Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan

(1)

Kode responden FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Nama : Siska Oktavia Saragih

Judul Penelitian : Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi Di RSUP Haji Adam Malik Medan

Saya adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan yang akan melakukan penelitian dengan judul. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan. Saya mengharapkan jawaban yang Bapak/Ibu berikan sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu sendiri. Saya menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan digunakan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, Bapak/Ibu bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangi formulir ini.

Medan, 2015 Tanda Tangan Responden


(2)

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

Kode : Tanggal/waktu : Tempat : Bagian 1. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk : Bapak/Ibu akan ditanyakan informasi tentang data anak.

Pada pertanyaan yang terdapat kotak, dijawab dengan cara di checklist (√). Dan pada pertanyaan yang tidak terdapat kotak, dijawab dengan cara ditulis pada bagian yang kosong.

Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan jujur sesuai dengan keadaan anak Bapak/Ibu yang sebenarnya.

1. Umur : ………. Tahun

2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Suku : 1. Batak 3. Melayu

2. Jawa 4. Lain-lain

4. Agama : 1. Islam 3. Budha

2. Kristen 4. Hindu 5. Pengalaman dirawat : Pernah Tidak pernah 6. Lama waktu rawat : ………. Hari


(3)

43

Bagian 2. Kuesioner Kecemasan

Gejala dan tanda yang dialami anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi selama dirawat di Rumah Sakit

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anak menunjukkan wajah tegang dan kondisi yang tidak menyenangkan setelah beberapa hari anak dirawat di rumah sakit

2. Apakah anak menunjukkan respon takut kepada perawat saat akan dilakukan tindakan

3. Apakah anak menangis ketika keluarga meninggalkannya di ruangan

4. Apakah anak gemetar dan gugup saat dilakukan tindakan perawatan

5. Apakah anak menolak bertemu dengan orang yang tidak dikenal

6. Apakah anak merasa ketakutan saat ditinggalkan orang tua

7. Apakah anak ketakutan saat berada di lingkungan yang asing

8. Apakah anak menolak makan selama dirawat inap dirumah sakit

9. Apakah anak menangis saat melihat petugas kesehatan datang

10. Apakah anak mau saat diajak berkomunikasi

11. Apakah anak selalu menghindar ketika sesorang menyentuh bagian tubuhnya yang nyeri

12. Apakah anak berusaha menahan orangtuanya agar tetap bersamanya

13. Apakah anak selalu berkeringat perawat akan melakukan tindakan

14. Apakah anak menarik diri dari teman yang seruangan dengannya


(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

MASTER TABEL RELIABILITAS

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Y

1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 6

2 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 6

3 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4

4 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 5

5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 8

6 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 11

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

8 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11

9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 10

10 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 10

11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13

12 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3

13 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3

14 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 8

15 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 8

16 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4

17 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 12

18 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2

19 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9

20 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 5

Np 13 13 11 12 3 9 7 4 13 10 9 10 8 9 8 139

p 0,65

q 0,35

pq 0,2275

K 15

K-1 14

var 11,9475

mean 6,95


(11)

KUESIONER

TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI DI RSUP. ADAM MALIK MEDAN

No.

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Coding

1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3

2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3

3 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 2

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3

5 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3

6 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1

7 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2

8 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

9 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3

10 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3

11 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 2

12 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 2

13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1

14 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 2

15 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3

16 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3

17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3

19 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 2

20 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 2

21 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 2

22 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3

23 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2

24 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 2

25 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 2

26 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 2

27 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 2

28 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 2

29 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 2

30 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3

31 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1

32 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 2

33 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

34 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 2

35 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3

36 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 2

37 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1

38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3

39 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1


(12)

DATA DEMOGRAFI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Umur Gender Suku Agama

Pengalaman rawatan sebelumnya Lama waktu rawat Diagnosa

2 2 1 2 2 2 3

3 1 2 1 1 2 2

1 2 2 1 1 1 2

2 1 1 2 1 1 4

3 1 2 1 1 1 3

1 2 1 1 1 2 4

1 1 2 1 1 3 2

1 2 3 1 1 2 4

1 1 2 1 1 1 4

4 1 1 1 1 2 4

4 2 3 1 1 3 2

3 2 2 1 1 3 4

2 2 1 2 1 3 4

3 1 2 1 1 1 4

4 1 1 2 1 3 2

4 1 2 1 1 1 1

3 1 4 1 1 1 4

3 2 2 1 1 1 2

2 2 3 1 1 2 2

1 2 1 1 1 2 2

3 1 1 2 1 1 4

3 1 4 2 1 1 4

3 2 2 1 2 2 1

3 2 1 2 1 1 2

4 1 1 1 1 1 2

4 1 1 1 1 1 4

1 1 4 1 1 3 1

4 1 1 2 1 1 2

2 2 4 1 2 1 3

2 2 1 1 1 1 4

3 1 4 1 1 2 1

4 2 1 2 1 1 4

3 1 1 2 1 1 4

3 2 4 1 1 3 4

3 2 1 2 2 2 4

2 2 4 1 2 1 4

1 1 2 1 2 1 1

3 2 4 1 2 1 2


(13)

53

4 2 1 2 2 1 3

3 2 1 1 1 1 4

2 2 2 1 1 3 1

2 2 1 1 2 1 2


(14)

Frequencies

Notes

Output Created 15-Jan-2016 22:21:23

Comments

Input Data E:\data demografi.sav Active Dataset DataSet2

Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data

File 44

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Umur

Gender Suku Agama

Pengalamanrawatansebelumnya Lamawakturawat Diagnosa /STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.032

Elapsed Time 00:00:00.031

[DataSet2] E:\data demografi.sav

Statistics

umur

jenis

kelamin suku agama

Pengalaman rawatanseb elumnya Lamawaktur awat Diagnos a

N Valid 44 44 44 44 44 44 44

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.57 1.55 1.95 1.30 1.20 1.59 2.82 Std. Deviation 1.043 .504 1.140 .462 .408 .787 1.147


(15)

55

Frequency Table

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 tahun 9 20.5 20.5 20.5

4 tahun 10 22.7 22.7 43.2

5 tahun 16 36.4 36.4 79.5

6 tahun 9 20.5 20.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid laki-laki 20 45.5 45.5 45.5

perempuan 24 54.5 54.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid batak 21 47.7 47.7 47.7

jawa 12 27.3 27.3 75.0

melayu 3 6.8 6.8 81.8

dll 8 18.2 18.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid islam 31 70.5 70.5 70.5

kristen 13 29.5 29.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

Pengalaman rawatan sebelumnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pernah 35 79.5 79.5 79.5

tidak pernah 9 20.5 20.5 100.0


(16)

56

Lama waktu rawat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1-5 hari 26 59.1 59.1 59.1

6-10 hari 10 22.7 22.7 81.8

>10 hari 8 18.2 18.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

Diagnosa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid leukimia 6 13.6 13.6 13.6

jantung 15 34.1 34.1 47.7

DBD 4 9.1 9.1 56.8

dll 19 43.2 43.2 100.0


(17)

Frequencies

Notes

Output Created 15-Jan-2016 22:18:59

Comments

Input Data E:\kuesioner.sav

Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data

File 44

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Coding

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.015

[DataSet1] E:\kuesioner.sav

Statistics

Coding

N Valid 44

Missing 0

Coding

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Cemas berat 9 20.5 20.5 20.5

Cemas sedang 19 43.2 43.2 63.6

Cemas ringan 16 36.4 36.4 100.0


(18)

Frequencies

Notes

Output Created 15-Jan-2016 22:17:19

Comments

Input Data E:\kuesioner.sav

Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data

File 44

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=P1 P2

P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15

/STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.046

Elapsed Time 00:00:00.030

[DataSet1] E:\kuesioner.sav Statistics pert anya an 1 pert anya an 2 pert anya an 3 pert anya an 4 pert anya an 5 pert anya an 6 pert anya an 7 pert anya an 8 pert anya an 9 perta nyaa n 10 perta nyaa n 11 perta nyaa n 12 perta nyaa n 13 perta nyaa n 14 perta nyaa n 15 N Valid 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44

Missi

ng 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean .43 .73 .34 .73 .20 .27 .27 .36 .68 .52 .16 .32 .57 .55 .27 Std.

