S 0,007123
Diperoleh harga, Sx = =
= 0,004112 √n √3
Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, derajat kebebasan dk = n – 1 = 2.
Untuk derajat kepercayaan 95 p = 0,05, nilai t = 4,30. Maka d = t 0,05 ; n – 1 Sx d = 4,30 x 0,004112 = 0,0177.
Dari data pengukuran kandungan magnesium Mg dari sampel air gambut yang diambil dari Sibolga adalah 0,2809
± 0,0719 mgl.
4.2 Pembahasan.
4.2.1. Kandungan Mangan Mn dalam Air Gambut. Kurva kalibrasi larutan standar mangan Mn yang diperoleh dengan
memvariasikan konsentrasi larutan mangan Mn dengan absorbansi dengan persamaan Least-Square sehingga diperoleh persamaan garis linear : Y = 0,0036070 +
0,021990 X. Dengan persamaan garis linear diperoleh kandungan mangan Mn sebagai berikut ;
Universitas Sumatera Utara
Tabel.4.5. Absorban Rata – Rata dan Hasil Perhitungan Konsentrasi Mangan Mn di dalam Air Gambut.
Absorbansi rata – rata Konsentrasi mgl
Pengambilan sample Pengambilan Sampel
Perlakuan A
B C
A B
C Rata-rata
SB SD
SDT 0,0318
0,0299 0,0249
0,0289 0,0269
0,0216 0,0249
0,0232 0,0199
0,9682±0,0815 0,8925±0,0114
0,3182±0,0125 1,1487±0,0172
1,0608±0,0151 0,4409±0,0629
1,2820±0,0432 1,1987±0,0172
0,5382,±0,0815 Rata-rata
0,7263 0,8835
1,1496 1,1329
1,0506 0,4325
Keterangan : A
: Pengambilan Sampel bulan November 2009. B
: Pengambilan Sampel bulan Desember 2009. C
: Pengambilan Sampel bulan Januari 2010. SB : Sebelum dielektrokoagulasi.
SD : Sesudah dielektrokoagulasi. SDT : Sesudah dielektrokoagulasi dengan penambahan tawas 10 ml1000 ml.
Berdasarkan data pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa konsentrasi mangan Mn dalam Air gambut berbeda-beda, baik berdasarkan waktu pengambilan sampel
maupun pada setelah dilakukan perlakuan terhadap sampel. Konsentrasi mangan Mn saat pengambilan sampel tertinggi adalah 1,1496 mgl yaitu pada pengambilan
bulan Nopember 2009 dan terendah 0,8672 mgl yaitu pada pengambilan sampel pada bulan Januari 2010. Sementara untuk perlakuan terhadap sampel kandungan mangan
Mn tertinggi dan terendah berdasarkan perlakuan yang diberikan sebelum dan sesudah dielektrokoagulasi dan dielektrokoagulasi dengan penambahan tawas 10
ml1000 mL 1,1329 mgl dan 0,8424 mgl. Dalam bentuk grafik data diatas
Universitas Sumatera Utara
ditunjukkan dalam gambar 4.4 dan 4.5 dibawah ini.
Gambar 4.4. Grafik Kadar Mangan Mn dalam Air Gambut Sebelum dan Sesudah Dielektrokoagulasi Hingga penambahan Tawas 10
ml 1000 mL. Keterangan :
SB : Sebelum dielektrokoagulasi SD : Sesudah dielektrokoagulasi
SDT : Sesudah dielektrokoagulasi dengan penambahan tawas 10 ml1000 mL
Dari gambar 4.4. terlihat bahwa kandungan mangan Mn terjadi penurunan setelah dielektrokoagulasi hingga penambahan tawas 10 mg1000 mL.Hal ini sejalan
dengan teori double layer pada pembentukan koagulan dimana koagulan- koagulan tersebut akan membentuk flok yang akhirnya akan menurunkan senyawa organik yang
ada dalam air gambut. Ion-ion lain yang terdapat pada air gambut seperti logam manganMn akan teradsorbsi oleh koagulan dan terbentuk flok yang akan membantu
menurunkan parameter logam mangan Mn.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Grafik Kadar Mangan Mn Dalam Air Gambut Pada Pengambilan Sampel Mulai Bulan November 2009,Desember 2009 Dan Januari 2010
Keterangan : A
: Pengambilan Sampel bulan November 2009 B
: Pengambilan Sampel bulan Desember 2009 C
: Pengambilan Sampel bulan Januari 2010 Dari gambar 4.5 terlihat bahwa kandungan mangan Mn dari pengambilan
sampel bulan November 2009 sampai bulan Januari 2010 terjadi penurunan . Jika dihubungkan dengan curah hujan penurunannya ini sesuai dengan tinggi rendahnya
curah hujan, pada bulan November 2009 sampai Januari 2010, data yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. dari bulan November, Desember
dan Januari 2009 terjadi penurunan curah hujan. dari 500 sd 300 millimeter, grafik dapat dilihat pada hal 3.
