berupa LCPKS yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari PTPN IV PKS Adolina. Berikut hasil analisis karakteristik LCPKS yang
digunakan pada Tabel 4.1 dibawah ini Tabel 4.1 Hasil Analisis Karakteristik LCPKS dari PTPN IV PKS Adolina
No. Parameter
Satuan Hasil Uji
Metode Uji
1. pH
- 3,70-4,70
APHA 4500-H
2. Chemical Oxygen
Demand COD mgL
48.300 Spektrofotometri
3. Total Solid TS
mgL 13.420-37.020
APHA 2540B
4. Volatile Solid VS
mgL 10.520-31.220
APHA 2540E
5. Total Suspended
Solid TSS mgL
2.080-27.040 APHA 2540D
6. Volatile Suspended
Solid VSS mgL
1.920-25.800 APHA 2540E
7. Oil and Grease
mgL 6,247
SNI 0 6.6989.10.2004
8. Protein
0,5253 Kjeldahl
9. Karbohidrat
Lane Eynon 10.
Volatile fatty acids - Asam asetat
- Asam propionat - Asam butirat
mgL 985,71
696,17 1829,26
Laporan hasil uji laboratorium terlampir Tabel 4.1 menunjukkan analisis dari LCPKS dari PKS Adolina dimana
terdapat beberapa parameter di atas ambang baku mutu limbah buangan. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa LCPKS memiliki potensi dalam pencemaran
lingkungan. LCPKS adalah cairan kental berwarna coklat yang bercampur dengan
padatan-padatan tersuspensi yang bersifat asam merupakan air limbah yang sangat mencemari baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan
[28]. Analisis pH yang diperoleh yaitu 3,7 – 4,7, dengan demikian LCPKS
termasuk limbah yang sangat mencemari lingkungan jika tidak diolah terlebih dahulu serta dapat menyebabkan korosi. Hasil analisis COD diperoleh 48.300
Universitas Sumatera Utara