23 Asia Tengah dalam SCO terwujud dalam pola relasi amity yang mana dari aliansi
ini tercipta sebuah  security community demi menjaga keamanan para anggota di kawasan yang salah satunya tercipta dalam bentuk latihan militer bersama dalam
Peace Mission 2005, 2006, dan 2007.
1.6.2 Teori Neo-Eurasianisme
Guna  menjelaskan  prilaku  Rusia  sebagai  great  power  di  kawasan  yang berusaha menjaga kawasan Eurasia penulis menggunakan teori neo-eurasianisme
yang  digagas  oleh  Aleksandr  Dugin.  Teori  ini  diawali  oleh  teori  eurasianisme klasik yang berkembang sejak abad dua puluh. Teori ini berkembang berdasarkan
dua  dimensi  waktu  yakni  teori  eurasianisme  klasik  yang  muncul  awal  abad  dua puluh  oleh  para  intelektual  Rusia  antara  lain  Trubeckoy,  Savickiy,  Alekseev,
Suvchinckiy,  Iljin,  Bromberg,  Hara-Davan,  dan  lain-lain.
38
Teori  Eurasianisme klasik ini berkembang menjadi neo-eurasianisme atau disebut Eurasia pada tahun
1980an hingga saat ini.
39
Teori neo-eurasianisme menjelaskan keterfokusan pada konsep great power dan  kemakmuran  melalui  pendekatan  geopolitik  kawasan  Eurasia
–Eropa    dan Asia
– sebagai  kawasan sentral dunia. Jika dikaitkan dengan konsep  geopolitik, terdapat  dua  teori  geopolitik  yang  digunakan  untuk  menjelaskan  keterkaitan
38
Ray Silvius, 2014, The Russian State, Eurasianism, and Civilisations in the Contemporary Global Political Economy
, Journal of Global Faultlines, vol. 2. Dalam http:www.keele.ac.ukmediakeeleuniversityfachumsocscispiredocsglobalfaultlinesvolume2T
he20Russian20State20Eurasianism20and20Civilisations20in20the2020Contem poary20Global20Economy.pdf diakses tanggal 29 Desember 2014
39
Anton Shekhovtsov  Andreas Umland, Is Aleksandr Dugin a Traditionalist?“Neo-
Eurasiani sm” and Perennial Philosophy. Dalam
http:www.researchgate.netprofileAndreas_Umlandpublication229445632_Is_Aleksandr_Dugi n_a_Traditionalist_Neo-
Eurasianism_and_Perennial_Philosophylinks00b7d5152e08a728ca000000.pdf diakses tanggal 29 Desember 2014.
24 dengan  teori  Eurasianisme,  yakni  heartland  theory  oleh  Mackinder  dan  rimland
theory oleh  Nicholas  J.  Spkyman.  Berdasarkan  teori  heartland,  dunia  terbagi
menjadi tiga wilayah, yakni satu, world-island meliputi Eropa, Asia, and Afrika; dua,  offshore  island
meliputi  Inggris  great  britain  dan  Kepulauan  Jepang;  dan tiga
,  outlying  island  meliputi  kontinental  Amerika  Utara,  Amerika  Selatan,  dan Australia. Sedangkan heartland yang dimaksudkan dalam teori ini adalah Rusia.
40
Mackinder menyatakan bahwa: “Who  rules  East  Europe  commands  the  heartland;  who  rules  the
heartland  commands  the  World-Island;  who  rules  the  World-Island controls the world”.
41
Secara singkat, Mackinder menyatakan siapa yang mampu menguasai Eropa Timur  akan  memiliki  kekuasaan  akan  heartland  dan  yang  menguasai  heartland
akan mampu menguasai  world-island  yang secara keseluruhan menguasai dunia. Pernyataan Mackinder ini diperkuat dengan teori yang dinyatakan oleh Nicholas J.
Spkyman  melalui  teori  rimland-nya  pada  masa  perang  dingin.  Teori  ini menyatakan  dunia  terbagi  menjadi  empat  wilayah,  yaitu  heartland,  rimland
world –island  dan  offshore,  oceanic  belt  serta  new  world  Amerika.  Wilayah
rimland world
–island  dan  offshore  yang  dimaksud  adalah  wilayah  Eurasia, Eropa  Timur  dan  Asia  Tengah.  Secara  tersirat,  teori  ini  menyatakan  wilayah
rimland merupakan wilayah dengan sumber daya resources paling berpengaruh.
