Imunoglobulin E sebagai Petanda Dini Atopi Uji Cungkit Tusuk Kulit

Metoda untuk diagnosis awal atopi yang praktis dan terpercaya akan sangat berguna untuk menghentikan laju proses atopic march tersebut. 20 Kelainan atopi dapat didiagnosis dengan riwayat individual atau keluarga yang dikonfirmasikan dengan adanya IgE alergen spesifik, salah satunya dengan uji cungkit kulit. 9,21 Hasil pemeriksaan IgE spesifik tersebut dapat digunakan untuk memprediksi perjalanan penyakit atopi. 3 Juga disebutkan bahwa pada anak berusia kurang dari tiga tahun, atopik dapat didiagnosis berdasarkan hasil uji IgE yang positif terhadap alergen-alergen makanan dan alergen hirup dalam rumah seperti kutu debu. 3,11 Namun masih terdapat kontroversi, dimana Ghrahani R dkk pada penelitian dengan sampel 284 anak berusia 30 sampai 41 bulan di Bandung menyatakan tak terdapat perbedaan hasil uji cungkit kulit dan IgE total pada kelompok anak dengan atau tanpa riwayat atopi. 22

2.3. Imunoglobulin E sebagai Petanda Dini Atopi

Terdapat sejumlah petanda marker dini yang dapat menunjukkan akan adanya peningkatan risiko akan terjadinya kelainan alergi , seperti peningkatan nilai IgE pada darah tali pusat dan uji kulit terhadap IgE spesifik yang positif terhadap terhadap makanan sehari-hari dan alergen hirup inhalant pada usia dini. 17 Rudy : Uji Cungkit Kulit Pada Anak Usia Prasekolah Di Kota Medan, 2008. USU Repository©2008 Imunoglobulin E IgE merupakan mediator kunci dari penyakit alergi, 19 IgE sudah dapat dideteksi pada usia tiga bulan, sebelum gejala klinis timbul. 3 Pembentukan IgE dimulai pada masa awal kehidupan dimana sensitisasi sering dapat terdeteksi sebelum gejala klinis timbul. 11 Ia merupakan suatu antibodi khusus yang diproduksi sistem imun sebagai respon terhadap antigen tertentu. 3 IgE merupakan golongan Imunoglobulin yang paling akhir ditemukan, 11 dan baru teridentifikasi dan dipastikan sebagai bahan aktif pada proses alergi pada tahun 1967. 22 Setelah disekresikan oleh limfosit B, IgE mengikuti sirkulasi aliran darah hingga ia berikatan dengan permukaan membran sel mast dan basofil yang terdapat dipermukaan epitel di seluruh tubuh, misalnya pada saluran nafas, saluran cerna dan kulit. Pada paparan ulang, alergen akan bereaksi dengan membran yang terikat dengan IgE spesifik tersebut dan mencetuskan pelepasan zat mediator inflamasi seperti: histamin, leukotrin, prostaglandin, dan protease, sehingga menimbulkan tanda dan gejala alergi. 3 IgE spesifik hampir selalu terikat kuat pada sel mast, basofil dan sel lainnya dimana hanya sejumlah kecil yang terdapat pada serum, maka lebih mudah untuk mendeteksi keberadaan IgE spesifik dengan uji kulit namun sulit untuk mengisolasi atau mengukur kadarnya dalam serum. 11 Rudy : Uji Cungkit Kulit Pada Anak Usia Prasekolah Di Kota Medan, 2008. USU Repository©2008

2.4. Uji Cungkit Tusuk Kulit

Uji cungkit kulit merupakan suatu metoda konvensional, adalah salah satu cara termudah untuk memeriksa kelainan atopi dan sensitifitas terhadap alergi, 19,23 atas keberadaan antibodi IgE spesifik. 1,19,24 Ia merupakan metoda pendekatan diagnostik yang tepat untuk mendeteksi sensitisasi IgE oleh alergen hirup, makanan, bisa hewan dan obat-obatan. 25 Uji cungkit kulit, selain murah juga menyediakan hasil yang cepat didapat, 6,17,25 sebagai alat diagnostik pada kelainan alergi anak. 26 Uji ini biasanya direkomendasikan sebagai sarana uji diagnostik lini pertama untuk mendeteksi adanya reaktivitas spesifik. 19,25 Beberapa studi menunjukkan bahwa uji cungkit kulit adalah merupakan teknik yang paling baik dan mempunyai hasil paling prediktif diantara uji kulit. 4 Ia juga mempunyai keamanan dan sensitifitas yang baik, dengan hasil yang dapat dipercaya karena sudah sering diteliti secara luas. 26 2.4.1 Cara Kerja, Reaksi Imunologis dan Penilaian Uji Cungkit Kulit Pada individu yang telah tersensitisasi oleh alergen tertentu , pemberian sejumlah kecil alergen cair yang di cungkitkan dengan jarum pada epidermis superfisial fleksor volar lengan bawah, 3,4,6,17,24 atau punggung atas, 1 akan menyebabkan kontak antara alergen dengan IgE spesifik yang terikat dengan permukaan sel mast kulit. 1,19 Jika sel mast mengandung IgE terhadap alergen Rudy : Uji Cungkit Kulit Pada Anak Usia Prasekolah Di Kota Medan, 2008. USU Repository©2008 yang diaplikasikan, maka sel mast tersebut akan mengalami degranulasi dan melepas mediator-mediator termasuk histamin, 19 lalu menyebabkan reaksi imun tipe I berupa reaksi bengkak kemerahan pada kulit tersebut. 1,6,26 Bengkak kemerahan tersebut biasanya akan mencapai diameter maksimal dalam 15 sampai 20 menit sesudah pemberian alergen, 1,3,4,17 yang dibandingkan dengan kontrol positif histamin 1 dan kontrol negatif saline . 1,3,6,24 Hasil uji kulit dapat dilaporkan secara subjektif dalam bentuk skala numerik atas diameter bengkak yang diukur. 3 Dikatakan bahwa jumlah IgE spesifik dapat diperkirakan melalui ukuran bengkak tersebut. 19 Terdapat beberapa sistem skor yang berbeda yang digunakan untuk mencatat hasil reaktivitas uji kulit. 1,4 Namun hal yang terpenting adalah apakah hasil uji kulit tersebut positif atau negatif. 4 Uji cungkit kulit dinyatakan positif jika suatu alergen mengakibatkan bengkak dan kemerahan dengan indurasi 3 mm. 6,27 Bengkak kemerahan dengan diameter 3 mm atau lebih besar dari kontrol biasanya dinyatakan mempunyai nilai positif. 1,4,17,24 2.4.2. Peralatan pada Uji Cungkit Kulit Saat ini banyak peralatan komersial tersedia untuk melaksanakan uji cungkit kulit, 1,4,24 seperti jarum hipodermik, alat cungkit metal, alat cungkit bercabang, jarum Morrow-Brown dan alat multitest . 1,24 Rudy : Uji Cungkit Kulit Pada Anak Usia Prasekolah Di Kota Medan, 2008. USU Repository©2008 2.4.3. Usia pada Pelaksanaan Uji Cungkit Kulit Tidak terdapat batasan usia pada pelaksanaan uji cungkit kulit. Namun para ahli jarang melaksanakan uji ini pada anak berusia dibawah enam bulan sehubungan dengan: 1 • Terbatasnya jumlah alergen yang dapat digunakan seperti: susu, kedelai, telur dan alergen hirup dari lingkungan rumah saja. • Reaktivitas uji kulit mungkin kurang pada anak berusia sangat muda, hal ini membuat kontrol positif histamin dan kontrol negatif saline menjadi sangat penting. • Terbatasnya jumlah uji kulit yang dapat dilaksanakan sehubungan dengan luas permukaan tubuh yang lebih kecil. 2.4.4. Sensitifitas dan Spesifisitas Uji Cungkit Kulit Nilai prediktif Uji cungkit kulit telah dinyatakan dapat digunakan untuk memeriksa sensitisasi dan juga telah dipublikasikan. 27 Uji cungkit kulit masih tetap merupakan uji untuk memeriksa IgE spesifik yang paling sensitif dan spesifik, 19 dan telah dinyatakan lebih sensitif dibanding teknik radioallergosorbent RAST dalam mendeteksi reaktivitas IgE. 19,26 Uji cungkit kulit mempunyai korelasi yang lebih baik dengan riwayat klinis dan hasil uji alergen provokatif dibanding uji intradermal. 1 Sampson dkk Rudy : Uji Cungkit Kulit Pada Anak Usia Prasekolah Di Kota Medan, 2008. USU Repository©2008 telah menunjukkan bahwa uji cungkit kulit mempunyai nilai positif terbesar dibanding uji food challenges dalam suatu studi plasebo-kontrol tersamar ganda. Dikutip dari 26 Uji cungkit kulit terutama akan membantu untuk mengeksklusikan alergen potensial yang dicurigai menimbulkan gejala alergi, karena jarang mempunyai hasil negatif-palsu, 19 oleh keberadaan nilai prediksi negatifnya yang sangat tinggi 95. 24,28 Maka hasil uji negatif akan menunjukkan tidak terdapatnya reaktivitas alergi oleh mediasi IgE. 19,28 Sebaliknya nilai prediksi positifnya biasanya hanya berkisar sekitar 30 sampai 50, sehingga hasil uji kulit positif saja belum dapat menjadi bukti adanya reaksi terkait. 24,28 2.4.5. Reaksi Sistemik pada Uji Cungkit Kulit Reaksi serius yang berhubungan dengan uji cungkit kulit jarang dijumpai. 1,2 Uji cungkit kulit merupakan suatu prosedur yang aman dan hanya mempunyai risiko yang sangat kecil akan terjadinya reaksi sistemik. 2,25 Survei terakhir menyatakan bahwa dari keseluruhan risiko induksi reaksi anafilaksis oleh uji cungkit kulit adalah hanya sebesar kurang dari 0,02. 25 Suatu review mengenai kefatalan uji kulit selama lebih dari 40 tahun 1945-1986 hanya melaporkan enam kasus fatal, namun pada keenam kasus tersebut pasien bukan hanya menjalani uji kulit saja. 1,2 Valyasevi dkk dalam studi retrospektif dengan 18.311 pasien selama lima tahun mendapati Rudy : Uji Cungkit Kulit Pada Anak Usia Prasekolah Di Kota Medan, 2008. USU Repository©2008 hanya enam reaksi sistemik ringan. 2 Beberapa kasus fatal pada penggunaan uji cungkit kulit sejak 1895 sampai 1980 berkaitan dengan penggunaan produk biologis yang tak lagi digunakan seperti: serum tetanus yang berasal dari kuda, toksin difteria dan antiserum pneumokokus. 26 Walaupun uji ini sangat aman, namun dikarenakan masih terdapat risiko terjadinya absorpsi sistemik dan reaksi anafilaksis pada individu dengan sensitisasi tinggi, maka uji harus dilaksanakan dibawah pengawasan klinisi terlatih dan berpengalaman, 19,26 dan didukung ketersediaan sarana resusitasi. 3,19 Sementara itu uji cungkit kulit merupakan kontraindikasi pada pasien dengan penyakit asma yang tidak stabil. 3 2.4.6. Pasien Dengan Perlakuan Khusus Uji cungkit kulit dapat dilaksanakan pada siapa saja yang dicurigai memiliki reaksi yang dimediasi oleh IgE, namun terdapat beberapa situasi yang memerlukan pertimbangan klinis, seperti pada: 1 • Pasien dengan kelainan dermatografisme akan bereaksi terhadap trauma kulit, seperti goresan, menghasilkan hasil positif-palsu. Maka aplikasi kontrol positif histamin dan kontrol negatif saline harus dilaksanakan dan dinilai terlebih dahulu guna memastikan apakah hasil yang valid bisa didapat. Rudy : Uji Cungkit Kulit Pada Anak Usia Prasekolah Di Kota Medan, 2008. USU Repository©2008 • Pasien yang mempunyai eksim yang parah dapat meliputi permukaan kulit yang luas sehingga tak adekuat untuk pelaksanaan uji kulit. • Antihistamin, dapat menekan reaktivitas uji kulit, 1,23,,29 akan mengganggu terjadinya reaksi bengkak kemerahan, 2,23 maka pemakaian obat tersebut harus dihentikan sementara sebelum pelaksanaan uji kulit agar uji tersebut tetap mendapatkan hasil yang baik. 1,2,29 Antihistamin generasi pertama dapat dihentikan dua sampai tiga hari sebelum uji dilaksanakan, 3,29 namun antihistamin generasi kedua dapat mempengaruhi uji kulit hingga 10 hari atau lebih. 3,30 • Sedangkan obat kortikosteroid sistemik, dikarenakan pengaruhnya yang lebih kecil maka cukup hanya dihentikan selama 1 hari sebelum uji kulit dilakukan. 29

2.5. Paparan Alergen dan Kecenderungan Sensitisasi