21
audit dilakukan oleh salah satu Lembaga Sertifikasi ISO terbaik di dunia, yakni SGS Societe Generale de Surveille yang berkantor di Genewa Swiss,
untuk menjamin kredibilitas dan kualitas sertifikasi sehingga sertifikat ISO ini diakui secara global. PT Bank Rakyat Indonesia PerseroTbk menjadi
satu-satunya Bank sekaligus yang pertama di Indonesia dimana proses penyusunan laporan keuangannya mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008
Sistem Manajemen Mutu. Dengan keberhasilan memperoleh sertifikat ISO 9001: 2008 tersebut, menandakan bahwa proses penyusunan laporan
keuangan BRI telah memenuhi Standar Mutu Internasional serta prinsip Akuntasi yang berlaku umum untuk menjamin kualitas dan keakuratan
laporan keuangan BRI.
F. Rencana Usaha
Rencana kegiatan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Kantor Cabang Iskandar Muda Medan yaitu :
1. Implementasi Teknologi Informasi BRI mengerti benar pengaruh
teknologi informasi terhadap bisnis dan pelanggan dalam era informasi yang sarat dengan perubahan yang cepat. Oleh karena itu, BRI bertekad
memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dengan dukungan teknologi yang up to date. Semua itu direncanakan secara hati-hati dan
matang melalui IT-Plan BRI. 2.
Melaksanakan manajemen SDM berbasis kompetensi dalam hal penetapan posisi SDM, penilaian kerja pegawai serta pendidikan dan latihan.
22
3. Dalam memenuhi tuntutan nasabah, menjamin fleksibilitas pelayanan
nasabah dan sekaligus menekan biaya operasional, BRI secara intensif mengembangkan e-Outlet berupa ATM, Phone Banking, Point Of Sales,
Internet Banking dan Mobile Banking.
23
BAB III MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU
MANAJEMEN DALA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SENTRA KEREDIT KONSUMER PT. BANK RAKYAT INDONESIA
PERSERO TBK MEDAN
A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Akuntansi, maka terlebih dahulu kitab harus memilah ketiga variabel kata
diatas menjadi definisi-definisi yang kemudian akan membangun sebuah definisi tentang Sistem Informasi Akuntansi.
1. Sistem
Sistem merupakan gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan membentuk tata cara atau prosedur melalui tiga tahap, yaitu
input, proses, dan output untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Romney dan Steinbart dalam Fitriasari dan Kwary 2006:2
mendefinisikan sistem sebagai berikut : ”Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.” Definisi sistem yang lain, yaitu : ” Sistem adalah kelompok dari dua
atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama.”
Menurut Hall 2005:6. Berbagai macam pendapat para ahli mengenai pengertian sistem,
tetapi pada dasarnya sistem adalah: 1.
Terdiri dari beberapa sub sistem yang lebih kecil,
23
24
2. Mempunyai keterkaitan atau saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya, 3.
Mempunyai tujuan yang sama, Adapun unsur-unsur yang merupakan bagian dari sebuah sistem yaitu:
1. Komponen Ganda
Sebuah sistem harus terdiri atas lebih dari satu bagian. 2.
Keterkaitan Relatedness Suatu bersama menghubungkan semua bagian dalam suatu sistem.
Walaupun fungsi setiap bagian bersifat independen satu sama lain, semua bagian mendukung tujuan yang sama. Jika suatu komponen tertentu tidak
memberikan kontribusi ke tujuan bersama, maka bagian itu bukan dari sistem tersebut.
3. Sistem Versus Subsistem
Diantara sistem dan subsistem terdapat perbedaan perspektif, dan demi tercapainya tujuan, keduanya dapat ditukarkan. Sebuah sistem disebut
subsistem ketika dilihat kaitannya dalam sistem yang lebih besar di mana sistem tersebut tersebut menjadi bagiannya. Sebaliknya, subsistem dapat
menjadi sebuah sistem ketika sistem tersebut menjadi pusat perhatian. 4.