4.2.2. Kandungan Zinkum Zn dalam Air Gambut
Universitas Sumatera Utara
Kurva kalibrasi larutan standar zinkum Zn yang diperoleh dengan memvariasikan konsentrasi larutan zinkum Zn dengan absorbansi dengan persamaan
Least-Square sehingga diperoleh persamaan garis linear : Y = 0,0076779 + 0,28857 X. Dengan persamaan garis linear diperoleh
kandungan zinkum Zn sebagai berikut ; Tabel.4.6. Absorban Rata – rata dan Hasil Perhitungan Konsentrasi Zinkum Zn di
Dalam Air Gambut Sebelum Dielektrokoagulasi.
Absorbansi rata – rata Konsentrasi mgl
Pengambilan sample Pengambilan Sampel
Perlakuan A
B C
A B
C Rata-rata
SB SD
SDT 0,1535
0,1011 0,0737
0,0844 0,0843
0,0644 0,0674
0,0663 0,0562
0,2143±0,0055 0,2113±0,0035
0,1751±0,0106 0,2659±0,0408
0,2598±0,0023 0,2047±0,0273
0,5052±0,0431 0,3238±0,0013
0,2497±0,0232 Rata-rata
0,2002 0,2435
0,3595 0,3285
0,2649 0,2098
Keterangan : A
: Pengambilan Sampel bulan November 2009 B
: Pengambilan Sampel bulan Desember 2009 C
: Pengambilan Sampel bulan Januari 2010 SB : Sebelum dielektrokoagulasi
SD : Sesudah dielektrokoagulasi SDT : Sesudah dielektrokoagulasi dengan penambahan tawas 10 ml1000 ml
Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa konsentrasi zinkum Zn dalam Air gambut berbeda-beda, baik berdasarkan waktu pengambilan sampel
maupun pada setelah dilakukan perlakuan terhadap sampel. Konsentrasi zinkum Zn saat pengambilan sampel tertinggi adalah 0,3595 mgl yaitu pada pengambilan
Universitas Sumatera Utara
bulan Nopember 2009 dan terendah 0,2002 mgl yaitu pada pengambilan sampel pada bulan Januari 2010. Sementara untuk perlakuan terhadap sampel kandungan zinkum
Zn tertinggi dan terendah berdasarkan perlakuan yang diberikan sebelum dan sesudah dielektrokoagulasi dengan penambahan tawas 10 ml1000 mL 0,3285 mgl
dan 0,2098 mgl. Dalam bentuk grafik data diatas ditunjukkan dalam gambar 4.6 dan 4.7 dibawah ini.
Gambar 4.6. Grafik Kadar Zinkum Zn dalam Air Gambut Sebelum dan Sesu Dielektrokoagulasi Hingga Penambahan Tawas 10 ml1000 ml.
Keterangan : SB : Sebelum dielektrokoagulasi.
SD : Sesudah dielektrokoagulasi. SDT : Sesudah dielektrokoagulasi dengan penambahan tawas 10 ml1000mL.
Dari gambar 4.6 terlihat bahwa kandungan zinkum Zn terjadi penurunan setelah dielektrokoagulasi hingga penambahan tawas 10 ml1000 ml. Hal ini juga
sejalan dengan
teori double layer pada pembentukan koagulan dimana koagulan-
Universitas Sumatera Utara
koagulan tersebut akan membentuk flok yang akhirnya akan menurunkan senyawa organik yang ada dalam air gambut. Ion-ion lain yang terdapat pada air gambut seperti
logam
zinkum Zn
akan teradsorbsi oleh koagulan dan terbentuk flok yang akan membantu menurunkan parameter logam
zinkum Zn.
Gambar 4.7. Grafik Kadar Zinkum Zn dalam Air Gambut Pada Pengambilan Sampel mulai bulan November 2009,Desember 2009 dan Januari 2010
Keterangan : A
: Pengambilan Sampel bulan November 2009. B
: Pengambilan Sampel bulan Desember 2009. C
: Pengambilan Sampel bulan Januari 2010.
Dari gambar 4.7 terlihat bahwa terjadi penurunan kandungan kadar zinkum Zn dari pengambilan sampel bulan November 2009 sampai bulan Januari 2010. Jika
dihubungkan dengan curah hujan penurunannya ini sesuai juga dengan tinggi rendahnya curah hujan, pada bulan November 2009 sampai Januari 2010, data yang
diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. dari bulan November,
Universitas Sumatera Utara
Desember dan Januari 2010 terjadi penurunan curah hujan. dari 500 sd 300 millimeter, grafik dapat dilihat pada hal 3.