Deviatio n


(19)

59

Frequency Table

pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 25 56.8 56.8 56.8

YA 19 43.2 43.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 12 27.3 27.3 27.3

YA 32 72.7 72.7 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 29 65.9 65.9 65.9

YA 15 34.1 34.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 12 27.3 27.3 27.3

YA 32 72.7 72.7 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 35 79.5 79.5 79.5

YA 9 20.5 20.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 32 72.7 72.7 72.7

YA 12 27.3 27.3 100.0


(20)

60

pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 32 72.7 72.7 72.7

YA 12 27.3 27.3 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 28 63.6 63.6 63.6

YA 16 36.4 36.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 14 31.8 31.8 31.8

YA 30 68.2 68.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 21 47.7 47.7 47.7

YA 23 52.3 52.3 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 37 84.1 84.1 84.1

YA 7 15.9 15.9 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 30 68.2 68.2 68.2

YA 14 31.8 31.8 100.0


(21)

61

pertanyaan 13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 19 43.2 43.2 43.2

YA 25 56.8 56.8 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 20 45.5 45.5 45.5

YA 24 54.5 54.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

pertanyaan 15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 32 72.7 72.7 72.7

YA 12 27.3 27.3 100.0


(22)

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Maret

2015 April 2015 Mei 2015 Juni 2015 Juli 2015 Agust 2015 Sept 2015 Okt 2015 Nov 2015 Des 2015 Jan 2016 Feb 2016 1 Mengajukan judul

dan ACC judul penelitian

2 Penyelesaian

proposal dan kuesioner

3 Mengajukan seminar proposal

4 Seminar proposal

5 Revisi proposal

6 Uji Validitas dan Reabilitas

7 Uji Reliabilitas

8 Analisa data

9 Penyusunan laporan penelitian

10 Mengajukan jadwal sidang skripsi

11 Sidang skripsi

12 Revisi dan pengumpulan

laporan penelitian


(23)

TAKSASI DANA

1. Proposal

a. Biaya Print Literatur : Rp. 100.000,- b. Biaya print perbaikan proposal : Rp. 100.000 c. Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka : Rp. 150.000,- d. Penggandaan dan pejilidan proposal : Rp. 100.000,-

e. Biaya internet : Rp. 200.000,-

2. Skripsi

f. Biaya Izin Reliabilitas : Rp. 200.000.- g. Biaya Administrasi Izin Penelitian : Rp 245000,-

h. Biaya Transportasi : Rp. 500.000,-

i. Biaya internet : Rp. 200.000,-

j. Penggandaan dan penjilidan skripsi : Rp. 150.000,- k. Biaya penggandaan kuesioner : Rp. 100.000,- l. Biaya print perbaikan skripsi : Rp. 50.000,- m. Biaya Skripsi tak terduga : Rp. 450000

n. Biaya tak terduga : Rp. 200000


(24)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Siska Oktavia Saragih

Tempat Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 30 Oktober 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Sembada Pasar V Padang Bulan Medan Riwayat Pendidikan :

1. 1999-2005 : SD Katolik Cinta Kasih 2. 2005-2008 : SMP Negeri 1 Tebing Tinggi 3. 2008-2011 : SMA Negeri 1 Tebing Tinggi 4. 2011-2014 : Diploma III Keperawatan USU 5. 2014-sekarang : S1 Keperawatan USU


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medica

. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi 14. Jakarta: Rineka cipta.

Deslidel, dkk. (2011). Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC. Elfira, E. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan Akibat

Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah di Ruang Perawatan RSUP H. Adam Malik. Medan: USU

Greenberg, D and Padesky, C. A. (2004). Manajemen Pikiran, Alih Bahasa oleh Yosep Bambang Margono. Bandung: Penerbit Kaifa.

Hidayat, A. A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, E. B. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, Edisi 5. Yogyakarta: Erlangga.

Mardiningsih, S. (2011). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Anak Usia Toddler Yang Sedang di Rawat Inap di IRNA RSD Dr.Soebandi Kabupaten Jember, Skripsi. Jember: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Monaco, J. E. (1995). Coping with your child’s hospitalization pediatric’s for parents. Diambil pada tanggal 14 Maret 2015 dari http://Findarticles.com Muscari, M. E. (2005). Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik, Edisi 3.

Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika


(26)

39

Polit, D. F. & Cheryl T B. (2012). Nursing Research Principles and Methods (7th ed). Philla delphia: Lippincoot William & Wilkins.

Polit, D. F. & Hungler, B. P. (2004). Canadial Essential of Nursing Research. Philla delphia: Lippincoot William & Wilkins.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 1, Edisi 4. Jakarta: EGC.

Prasetyono, D. S. (2007). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Purwandari, H. (2009). Pengaruh Terapi Seni Terhadap Kecemasan Anak Usia Sekolah Selama Hospitalisasi di RSMS, Penelitian. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Ramdaniati, S. (2011). Analisis Determinan Kejadian Takut Pada Anak Prasekolah dan Anak Usia Sekolah Yang Menjalani Hospitalisasi di Wilayah Kabupaten Banyumas, Tesis. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Keperawatan, Universitas Indnesia.

Sacharin, R.M,1996.Prinsip Perawatan Pediatrik Ed.2.Jakarta:EGC

Santrock, J.W. (2011). Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup Jilid 1 (Edisi V). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta:Graha Ilmu Silaban, D. F. (2011) Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan Anak

Dalam Perawatan Di RSU Kabanjahe Kab.Karo Tahun 2011 Stuart and Sundeen. (1995). Buku Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC. Sudjana. (2005). Metode Statistika, Edisi 1. Bandung: Tarsito.

Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Sundari, S. (2005). Kesehatan Mental Dalam. Jakarta: EGC.

Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta:EGC Susenas, (2005). Survei Sosial Ekonomi Nasional Morbidity Rate. Jakarta: Badan

Pusat Statistik. Diambil pada tanggal 12 April 2015 dari http://www.Bps.go.id.


(27)

40

Tamsuri. (2006). Buku Saku Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. Tsai, C. C. (2007). The Effect of Animal-Assisted Therapy on Children’s Stress

During Hospitalization. Taiwan. ROC. archive.hshsl.umaryland.edu/ handle/10713/1020. Diakses tanggal 15 Januari 2015


(28)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah hubungan yang berkaitan antara satu konsep dengan konsep lainnya dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Kerangka konsep ini berguna untuk menghubungkan dan menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang dibahas (Hidayat, 2011).

Keterangan

: Diteliti : Deskriptif

Skema 3.1. Kerangka Penelitian Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi yang Dirawat Inap di RSUD Haji Adam Malik Medan

Tingkat kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi

1. Ringan 2. Sedang 3. Berat


(29)

19

3.2.Defenisi Operasional

Tabel3.1. Defenisi Perasional Variabel Penelitian No Variabel

Penelitian

Defenisi

Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1 Variabel

Dependen : Kecemasan

Reaksi anak usia prasekolah selama dirawat inap baik yang disebabkan oleh ketidak tahuan terhadap prosedur tindakan, berada dilingkungan yang asing maupun karena perpisahan dengan orang tua atau keluarga. Kuesioner yang berisi 15 pertanyaan tentang kecemasan berdasarkan tanda dan gejala kecemasan.

1. Bila score jawaban responden terhadap kuesioner kecemasan yang diberikan antara 0-4 maka anak mengalami cemas ringan 2. Bila score

jawaban responden terhadap kuesioner kecemasan yang diberikan antara 5-9 maka anak mengalami cemas sedang 3. Bila score

jawaban responden terhadap kuesioner kecemasan yang diberikan antara 10-15 maka anak mengalami cemas tinggi Ordinal


(30)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif, dimana tujuannya adalah untuk mendeskripsikan tingkat kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2.Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling 4.2.1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Arikunto, 2010). Target populasi dalam penelitian ini adalah pasien anak prasekolah usia (3-6 tahun) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 2015. Dari data yang didapatkan peneliti jumlah rata-rata anak yang dirawat di ruang RB4 selama 1 bulan 2015 adalah 80 anak.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti (Arikunto, 2010). Penentuan besar sampel dalam penelitian ini yaitu dengan rumus:

� = �

1 +�(�)2

� = 80

1 + 80 (0.1)2


(31)

21

n = 44

Keterangan : n = Besar sampel N = Besar populasi

d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d=10 % atau 0,1)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 44 orang. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Non Probability Sampling dengan cara Purposive Sampling. Purposive sampling adalah cara memilih sampel dari populasi berdasarkan kriteria khusus yang dibuat oleh peneliti. Adapun kriteria inklusi dari sampel dalam penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak:

1. Anak yang berusia 3-6 tahun

2. Bersedia menjadi responden (Orangtua sebagai sumber informasi) 3. Anak yang dirawat dirumah sakit minimal 3 hari

4. Anak yang sadar/kooperatif 5. Pasien anak di ruang non infeksi 4.3.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2015 - Januari 2016 di RSUP Haji Adam Malik Medan khususnya ruang RB4. Alasan peneliti memilih RSUP Haji Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki akreditasi Paripurna dan merupakan rumah


(32)

22

bermutu khususnya keperawatan anak dan sampel untuk penelitian ini terpenuhi di lokasi penelitian.

4.4.Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan etik penelitian, yaitu terlebih dahulu mengajukan permohonan izin penelitian kepada Dekan Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapatkan izin tersebut, peneliti memberi surat izin penelitian kepada Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan untuk pengambilan data dimana instrumen penelitian terlebih dahulu telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat penelitian dan proses penelitian. Kemudian peneliti membuat surat persetujuan calon responden. Calon responden yang bersedia berpartisipasi melakukan penelitian maka harus mengisi lembar persetujuan (informed consent) dan bagi calon responden yang tidak bersedia, peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak- hak tanpa ada tekanan fisik maupun psikologis.

Untuk menjaga kerahasiaan calon responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap (Anonimity) tetapi mencantumkan inisial atau memberi kode pada masing-masing lembar kuesioner pengumpulan data serta kerahasiaan informasi calon responden (Confidentiality) dijamin oleh peneliti.

4.5.Instrumen Penelitian

Kuesioner penelitian terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi, kuesioner kecemasan yang disusun berdasarkan tanda dan gejala kecemasan dari literatur buku ajar keperawatan pediatrik dan berkonsultasi kepada dosen pembimbing.


(33)

23

4.5.1. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi disusun oleh peneliti yang terdiri dari usia, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pengalaman dirawat, dan lama dirawat dan diagnose. Data demografi responden digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden yang diisi langsung oleh peneliti.

4.5.2. Kuesioner Kecemasan

Kuesioner dampak hospitalisasi berisi pernyataan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah dalam perawatan di rumah sakit. Bagian ini berisi 15 pertanyaan. Kuesioner kecemasan ini disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan tinjauan pustaka yang berpedoman pada buku Wong (2009), dan sudah dibakukan yang terdiri dari 15 pernyataan. Jenis pertanyaan dikotomi dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala Guttman. Penilaian kuesioner yaitu jika responden menjawab ya maka skor yang diberikan 1 dan jika jawaban tidak skor yang diberikan 0. Perhitungan data hasil pengukuran dikategorikan berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (1992).

Berdasarkan rumus statistik : p = ������� ����� ������ Panjang kelas = Rentang kelas

Banyak kelas = 15


(34)

24

Dengan demikian, maka kecemasan anak usia sekolah dikategorikan sebagai berikut:

Cemas ringan = 0-4 Cemas sedang = 5-9 Cemas Berat = 10-15 4.6.Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1. Uji Validitas

Instrumen dalam penelitian ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan. Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa sebuah instrumen dianggap valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur (Setiadi, 2007). Instrumen divalidkan oleh dosen yang ahli dalam Keperawatan Jiwa dari Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

Menurut Polit & Beck (2012), dikatakan valid jika Content Validity Index (CVI) > 0,80. Total CVI pada Instrumen penelitian adalah 0,98.

4.6.2. Reliabiltas

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Arikunto, 2010). Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan KR20 karena skor pada instrumen ini menggunkan skala guttman dengan kuesioner berjumlah ganjil, Uji reliabilitas dilakukan


(35)

25

pada 20 responden (keterbatasan jumlah pasien anak pada saat itu) yang anaknya dirawat di ruang rawat inap RSU Dr. Haji Adam Malik Medan Uji reliabilitas dilakukan pada bulan November 2015. Uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan metode kuder Richardson-20 (KR-20)di mana koefisiennya harus > 0,7 agar dianggap reliabel maka kuesioner ini layak digunakan (Polit & Hungler2004). Hasil uji reabilitas diperoleh 0,74 sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner dalam penelitian ini sudah reliabel.

4.7.Teknik Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu mengajukan surat permohonan izin kepada Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengajukan surat permohonan izin kepada Direktur RSUP Haji Adam Malik Medan. Sesudah izin penelitian diberikan, peneliti mendata jumlah anak prasekolah untuk dijadikan responden. Pengisian kuesioner pada penelitian ini dilakukan peneliti dengan cara mendatangi setiap responden yaitu anakdirawat di rawat inap RSUP Haji Adam Malik Medan.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Alat pengumpulan data terdiri dari kuesioner berisi pertanyaan mengenai data demografi anak dan megenai kecemasan yang mungkin dialami oleh anak. Cara pengisian kuesioner diisi sendiri oleh keluarga responden dengan pengawasan dari peneliti atau responden perlu didampingi oleh peneliti dalam mengisi kuesioner dikarenakan keterbatasan memahami isi kuesioner. Setelah itu peneliti


(36)

26

proses pengumpulan data. Sesudah orangtua bersedia menjadi responden penelitian maka peneliti memberikan lembar informed consent sebagai bentuk persetujuan dan meminta responden untuk memberikan tanda tangannya pada lembar persetujuan tersebut, kemudian peneliti menjelaskan tentang cara mengisi kuesioner kepada responden, peneliti memberikan formulir yang berisi tentang kuesioner atau data mengenai anak lalu peneliti memberikan formulir yang berisi tentang kuesioner yang berisi tentang gejala kecemasan yang mungkin dialami oleh anak.Pengisian kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan anak prasekolah akibat hospitalisas di RSUP Haji Adam Malik Medan. Alokasi waktu yang dibutuhkan peneliti dalam mengumpulkan data untuk satu responden adalah sekitar 10 menit. Kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data dan setelah semua responden telah tercapai maka seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.

4.8.Analisa Data

Semua data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan data dengan memeriksa semua kuesioner. Data yang ada dilakukan editing, coding, processing, cleaning dan saving.

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan editing terlebih dahulu. Editing dilakukan untuk memeriksa dan memperbaiki isian kuesioner. Pada tahap ini, peneliti memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan apakah telah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten. Data yang telah diedit, dilakukan coding pada variabel. Data yang berbentuk kalimat diubah menjadi angka. Pada penelitian ini coding yang dilakukan yaitu pada jenis kelamin, usia orangtua, usia


(37)

27

anak, agama dan suku. Data yang telah siap kemudian diolah dengan sistem komputerisasi. Dalam memasukkan data, ketelitian perlu diperhatikan untuk mencegah kesalahan dalam memasukkan data dan memaknai data (data entry dan processing). Setelah data dimasukkan ke dalam komputer, dilakukan pemeriksaan terhadap semua data guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data (cleaning data). Tahap terakhir dilakukan penyimpanan data untuk siap dianalisis (saving).

Analisa yang digunakan adalah analisa data univariat meliputi data demografi yaitu usia, jenis kelamin, usia anak, agamapada akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti (Notoadmodjo, 2010).


(38)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang tingkat kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di ruang rindu B,tepatnya di RB4 Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah salah satu Rumah Sakit pemerintah dan sebagai Rumah Sakit rujukan di kota Medan. Selain itu juga, sebagai salah satu Rumah Sakit pendidikan bagi mahasiswa kedokteran dan keperawatan.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini didapatkan dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan selama 1 bulan Desember 2015 sampai dengan Januari 2016 dengan jumlah responden 44 orang. Hasil penelitian ini menguraikan data karakteristik responden anak dan tingkat kecemasan anak usia pra sekolah. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik dari responden yang diteliti dan penjelasan statistik deskriptif Pada karakteristik anak akan dijelaskan usia anak dan jenis kelamin anak, lamanya perawatan di rumah sakit, pengalaman di rumah sakit sebelumnya, jenis penyakit sekarang. Pada data tingkat kecemasan anak akan dijelaskan tingkat kecemasan anak di bagi tiga yaitu berat,sedang dan ringan.

5.1.1 Karesteristik Responden di Ruang NonInfeksi

Analisis univariat dalam penelitian ini akan menggambarkan karakteristik data demografi (jenis kelamin,umur,lama rawatan,pengalaman dirawat di RS,dan diagnosa). Data yang diperoleh di ruang RB4 menunjukkan bahwa mayoritas responden anak dari jenis kelamin perempuan yaitu 24 orang (54,5%). Mayoritas


(39)

29

umur adalah 5 tahun yaitu 16 orang (36,4%). Mayoritas lamanya perawatan dirumah sakit adalah 1-5 hari yaitu 26 orang (59,1%). Mayoritas pengalaman di rumah sakit sebelumnya adalah Ada yaitu 35 orang (79,5%). Mayoritas jenis penyakit sekarang adalah anemia, kejang, dan paru-paruyaitu 19orang (43,2). Seperti dalam tabel berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden di Ruang Noinfeksi (n = 44)

KarakteristikResponden Frekuensi(f) Persentasi(%)

JenisKelamin (%)

Laki-Laki 20 45,5

Perempuan 24 54,5

Umur

3 tahun 9 20,5

4 tahun 10 22,7

5 tahun 6 tahun Agama Islam Kristen Suku Batak Jawa Melayu Aceh, Minang 16 9 31 13 21 12 3 8 36,4 20,5 70,5 29,5 47,7 27,3 6,8 18,2 LamanyaPerawatan di RS

1-5 hari 26 59,1

6-10 hari 10 22,7

>10 hari 8 18,2

Pengalaman di RS Sebelumnya

Pernah 35 79,5

Tidakpernah 9 20,5

JenisPenyakitSekarang

Leukimia 6 13,6

Jantung 15 34,1

DBD Anemia, kejang 4 19 9,1 43,2


(40)

30

5.1.2 Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun)

Penelitian tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang dapat dilihat secara rinci berdasarkan kuesioner, dimana terdapat persentase masing-masing pertanyaan pada pilihan jawaban ya, tidak.

Tabel 5.2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) di Ruang Non Infeksi (n=44)

No Pernyataan Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah

Non Infeksi

Ya Tidak

f % f %

1 Apakah anak menunjukkan wajah tegang dan kondisi yang tidak menyenangkan setelah beberapa hari anak dirawat di rumah sakit

19 43,2 25 56,8 2 Apakah anak menunjukkan respon takut kepada

perawat saat akan dilakukan tindakan

32 72,7 12 27,3 3 Apakah anak menangis ketika keluarga

meninggalkannya di ruangan

15 34,1 29 65,9 4 Apakah anak gemetar dan gugup saat dilakukan

tindakan keperawatan

32 72,7 12 27,3 5 Apakah anak anak menolak bertemu dengan

orang yang tidak dikenal

9 20,5 35 79,5 6 Apakah anak merasa ketakutan saat ditinggal

orangtua

12 27,3 32 72,7 7 Apakah anak ketakutan saat berada di

lingkungan yang asing

12 27,3 32 72,7 8 Apakah anak menolak makan selama dirawat

inap di rumah sakit

16 36,4 28 63,6 9 Apakah anak menangis saat melihat petugas

kesehatan datang

30 68,2 14 31,8 10 Apakah anak mau saat diajak berkomunikasi 23 52,3 21 47,7 11 Apakah anak selalu menghindar ketika seseorang

menyentuh bagian tubuhnya yang nyeri

7 15,9 37 84,1 12 Apakah anak berusaha menahan orangtuanya

agar tetap bersamanya

14 31,8 30 68,2 13 Apakah anak selalu berkeringat perawat akan

melakukan tindakan

25 56,8 19 43,2 14 Apakah anak menarik diri dari teman yang

seruangan dengannya

24 54,5 20 45,5 15 Apakah anak selalu memegang orangtuanya 12 27,3 32 72,7


(41)

31

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasananak Usia Prasekolah (3-6tahun) di Ruang Noninfeksi (n= 44)

Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah(3-6Tahun) f %

Cemas Ringan 16 36,4

Cemas Sedang 19 43,2

Cemas Berat 9 20,5

Dari tabel diatas data yang diperoleh menunjukkan mayoritas tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) di ruang noninfeksi adalah Cemas Sedang 19 orang (43,2%), minoritas tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) adalah kecemasan berat 9 orang (20,5%).

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden berusia 4-5 tahun (59,1%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Wong (2009), yang menyatakan periode usia prasekolah atau masaprasekolah dengan rentang usia 3-6 tahun.secara umum aktivitas fisik semakin tinggi, sehingga anak sangat rentan untuk terkena penyakit yang bisa mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila anak dalam kondisi sakit, maka orang tua akan segera membawa anak ke pelayanan kesehatan dan seringkali anak harus dirawat inap untuk proses penyembuhannya.

Semakin muda usia anak, maka akan semakin sulit bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal ini juga berhubungan dengan sistem imun anak akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak


(42)

32

beresiko untuk mengalami hospitalisasi disebabkan oleh pertahanan sistem imun anak yang masih berkembang sehingga sangat rentan terhadap paparan penyakit.

Berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin peremuan sebanyak 24 orang (54,5%). Hal ini dikarenakan jumlah pasien anak usia prasekolah yang menjalani rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan. Penelitian ini bertolak belakang dengan Wong (2009), menyatakan anak perempuan pada umumnya lebih adaptif terhadap stresor dibandingkan dengan anak laki-laki, sehingga anak laki-laki lebih banyak yang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak perempuan. Hal tersebut tidak sejalan dengan pendapat Hurlock (2004), menyatakan jenis kelamin akan mempengaruhi aktifitas bermain anak. Anak laki-laki lebih banyak melakukan permainan yang menghabiskan energi dibandingkan anak perempuan, sehingga anak laki-laki lebih beresiko terkena penyakit atau cedera.

Berdasarkan riwayat pernah dirawat inap di rumah sakit mayoritas responden belum pernah dirawat di rumah sakit yaitu 35 orang (79,5%). Berdasarkan pernyataan Supartini (2004), menyatakan anak yang baru mengalami perawatan di rumah sakit akan beresiko menimbulkan perasaan cemas yang ditimbulkan baik oleh anak maupun orantua, berbagai kejadian dapat menimbulkan dampak atraumatik terutams pada anak yang baru pertama kali mengalami perawatan di rumah sakit, salah satunya karena adanya interaksi yang tidak baik dengan petugas kesehatan (Potter & Perry, 2005), reaksi anak terhadap hospitalisasi berbeda-beda, sesuai dengan tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan


(43)

33

kemampuan koping yang dimilikinya dan tidak ada hubungan antara pengalaman pernah dirawat dengan kecemasan anak (Supartini, 2004).

Berdasarkan lama rawat inap mayoritas responden lama rawat inap 1-5 hari yaitu sebanyak 26 orang (59,1%). Hal ini dikarenakan anak belum mengenal lingkungan dan prosedur pengobatan yang akan dijalani. Pada anak yang baru masuk ke rumah sakit, awalnya sangat sulit berinteraksi dengan orang lain. Respon yang muncul yaitu anak cenderung menangis atau marah ketika didekati, bahkan tidak segan-segan ia merajuk kepada orang tuanya. Atas bantuan dari orang tua pasien yang selalu ada disamping klien, semua hambatan dapat teratasi dengan baik. Sebagian anak yang telah 4-5 hari dirawat cenderung bisa berinteraksi dengan baik, bahkan ia berespon ketika kita membacakan cerita (Wong,2009).

Hasil pengukuran kecemasan anak prasekolah trlihat bahwa kecemasan anak usia prasekolah berdasarkan kategorinya, didapatkan hasil 16 anak (36,4%) mengalami kecemasan ringan, 19 anak (43,2%) mengalami kecemasan sedang serta 9 anak (20,5%) mengalami kecemasan berat.Hal tersebut dikarenakan karena mayoritas rentang lama rawatan anak yang belum terlalu lama dirawat di rumah sakit pada wktu penelitian dilakukan yaitu 1-5 hari,sehingga anak belum terlalu memiliki kecemasan yang berat.

Menurut salah satu orangtua anak, kecemasan anak sering muncul ketika perawat menghampiri anak. Anak tiba-tiba menangis saat melihat perawat,berusaha menahan orangtuanya agar tetap bersamanya dan tampak gugup


(44)

34

prasekolah menggambarkan bahwa hospitalisasi sebagai hukuman dan perpisahan dengan orangtua sebagai kehilangan kasih sayang. Hal ini yang menyebabkan anak menganngap perawat yang dating akan selalu melukainya dan kehadiran orangtua akan memberikan perlindungan bagi diri anak.

Hospitalisasi akan menimbulkan ancaman terhadap integritas fisik dan sistem dalam diri anak. Ancaman ini akan menimbulkan respon kecemasan pada anak (Wong, 2009). Penyebab dari kecemasan pada anak yang dirawat inap (hospitalisasi) dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas(perawat,dokter,dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun keluarga yang mendampingi selama perawatan (Nursalam, 2005). Hal ini disebabkan karena anak selama di rawat di Rumah Sakit menjalani tindakan medis seperti diinfus dan disuntik. Kemudian hal ini juga bias disebabkan karena anak sedang beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Teori Andrew (1996), menyebutkan bahwa anak selama dirawat di Rumah Sakit akan mengalami keadaan yang tidak menyenangkan sehingga mengakibatkan kecemasan pada anak. Menurut Wong (2009), hospitalisasi dan penyakit merupakan pengalaman yang membuat tekanan secara fisik dan sikologis karena berpisah dengan lingkungan yang biasa ditemui anak. Adanya lingkungan yang baru membutuhkan proses adaptasi.

Anak usia prasekolah sering terjadi kehilangan kntrol yang disebabkan oleh pembatasan fisik,perubahan rutinitas dan ketergantungan yang harus anak patuhi. Kehilangan kontrol dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya sehingga dapat memperdalam kecemasan dan ketakutan (Monarco, 1995)


(45)

35

Hasil analisa kuesioner didapatkan bahwa 73% kecemasan anak ditunjukkan dengan resppon takut kepada perawat saat akan dilakukan tindakan, 68% anak menangis saat melihat petugas kesehatan datang, dan 57% anak selalu berkeringat saat perawat akan melakukan tindakan.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar usia anak yang menjalani proses hospitalisasi yaitu 4-5 tahun (59%). Menurut penelitian yang dilakukan Apriliawati (2011) pada 30 responden anak, terdapat hubungan sedang antara usia dan kecemasan responden. Semakin muda usia anak, maka akan semkain sulit bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (Scharin, 1996). Selain itu pengalaman yang tidak menyenangkan anak akan menyebabkna anak takut dan trauma (Supartini, 2004).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian (Silaban, 2011), bahwa Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di Rumah Sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orangtua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat trauatik dan penuh dengan stres.


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Tingkat Kecemasan Anak usia Prasekolah Akibat Hospitaliasi (3-6 tahun) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan” maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) dalam kategori cemas ringan adalah anak yang dirawat di ruangnon infeksi sebanyak 16 orang (36,4%).

2. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) dalam kategori cemas sedang adalah anak yang dirawat di ruang non infeksi sebanyak 19 orang (43,2%).

3. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) dalam kategori cemas berat adalah anak yang dirawat di ruang non infeksi sebanyak 9 orang (20,5%).

6.2 Saran

1. Perawat di ruang RB 4

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa di ruang non infeksi kecemasan anak dikatakan menengah (sedang), untuk itu diharapkan perawat yang bertugas di ruang non infeksi agar melakukan perawatan dengan mengutamakan komunikasi teraupetik untuk menurunkan bahkan menghilangkan damak hospitalisasi pada anak yang dirawat di ruang non infeksi.


(47)

37

2. Mahasiswa Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, maka mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kecemasan akibat hopitalisasi yang berpengaruh terhadap tingkat kecemasan anak. Terhadap perawat yang bertugas di ruang RB 4 khususnya prawat yang bertugas di ruang non infeksi. 3. Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, dapat meneliti secara mendalam yaitu tentang tingkat kecemasan anak usia prasekolah. Dan diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memperbaiki kekurangan dalam penelitian ini.


(48)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Konsep Kecemasan

2.1.1. Defenisi Kecemasan

Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas atau menyebar, yang berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya serta tidak memiliki objek yang spesifik. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat kecemasan yang parah tidak sejalan dengan kehidupan, kecemasan dapat terlihat dalam hubungan interpersonal dan memiliki dampak terhadap kehidupan manusia, baik dampak positif maupun dampak negatif. Kecemasan akan meningkat pada klien anak yang dirawat, dengan berbagai kondisi dan situasi di rumah sakit (Asmadi, 2008 dalam Mardaningsih, 2011).

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik (Suliswati, 2005). Kecemasan merupakan suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan (Sundari, 2005).


(49)

8

2.1.2. Penyebab Kecemasan

Penyebab kecemasan menurut Wong (2009), yaitu: 1. Perpisahan dengan keluarga

2. Berada di lingkungan yang asing

3. Ketakutan akan prosedur-prosedur yang akan dilakukan. 2.1.3. Manifestasi Kecemasan

Manifestasi kecemasan terdiri dari beberapa fase, yaitu :

1) Fase Protes. Pada fase ini anak menangis, menjerit/berteriak, mencari orangtua dengan pandangan mata, memegangi orangtua, menghindari dan menolak bertemu dengan orang yang tidak dikenal secara verbal menyerang orang tidak dikenal, berusaha lari untuk mencari orangtuanya, secara fisik berusaha menahan orangtua agar tetap tinggal. Sikap protes seperti menangis mungkin akan berlanjut dan akhirnya akan berhenti karena kelelahan fisik. Pendekatan orang yang tidak dikenal akan memicu terjadinya sikap protes, 2)Fase Putus Asa. Perilaku yang harus diobservasi pada fase ini adalah anak tidak aktif, menarik diri dari orang lain, depresi, sedih, tidak tertarik terhadap lingkungan, tidak komunikatif, perilaku memburuk, dan menolak untuk makan, minum, dan 3)Fase Menolak. Pada fase ini secara samar-samar anak menerima perpisahan, tertarik pada lingkungan sekitar, mulai berinteraksi secara dangkal dengan orang yang tidak dikenal atau perawat dan terlihat gembira. Fase ini biasanya terjadi setelah berpisah dengan orangtua dalam jangka waktu yang lama.


(50)

9

2.1.4. Tanda-tanda Kecemasan

Menurut Suliswati (2005), setiap individu berbeda dalam menghadapi suatu stimulus. Kecemasan memiliki satu gejala utama, yaitu takut atau timbul perasaan khawatir dalam situasi dimana kebanyakan orang tidak merasa terancam. Selain gejala yang utama, tanda umum lainnya dari gejala perasaana gelisah adalah perasaan takut, terganggu berkosentrasi, merasa tegang dan gelisah, antisipasi yang terburuk, cepat marah, resah, merasakan adanya tanda-tanda bahaya. Kecemasan tidak hanya menyerang perasaan, namun juga berdampak terhadap kondisi fisik. Gejala fisik secara umum dari kecemasan adalah jantung berdebar, berkeringat, mual dan pusing, peningkatan frekuensi BAB atau diare, sesak nafas, tremors, ketegangan otot, sakit kepala, kelelahan.

2.1.5. Faktor-faktor yang Dapat Mengurangi Kecemasan, antara lain: 1) Represi. tindakan untuk mengalihkan atau melupakan hal atau keinginan yang tidak sesuai dengan hati nurani. Represi juga bisa diartikan sebagai usaha untuk menenangkan atau meredam diri agar tidak timbul dorongan yang tidak sesuai dengan hatinya (Prasetyono, 2007), 2) Relaksasi. Mengatur posisi tidur dan tidak memikirkan masalah (Prasetyono, 2007). Sedangkan Dale Carnegie (2007), menambahkan bahwa relaksasi dan rekreasi bisa menurunkan kecemasan dengan cara tidur yang cukup, mendengarkan musik, tertawa dan memperdalam ilmu agama, 3) Komunikasi perawat. Komunikasi yang disampaikan perawat pada pasien dengan cara memberi informasi yang lengkap mulai pertama kali pasien masuk dengan


(51)

10

menetapkan kontrak untuk hubungan professional mulai dari fase orientasi sampai dengan terminasi atau yang disebut dengan komunikasi teraupetik (Tamsuri, 2006), 4) Psikofarmaka. Pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan seperti diazepam, bromazepam dan alprazolam yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neurotransmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (lymbic system), dan 5) Psikoterapi. Terapi kejiwaan dengan memberi motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta kepercayaan diri dan Psikoreligius. Dengan doa dan dzikir. Doa adalah mengosongkan batin dan memohon kepada Tuhan untuk mengisinya dengan segala hal yang kita butuhkan. Dalam doa umat mencari kekuatan yang dapat melipat gandakan energi yang hanya terbatas dalam diri sendiri dan melalui hubungan dengan doa tercipta hubungan yang dalam antara manusia dan Tuhan (Prasetyono, 2007). Terapi medis tanpa disertai dengan doa dan dzikir tidaklah lengkap, sebaliknya doa dan dzikir sajatanpa terapi medis tidaklah efektif.