Tujuan Setiap sistem harus dapat melayani setidaknya satu tujuan, tetapi sistem
tersebut dapat melayani beberapa tujuan. Ketika sebuah sistem tidak lagi dapat memenuhi tujuan, maka saat itu pulalah sistem harus diganti.
Hal diatas menjelaskan bahwa sistem itu sendiri bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang
25
saling mengisi satu sama lainnya. Dan sistem itu sendiri juga mencakup tiga kegiatan sebagai berikut.
1. Masukan atau Input.
2. Pengolahan atau Processing.
3. Hasil dari pengolahan atau Output.
Sistem menerima input dari lingkungannya dan juga menghasilkan output untuk lingkungannya. Sistem tertutup tidak menerima input dari
lingkungannya dan tidak menghasilkan untuk lingkungannya. Output dari sistem tertutup adalah eksistensi dari sistem itu sendiri. Sistem yang sederhana
terdiri dari satu input dan satu output. Sistem yang lebih komplek akan terdiri dari beberapa input dan juga akan menghasilkan beberapa output pula.
− Model sistem terbuka sederhana
− Model sistem terbuka beraneka
Input 1 Output 1
Input 2 Proses
Output 2 ……..
………. Input n
Output n
− Model sistem tetutup
Input Proses
Output Gambar 3.1
Model Sistem
Sumber: Halim 1994:84 Output
Proses Input
26
2. Informasi
Informasi berasal dari data. Sebelum menjelaskan arti dari informasi, kita harus mengetahui arti dari data terlebih dahulu. Data adalah fakta
statistik dalam bentuk kumpulan simbol yang tidak mengartikan sesuatu. Informasi adalah data yang telah tersaring, terorganisir, terealisasi, dan saling
berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut
McLeod 2001:12 ” Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang sudah memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya.”
Menurut Bodnar dan Hopwood 2003:1 yaitu: “Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat”.
Dari definisi tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi merupakan data yang menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata, digunakan untuk pengambilan keputusan. Dalam
mentransformasi data menjadi informasi dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan atau Capturing adalah mengumpulkan data melakukan
pemeriksaan keterangan yang ada, apakah itu data atau fakta. 2.
Memilah atau verfying adalah memilah data atau fakta yang dikumpulkan tersebut benar atau hanya direka-reka saja.
3. Pengelompokkan atau Pengelompokkan atau Classifying adalah
mengelompokkan data yang telah ada sesuai dengan yang dibutuhkan..
27
4. Penyeleksian atau Sorting adalah menempatkan unsur data ke dalam
urutan data yang disesuaikan dengan kebutuhan si pemakai. 5.
Meringkas atau Summarizing adalah meringkas data yang telah dikelompokkan menjadi laporan data menjadi bentuk matematis atau
angka. 6.
Perhitungan atau Calculating adakah memberikan nilai kepada data-data yang ada.
7. Penyimpanan atau Storing adalah menempatkan data pada alat-alat
penyimpanan yang dapat dilihat kembali pada saat diperlukan. 8.
Pengambilan kembali atau Retriving adalah pengambilan keterangan kembali dari arsip bila informasi tersebut masih layak guna untuk dipakai
sebagai informasi. 9.
Memperbanyak atau Reproducing adalah menciptakan kembali atau memperbanyak informasi yang ada dengan fotocopy atau magnetic disk
agar data asli tidak rusak. 10.
Mengkomunikasikan atau Communicating adalah menyebarkan informasi yang tersimpan kepada si pemakai informasi tersebut.
Menurut Romney dan Steinbart dalam Fitriasari dan Kwary 2006:11 ” Informasi dapat berguna dan memberikan arti bagi pengambilan
kepotusan apabila memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Relevan
Informasi yang digunakan perusahaan untuk diolah adalah informasi yang relevan dengan tujuan perusahaan. Artinya informasi tersebut
28
mampu mengurangi ketidakpastian dan dapat meningkatkan kualitas keputusan.
b. Handal Informasi yang dibutuhkan perusahaan adalah informasi yang bebas dari
kesalahan maupun penyimpangan. c. Lengkap
Informasi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan tidak ditambahi atau dikurangi nilainya.
d Tepat Waktu Informasi yang digunakan perusahaan adalah informasi yang tersedia
pada saat dibutuhkan. e. Dapat dipahami
Informasi yang tersedia harus dapat dipahami dan jelas sehingga informasi tersebut dapat digunakan oleh semua pihak yang
membutuhkan. f. Dapat diverifikasikan
Informasi dapat diverifikasi apabila pihak yang berbeda bekerja secara independen tetapi dapat menghasilkan informasi yang sama.
3. Akuntansi
Pengertian Akuntansi menurut Soemarso, 2003:3 Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang penting sehingga
memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi juga dapat difenisikan sebagai proses
29
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Dari definisi tersebut dijelaskan fungsi akuntansi yaitu mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan
informasi ekonomi dari keseluruhan operasi kepada kalangan umum yang luas. Pada hakikatnya akuntansi merupakan sistem informasi dikarenakan
fungsi dari akuntansi itu sendiri untuk menghasilkan informasi berupa laporan keuangan yang secara akurat, relevan, serta dapat dipercaya oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Jelasnya akuntansi merupakan penerapan teori umum informasi terhadap masalah operasional yang efisien dan
ekonomis. Akuntansi juga membentuk sebagian informasi umum yang dinyatakan secara kuantitatif. Dalam konteks ini akuntansi menjadi bagian
dari suatu bidang dasar yang dibatasi oleh konsep informasi.
4. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Widjajanto 2001:4 “ Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan
berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan.”
Menurut Bodnar dan Hopwood 2001:1 ” Sistem informasi akuntansi diartikan sebagai kumpulan sumber daya seperti manusia dan
peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi yang dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan.”
30
Menurut Moscove 1991:3 ”Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menglasifikasikan,
mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak perusahaan
seperti kantor pajak, investor dan kreditor dan pihak intern terutama manajemen.”
Sistem informasi akuntansi menyiapkan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen dengan melaksanakan operasi-operasi tertentu
atas semua data sumber yang diterimanya. Manajemen organisasi perusahaan atau instansi menerima informasi dan memanfaatkannya sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Keputusan manajemen itulah yang akan mempengaruhi hubungan organisasi perusahaan dengan lingkungan
sekitarnya. Sistem informasi akuntansi mempunyai sebelas komponen yaitu: 1
komponen sasaran dan tujuan, merefleksikan kekuatan pendorong sistem dan alasan keberadaan suatu sistem, 2 komponen input data, 3 komponen
output, informasi untuk pengambilan keputusan, 4 penyimpanan data, 5 pemroses, 6 instruksi dan prosedur, memproses data menjadi informasi, 7
batas sistem, 8 kendala sistem, yaitu keterbatasan intern dan ekstern, 9 komponen pengaman yang berguna dan menjamin informasi yang dihasilkan
akurat, 10 komponen interface informasi, berfungsi sebagai penghubung antar pemakai, antara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem
31
informasi akuntansi, 11 subsistem, merupakan bagian sistem informasi akuntansi.
5. Model – model Sistem Informasi Akuntansi
Model umum untuk mengkaji aplikasi Sisitem Informasi Akuntansi biasanya terdiri dari pemakai akhir, sumber data, kumpulan data, pemrosesan
data, manajemen data base, penghasil informasi dan umpan balik. Namun, seiring dengan perubahan struktur perusahaan, maka lahirlah model-model
baru karena kelemahan dan keterbatasan model sebelumnya. Ada lima model yaitu :
1. Proses Manual
Model proses manual adalah bentuk yang paling tua dan tradisional dari sistem akuntansi. Sistem manual membentuk peristiwa-peristiwa fisik,
sumber daya dan personel yang mencirikan kebanyakan proses bisnis.Kelebihan dari proses manual ini adalah : a Membantu
membangun hubungan penting antara sistem informasi akuntansi dan bidang akuntansi lainnya b Logika proses bisnis dapt lebih mudah
dimengerti ketika tidak diselubungi oleh teknologi, dan c Memfasilitasi pemahaman kegiatan kontrol internal, termasuk pemisahan fungsi-fungsi,
pengawasan, verifikasi independen, dan kontrol akses. Sedangkan kelemahannya adalah prosesnya lambat dan membutuhkan dokumen-
dokumen yang cukup banyak untuk menyimpan data sehingga tidak efisiensi.
32
2. Model Flat File File Mendatar
Pendekatan flat file sering sekali berkaitan dengan sistem yang disebut sebagai sistem warisan legacy sistem yaitu sistem kerangka utama
dalam sistem mainframe besar yang diterapkan pada akhir tahun 1950 sampai 1980-an. Flat file menjelaskan suatu lingkungan dimana file-file
yang data individualnya tidak ada berkaitan dengan file-file lainnya. Kelebihannya adalah file-file distrukturisasi, diformat dan diatur sebagai
sebuah kebutuhan spesifik dari pemilik atau pemakai data utama. Namun demikian, strukturisasi seperti itu dapat mengesampingkan atribut data
yang berguna bagi pemakai lain, sehingga menghambat keberhasilan integrasi data dalam organisasi.
3. Model Data Base
Masalah-masalah yang berkaitan dengan flat files dapat diatasi dengan mengimplementasikan model data base ke manajemen data atau sering
disebut sistem manajemen data base Data Base Manajemen System, yaitu merupakan sistem perangkat lunak khusus yang diprogram untuk
mengetahui elemen-elemen data yang dapat diotorisasi setiap pemakai untuk diakses.
4. Model REA
REA adalah suatu kerangka akuntansi untuk membuat model Rources Events dan Agents yang kritikal dalam organisasi dan relasi diantara
mereka. Model ini mensyaratkan bahwa fenomena-fenomena akuntansi dicirikan dengan cara yang konsisten dengan pengembangan perspektif
33
pemakai majemuk. Data bisnis tidak harus diformat atau secara artifisial dibatasi dan harus mencerminkan semua aspek yang relevan dengan
peristiwa-peristiwa ekonomi yang mendasarinya. 5.
Model Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning Perencanaan Sumber Daya Perusahaan
merupakan sebuah model sistem informasi yang memampukan suatu organisasi untuk mengotomatiskan dan mengintegrasikan proses-proses
bisnis kuncinya.Enterprise Resources Planning memecahkan dua hambatan fungsional tradisional yaitu dengan memfasilitasi pemakaian
data bersama, arus informasi dan dengan memperkenalkan praktik- praktik yang umum diantara semua pemakai organisasi. Oleh karena
kompleksitas dan ukurannya, hanya sedikit organisasi yang ingin ataupun mampu untuk berkomitmen pada sumber daya keuangan dan fisik yang
diperlukan dan pada resiko dalam mengembangkan sistem in house.
Hall: 2001:31.
B. Pengertian Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya
merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara
34
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi
masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya
merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan
keputusan yang mendasarkan diri pada human relations. Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti
dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan
sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan.
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh
35
sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif
terbaik dari alternatif yang ada.
1. Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua
kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan
kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan
masalah tersebut.
2. Faktor – Faktor Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pengambilan
Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan
menurut Terry, yaitu :
• Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan. • Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi. • Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi
harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
36
• Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif- alternatif tandingan.
• Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
• Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
• Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
• Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
• Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.
3. Keputusan Individual dan Kelompok
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya.
Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok
dibedakan dalam : a
Sekelompok pimpinan b
Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya c
Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok
37
a. Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain : 1.
Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah
menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2.
Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai
kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang
yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain : 1.
Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat
orang lain seringkali kurang tepat. 3.
Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.
b. Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain : 1.
Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi 2.
Pertimbangannya akan lebih matang 3.
Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
38
Kelemahannya antara lain : 1.
Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat 2.
Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada
kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian
menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1. Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai
kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap
bawahannya 2.
Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu
pemimpin hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3. Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling
mempemgaruhi.
39
4. Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan
keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
1. Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi.
2. Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu
diusahakan adanya alternatif- alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat
mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan Perkiraan dalam arti
Proyeksi. Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah
terkumpul dan tersusun secara kronologis. • Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
40
• Perkiraan dalam arti konjeksi Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi perasaan. Intuisi
disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau
rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau
sebaliknya. 5.
Pelaksanaan keputusan Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu
menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
C. Informasi Akuntansi Untuk Pengambilan Keputusan
Fungsi Sistem Informasi Akuntansi adalah menyediakan informasi yang berguna tepat pada waktunya dan dengan kualitas yang sesuai sehingga
keputusan yang diambil tidak salah. Informasi dalam suatu organisasiperusahaan dapat digolongkan dengan tujuannya yaitu: 1
Informasi untuk pengambilan keputusan manajerial, 2 Informasi untuk pelaksanaan operasi harian, dan 3 Informasi untuk pihak ekstern.
41
Sumber data untuk informasi tersebut berasal dari, 1 Data rutin dari transaksi internal, 2 Data rutin dari transaksi eksternal, 3 Data non rutin
dari pihak eksternal, dan 4 Data keputusan manajemen internal. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pemrosesan data akuntansi
yaitu: 1 Menjurnal, 2 Memindahkan ke buku besar, 3 Menyiapkan neraca saldo, 4 Membuat dan memindahkan jurnal penyesuaian, 5
Menyiapkan neraca saldo yang telah disesuaikan, dan 6 Menyiapkan laporan keuangan.
Informasi akuntansi juga dipergunakan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana dan tujuan
perusahaan. Sistem informasi sering kali dinyatakan berdasarkan sumber dayanya. Sistem informasi terbagi dua yaitu:
1. Sistem informasi yang didominasi oleh sumber daya manusia dikenal
sebagai sistem informasi manual. 2.
Sistem informasi yang mengutamakan peralatan dikenal dengan sistem informasi yang menggunakan komputer serta peralatan pendukungnya
disebut sistem informasi yang berdasarkan komputer.
Gambar 3.2 Model Sistem Informasi Manual
Sumber: Halim 1994:32
Tran- saksi
Prosedur Pelaksanaan Transaksi
− Prosedur Penj. − Prosedur Pen. Kas
− Prosedur Pembelian − Prosedur Peng. Kas
− Dan sebagainya Dokumen
Jurnal dan
Register Buku
Besar dan Buku
Pembelian Lapor
an
42
Gambar 3.3 Model Sistem Informasi Akuntansi dengan Komputer
Sumber: Halim 1994 : 32
Perbedaan sistem informasi manual dengan sistem informasi akuntansi yang menggunakan komputer hanya disebabkan oleh perkembangan ilmu
akuntansi dengan penerapan peralatan teknologi canggih komputer yang dapat menggantikan sebagian tenaga kerja manusia yang lebih efisien dan
dapat mengolah informasi akuntansi yang lebih banyak, sehingga tuntutan penambahan informasi dapat diupayakan terpenuhi.
Output sistem akuntansi itu dalam bentuk laporan tercetak atau dalam bentuk tampilan komputer. Laporan-laporan tersebut yang merupakan
informasi bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan didalam suatu perusahaan manajemen memerlukan pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam, untuk memecahkan masalah yang timbul setiap hari, bahkan setiap saat dalam suatu organisasi.
Adapun proses pengambilan keputusan agar dapat menghasilkan keputusan yang memiliki nilai dan kualitas mengambil langkah-langkah
sebagai berikut:
Tran- saksi
Prosedur Pelaksanaan Transaksi
− Prosedur Penj. − Prosedur Pen. Kas
− Prosedur Pembelian − Prosedur Peng. Kas
− Dan sebagainya
Dokumen File
− Master File − Transaction
File − Reference
File − History File
Laporan
43
1.