4.2.3 Kandungan Magnesium Mg dalam Air Gambut.
Kurva kalibrasi larutan standar magnesium Mg yang diperoleh dengan memvariasikan konsentrasi larutan magnesium Mg dengan absorbansi dengan
persamaan Least-Square sehingga diperoleh persamaan garis linear : Y = 0,00005 + 0,00528X. Dengan persamaan garis linear diperoleh kandungan mangan Mn
sebagai berikut ; Tabel.4.7. Absorban Rata – Rata dan Hasil Perhitungan Konsentrasi Magnesium Mg
di Dalam Air Gambut Sebelum Dielektrokoagulasi.
Absorbansi rata – rata Konsentrasi mgl
Pengambilan sample Pengambilan Sampel
Perlakuan A
B C
A B
C Rata-rata
SB SD
SDT 0,3870
0,2907 0,2239
0,1980 0,1680
0,1514 0,1782
0,1473 0,1290
0,1607±0,0008 0,0833±0,0005
0,0717±0,0984 0,1726±0,0009
0,0949±0,0010 0,0851±0,0033
0,2256±0,0051 0,1662±0,0051
0,1284±0,0025 Rata-rata
0,1052 0,1175
0,1734 0,1863
0,1148 0,0951
Keterangan : A
: Pengambilan Sampel bulan November 2009. B
: Pengambilan Sampel bulan Desember 2009. C
: Pengambilan Sampel bulan Januari 2010. SB : Sebelum dielektrokoagulasi.
SD : Sesudah dielektrokoagulasi. SDT : Sesudah dielektrokoagulasi dengan penambahan tawas 10 ml1000 mL.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa konsentrasi magnesium Mg dalam Air gambut berbeda-beda, baik berdasarkan pengambilan sampel
maupun pengulangan pengambilan sampel. Konsentrasi magnesium Mg saat pengambilan sampel tertinggi adalah 0,1734 mgl yaitu pada pengambilan bulan
November 2009 dan terendah 0,1052 mgl yaitu pada pengambilan sampel pada bulan Desember 2009. Sementara untuk perlakuan terhadap sampel kandungan magnesium
Mg tertinggi dan terendah berdasarkan perlakuan yang diberikan sebelum dan sesudah dielektrokoagulasi dengan penambahan tawas 10 ml1000 mL 0,1863 mgl
dan 0,0951 mgl. Dalam bentuk grafik data diatas ditunjukkan dalam gambar 4.8 dan 4.9 dibawah ini.
Gambar 4.8. Grafik Kadar Magnesium Mg dalam Air Gambut pada pengambilan sampel mulai bulan November 2009,Desember 2009 dan Januari
2010
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 4.8 terlihat bahwa kandungan magnesium Mg terjadi penurunan setelah dielektrokoagulasi hingga penambahan tawas 10 ml100mL. Hal
ini juga sejalan dengan
teori double layer pada pembentukan koagulan dimana koagulan- koagulan tersebut akan membentuk flok yang akhirnya akan menurunkan
senyawa organik yang ada dalam air gambut. Ion-ion lain yang terdapat pada air gambut seperti logam
magnesium Mg
akan teradsorbsi oleh koagulan dan terbentuk flok yang akan membantu menurunkan parameter logam
magnesium Mg
.
Gambar 4.9 Grafik Kadar Magnesium Mg dalam Air Gambut Sebelum dan
Sesudah Dielektrokoagulasi Hingga Penambahan Tawas 10 ml1000 mL.
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 4.9. terlihat bahwa kandungan terjadi penurunan magnesium Mg dari pengambilan sampel bulan November 2009 sampai bulan Januari 2010.
Jika dihubungkan dengan curah hujan penurunannya ini sesuai juga dengan tinggi rendahnya curah hujan, pada bulan November 2009 sampai Januari 2010, data yang
diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. dari bulan November, Desember dan Januari 2010 terjadi penurunan curah hujan. dari 500 sd 300
millimeter, grafik dapat dilihat pada hal 3. Pemberian perlakuan penambahan tawas kedalam air gambut yang kemudian
dielektrokoagulasi ternyata lebih baik digunakan dalam pengolahan. Hal ini disebabkan oleh karena tawas dapat bertindak sebagai sumber ion elektrolit dalam
proses elektrokoagulasi yang kemudian diikuti proses flokulasi yang membentuk flok- flok yang lebih besar berupa FeOH
3
dan AlOH
3
. Dengan terbentuknya flok-flok
tersebut maka terjadi penurunan konsentrasi logam yang larut di dalam air gambut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan