natrium aldosteron. Mekanisme kompensasi yang terus berlangsung ini akan menyebabkan stress pada myokardium
sehingga menyebabkan terjadinya remodeling yang progresif, dan pada akhirnya dengan mekanisme kompensasipun jantung tidak
dapat lagi memenuhi kebutuhan jaringan dekompensasi.
19
2.1.3. Gejala klinis
Sebagai kompensasi dari berkurangnya kekuatan pompa jantung, ventrikel akan membesar untuk meningkatkan regangan dan
kontraksi sehingga dapat memompa darah lebih banyak. Akibatnya, otot jantung akan menebal untuk membantu meningkatkan kekuatan
pompa. Hal tersebut membutuhkan semakin banyak suplai darah dari arteri koronaria yang menyebabkan jantung juga akan berdenyut
lebih cepat untuk memompa lebih sering lagi. Pada keadaan ini, kadar hormon yang menstimulasi jantung akan meningkat.
20
Manifestasi klinis yang timbul menunjukkan adanya tanda- tanda kegagalan jantung kongestif yaitu dispnu dan fatiq yang dapat
menghambat toleransi latihan dan retensi cairan yang dapat menimbulkan kongesti paru dan edema perifer. Kedua abnormalitas
tersebut akan mengurangi kapasitas fungsional dan kualitas hidup.
3- 21
2.1.4. Klasifikasi gagal jantung
New York Heart Association NYHA pertama kali membuat klasifikasi gagal jantung yang berdasarkan pada derajat
keterbatasan fungsional. Pembagian fungsional NYHA sering digunakan untuk
T.Realsyah Renardi : Hubungan Nilai N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide NT-pro BNP Dengan Keparahan Penderita Gagal Jantung, 2009
USU Repository © 2008
menentukan progresifitas gagal jantung. Sistim ini membagi pasien atas 4 kelas fungsional yang bergantung pada gejala yang muncul,
yaitu asimptomatis kelas I, gejala muncul pada aktifitas nngan kelas II, gejala muncul pada aktifitas berat kelas III, dan gejala
muncul pada saat istirahat kelas IV. Kelas fungsional pada penderita gagal jantung cenderung berubah-ubah. Bahkan
perubahan ini dapat terjadi walaupun tanpa perubahan pengobatan, dan tanpa perubahan pada fungsi ventrikel yang dapat diukur.
3,4
ACCAHA membagi klasifikasi untuk perkembangan dan progresifitas gagal jantung atas 4 stadium yaitu stadium A adalah
berisiko tinggi untuk menjadi gagal jantung tanpa ditemukan adanya disfungsi jantung, stadium B adalah adanya disfungsi jantung tanpa
gejala, stadium C adalah adanya disfungsi jantung dengan gejala, stadium D adalah adanya gejala yang berat dan refrakter terhadap
terapi maksimal. Pembagian ini mengutamakan pada keberadaan faktor risiko dan abnormalitas struktural jantung, pengenalan
progresifitasnya, dan strategi pengobatan pada upaya preventif. Penderita gagal jantung akan mengalami perjalanan penyakitnya dari
stadium A ke D namun tidak dapat kembali lagi ke stadium A, hal yang mana dapat terjadi bila menggunakan klasifikasi menurut
NYHA.
322
T.Realsyah Renardi : Hubungan Nilai N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide NT-pro BNP Dengan Keparahan Penderita Gagal Jantung, 2009
USU Repository © 2008
2.1.5. Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, elektrokardiografi, foto toraks, ekokardiografi-doppler, kateterisasi
jantung dan uji latih.
1,3
Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung yaitu dengan terpenuhinya 2 kriteria mayor atau 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor. Adapun kriteria Framingham sebagai berikut:
1,3
- Kriteria mayor: - paroksismal nokturnal dispnu
- distensi vena leher - ronki paru
- kardiomegali - edema paru akut
- gallop S3 - peninggian tekanan vena jugularis
- refluks hepatojugular - Kriteria minor:
- edema ekstremitas - batuk malam hari
- dispnea deffort - hepatomegali
- efusi pleura - penurunan kapasitas vital 13 dari normal
T.Realsyah Renardi : Hubungan Nilai N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide NT-pro BNP Dengan Keparahan Penderita Gagal Jantung, 2009
USU Repository © 2008
- takikardia 120 xmenit - Kriteria mayor atau minor:
Penurunan BB £ 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan. Gagal jantung dapat disertai spektrum abnormalitas fungsi
ventrikel yang luas, mulai dari ukuran ventrikel kiri dan fraksi ejeksi yang normal sampai dengan dilatasi berat danatau fraksi ejeksi yang
sangat rendah.
3
American College of Cardiology ACC dan American Heart Association AHA menyatakan bahwa dalam mendiagnosa gagal
jantung tidak ada satupun uji diagnostik yang spesifik. Diagnosa sangat ditentukan oleh penelusuran riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik yang teliti. Dengan dugaan yang kuat akan adanya suatu gagal jantung pada penderita yang berisiko tinggi, sangat
dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan tambahan seperti laboratorium rutin, foto thorax, elektrokardiografi, penilaian fungsi
ventrikel kiri, biomarker dan uji latih.
23
2.2. N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide NT-proBNP