Mengenal dan Mendefinisikan Masalah
Langkah awal dimulai dengan pencarian dan pengenalan masalah dengan menyelidiki situasi perusahaan berdasarkan informasi tentang kegiatan
dari lingkungannya, dan pihak manajemen akan mengetahui masalah itu, maka dilakukan pendefinisian melalui pengumpulan data yang berkenaan
dengan data tersebut. Sistem Informasi Akuntansi harus berperan membantu organisasi dalam
mengidentifikasi masalah, untuk itu sebuah sistem intelejen dapat dirancang secara sistematis agar mampu memantau perubahan lingkungan
dan melaporkan perubahan yang terjadi dalam perusahaan. Sistem ini berfungsi mendeteksi setiap masalah yang muncul dalam perusahaan itu
sendiri. 2.
Menyusun Strategi
Dalam penyusunan strategi, pihak manajemen perusahaan terlebih dahulu melakukan diskusi untuk memutuskan strategi apa yang akan diambil
dengan memperhitungkan saran-saran yang berkembang. Pihak manajemen akan menentukan beberapa alternative strategi dan
memprioritaskan alternative yang utama untuk digunakan. Manajemen perusahaan akan lebih mengutamakan kerjasama dan kreativitas karyawan
dalam mendesain suatu keputusan. Salah satu tugas manajemen yang paling penting dalam pengambilan keputusan adalah menciptakan
kerjasama yang menunjang kreativitas bagi karyawannya.
44
3.
Mengevaluasi Strategi
Alternatif strategi yang ada harus dievaluasi dan dibandingkan untuk melihat alternatif mana yang paling menguntungkan. Dalam hal ini
menjelaskan arti pentingnya sasaran dan tujuan, karena didalam pemeliharaan sebuah alternative, mengintegrasikan elemen yang ada
didalam instansi agar tetap memenuhi prosedur yang telah direncanakan sebelumnya dalam mencapai tujuan perusahaan.
Keputusan merupakan rangkaian tindakan diambil utuk menghindari dampak negatif yang mungkin timbul dari masalah. Jenis-jenis keputusan
dalam 2 kategori, yaitu: 1.
Keputusan yang diprogram Programmed Decision, merupakan keputusan yang bersifat rutin dan dilakukan secara berulang-ulang
sehingga dapat dikembangkan suatu prosedur tertentu. Keputusan yang diprogram terjadi jika permasalahan terstruktur dengan baik dan orang-
orang tahu bagaimana mencapainya. Permasalahan ini umumnya agak sederhanadan solusinya relatif mudah Gitosudarmo,1997.
2. Keputusan yang tidak diprogram Non programmed Decision adalah
keputusan baru, tidak terstruktur dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Tidak dapat dikembangkan prosedur tertentu untuk menangani suatu
masalah, apakah karena permasalahannya belum pernah terjadi atau karena permasalahannya kompleks dan penting. Keputusan yang tidak diprogram
dan tidak terstruktur dengan baik, apakah karena kondisi saat itu tidak
45
jelas, metode untuk mencapai hasil yang diinginkan tidak diketahui, atau adanya ketidaksamaan tentang hasil yang diinginkan Wijono, 1999.
Keputusan terprogram adalah suatu keputusan yang pasti dibuat untuk menangani masalah tertentu sehingga keputusan tidak harus dibuat ulang
setiap kali masalah terjadi, sedangkan keputusan yang tak terprogram tidak memiliki metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum
pernah ada sebelumnya sehingga memerlukan pendahuluan yang khusus. Jadi jenis dan tipe keputusan yang diambil oleh tiap-tiap tingkatan
manajemen itu berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat manajemen akan semakin tidak terprogram keputusan yang diambilnya sesuai dengan situasi
dan kebutuhan pada saat itu, sebaliknya pada manajemen tingkat bawah keputusan yang diambil itu cenderung terprogram karena semua keputusan
biasanya rutin diambil. Sementara pada manajemen tingkat atas karena keputusan yang diambil menyangkut kelangsungan perusahaan, maka pihak
manajemen diharapkan dapat menganalisa kepastian, resiko, dan ketidakpastian yang berkaitan dengan alternatif strategi yang tersedia.
D. Keputusan – Keputusan Yang Dapat Diambil Manajemen Berdasarkan