Spkyman menyatakan bahwa:
40
Ibid,
41
Sir Halford J. Mackinder, 1947, Democratic Ideals and Reality: A Study in the Politics of Reconstruction,
NDU Press defense classic. Hal 18. dalam http:mercury.ethz.chserviceengineFilesISN139619ipublicationdocument_singledocumenteda
9e313-7e1b-41f3-a9d7-44b84da4ae5fen1942_Democratic_Ideals_Reality.pdf diakses tanggal 29 Desember 2014
25 “Who  controls  the  Rimland  rules  Eurasia;  Who  rules  Eurasia
controls the destinies of the world.”
42
Penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan di wilayah rimland berarti  mengontrol  dunia  karena  wilayah  tersebut  memiliki  letak  strategis  untuk
dikuasai.  Secara  tersirat,  dua  teori  ini  menyatakan  bahwa  wilayah  Eurasia memiliki letak yang strategis untuk dikuasai dan didominasi. Dominasi wilayah,
sumber  daya  dan  penduduk  masyarakat  di  Eurasia  menjadikan  suatu  negara mendominasi dunia. Upaya dominasi di wilayah Eurasia tersebut akan menjadikan
suatu negara menjadi great power dunia karena ketika suatu negara mendominasi wilayah  Eurasia  maka  negara  tersebut  mengontrol  dunia.  Rusia  menggunakan
konsep  geopolitik  ini  sebagai  justifikasi  dari  tindakan  eksternalnya  berdasarkan teori eurasianisme.
Neo-eurasianisme,  terutama  di  era  pasca-Perang  Dingin,  memiliki  premis dasar  yang  menginginkan  kembalinya  Rusia  sebagai  kekuatan  besar  di  dunia.
Demi  tujuan  tersebut  Rusia  harus  bisa  mengontrol  kawasan  heartland  karena kawasan itu adalah jalan utama menuju penguasaan dunia.
43
Teori  heartland  dan  rimland  menyatakan  wilayah  Rusia  strategis  sebagai jembatan antara Eropa dan Asia yang menguntungkan Rusia secara tidak langsung.
Hal  tersebut  dijadikan  Rusia  sebagai  upaya  mendominasi  wilayah  Eurasia  yang diperkuat dengan teori eurasianisme yang berkembang pada tahun 1980-an. Teori
tersebut  menggunakan  konsep  geopolitik  yang  membagi  wilayah  dunia berdasarkan empat wilayah yakni wilayah pertama Eropa dan Afrika yang terdiri
42
Ibid,
43
JohnT. Payne, 2004. Geopolitics, Globalization, and the Age of Terrorism. dalam http:www.raleightavern.orggeopolitics.htm diakses 10 Mei 2009.
26 dari Uni Eropa, Islam-Arab Afrika dan wilayah sub-tropis Afrika; kedua wilayah
Asia  Pasifik  yang  terdiri  dari  Jepang,  negara-negara  Asia  Timur  dan  Indochina, Australia dan Selandia Baru; yang ketiga wilayah Eurasia yakni Rusia dan negara-
negara  Commonwealth  of  Independent  States  CIS
44
,
45
India,  dan  Cina;  dan keempat
wilayah  Amerika  yakni  Amerika  Utara,  Amerika  Tengah  dan  Amerika Selatan.
46
Teori  neo-eurasianisme  ini  menjelaskan  terdapat  kepentingan  politik  dan keamanan  yang  digunakan  oleh  Rusia  melalui  kawasan  Eurasia  sebagai  poin
strategis kebijakan luar negeri. Rusia menggunakan kawasan Asia Tengah sebagai alat  strategisnya  secara  geografis,  politik,  dan  keamanan  wilayah  untuk
mengamankan wilayahnya dan membantu upaya Rusia memainkan peran sebagai negara  great  power  di  dunia  internasional  melalui  upaya  dominasi  Rusia  di
kawasan post soviet state.
1.7 Metodologi Penelitian