2.1.6. Tingkat Kecemasan

Stuart dan Sundeen (1995), membagi kecemasan menjadi 4 (empat) tingkatan, yaitu:

1. Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan


(52)

11

persepsinya. Kecenasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2. Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan hal yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. 3. Kecemasan Berat

Seseorang akan sangat mengurangi lahan persepsinya. Seseorang cenderung akan memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain.

4. Panik

Berhubunga dengan terperangah, ketakutan dan teror. Seseorang mengalami kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak mam Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2.1.7. Aspek Kecemasan

Greenberger & Padesky (2004), menyatakan bahwa kecemasan berasal dari dua aspek, yakni aspek kognitif dan aspek kepanikan yang terjadi pada seseorang diantaranya adalah:


(53)

12

1. Aspek kognitif, yang meliputi: a) Kecemasan disertai dengan persepsi bahwa seseorang sedang berada dalam bahaya atau terancam atau rentan dalam hal tertentu, sehingga gejala fisik kecemasan membuat seseorang siap merespon bahaya atau ancaman yang menurutnya akan terjadi, b) Ancaman tersebut bersifat fisik, mental atau sosial, diantaranya adalah: ancaman fisik terjadi ketika seseorang percaya bahwa ia akan terluka secara fisik.Ancaman mental terjadi ketika sesuatu membuat khawatir bahwa dia akan menjadi gila atau hilang igatan.Ancaman sosial terjadi ketika seseorang percaya bahwa ia akan ditolak, dipermalukan, merasa malu atau dikecewakan, c) Persepsi ancaman berbeda-beda untuk setiap orang, d) Sebagian orang, karena pengalaman mereka bisa terancam dengan begitu mudahnya dan akan lebih sering cemas. Orang lain mungkin akan memiliki rasa aman dan keselamatan yang lebih besar. Tumbuh dilingkungan yang kacau dan tidak sabil bisa membuat seseorang menyimpulkan bahwa dunia dan orang lain selalu berbahaya, dan e) Pemikiran tentang kecemasan berorientasi pada masa depan dan sering kali memprediksi malapetaka. Pemikiran tentang kecemasan sering dimulai dengan “Bagaimana kalau…” dan berakhir dengan hal yang kacau. Pemikiran tentang kecemasan juga sering meliputi citra tentang bahaya. Pemikiran-pemikiran ini semua adalah masa depan dan semuanya memprediksi hasil yang buruk.

2. Aspek kepanikanmerupakan perasaan cemas atau takut yang ekstrem. Rasa panik terdiri atas kombinasi emosi dan gejala fisik yang berbeda.


(54)

13

mental, dalam diri seseorang yang menderita gangguan panik, terjadi lingkaran setan saat gejala-gejala fisik, emosi, dan pemikiran saling berinteraksi dan meningkat dengan cepat. Pemikiran ini menimbulkan ketakutan dan kecemasan serta merangsang keluarnya adrenalin. Pemikiran yang katastrofik dan reaksi fisik serta emosional yang lebih intens yang terjadi bisa menimbulkan dihindarinya aktivitas atau situasi saat kepanikan telah terjadi sebelumnya

2.2.Konsep Hospitalisasi

2.2.1. Defenisi Hospitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi factor stressor bagi anak terhadap anak maupun orangtua dan keluarga yang dapat menimbulkan kecemasan. Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah (Wong, 2009).

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang memiliki alasan yang berencana atau darurat sehingga mengharuskan anak untuk tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah (Deslidel, Hasan, Hevrialni, Sartika, 2011).

2.2.2. Stresor Hospitalisasi

Stresor yang dialami anak pada saat mengalami hospitalisasi adalah cemas akibat perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh atau nyeri.


(55)

14

1) Cemas akibat perpisahan. Anak-anak mengatakan tentang ketakutan mereka pada saat dirawat dirumah sakit, anak-anak tersebut menunjukkan bahwa jauh dari keluarga memiliki peringkat yang lebih tinggi dari pada ketakutan lainnya yang muncul akibat hospitalisasi (Hart & Bossert, 1994, Wilson & Yorker, 1997 dalam Wong, 2009), 2) Anak-anak usia prasekolah memiliki aktivitas fisik dan mental yang tinggi yang kerap kali menemukan ketidaksesuaian dengan lingkungan rumah sakit. Kesepian, bosan, isolasi, dan depresi umum terjadi. Anak usia prasekolah membutuhkan dan menginginkan dukungan orang tua (Wong, 2009), 3) Kehilangan kendali. Anak usia prasekolah yang dirawat di rumah sakit menjadi rentan terhadap kejadian-kejadian yang dapat mengurangi rasa kendali dan kekuatan mereka. Banyak rutinitas rumah sakit yang mengambil kekuatan dan identitas individu. Bagi anak usia prasekolah, aktivitas ketergantungan seperti tirah baring yang dipaksakan, penggunaan pispot, ketidakmampuan memilih menu, kurangnya privasi, bantuan mandi di tempat tidur, atau berpindah dengan kursi roda atau brankar dapat menjadi ancaman langsung bagi rasa aman mereka. Prosedur tersebut tidak memungkinkan kebebasan memilih bagi anak-anak yang ingin bertindak dewasa. Akan tetapi, jika anak-anak tersebut diizinkan memegang kendali, tanpa memperhatikan keterbatasannya maka biasanya mereka akan berespons dengan sangat baik terhadap prosedur apapun. Selain lingkungan rumah sakit, penyakit juga dapat menyebabkan perasaan kehilangan kendali. Salah satu masalah yang paling signifikan dari


(56)

15

dan 4) Cedera tubuh atau nyeri. Ketakutan mendasar terhadap sifat fisik dari penyakit muncul pada saat ini. Anak usia prasekolah tidak begitu khawatir terhadap nyeri jika dibandingkan dengan disabilitas, pemulihan yang tidak pasti, atau kemungkinan kematian. Anak perempuan cenderung mengekspresikan ketakutan yang lebih banyak dan lebih kuat dibandingkan dengan anak laki-laki, dan hospitalisasi sebelumnya tidak berdampak pada frekuensi atau intensitas kecemasn karena kemampuan kognitif mereka sedang berkembang, anak usia prasekolah waspada terhadap pentingnya berbagai penyakit yang berbeda. Pentingnya anggota tubuh tertentu, bahaya pengobatan, dan makna kematian (Wong, 2009).

2.2.3. Manfaat Hospitalisasi

Meskipun hospitalisasi dapat dan biasanya menimbulkan stress bagi anak-anak, tetapi hospitalisasi juga dapat bermanfaat. Manfaat yang paling nyata adalah pulih dari sakit, hospitalisasi juga dapat memberi kesempatan pada anak-anak untuk mengatasi stress dan merasa kompeten dalam kemampuan koping mereka. Lingkungan rumah sakit dapat memberikan pengalaman sosialisasi yang baru bagi anak yang dapat memperluas hubungan interpersonal mereka (Wong, 2009).

Menurut Deslidel (2011), manfaat hospitalisasi pada anak yaitu membantu orang tua dan anak dengan cara memberikan kesempatan pada orang tua untuk mempelajari tumbuh kembang anak, dapat dijadikan sebagai media belajar bagi orang tua, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi kesempatan bagi anak untuk


(57)

16

mengambil keputusan, tidak terlalu bergantung pada orang lain dan percaya diri.

2.3.Anak Usia Prasekolah

2.3.1. Tahap Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Menurut Wong (2009), periode prasekolah dimulai usia 3-6 tahun periode ini dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi. Pada masa ini merupakan perkembangan fisik dan kepribadian yang pesat, kemampuan interaksi sosial lebih luas, memulai konsep diri, perkembangan motorik berlangsung terus menerus ditandai keterampilan motorik seperti berjalan, berlari, dan melompat.

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah

Menurut Hidayat (2009), Proses percepatan dan perlambatan tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1) Faktor Herediter. Faktor herediter merupakan faktor dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, lingkungan postnatal, dan faktor hormonal. Faktor prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari konsepsi jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan alam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur puberitas, dan berhentinya pertumbuhan tulang, 2) Faktor Lingkungan.


(58)

17

meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin, penggunaan obat-obatan, alkohol atau kebiasaan merokok.Fakptor lingkungan pacsa lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak meliputi budaya lingkungan, sosial ekonomi, keluarga, nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan. 2.3.3. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan

Menurut Santrock (2011), perkembangan dan pertumbuhan mengikuti prinsip cephalocaudal dan proximodistal. Prinsip cephalocaudal merupakan rangkaian dimana pertimbuhan yang tercepat selalu jadi diatas, yaitu di kepala. Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas ke bawah, perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang menurut prinsip ini, contohnya bayi biasanya menggunakan bagian atas sebelum mereka menggunakan tubuh bagian bawahnya.

Prinsip proximodistal (dari dalam ke luar) yaitu pertumbuhan dan perkembangan bergerak dari tubuh bagian dalam ke luar. Anak-anak belajar mengembangkan kemampuan tangan dan kaki bagian atas (yang lebih dekat dengan bagian tengah tubuh) kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan kemampuan menggunakan telapak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari tangan dan kaki (Papalia,dkk, 2010).


(59)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Anak merupakan anugerah, karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan matabat sebagai manusia seutuhnya. Anak adalah individu yang berusia antara 0 sampai 18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisk, psikologis, sosial, dan spritual) yang berbeda dengan orang dewasa, apabila kebutuhan tersebut terpenuhi maka anak akan mampu beradaptasi dan kesehantannya terjaga, sedangkan bila anak sakit maka akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan spritual (Ramdaniati, 2011).

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak yang yang mengalami masalah kesehatan juga sangat mempengaruhi proses perkembangannya. Anak yang tidak terbiasa dengan kondisi di rumah sakit akan banyak mengalami kesulitan dalam proses penyembuhan tersebut. Anak yang dirawat di rumah sakit akan muncul tantangan-tantangan yang harus dihadapinya seperti perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan yang asing baginya dan tenaga kesehatan yang menanganinya, pergaulan dengan anak-anak yang sakit serta pengalaman mengikuti terapi yang menyakitkan (Wong, 2009).


(60)

2

Sehat dan sakit merupakan sebuah rentang yang dapat dialami oleh semua manusia, tidak terkecuali oleh anak. Anak dengan segala karakteristiknya memiliki peluang yang lebih besar untuk mengalami sakit jika dikaitkan dengan respon imun dan kekuatan pertahanan dirinya yang belum optimal (Makum, 2002 dalam Ramdaniati, 2011).

Kecemasan adalah salah satu masalah yang sering muncul pada anak yang dirawat inap di rumah sakit. Hal ini dikarenakan anak merasa asing dengan lingkungan di rumah sakit yang berbeda jauh dengan lingkungan rumah, berpisah dengan keluarga dan merasakan nyeri karena penyakitnya sehingga berdampak pada kondisi psikologis anak (Wong, 2009).

Hospitalisasi pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan pada semua tingkat usia.Hospitalisasi dan penyakit merupakan pengalaman yang penuh tekanan, terutama karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti, seleksi perilaku koping terbatas, dan perubahan status kesehatan (Potter & Perry, 2005). Hospitalisasi juga merupakan sebuah situasi yang penuh stress bagi anak dimana anak harus menjalani perawatan selama di rumah sakit dan diperhadapkan dengan lingkungan atau prosedur yang tidak diharapkan untuk dilakukan (Tsai, 2007).

Menurut Potter & Perry (2005), kemampuan koping pada anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi meliputi protes, putus asa, agresi (tersinggung, frustasi) dan regresi (kehilangan pengendalian, ketergantungan). Dampak hospitalisasi pada masa prasekolah yaitu sering menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, anak sering


(61)

3

merasa cemas, ketakutan, tidak yakin, kurang percaya diri, atau merasa tidak cukup terlindungi dan merasa tidak aman. Tingkat rasa aman pada setiap anak berbeda. Beberapa anak lebih pemalu dan cepat cemas dibanding anak lain.

Hospitalisasi dapat dianggap sebagai pengalaman yang mengancam dan menjadi stressor sehingga dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga. Bagi anak, hal ini mungkin terjadi karena anak tidak memahami mengapa ia dirawat/ terluka, stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan, kebiasaan sehari-hari dan keterbatasan mekanisme koping. Pada anak yang dirawat akan muncul tantangan yang harus dihadapinya seperti mengatasi suatu perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan yang asing baginya, penyesuaian dengan banyak orang yang merawatnya, dan kerapkali harus berhubungan atau bergaul dengan anak-anak yang sakit serta pengalaman mengikuti terapi yang menyakitkan bagi anak-anak (June, 2003 dalam Mardaningsih, 2011).

Anak yang tidak terbiasa dengan kondisi di rumah sakit akan banyak mengalami kesulitan dalam proses penyembuhan tersebut. Anak yang dirawat di rumah sakit akan muncul tantangan-tantangan yang harus dihadapinya seperti perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan yang asing baginya dan tenaga kesehatan yang menanganinya, pergaulan dengan anak-anak yang sakit serta pengalaman mengikuti terapi yang menyakitkan (Wong, 2009).

Rawat inap atau hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Lingkungan rumah


(62)

4

tenaga kesehatan baik dari sikap maupun pakaian putih yang dikenakan oleh perawat. Dengan adanya stressor tersebut, anak dapat mengalami distress seperti gangguan tidur, pembatasan aktivitas, distress psikologis mencakup marah, takut, sedih, dan rasa bersalah (Wong, 2009).

Anak-anak di Amerika Serikat diperkirakan lebih dari 5 juta mengalami hospitalisasi dan lebih dari 50% dari jumlah tersebut, anak mengalami kecemasan dan stres (Kain, 2006 dalam Apriliawati, 2011). Anak-anak yang menjalani hospitalisasi di Indonesia diperkirakan 35 per 1000 anak (Sumarko, 2008 dalam Purwandari, 2009). Data Susenas di Indonesia tahun 2001 hingga tahun 2005, menunjukkan persentase angka kesakitan anak (Morbidity Rate) sebanyak 15,50% (Susenas, 2005). Perawatan anak selama sakit selama dirawat di rumah sakit atau hospitalisasi menimbulkan krisis dan kecemasan tersendiri bagi anak dan keluarganya. Saat anak berada di rumah sakit, anak harus menghadapi lingkungan yang asing dan pemberian asuhan yang tidak dikenal. Anak juga sering kali berhadapan dengan prosedur yang menimbulkan nyeri, kehilangan kemandirian, dan berbagai hal yang tidak diketahui (Wong, 2009).

Kecemasan pada anak-anak telah diakui sebagai masalah selama bertahun-tahun yang menyebabkan anak sering menunda dan menolak untuk melakukan perawatan. Suatu penelitian di Australia memperkirakan bahwa antara 50% hingga 80% dari seluruh kasus penyakit yang terjadi berkaitan secara langsung dengan kecemasan sebagai faktor etiologi (Amaliah, 2014).


(63)

5

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merasa penting melakukan penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih akurat dan nyata dengan judul pengaruh terapi bermain terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah yang di rawat di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.2.Rumusan Masalah

Dari hasil penelitian yang sudah diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di RSUP Adam Malik Medan”.

1.3.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di ruang perawatan anak RSUP Adam Malik Medan.

1.4.Mafaat Penelitian

1.4.1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil keperawatan ini dapat dijadikan bekal bagi perawat yang bekerja di lingkungan rumah sakit maupun klinik dalam memberikan tindakan perawatan untuk menurunkan tingkat kecemasan anak selama mengalami hospitalisasi di rumah sakit guna mempercepat proses pengobatan dalam penyembuhan penyakit.

1.4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan


(64)

6

1.4.3. Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bahan yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan berikutnya dan menambah pengetahuan peneliti mengenai konsep kecemasan anak saat proses hospitalisasi


(65)

Judul : Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan

Nama Mahasiswa : Siska Oktavia Saragih

NIM : 141121075

Jurusan : S1 Ekstensi Keperawatan

Tahun : 2016

ABSTRAK

Hospitalisasi pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan pada semua tingkat usia. Kecemasan merupaan salah satu masalah yang sering muncul pada anak yang dirawat inap di rumah sakit. Kecemasan ini telah diakui sebagai masalah selama bertahun-tahun yang menyebabkan anak sering menunda dan menolak untuk dilakukan tindakan perawatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuanuntuk mengetahui tingkat kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan.Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada 44 keluarga responden dengan pengawasan dari peneliti saat pengisian. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan mayoritas tingkat kecemasan dalam katagori kecemasan sedang sebanyak 19 anak (43,2%). Tingkat Kecemasan sedang pada Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi ini, berkaitan dengan perasaan asing pada anak terhadap lingkungan di rumah sakit yang berbeda jauh dengan lingkungan rumah, berpisah dengan keluarga dan merasakan nyeri karena penyakitnya sehingga berdampak pada kondisi psikologis anak.


(66)

(67)

TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH

AKIBAT HOSPITALISASI DI RSUP. ADAM MALIK

MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Siska Oktavia Saragih 141121075


(68)

(69)

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi Di RSUP Haji Adam Malik Medan”.

Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ikhsanuddin Harahap S.Kp,MNS sebagai Plt. Pembantu Dekan I dan Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan sekaligus dosen pembimbing yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan, dorongan secara moral, masukan dan arahan yang sangat membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Ibu Wardiyah Daulay S.Kep.Ns.M.Kep selaku dosen penguji 1 di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(70)

4. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp,MARS selaku dosen penguji 2 di Fakultas Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Farida Linda Siregar S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas ilmu yang telah kalian berikan dengan keberkahan.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua saya, R.Saragih dan S. Br. Purba yang telah memberikan sumbangan baik moril maupun material

8. Teristimewa kepada teman-teman dekat saya yaitu Teguh, Ribka, Elita,Herti,Rianty,Eunike,Natalina,Elisa,Rosinta yang telah membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya

Medan, Februari 2016 Penulis


(71)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Mafaat Penelitian ... 6

1.4.1. Bagi Pelayanan Keperawatan ... 6

1.4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan ... 6

1.4.3. Bagi Penelitian Keperawatan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Konsep Kecemasan ... 7

2.1.1 Defenisi Kecemasan ... 7

2.1.2 Penyebab Kecemasan ... 8

2.1.3 Manifestasi Kecemasan ... 8

2.1.4 Tanda-tanda Kecemasan ... 9

2.1.5 Faktor-faktor yang Dapat Mengurangi Kecemasan ... 9

2.1.6 Tingkatan kecemasan ... 10

2.1.7 Aspek Kecemasan ... 12

2.2 Konsep Hspitalisasi ... 13

2.2.1 Defenisi Hospitalisasi ... 13

2.2.2 Stresor Hospitalisasi ... 14

2.2.3 Manfaat Hospitalisasi ... 15

2.3 Anak Usia Prasekolah ... 15

2.3.1 Tahap Perkembangan Anak Usia Prasekolah ... 16

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Tumbang Anak Prasekolah .... 16

2.3.3 Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan ... 17

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 18

3.1 Kerangka Konseptual ... 18


(72)

4.2.1 Populasi ... 20

4.2.2 Sampel ... 20

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.4 Pertimbangan Etik ... 22

4.5 Instrumen Penelitian ... 22

4.5.1 Kuesioner Data Demografi ... 23

4.5.2 Kuesioner Kecemasan ... 23

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 24

4.6.1 Uji Validitas... 24

4.6.2 Reliabiltas ... 24

4.7 Teknik Pengumpulan Data ... 25

4.8 Analisa Data ... 26

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1 Hasil Penelitian ... 28

5.1.1 Karesteristik Responden di Ruang NonInfeksi ... 28

5.1.2 Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun) ... 30

5.2 Pembahasan ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

6.1 Kesimpulan ... 36

6.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 38


(73)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Perasional Variabel Penelitian ... 20 Tabel 4.1. Rancangan Penelitian ... 22


(74)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka Penelitian Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi yang Dirawat Inap


(75)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Menjadi Reponden ... 40

2. Instrumen Penelitian ... 41

3. Surat Permyataan Konten Validitas ... 43

4. Surat Komisi Etik ... 44

5. Surat Ijin Melakukan Uji Reliabilitas Kuesioner dari Fakultas Keperawatan USU ... 45

6. Surat Ijin Melakukan Reliabilitas RSUD. Dr.Pirngadi ... 46

7. Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU ... 47

8. Hasil Uji Reliabilitas ... 48

9. Master Tabel ... 49

10. Hasil Penelitian ... 52

11. Jadwal Tentatif ... 60

12. Taksasi Dana ... 61

13. Daftar Riwayat Hidup ... 62


(1)

4. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp,MARS selaku dosen penguji 2 di Fakultas Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Farida Linda Siregar S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas ilmu yang telah kalian berikan dengan keberkahan.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua saya, R.Saragih dan S. Br. Purba yang telah memberikan sumbangan baik moril maupun material

8. Teristimewa kepada teman-teman dekat saya yaitu Teguh, Ribka,

Elita,Herti,Rianty,Eunike,Natalina,Elisa,Rosinta yang telah membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya

Medan, Februari 2016


(2)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Mafaat Penelitian ... 6

1.4.1. Bagi Pelayanan Keperawatan ... 6

1.4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan ... 6

1.4.3. Bagi Penelitian Keperawatan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Konsep Kecemasan ... 7

2.1.1 Defenisi Kecemasan ... 7

2.1.2 Penyebab Kecemasan ... 8

2.1.3 Manifestasi Kecemasan ... 8

2.1.4 Tanda-tanda Kecemasan ... 9

2.1.5 Faktor-faktor yang Dapat Mengurangi Kecemasan ... 9

2.1.6 Tingkatan kecemasan ... 10

2.1.7 Aspek Kecemasan ... 12

2.2 Konsep Hspitalisasi ... 13

2.2.1 Defenisi Hospitalisasi ... 13

2.2.2 Stresor Hospitalisasi ... 14

2.2.3 Manfaat Hospitalisasi ... 15

2.3 Anak Usia Prasekolah ... 15

2.3.1 Tahap Perkembangan Anak Usia Prasekolah ... 16

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Tumbang Anak Prasekolah .... 16

2.3.3 Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan ... 17

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 18

3.1 Kerangka Konseptual ... 18

3.2 Defenisi Operasional ... 19

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 20

4.1 Desain Penelitian ... 20


(3)

4.2.1 Populasi ... 20

4.2.2 Sampel ... 20

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.4 Pertimbangan Etik ... 22

4.5 Instrumen Penelitian ... 22

4.5.1 Kuesioner Data Demografi ... 23

4.5.2 Kuesioner Kecemasan ... 23

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 24

4.6.1 Uji Validitas... 24

4.6.2 Reliabiltas ... 24

4.7 Teknik Pengumpulan Data ... 25

4.8 Analisa Data ... 26

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1 Hasil Penelitian ... 28

5.1.1 Karesteristik Responden di Ruang NonInfeksi ... 28

5.1.2 Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun) ... 30

5.2 Pembahasan ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

6.1 Kesimpulan ... 36

6.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 38


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Perasional Variabel Penelitian ... 20 Tabel 4.1. Rancangan Penelitian ... 22


(5)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka Penelitian Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi yang Dirawat Inap


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Menjadi Reponden ... 40

2. Instrumen Penelitian ... 41

3. Surat Permyataan Konten Validitas ... 43

4. Surat Komisi Etik ... 44

5. Surat Ijin Melakukan Uji Reliabilitas Kuesioner dari Fakultas Keperawatan USU ... 45

6. Surat Ijin Melakukan Reliabilitas RSUD. Dr.Pirngadi ... 46

7. Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU ... 47

8. Hasil Uji Reliabilitas ... 48

9. Master Tabel ... 49

10. Hasil Penelitian ... 52

11. Jadwal Tentatif ... 60

12. Taksasi Dana ... 61

13. Daftar Riwayat Hidup ... 62